Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Mengetahui
Kami menyadari adanya karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat baik dan
membangun selalu kami harapkan.
Penulis,
DAFTAR ISI
KARYA TULIS FISIKA “ PEMANASAN GLOBAL “ 2
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ 1
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
BAB I
Pemanasan global sudah cukup parah untuk saat ini, dan akan semakin parah jika
tidak ada usaha untuk diperlambat. Sedangkan kenyataannya kita sekarang malah
memperparah keaadaan dengan cara seperti menambah jumlah emisi gas kendaraan
bermotor yang mengeluarkan banyak CO2, memakai hairspray yang mengandung
aerosol, dsb.
Pemanasan global bisa dicegah dengan cara, salah satunya mungkin kita semua
bisa mengurangi pemakaian kendaraan bermotor dan lebih memilih memakai sepeda,
karena selain berolahraga, menggunakan sepeda juga tidak menyebabkan pemanasan
global. Tetapi pada kenyataannya, hal seperti itu sangat sulit untuk diwujudkan.
Mengingat keegoisan kita sendiri yang mementingkan kepentingan pribadinya masing-
masing, misalnya tidak mau berkeringat saat sampai di sekolah, atau bisa kepanasan
saat dijalan, malah ada juga yang mungkin berpikiran nanti tatanan rambutnya rusak
jika naik sepeda. Oleh karena itu mungkin kita harus berpikir dalam-dalam dan berusaha
se-maksimal mungkin untuk memperlambat pemanasan global, dengan cara yang tidak
terlalu rumit, tetapi berarti untuk bumi.
3. Bagi generasi muda sekarang agar dapat memberikan perhatian yang lebih
terhadap fenomena pemanasan global yang berimbas pada kelangsungan hidup
manusia serta lingkungan.
BAB II
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu
permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun
1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu dikarenakan oleh penggunaan skenario-
skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-
model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus
pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan
terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca
telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuan adalah mengenai jumlah
pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan
serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke
daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia
mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau
membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekwensi-
konsekwensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah
menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan
emisi gas-gas rumah kaca.
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian
besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya
tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi
panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas
dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah
gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di
atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air,
karbondioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini
menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan
akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi
berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-
gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin
meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang
terperangkap di bawahnya.
Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup
yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan
temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59
°F) dengan efek rumah kaca[3] (tanpanya suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan
menutupi seluruh permukaan Bumi). Akan tetapi sebaliknya, akibat jumlah gas-gas
tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya.
Efek-efek dari agen penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai
proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air.
Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2,
pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke
atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus
berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara hingga tercapainya suatu
kesetimbangan konsentrasi uap air.
3. Radiasi Matahari
1. Cuaca
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap
dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan
meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan
karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan
efek insulasi pada atmosfer. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih
cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari
sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda.
Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan
menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode
yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih
ekstrim.
Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang
stabil secara geologi. Saat atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan
menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan
laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland,
yang lebih memperbanyak volume air di laut.
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem
pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai
di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan
dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar
dari Florida Everglades.
3. Pertanian
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan
global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat
lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi
perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi
oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies
yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
5. Kesehatan manusia
Di dunia yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang yang
terkena penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang biasa
ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan
pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke
daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 persen penduduk dunia
tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh nyamuk pembawa parasit malaria;
persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika temperature meningkat.
Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria, seperti demam
dengue, demam kuning, dan encephalitis. Para ilmuan juga memprediksi meningkatnya
insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang lebih hangat akan
memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari.
1. Menghilangkan karbon
2. Persetujuan internasional
Para ilmuan juga telah lama menduga bahwa iklim global semakin menghangat,
tetapi mereka tidak mampu memberikan bukti-bukti yang tepat. Temperatur terus
bervariasi dari waktu ke waktu dan dari lokasi yang satu ke lokasi lainnya. Perlu
bertahun-tahun pengamatan iklim untuk memperoleh data-data yang menunjukkan
suatu kecenderungan (trend) yang jelas. Catatan pada akhir 1980-an agak
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Pemanasan global telah benar-benar terbukti secara ilmiah keberadaanya,
peningkatan suhu rata-rata atmosfer tiap tahunnya menjadi bukti nyata pemanasan
global, serta perubahan iklim secara ekstrim yang terjadi akhir-akhir ini.
KARYA TULIS FISIKA “ PEMANASAN GLOBAL “ 13
2. Pemanasan global telah terjadi sejal lama, tercatat 10 tahun terakhir merupakan
peningkatan pemanasan global yang paling tajam, diperkirakan tahun-tahun kedepan
dapat mencapai dua kali lipat dari pada tahun sekarang apabila tidak ada perbaikan dan
pelestarian lingkungan.
3. Penyebab utama pemanasan global adalah adalah emisi gas-gas rumah kaca yang
terakumulasi di atmosfer, seperti gas CO2, N2O, CH4, CFC. Meskipun penyebab lain
seperti efek umpan balik dan variasi sinar matahari juga berperan sebagai penyebab
global warming.
4. Akumulasi gas-gas rumah kaca (CO2, N2O, CH4, CFC) membentuk suatu lapisan
yang bersifat seperti kaca yaitu tidak dapat ditembus oleh radiasi sinar dengan panjang
gelombang yang panjang (Infra red). Yang menyebabkan energi panas terjebak di dalam
atmosfer, sehingga menyeababkan panas permukaan bumi meningkat.
5. Selain berdampak negatif, pemanasan global juga berdampak positif pada suatu
wilayah tertentu. Akan tetapi dampak negatif pemanasan global lebih dominan
dibandingkan dampak positif.
3.2 Saran
1. Hendakya generasi muda sekarang memberikan perhatian yang lebih terhadap
fenomena pemanasan global yang berimbas pada kelangsungan hidup manusia serta
lingkungan.
3. Dilakukan pemantauan rutin terhadap keadaan jumlah gas rumah di atmosfer oleh
instansi terkait, guna mengetahui sejauh mana emisi fosil masih diambang batas aman.
http://www.beritaindonesia.co.id
http://www.depkes.go.id
http://id.wikipedia.org
hhtt://www.pyr.ec.gc.ca/ep/airshed/back_CAN_f.htm