HUBUNGAN KERJA
Pada dasarnya, hubungan-kerja, yaitu hubungan antara buruh dan majikan, terjadi setelah diadakan
perjanjian oieh buruh dcngan majikan, di mana buruh menyatakan kesanggupannya untuk bekerja
pada majikan dengan menerima upah dan di mana majikan menyatakan kesanggupannya untuk
mempekerjakan buruh dengan membayar upah. Perjanjian yang sedemikian itu disebut perjanjian-
kerja. Istilah perjanjian-kerja menyatakan bahwa perjanjian ini mengenai kerja, yakni dengan adanya
perjanjian-kerja timbul kewajiban suatu pihak untuk bekerja. Jadi berlainan dengan perjanjian-
perburuhan, yang tidak menimbulkan hak atas dan kewajiban untuk melakukan pekerjaan, tetapi
memuat syarat-syarat tentang perburuhan.
Untuk perjanjian kerja ini Mr. Wirjono Prodjodikoro menggunakan secara kurang tepat istilah
persetujuan perburuhan, sedang untuk perjanjian perburuhan digunakan istilah persetujuan
perburuhan bersama. Mr. R. Subekti juga menggunakan secara kurang tepat istilah persetujuan
perburuhan untuk perjanjian kerja, sedang perjanjian perburuhan diberinya nama persetujuan
perburuhan kolektif, Bekerja pada pihak lainnya. menunjukkan bahwa pada umumnya hubungan itu
sifatnya ialah bekerja di bawah pimpinan pihak lainnya. Adanya buruh ialah hanya jika ia bekerja di
bawah pimpinan pihak laiaya dan adanya majikan hanya, jika dia memimpin pekerjaan yang
dilakukan oleh pihak kesatu. Hubungan buruh dan majikan" tidak juga terdapat pada perjarnjian
pemborongan pekerjaan, yang ditujukan kepada hasil pekerjaan. Bedanya perjanjian pemborongan
pekerjaan dengan perjanjian melakukan pekerjaan tertentu ialah bahwa perjanjian ini tidak melihat
hasil yang dicapai. Jika yang berobat itu, tidak menjadi sembuh, bahkan akhimya misalnya
meninggal-dunia, namun dokter itu telah memenuhi kewajibannya menurut perjanjian. Perjanjian-
kerja pada dasarnya harus memuat pula ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan hubungan-
kerja itu, yaitu hak dan kewajiban buruh serta hak dan kewajiban majikan, Ketentuan-ketentuan ini
dapat pula ditetapkan dalam peraturan-majikan, yaitu peraturan yang secara sepihak ditetapkan
oleh majikan (reglement) juga disebut: peraturan perusahaan.
Selanjutnya ketentuan-ketentuan itu dapat pula ditetapkan dalam, suatu perjanjian, hasil
musyawarah antara organisasi buruh dengan pihak majikan. Perjanjian ini disebut perjanjiam
perburuhan,
DI samping itu negara mengadakan peraturan-peraturan mengenai hak dan kewajiban buruh dan
majikan, baik yang harus dituruti oleh kedua belah pihak, maupun yang hanya akan beriaku, bila
kedua belah pihak tidak mengaturnya sendiri dalam perjanjian Kerja, dalam peraturan-majikan atau
dalam perjanjian perburuhan.
I. PERJANJIÁN-KERJA
Bagi perjanjian-kerja tidak dimintakan bentuk yang tertentu. Jadi dapat dilakukan secara lisan,
dengan surat pengangkatan oleh pihak majikan atau secara tertulis, yaitu surat perjanjían yang
ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Undang-undang hanya menetapkan bahwa jika perjarjian
diadakan secara tertuiis, biaya surat dan biaya tambahan iainnva
harus dipikul oleh majikan, apalagi perjanjian yang diadakan secara lisan, perjanjian yang
dibuat tertuiispun biasanya diadaken dengan singkai sekali, tidak henat semta hak darn
kewajiban kedua beiah pihak Perjanjian-kerja yang harius diadakan secara tertulis, seperti
nsainya dimintakan cleh ARnvuiiende Piartcrsregeiing (Peratura Perburuhan di Perusahaan
Perkebuian), hanya memuat: macam peker;aan,
lamanya perjanjian tu beriaku,
besarnya upah berupa uang sebulannya,
lamanya waktu istirahat (cuti) dan besarnya upah selama cuti ejika ada, besarnya bagian dari
keuntungen (tantieme) dan
majikan.
dipekerjakan,
Karena itu adalah jelas sudah, betapa periunya ada peraturan yang secara agak iengkap nemuat
semua hak dan kewajiban kedua belah pihak. Sebagai di atas telah dikatakan, soal-soal itu dapat
pula diatur daiam peraturan majikan, daiam perjanjian perburuhan atau dalam peraturan
perundang-undangan.
