FISIKA DASAR
HUKUM KIRCHHOF
A. Latar Belakang
Tidak asing lagi bagi kita untuk mendengar kata listrik. Listrik adalah suatu
hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan tidak bisa dipisahkan
lagi, listrik memiliki fungsi diantaranya sebagai penerangan, sebagai
kebutuhan vital untuk mempermudah dan mendukung segala aktifitas
manusia. Listrik dipengaruhi oleh tegangan dan arus. Arus pada listrik
terdapat dua macam yaitu arus searah (DC) dan arus bolak balik (AC). Pada
rangkaian arus DC terdapat hukum yang berlaku untuk tiga rangkaian yaitu,
rangkaian seri, pararel dan gabungan ( seri pararel). Hukum tersebut adalah
Hukum Kirchoff. Hukum Kirchoff ini dikenalkan oleh ahli fisika Jerman
bernama Gustav Robert Kirchoff pada tahun 1845. Cara kerja listrik
dipengaruhi oleh hambatan (R) tegangan (V) dan Arus (I) berdasarkan teori
Hukum Kirchoff
B. Tujuan
1) Mampu membaca nilai hambatan pada resistor
2) Mampu menyusun rangkaian baik seri, pararel, maupun gabungan
3) Mampu mengetahui besarnya tegangan dan arus dalam setiap hambatan
di setiap rangkaian
4) Mengetahui besarnya nilai tegangan dan arus di setiap hambatan pada
rangkaian dengan menggunakan alat bantu Oscilloscope
5) Membuktikan Hukum Kirchoff secara teori, eksperimen, dan validasi
matlab.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Hukum Kirchhoff
Hukum Kirchhoff merupakan salah satu hukum dalam ilmu Elektronika yang
berfungsi untuk menganalisis arus dan tegangan dalam rangkaian. Hukum
Kirchoff pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli fisika Jerman yang
bernama Gustav Robert Kirchhoff (1824-1887) pada tahun 1845.
Hukum II Kirchoff ini menjelaskan bahwa jumlah penurunan beda potensial sama
dengan nol artinya tidak ada energi listrikyang hilang dalam rangkaian atau semua
energi listrik diserap dan digunakan. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai:
Dengan keterangan :
∑ ε: Jumlah Gaya Gerak Listrik (GGL) sumber arus (V)
∑ V : Jumlah Tegangan (V)
Untuk mencari perhitungan Hukum Kirchoff, diperlukan nilai dari tegangan (V)
arus (I) dan hambatan (R). Formula tersebut didapat dari Hukum Ohm, yaitu :
V = I.R
Dimana :
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Resistansi Hambatan (Ω)
2.4 Resistor
Resistor atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika yang memiliki
nilai hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat arus listrik yang
mengalir melaluinya. Sebuah resistor biasanya terbuat dari bahan campuran
Carbon. Namun tidak sedikit juga resistor yang terbuat dari kawat nikrom, sebuah
kawat yang memiliki resistansi yang cukup tinggi dan tahan pada arus kuat.
Contoh lain penggunaan kawat nikrom dapat dilihat pada elemen pemanas setrika.
Jika elemen pemanas tersebut dibuka, maka terdapat seutas kawat spiral yang
biasa disebut dengan kawat nikrom.
Multimeter Digital
Dalam menghitung besarnya hambatan yang terkandung dalam resistor, kita
punya beberapa teknik perhitungan. Pertama adalah cara yang paling gampang,
yaitu dengan menggunakan multimeter digital. Setelah kita menyetel multimeter
digital dalam mode “ohm”, lalu kedua terminal multimeter kita tempelkan dikedua
kaki resistor. Dengan itu seketika muncul besar hambatan dari resistor yang kita
ukur.
Multimeter Analog
Cara kedua yaitu dengan menggunakan multimeter analog. Untuk menggunakan
alat ukur ini maka butuh sedikit keahlian dalam membaca skala pada multimeter.
Pada multimeter analog, umumnya kita akan menemukan beberapa skala yang
dapat digunakan sesuai kebutuhan ketelitian perhitungan.
Adapun simbol simbol dalam bentukgambar ynag sering digunakan dalam suatu
desain rangkaian elektronika yaitu :
Nilai resistor dapat diketahui dengan kode warna dan kode huruf pada
resistor. Resistor dengan nilai resistansi ditentukan dengan kode warna dapat
ditemukan pada resistor tetap dengan kapasitas daya rendah, sedangkan nilai
resistor yang ditentukan dengan kode huruf dapat ditemui pada resistor tetap
daaya besar dan resistor variable.
DAFTAR PUSTAKA
https://jagad.id/resistor/
https://www.academia.edu/29162508/LAPORAN_PRAKTIKUM_2_ELE
KTRONIKA-HUKUM_KIRCHOFF.docx
https://blog.ruangguru.com/penjelasan-hukum-i-dan-ii-kirchoff
Pedoman Praktikum Fisika Dasar II Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil
Bandung – Listrik dan Optik
Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar 1 Institut Teknologi Bandung.
Bandung:Tidak diterbitkan
Abdullah, Mikrajuddin. 2017. Fisika Dasar 2 Institut Teknologi Bandung.
Bandung:Tidak diterbitkan
LAMPIRAN
A. Rangkaian pada Osiloscope
RANGKAIAN SERI
R1 =1.21 V
R2 =1,09 V
R3= 1.07 V
Rangkaian Paralel
R=1,31 V
R= 1,33V
R= 1,35V
Rangkaian Gabungan
R1=1,17 V
R2=R3=1,15 V
RI= 4,846 V
R2= 1,558 V
R3= 2,598 V
Rangkaian Paralel
R1=R2=R3= 9 V
Rangkaian Gabungan
R1=7,494 V
R2=R3= 1,506 V