Anda di halaman 1dari 15

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah yang disusun oleh Faradiba Chalid berjudul “


Pemanasan Global dan Dampaknya untuk Kehidupan “ ini telah disetujui dan
disahkan pada hari Rabu tanggal 12 Mei 2018.

Mengetahui

Wali Kelas, Guru Pembimbing,

Dra.Hj.Nina Herliana, S.Pd Najmul Munir S.Pd.,MM

NIP. 19600912 1986032004 NIP.

KARYA TULIS FISIKA “ PEMANASAN GLOBAL “ 1


KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan
rahmat dan juga karunia-Nya kepada kita sehingga dapat menyelesaikan
penelitian karya tulis ilmiah ini dengan judul “Pemanasan Global dan Dampaknya
untuk Kehidupan”. Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu tugas dalam
bidang studi Fisika . Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada
bapak Munir selaku guru pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan
bimbingan kepada kami.

Kami menyadari adanya karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat baik dan
membangun selalu kami harapkan.

Diakhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pembaca karya


tulis ilmiah ini, semoga bermanfaat.

Banjaran, 12 Mei 2018

Penulis,

DAFTAR ISI
KARYA TULIS FISIKA “ PEMANASAN GLOBAL “ 2
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ 1

KATA PENGANTAR .................................................................................... 2

DAFTAR ISI ……………………………………………………................... 3

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………... 4

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Sumber Data Penelitian

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………..... 6

2.1 Pengertian Pemanasan Global


2.2 Faktor Penyebab Pemanasan Global
2.3 Dampak Pemanasan Global bagi Kehidupan
2.4 Pengendalian Pemanasan Global
2.5 Mengukur Pemanasan Global

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 14

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 16

BAB I

KARYA TULIS FISIKA “ PEMANASAN GLOBAL “ 3


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karya tulis dengan judul Pemanasan Global dan dampaknya untuk kehidupan
adalah untuk mengetahui seberapa besar bahaya yang mengancam akibat global
warming ini. Banyak sekali orang-orang yang melakukan hal yang menyebabkan global
warming, entah mereka tidak tahu, atau mereka tahu tetapi dibiarkan saja. Karena itu
penulis membuat karya tulis ini dengan tujuan mengingatkan bahaya pemanasan global
yang boleh dibilang tidak lama lagi akan mencapai puncaknya.

Pemanasan global sudah cukup parah untuk saat ini, dan akan semakin parah jika
tidak ada usaha untuk diperlambat. Sedangkan kenyataannya kita sekarang malah
memperparah keaadaan dengan cara seperti menambah jumlah emisi gas kendaraan
bermotor yang mengeluarkan banyak CO2, memakai hairspray yang mengandung
aerosol, dsb.

Pemanasan global bisa dicegah dengan cara, salah satunya mungkin kita semua
bisa mengurangi pemakaian kendaraan bermotor dan lebih memilih memakai sepeda,
karena selain berolahraga, menggunakan sepeda juga tidak menyebabkan pemanasan
global. Tetapi pada kenyataannya, hal seperti itu sangat sulit untuk diwujudkan.
Mengingat keegoisan kita sendiri yang mementingkan kepentingan pribadinya masing-
masing, misalnya tidak mau berkeringat saat sampai di sekolah, atau bisa kepanasan
saat dijalan, malah ada juga yang mungkin berpikiran nanti tatanan rambutnya rusak
jika naik sepeda. Oleh karena itu mungkin kita harus berpikir dalam-dalam dan berusaha
se-maksimal mungkin untuk memperlambat pemanasan global, dengan cara yang tidak
terlalu rumit, tetapi berarti untuk bumi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pemanasan global itu?
2. Apa faktor penyebab pemanasan global?
3. Bagaimana dampaknya bagi kehidupan?
4. Bagaimana cara mengendalikan pemanasan global?