$2. PERATURAN-MAJIKÁN
yaitu:
terang
Juga aemenuhi syarat ke-1 adalah tidak sukar. Orang yang tidak
padanya.
atau vang telah diubah itu, hanyalah mengikat buruh, bila satu
lembar iengkap rancangan peraturan-majikan atau perubahan yang
pekerjakan sejumłah dua puluh lima orang atau lebih wajib membuat peraturan perusahaan.
Pembuatannya itu harus didahului
an,
dengan perjanjian-kerjanya.
3. PERJANJIAW-PERBURUHAN
Perjanjian-perburuhan adalah perjanjian yang diadakan oleh satu atau beberapa serikat buruh yang
terdaftar pada Departemen Perburuhan dengari seorang atau beberapa majikan, satu atau beberapa
perkumpulan majikan yang berbadan hukum, yang pada umumnya atau semata-mata memuat
syarat-syarat perburuhan yang harus diperhatikan dalam perjanjian-kerja.
Perjanjian perburuhan bukanlah perjanjian kerja sama atau perjanjian kerja kolektif, Karena
perjanjian perburuhan itu adalah hasil rundingan antara pihak-pihak yang berkepentingan, maka
isinya pada umumnya telah mendekati keinginan buruh dan majikan. Berbeda dengan peraturan
majikan, dalam perjanjian perburuhan, majikan tidak dapat memasukkan apa saja yang ia kehendaki
untuk menekan atau merugikan buruh. Karena itu perjanjian perburuhan di negara barat
memainkan peranan yang sangat penting. Hampir tiap peraturan yang mengatur hubungan kerja di
pelbagai perusahaan adalah hasil musyawarah antara majikan dan serikat buruh yano bersangkutan.
Di Indonesia perkembangan perjanjian-perburuhan masih belum maju. Sebaliknya para majikan
lebih suka mengatur segala sesuatu dalam peraturan majikan, yang pembuatannya tidak memenuhi
syarat-syarat yang dimintakan oieh aturan perundang-undangan.
Ini semua menceminkan kedudukan majikan dan buruh beserta organisasinya di dunia perburuhan
Indonesia, yang oleh sementara orang dikatakan sebagai masih dihinggapi oleh jiwa tuan dan
"hamba"! Artinya yang satu berpendirian: "aku yang
biarlah saya Yes saja, nanti kalau majikan marah, malah diper-
hentikan!
bersangkutan.
notaris;
temen Perburuhan;
d. tanggal penanda-tanganan;
untuk itu,
Semua hak dan kevwajiban buruh dan majikan, terutama hak dan
wiban buruh dan majikan yang oleh Negara dipandang mutlak.
4. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Di bidang hubungan kerja ini sebetulnya belum ada kesatuan hukum. Karena itu telah disepakati
untuk menggunakan bagi mereka yang belum dikuasai olehnya, Kitab Undang-undang Hukum
Perdata Buku II, Bab 7A dan ketentuan-ketentuan lainnya dalam Kitab itu yang ada hubungannya
atau sangkut-pautnya soal perburuhan sebagai pedoman.
Demikian juga peraturan-peraturan lainnya bagi golongan golongan warnegara yang tidak dikuasai,
diberlakukan sebagai pedoman, maka secara praktis semua peraturan perburuhan berlaku bagi
semua buruh dan semua majikan, sebagian secara mutlak dan sebagian lainnya sebagai pedoman.
aturan sendiri.
akan berlaku, sedang jika ketentuan itu tidak ada, akan terjadi
Karena ketentuan ini sifatnya hanya mengatur saja, yaitu mengatur bila pihak-pihak yang
bersangkutan tidak mengada-
merugikan buruh.
ment).
kerjakan Buruh stbl. 1911 No. 540 jo stbl. 1916 No. 725 dan stbl.
