1 PB
1 PB
TINJAUAN PUSTAKA
ABSTRACT
Surgery in patient with pulmonary hypertension is a high risk category and become a
great challenge to both anesthesiologist and surgeons. Pulmonary hypertension (PH) is
a major reason for elevated perioperative morbidity and mortality. Serious complication
of pulmonary hypertension such as right ventricular failure, arrhythmia and early
postoperative death. Patient with pulmonary hypertension require full evaluation and
management of their disease state for optimal risk reduction and improving outcome. In
this review, the author describes the pathophysiology, preoperative assessment and
perioperative care of PH in the patient undergoing cardiac surgery.
ABSTRAK
Pembedahan pada pasien dengan hipertensi pulmonal merupakan pembedahan dengan
kategori risiko tinggi dan merupakan tantangan besar untuk dokter anestesi maupun
bedah. Hipertensi pulmonal merupakan salah satu penyebab utama peningkatan
morbiditas dan mortalitas perioperatif. Komplikasi serius yang dapat terjadi diantaranya
adalah gagal jantung kanan, aritmia dan kematian dini pascaoperasi. Pasien dengan
hipertensi pulmonal membutuhkan evaluasi dan manajemen penyakit yang komprehensif
untuk mengurangi risiko secara optimal dan meningkatkan outcome. Pada tulisan ini
dijelaskan mengenai patofisiologi, penilaian praoperasi dan penanganan perioperatif
pasien PH yang akan menjalani bedah jantung.
Kata kunci: bedah jantung; hipertensi pulmonal; kematian dini pascaoperasi; manajemen
perioperatif; penilaian preoperatif
PENDAHULUAN
Hipertensi pulmonal (Pulmonary dengan sedikit tonus vaskular. Pada
Hypertension atau PH) menggambarkan orang sehat dalam kondisi istrirahat,
sejumlah kondisi penyakit yang ditandai batas atas normal untuk mPAP adalah 20
dengan peningkatan kronik pulmonary mmHg; dengan aktivitas, mPAP
arterial pressure (PAP) dan pulmonary biasanya tidak melebihi 30 mmHg.
vascular resistance (PVR) yang pada
akhirnya menyebabkan kegagalan Kelainan vaskular yang berkaitan
jantung kanan dan kematian. Pasien- dengan PAH grup 1 WHO ditandai
pasien bedah jantung yang disertai PH dengan fibrosis tunika intima,
memiliki risiko tinggi untuk mengalami hiperplasia tunika media dan proliferasi
komplikasi pasca operasi. Penilaian tunika adventisia. Left Heart Disease
praoperasi yang akurat dan manajemen (LHD) dengan PH berasal dari kelainan
anestesi yang hati-hati sangat penting jantung yang meningkatkan left atrial
untuk mendapatkan outcome terbaik.1 pressure (LAP). Di antara kelainan
jantung, PH paling banyak berhubungan
Definisi dan Klasifikasi PH dengan mitral stenosis (MS). PH juga
Hipertensi pulmonal didefinisikan sering terjadi pada pasien dengan gagal
sebagai kondisi dimana nilai mean jantung, baik sistolik maupun diastolik.
pulmonary arterial pressure (mPAP) > Apapun kelainan yang ada, peningkatan
25 mmHg saat istirahat.2-6 Hipertensi LAP menyebabkan hipertensi vena
pulmonal digolongkan sedang – berat pulmonal (postcapillary PH) yang
jika mPAP > 35 mmHg. Gagal jantung diakibatkan oleh transmisi tekanan
kanan hanya terjadi umumnya jika secara retrograde.5,6,7
mPAP > 50 mmHg.2,3
Faktor-faktor Biologi
PH diklasifikasikan sebagai primer atau PAH berkaitan dengan ketidak
sekunder, dimana hipertensi pulmonal seimbangan beberapa hormon vasoaktif
primer digambarkan sebagai sebuah yang menyebabkan vasokonstriksi,
vaskulopati hipertensi dari arteri proliferasi sel dan kondisi protrombotik
pulmonal yang bersifat idiopatik dalam endotel.1,3,4
sedangkan PH sekunder merujuk pada
sekelompok penyakit yang bersifat Pada PAH, kadar asam arakidonat yang
heterogen dengan peningkatan PAP. menghasilkan prostasiklin dan
Pada tahun 1998, Organisasi kesehatan tromboksan adalah lebih condong
dunia (WHO) mengajukan sebuah menghasilkan tromboksan yang
sistem klasifikasi baru yang mengka berlebihan. Prostasiklin adalah
tegorikan PH berdasarkan mekanisme vasodilator yang kuat, menghambat
patofisologi. Kelainan-kelainan dalam agregasi platelet dan memiliki efek
grup WHO yang sama biasanya antriproliferasi pada smooth muscle cells
memiliki tampilan klinis dan respon (SMCs) pembuluh darah, sedangkan
terhadap terapi yang sama. Revisi tromboksan merupakan vasokonstriktor
terbaru dari klasifikasi WHO dan agonis platelet. Produksi vasodilator
ditampilkan di Tabel 1. nitric oxide (NO) minim. NO yang
dihasilkan dari arginine melalui
Patofisiologi endothelial isoforms of NO synthase,
Sirkulasi pulmonal adalah sebuah sistem yang berinteraksi dengan cytoplasmic
dengan tekanan dan tahanan yang rendah guanynyl cyclase dalam SMCs untuk
PAH pada umumnya asimptomatik pada atau obstrukstif. Analisa gas darah
tahap awal dan tidak menunjukkan praoperasidapat menunjukkan hipoksia.