KARYA TULIS FISIKA “ PEMANASAN GLOBAL “ 4


5. Bagaimana cara mengukur pemanasan global?

1.3 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang ada penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui seperti apa dampak pemanasan global bagi kehidupan manusia di
dunia pada masa kini dan masa yang akan datang dan mengetahui bagaimana untuk
mengendalikan dampak pemanasan global yang serius.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi masyarakat agar dapat mengetahui apa itu pemanasan gelobal dan bisa
menanggulangi bagaimana cara untuk menangani dan mencegah pemanasan
gelobal. Sehingga kita tidak mendapat kan kerugian dari pemanasan gelobal.

2. Bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan masyarakat agar memelihara


lingkungan.

3. Bagi generasi muda sekarang agar dapat memberikan perhatian yang lebih
terhadap fenomena pemanasan global yang berimbas pada kelangsungan hidup
manusia serta lingkungan.

1.5 Sumber Data Penelitian

Karya tulis ilmiah  ini disusun berdasarkan beberapa cara penelitian diantaranya :

 membaca sumber-sumber buku yang berkaitan dengan permasalahan ini


( studi pustaka).
 Mancari informasi di internet.

BAB II

KARYA TULIS FISIKA “ PEMANASAN GLOBAL “ 5


PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,
laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat
0.74 ± 0.18 °C selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate
Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata
global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia” melalui efek rumah kaca.
Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik,
termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih
terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang
dikemukakan IPCC tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu
permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun
1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu dikarenakan oleh penggunaan skenario-
skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-
model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus
pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan
terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca
telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuan adalah mengenai jumlah
pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan
serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke
daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia
mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau
membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekwensi-
konsekwensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah
menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan
emisi gas-gas rumah kaca.

2.2. Penyebab Pemanasan Global

KARYA TULIS FISIKA “ PEMANASAN GLOBAL “ 6


1. Efek rumah kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian
besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya
tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi
panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas
dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah
gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di
atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air,
karbondioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini
menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan
akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi
berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-
gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin
meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang
terperangkap di bawahnya.

Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup
yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan
temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59
°F) dengan efek rumah kaca[3] (tanpanya suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan
menutupi seluruh permukaan Bumi). Akan tetapi sebaliknya, akibat jumlah gas-gas
tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya.

2. Efek umpan balik

Efek-efek dari agen penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai
proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air.
Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2,
pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke
atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus
berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara hingga tercapainya suatu
kesetimbangan konsentrasi uap air.

3. Radiasi Matahari

KARYA TULIS FISIKA “ PEMANASAN GLOBAL “ 7


Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan
kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam
pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek
rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer
sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer
bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960,[8] yang tidak akan terjadi bila
aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan
ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut
terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena radiasi Matahari dikombinasikan dengan
aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-
industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.

Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari


mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University
mengestimasikan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50%
peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35%
antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim
yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas
rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan
bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang
remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan
meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar
pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas
rumah kaca.

2.3. Dampak Pemanasan Global bagi Kehidupan


Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi,
dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model
tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak
pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian,
kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.

1. Cuaca

KARYA TULIS FISIKA “ PEMANASAN GLOBAL “ 8


Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara
dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-
daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan
mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah
yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada
pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta
akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area.
Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.

Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap
dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan
meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan
karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan
efek insulasi pada atmosfer. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih
cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari
sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda.
Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan
menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode
yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih
ekstrim.

2. Tinggi muka laut

Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang
stabil secara geologi. Saat atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan
menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan
laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland,
yang lebih memperbanyak volume air di laut.

Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem
pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai
di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan
dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar
dari Florida Everglades.

3. Pertanian

KARYA TULIS FISIKA “ PEMANASAN GLOBAL “ 9


Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih
banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa
tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan
dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan
pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh.
Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh
dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai
reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman
pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.