Madura.
yang memuat:
a. nama buruh,
an vang pantas, memberikan air yang baik untuk minum dan man-
terter.tu.
garan lainnya.
majikan dan buruh asal dari residen itu sendiri di perusahaan per-
tidak dibolehkan.
13 Oktober 1941 (stbl 1941 No. 467), baru mulai berlaku nada
(versi 1941).
pada
sebulan sekali.
dilakukan untuk:
a. pajak upah,
Perburuhan.
perusahaan,
buruh lain,
DI mana majikan menyediakan perumahan bagi buruh, perumahan itu harus layak. Dalam hal ini
Menteri Perburuhan
hanya berlaku:
75 ha.
yang ditetapkan sebagai dasar pemberian pesangon. Perubahan yang mengurangi lamanya waktu
cuti dan besarnya upah selama
Kereta-Api dan Trem, stbl 1927 No. 258) menetapkan pada pasal
(diancamkan) suatu denda dan dalam satu bulan tidak boleh di-
mintakan denda yang jumlahnya lebih tinggi dari upah selama tu-
juh hari.
di dunia pelayaran.
rentingnya hak atas upah atau hanya atas ganti-rugi ialah da-
(preferensi).
dengan denda sebesar tiga ratus rupiah (= empat ribu lima ratus
rupiah).
turan tentang Panglong, stb! 1923 No. 220) yang berkenaan dengan
penebangan penggergajian kayu dan pembakaran arang di " Afdcling Bangkalis", "onderafdeling
Indragiri-Ilir", "onder-afdeling-
sanaan.
Buruh yang karena diperhentikan, sakit atau alasan lain yang sah,
diterima. Jika buruh baik yang masih bekerja, maupun yang sudah
cara layak.
berikut:
0arang yang dijual oleh majikan kepada buruh, harganya tidak bo-
kerjaan.
yang terpenting.
an hubungan kerja.
kerja, karena aturan dan praktik yang dilakukan dalam hal pem-
wab atas jalannya baik dan efektif dari perusahaannya, dia itu
lakkan tiap kewajiban untuk menuruti suatu cara yang akan me-
rugikan jalan baik perusahaannya. Hal ini tidak hanya mengenai soal rencana produksi, permodalan,
penjualan dan sebagainva,
dalam perusahaannya.
job security).
kat
baru.
kita harus memberi kepada kaum buruh kepastian yang lebih baik
dapat.
Ketetapan dalam suatu hubungan-kerja yang tertentu, meng-
gambarkan di
pekerjaannya itu.
dan Yugoslavia.
lain.
arbitrase.
undangan, per
. PEMBERHENT1AN PERORANGAN
alami penubahan dan kemajuan yang berarti selama seabad yang lalu
ruh halus) dan buruh yang sudah agak tua, mengadakan ganti-rugi
dan sebagainya.
2 ALASAN PEMBERHENTIAN
berhentian buruh berkembang menjadi tidak hanya terbatas pada mengadakan keringanan
penderitaan buruh yang telah atau
Kesimpulan yang lazim dari asas itu ialah bahwa seorang bu-
dilan, badan arbitrase atau badan lainnya yang tak memihak atau
satu alasan yang dipandang sebagai alasan yang benar atau se-
asasnya secara umum bahwa pemberhentian yang 'idak beralasan, atau mengakibatkan suatu sanksi
terhadap majikan yang salah.
Perumusan asas itu lebih lanjut dalam hal yang konkrit diserah-
Sial tidak adil, adalah tidak sah. Asas ini dimuat dalam undang
uan yang sosiai tidak dapat dipertanggungjawabkan (unwarrented dismissal) tertanggal 10 Agustus
1951, yang hanya berlaku bagi
dua tahun dan hanya bagi perusahaan atau kantor yang biasanya
sahaan.
yang tertentu.
sebagainya.
sebagainya.
pembicaraan menuju kepada pemeriksaan dan pertimbangan mengenai berbagai aspek persoalan. I
etapi majikan tidak ierikat
sebagainya.
