10. Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses perkembangan yang berkela
njutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai pemekaran terhadap potensi-
potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.
11. Pengembangan kurikulum di laksanakan secara desentralisasi (pada satuan tingkat pendidikan
) sehingga pemerintah dan masyarakat bersama-
sama menentukan standar pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum.
12. Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untyuk menyususn dan mengembangkan silabus mat
a pelajaran sehingga dapat mengakomodasikan potensi sekolah kebutuhan dan kemampuan p
eserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.
13. Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk memberikan kemud
ahan belajar siswa.
16. Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.
17. Berpusat pada siswa.
Kurikulum 2013 ini merupakan Kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan oleh Pemerintah
, karena ini merupakan perubahan dari struktur kurikulum KTSP. Perubahan ini dilakukan karena
banyaknya masalah dan salah satu upaya untuk memperbaiki kurikulum yang kurang tepat.
“Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya
terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti dan karakter
harus diintegrasikan ke semua program studi,” kata Prof Anna Suhaenah
Suparno dari Kementerian Pendidikan
Ia mengatakan asumsi dari kurikulum itu adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. An
ak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.
Menurut dia, potensi siswa perlu dirangsang dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak us
ia dini.
Namun, kata dia, kunci terpenting adalah kesiapan pada guru. Guru, lanjut dia, juga harus terus dipa
cu kemampuannya melalui pelatihan-
pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus m
enerus.
Ia mencontohkan di Singapura, dalam setahun guru berhak mendapatkan pelatihan selama 100 jam.
Sementara di Indonesia, “tagihan” hanya mendapat sertifikat
“Saat ini, KTSP saja baru menuju uji coba dan ada beberapa sekolah
yang belum melaksanakannya. Bagaimana bisa, kurikulum 2013 ditetapkan
tanpa ada evaluasi dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya,” katanya di Yogyakarta, Senin lalu.
Kelemahan lainnya, lanjut Wuryadi, pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kap
asitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses p
engembangan kurikulum 2013.