4. Hewan dan tumbuhan

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan
global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat
lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi
perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi
oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies
yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

5. Kesehatan manusia

Di dunia yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang yang
terkena penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang biasa
ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan
pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke
daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 persen penduduk dunia
tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh nyamuk pembawa parasit malaria;
persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika temperature meningkat.
Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria, seperti demam
dengue, demam kuning, dan encephalitis. Para ilmuan juga memprediksi meningkatnya
insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang lebih hangat akan
memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari.

2.4 Pengendalian Pemanasan Global

KARYA TULIS FISIKA “ PEMANASAN GLOBAL “ 10


Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas
rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan
menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut
carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah
kaca.

1. Menghilangkan karbon

Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah


dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon,
terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang
sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam
kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang
mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena
tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk
lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini
adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin
bertambahnya gas rumah kaca.

Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan


menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong
agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery). Injeksi juga bisa
dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan
batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas
pantai Norwegia, di mana karbondioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas
alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke
permukaan.

Salah satu sumber penyumbang karbondioksida adalah pembakaran bahan bakar


fosil. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi.
Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung
telah mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan
karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan
dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir
lebih mengurangi pelepasan karbondioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun

KARYA TULIS FISIKA “ PEMANASAN GLOBAL “ 11


kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, bahkan tidak
melepas karbondioksida sama sekali.

2. Persetujuan internasional

Kerjasama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas


rumah kaca. Di tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil, 150 negara
berikrar untuk menghadapi masalah gas rumah kaca dan setuju untuk menterjemahkan
maksud ini dalam suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang, 160
negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protokol Kyoto.

Perjanjian ini, yang belum diimplementasikan, menyerukan kepada 38 negara-


negara industri yang memegang persentase paling besar dalam melepaskan gas-gas
rumah kaca untuk memotong emisi mereka ke tingkat 5 persen di bawah emisi tahun
1990. Pengurangan ini harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012. Pada mulanya,
Amerika Serikat mengajukan diri untuk melakukan pemotongan yang lebih ambisius,
menjanjikan pengurangan emisi hingga 7 persen di bawah tingkat 1990; Uni Eropa, yang
menginginkan perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 persen; dan Jepang 6 persen.
Sisa 122 negara lainnya, sebagian besar negara berkembang, tidak diminta untuk
berkomitmen dalam pengurangan emisi gas.

2.5 Mengukur Pemanasan Global


Pada awal 1896, para ilmuan beranggapan bahwa membakar bahan bakar fosil
akan mengubah komposisi atmosfer dan dapat meningkatkan temperatur rata-rata
global. Hipotesis ini dikonfirmasi tahun 1957 ketika para peneliti yang bekerja pada
program penelitian global yaitu International Geophysical Year, mengambil sampel
atmosfer dari puncak gunung Mauna Loa di Hawai. Hasil pengukurannya menunjukkan
terjadi peningkatan konsentrasi karbondioksida di atmosfer. Setelah itu, komposisi dari
atmosfer terus diukur dengan cermat. Data-data yang dikumpulkan menunjukkan
bahwa memang terjadi peningkatan konsentrasi dari gas-gas rumah kaca di atmosfer.

Para ilmuan juga telah lama menduga bahwa iklim global semakin menghangat,
tetapi mereka tidak mampu memberikan bukti-bukti yang tepat. Temperatur terus
bervariasi dari waktu ke waktu dan dari lokasi yang satu ke lokasi lainnya. Perlu
bertahun-tahun pengamatan iklim untuk memperoleh data-data yang menunjukkan
suatu kecenderungan (trend) yang jelas. Catatan pada akhir 1980-an agak