Periu diterangkan di sini pula bahwa di Prancis peraturan dari
us diberikan majikan kepada buruh yang diperhatikan dan di mana majikan harus memuat alasan
pemberhentian itu. Dalam praktik
kembali
festly unreasonable).
alasan.
penyelesaian. soa! itu akhirnya dapat diserahkan kepada Dewan Pasar Kerja (Labour Market Board) -
badan kerjasama'yang
rimanya.
try).
ena. Seorang buruh yang telah mencapai usia 20 tahun dan yang
tap terdiri atas dua orang wakil dari kedua pihak dan seorang
rhentian itu adalah tidak layak dan tidak dibenarkan oleh halikhwal dari buruh atau dari perusahaan,
maka dewan boleh
boleh
buruh itu.
pengurangan buruh,
penundaan pekerjaan,
- tidak cakap,
pelanggaran disiplin,
pelanggaran kejahatan,
pemberhentian mendadak.
tuan yang terdiri atas senmua buruh dalam perusahaan, menetapkan untuk memutuskar
hubungannya dengan salah seorang
anggotanya.
dewan buruh.
Amerika.
yang ditimbulkan (attributable to) buruh itu sendiri dan bahwa da-
tindakan terakhir.
negara.
ages).
perumusan.
buruh yang diperhentikan. Undang-undang itu tidak merumuskan Keadaan yang menentukan bahwa
pemberhentian itu adalah tidak
ganti-rugi.
dak beralasan.
perlu.
DPakistan juga pengadilan dapat memeriksa kebenaran suaiu pemberhentian dan dapat memberi
keringanan yang sepadan.
industri yang telah maju beberapa puluh tahun yang lalu, tekanan
dengan pernyataan pengakhiran (dengan atau tidak dengan alasan) dan pemberhentian tanpa
pernyataan pengakhiran atau pem-
huruh dibatasi oleh adanya serikat buruh yang kuat yang menolak
tindakan langsung.
sendiri!).
alasan.
pihak"
pu
merupakan keharusan.
kan pelaksanaannya.
atau jika perlu oleh pihak ketiga yang tidak memihak dengan
perusahaan itu sendiri dan badan yang tak memihak hanya turun
Di negara seperti Inggris, di mana asas pemberhentian harus beralasan tidak ditetapkan secara
tertulis dalam peraturan, prose-
yang disele:
tertentu.
e prud 'hommes sebagai tingkat pertama dari pengadilan umum, misalnya Belgia, Republik Malagasi
dan lain-lain.
it.
Tetapi untuk membatalkan pemberhentian, peraturan yang
berhentiannya.
kemungkinan.
berwenang.
kan' asas ini dalam perkara yang timbul dari pemberhentian yang
an.
Prancis (1962).
Pertama, po
Pcmberhentian yang tidak dibenarkan oleh alasan-alasan wajar, harus dipandang sebagai batal dan
bahwa buruh yang bersangkutan
yang bersangkutan.
berbagai-bagai negara.
sus) dan jika majikan menolak untuk menempakan buruh kembali, maka ia harus membayar gajinya
sampai buruh memenuhi
Dolam nraktik akibat asas itu adalah sama dengan sistem lain
ganti-rugi.
ganti-rugi.
cur lian.
kembali dengan upah surut. Tetapi atas permintaan salah satu pi-
daklah ada lagi, pengadilan dapat mengakhiri hubungan-kerja dan memerintahkan pembayaran
ganti-rug.
ganti-rugi.
ganti-rugi.
hasil pula.
negara
ubungannya pribadi dengan majikan (yang dapat menjadı tegang selama pengaduan atau proses
pengadilan), oleh kemung.
mung-
ugi.
Jerman dan Spanyol, dan dari enam bulan sampai tiga tahun upah,
yang lalu.
yang lain, keadaan pribadi buruh dan semua keadaan lain yang
ada hubungannya.
ganti-rugi tersebut).
dalaia praktik.
Pemberian karena telah lama bekerja atau uang jasa. Dalam hal-
ayaran pemberhentian yang diadakan dalam peraturan suatu negara tertentu. Sepintas lalu
kelihatannya istilah yang dipakai
yarh pem
dalam su
perburuhan.
undang-undang.
sokongan perpisahan.
pesangon.
4. UANG PESANGON
ruh.
jarang sekali.
nployees) pada tahun 1924 yang kemudian diperluas bagi semua buruh dalam Undang-undang
Perdata (Civil Code) tahun 1942.
kehendak sendiri.
masa-kerja.
tengah bulan upah bagi employe untuk tiap tahun masa-kerja, yang
oleh undang-undang tahun 1960 dinaikkan menjadi satu bulan upah
tahun bekerja.
mereka saja.
buruhan.
dan Bolivia.
kehendak sendiri.