gejala hingga berkembang menjadi Tes fungsi paru harus dipertimbangkan
penyakit pembuluh darah paru yang jika dicurigai PH berkaitan dengan
lanjut. Sesak saat beraktivitas, adalah hipertensi portal, salah satu bentuk PH
gejala paling umum yang tampak. Pasien dalam grup 1 WHO.1,3
sering melaporkan kelelahan, kelemahan
dan menghindari latihan. Angina dan Kebanyakan pasien dengan PAH, PH
sincope dilaporkan pada 40% pasien.1,3 yang disebabkan oleh LHD (Left Heart
Disease )14, PH akibat penyakit paru
Auskultasi dan palpasi toraks dapat menjalani tes fungsional. 6MWD (the 6-
ditemukan suara jantung P2 mengeras minute walk disease) menyediakan
pada > 90% pasien PAH. Palpasi daerah informasi mengenai kelangsungan
parasternal kiri dapat ditemukan kuat hidup, membantu menilai functional
angkat. TR, yang berkaitan dengan class (FC), dan memberi petunjuk
bising holosistolik, menunjukkan PH mengenai respon terhadap obat-obatan.1
sedang sampai berat. Tanda – tanda
RVH lanjut termasuk S3 RV, distensi Kateterisasi Jantung Kanan
vena jugularis, hepatomegali, edema Kateterisasi jantung kanan adalah gold
perifer dan asites.1,3 standard untuk diagnosis PAH dan rutin
dikerjakan pada pasien PH akibat
Ekokardiografi merupakan pemeriksaan penyebab lain.4 Variabel hemodinamik
awal pilihan untuk pasien bedah jantung yang didapatkan dari kateterisasi jantung
dengan PH karena dapat memberikan kanan termasuk tekanan jantung kanan
nilai perkiraan PAP, menemukan (atrium kanan, ventrikel kanan, arteri
kelainan struktural dan perubahan fungsi pulmonalis), pulmonary artery occlusion
ventrikel kanan akibat kelebihan tekanan pressure (PAOP), saturasi mixed vein
yang bersifat kronik dapat dan saturasi oksigen sistemik, cardiac
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab output (CO) dan cardiac index (CI),
PH seperti penyakit jantung kongenital Pulmonary ascular Resistance (PVR)
dengan pintasan, penyakit katup, dan Systemic Vascular Resistance
disfungsi sistolik atau diastolik ventrikel (SVR).1,3 Nilai-nilai dari kateterisasi
kiri, atau emboli paru (trombus di vena jantung kanan sangat penting untuk
cava inferior atau jantung kanan).1,3 membedakan PAH, LHD dengan PH
pasif (post capillary PH) dan LHD
EKG dapat menunjukkan hipertrofi dengan PH yang ireversibel
1,4
ventrikel kanan dan deviasi aksis ke (precapillary PH).
kanan yang dijumpai pada 87% dan 79%
pasien dengan PAH secara berurutan. Tes vasodilator, sering dengan NO,
Ronsen toraks dapat memperlihatkan dilakukan pada pasien PAH untuk
pelebaran arteri pulmonaris utama menentukan prognosis dan
maupun hilus yang disertai pengurangan mengindentifikasi respon terhadap terapi
corakan pembuluh darah perifer, farmakologi. Pengurangan mPAP >=10
hilangnya rongga udara retrosternal mmHg sampai <=40 mmHg, dengan
akibat pembesaran ventrikel kanan, atau curah jantung tetap atau meningkat,
adanya penyakit penyerta (seperti dianggap sebagai respon positif
emfisema dan fibrosis paru). Tes fungsi meskipun kriteria bervariasi.1
paru memastikan penyakit paru restriktif
Tabel 2. Identifikasi faktor risiko komplikasi perioperatif pada pasien PH pre- operative
yang menjalani bedah jantung.9
Faktor risiko
Yang meningkatkan risiko
Adanya PH preoperatif
mSBP/mPAP < 4 setelah induksi anestesi
mPAP>50 mmHg andPVR=8,6 WU
Transplantasi jantung
PVR>4 WU
PVR>=5 WU dengan tes vasodilator
PAP systolic>60 mmHg, PVR>6WU, rerata TPG>15 mmHg dengan terapi
vasodilator maksimal
Yang menurunkan risiko
PVR/SVR<0,33 dengan Oksigen 100% dan inhalasi NO
Penurunan PVR/SVR>=20% dari nilai awal sebagai respon terhadap oksigen 100%
oxygen dan inhalasi NO
Transplantasi jantung TPG<12 mmHg atau PVR <3 WU
Keterangan: mPAP: mean pulmonary arterial pressure, mSBP: mean systemic BP, NO: nitric
oxide, PAP: pulmonary arterial pressure, PH: pulmonary hypertension, PVR: pulmonary
vascular resistance, SVR: systemic vascular resistance, TVG: transpulmonary gradient, WU:
wood units