KARYA TULIS FISIKA “ PEMANASAN GLOBAL “ 12


memperlihatkan kecenderungan penghangatan ini, akan tetapi data statistik ini hanya
sedikit dan tidak dapat dipercaya. Stasiun cuaca pada awalnya, terletak dekat dengan
daerah perkotaan sehingga pengukuran temperatur akan dipengaruhi oleh panas yang
dipancarkan oleh bangunan dan kendaraan dan juga panas yang disimpan oleh material
bangunan dan jalan. Sejak 1957, data-data diperoleh dari stasiun cuaca yang terpercaya
(terletak jauh dari perkotaan), serta dari satelit. Data-data ini memberikan pengukuran
yang lebih akurat, terutama pada 70 persen permukaan planet yang tertutup lautan.
Data-data yang lebih akurat ini menunjukkan bahwa kecenderungan menghangatnya
permukaan Bumi benar-benar terjadi. Jika dilihat pada akhir abad ke-20, tercatat bahwa
sepuluh tahun terhangat selama seratus tahun terakhir terjadi setelah tahun 1980, dan
tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990, dengan 1998 menjadi yang paling panas.

Dalam laporan yang dikeluarkannya tahun 2001, Intergovernmental Panel on


Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa temperatur udara global telah meningkat
0,6 derajat Celsius (1 derajat Fahrenheit) sejak 1861. Panel setuju bahwa pemanasan
tersebut terutama disebabkan oleh aktifitas manusia yang menambah gas-gas rumah
kaca ke atmosfer. IPCC memprediksi peningkatan temperatur rata-rata global akan
meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Pemanasan global telah benar-benar terbukti secara ilmiah keberadaanya,
peningkatan suhu rata-rata atmosfer tiap tahunnya menjadi bukti nyata pemanasan
global, serta perubahan iklim secara ekstrim yang terjadi akhir-akhir ini.
KARYA TULIS FISIKA “ PEMANASAN GLOBAL “ 13
2. Pemanasan global telah terjadi sejal lama, tercatat 10 tahun terakhir merupakan
peningkatan pemanasan global yang paling tajam, diperkirakan tahun-tahun kedepan
dapat mencapai dua kali lipat dari pada tahun sekarang apabila tidak ada perbaikan dan
pelestarian lingkungan.

3. Penyebab utama pemanasan global adalah adalah emisi gas-gas rumah kaca yang
terakumulasi di atmosfer, seperti gas CO2, N2O, CH4, CFC. Meskipun penyebab lain
seperti efek umpan balik dan variasi sinar matahari juga berperan sebagai penyebab
global warming.

4. Akumulasi gas-gas rumah kaca (CO2, N2O, CH4, CFC) membentuk suatu lapisan
yang bersifat seperti kaca yaitu tidak dapat ditembus oleh radiasi sinar dengan panjang
gelombang yang panjang (Infra red). Yang menyebabkan energi panas terjebak di dalam
atmosfer, sehingga menyeababkan panas permukaan bumi meningkat.

5. Selain berdampak negatif, pemanasan global juga berdampak positif pada suatu
wilayah tertentu. Akan tetapi dampak negatif pemanasan global lebih dominan
dibandingkan dampak positif.

6. Untuk mengurangi ancaman bahaya pemanasan global, dapat dilakukan dengan


upaya mengurangi emisi gas ruamah kaca, menanam pohon serta memperluas hutan,
dengan begitu konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer akan berkurang.

3.2 Saran
1. Hendakya generasi muda sekarang memberikan perhatian yang lebih terhadap
fenomena pemanasan global yang berimbas pada kelangsungan hidup manusia serta
lingkungan.

2. Sebaiknya pemerintah membuat peraturan tertentu akan pentingnya memelihara


lingkungan.

3. Dilakukan pemantauan rutin terhadap keadaan jumlah gas rumah di atmosfer oleh
instansi terkait, guna mengetahui sejauh mana emisi fosil masih diambang batas aman.

KARYA TULIS FISIKA “ PEMANASAN GLOBAL “ 14


Daftar Pustaka

http://www.beritaindonesia.co.id

http://www.depkes.go.id

http://id.wikipedia.org

hhtt://www.pyr.ec.gc.ca/ep/airshed/back_CAN_f.htm

KARYA TULIS FISIKA “ PEMANASAN GLOBAL “ 15

Anda mungkin juga menyukai