Juga, haknya atas pesangon sejumlah sebulan upah untuk tiap ta-
SeJumlah setengah bulan upah untuk tiap tahun dari lima tahun
adalah sebulan upah untuk masa-kerja dua tahun, dua bulan untuk
masa-kerja tiga bulan, selanjutnya sebulan upah untuk tiap tiga
tahun sesudah masakerja tiga tahun yang pertama dan jika tiga
empat bulan upah untuk masa kerja tiga tahun atau lebih dan
Perusahaan.
ny
pernyataan pengakhiran.
pelanggaran disiplin.
bagi pegawai yang dibayar bulanan atau 15 hari bagi buruh lain-
kejadian itu.
bela diri.
ari nihak majikan, yaitu bila buruh melanggar hukum atau merugikan
6. PENGURANGAN BURUH
organisatoris.)
pemberhentian termaksud.
yang akan diperhentikan, jaminan hak buruh untuk dipanggil kembali jika dan bilamana ada
pekerjaan lagi, yaitu ditempatkan kembali
terus dihitung.
ang buruh. Tetapi bukanjumlah yang menjadi ciri khas. Karena itu
I. jumlah pengurangan,
pentingan buruh.
4. umurburuh,
security).
haan negara tidak dijiwai oleh kemanusian yang adil dan beradab.
Tenaga Kerja".
menghalang-halangi!
itu adalah sesuai pula dengan prinsip bahwa buruh tidak boleh
berlaku bagi pernyataan pengakhiran, tetapi buruh yang berbuat demikian tanpa persetujuan pihak
majikan, bertindak berlawanan
berlawanan
dengan hukum.
ba)
demikian itu dengan alasan mendesak yang seketika itu juga harus
dilakukan;
6. apabila majikan tidak memberi atau cukup memberi bantuan yang diperjanjikan kepada buruh
yang upahnya ditetapkan
pembuatan perjanjian-kerja;
10. apabila buruh karena sakit atau alasan lain di luar kesalahan-
janjikan.
sepenuhnya.
diadakan untuk waktu lebih lama dari lima tahun atau untuk se-
artinya tidak disyaratkan adanya pernyataan pengakhiran atau adanya tenggang waktu pengakhiran.
kepada buruh.
dunia.
menghendaki sebaliknya.
tertentu.
undang No. 12 tahun 1964 sangat dibatasi, karena ahli waris itu
hubungan-kerja.
tu, juga sebelum pekerjaan dimulai, berwenang berdasarkan alasan penting, mengajukan
permintaan tertulis kepada pengadilan
Organisatie en het Beleid der Justitie in Indonesia" (RO stbl 1847 no.
selisihan Perburuhan.
Tetapi dalam pada itu ada dua perbedaan yang pokok, yaitu
ruhan
out).
kenaikan upah.
Perburuhan.
kerja
Bagi yang berselisih itu hanya ada dua jalan yang dapat ditem-
puh yaitu:
kedua belah pihak dalam memilih juru pemisah atau membentuk dewan pemisah dan menyusun
tata cara pemisahan. Dalam prak-
belah pihak,
d. pokok putusan.
dewan pemisah.
wan pemisah;
.dapat dimintakan kepada Pengadilan Negeri supaya putusan itu dinyatakan dapat dijalankan (fiat
executie) dan selanjutnya
2. pihak yang tidak tunduk pada putusan itu diancam dengan pidana
an perburuhan.
putusan itu.
1. soal yang meliputi lebih dari satu wilayah Pan tia Daerah;
yang beriaku.
Panitia Daerah yang berupa anjuran yang oleh salah satu pihak
atau memba.tu majikan lain menekan supaya buruh menerima hubungan-kerja, syarat-syarat kerja
dan atau keadaan er.
tepat masuk Bab Pemutusan Hubungan Kerja. Karena itu soal ini
pemberhentian massal.
memperhentikan bunuh.
hers.angkutan atau dengan buruh sendiri dalam hal buruh ini tidak
oleh buruh, surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 362/67 meng-
ruh atau pihak serikat buruh. Juga pengusaha tidak dapat minta
Pemerintah:
pencurian, penggelapan;
rusahaan;
1 bulan upah,
2 bulan upah,
3 bulan upah,
4 bulan upah.
5 bulan upah.
6 bulan upah.
7 bulan upah.
1adi tidak dapat pula maju di muka Panitia Pusat, karena perkaranya