Anda di halaman 1dari 1

PROSES PEMBENTUKAN ILMUWAN YANG IDEAL

Di dunia ini pastilah banyak fenomena-fenomena alam yang terjadi. Fenomena-


fenomena tersebut dapat diamati ataupun diteliti untuk menghasilkan ilmu pengetahuan dan
falsafah-falsafah baru, ataupun menegaskan kembali pengetahuan sebelumnya tentang segala
sesuaatu yang terjadi di dunia ini. Begitupun dalam kehidupan beragama, wahyu-wahyu Allah
yang diturunkan melalui Jibril kepada nabi dan rasul-rasul Allah yang terpilih untuk dijadikan
pedoman hidup bagi muslim dan muslimat yang dikemas dalam Alqur’an dan Hadis.

Seorang ilmuwan dikatan sebenar-benarnya ilmuwan ketika ia mampu untuk berpikiran


terbuka, jujur, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dibarengi dengan usaha-usaha
pembuktian. Tentunya seroang ilmuwan tidak disebut sebagi ilmuwan tanpa adanya ilmu
pengetahuan.. Dimana ilmu pengetahuan tersebut dapat ditemukan ataupun dibuktikan dengan
adanya penelitian an/pengamatan. Sebuah penelitian pastinya akan berujung pada kebenaran,
dengan hasil yang sesuai dengan hipotesis ataupun tidak sesuai dengan hipotesis yang ada.
Salah satu sikap yang tepenting dari menjadi seorang ilmuwan ideal yaitu bersikap jujur dengan
menerima segala hasil penelitian/pengamatan, menerima kesesuaian ataupun ketidaksesuain
fakta dengan perkiraan tanpa memanipulasi.

Seorang ilmuwan yang ideal haruslah juga berpegang teguh pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dibuktikan secara faktual. Namun untuk menjadi
seorang ilmuwan juga diperlukan keterbukaan gagasan baru agar tidak terbatas dalam
pengajuan pertanyaan dan pertimbangan interpretasi lain. Selain itu, salah satu sikap yang juga
harus dimiliki seorang ilmuwan ialah dimana seorang ilmuwan pantang untuk mudah percaya
terhadap sesuatu sebelum mencari tahu kebenarannya dibarengi dengan usaha pembuktian
secara ilmiah. Dalam islam hal ini disebut dengan tabayyun. Sikap tabayyun ini sangat
diperlukan dalam proses menjadikan seseorang ilmuwan karena dengan sikap ini mampu
menepis hal-hal negatif yang dapat mempengaruhi keaslian suatu fakta/kebenaran. Hal ini juga
dibuktikan oleh salah satu ilmuwan muslim Muhammad bin Musa Al Khawarizmi yang telah
memberi banyak kontribusi terhadap perkembangan illmu astronomi. Salah satunya beliau
pernah mengukur lingkar bumi menggunakan metode astronomi bersama para ilmuwan lainnya
demi membuktikan teori yang ada sebelumnya. Selain itu beliu juga dikenal karena usahanya
dalam penyusunan lebih dari 100 tabel/diagram astronomi yang beliau bukukan dengan judul
“As-sanad Hind”. Beliau juga telah menulis beberapa buku seperti “An-Nujumwa Harakatuha”.

Anda mungkin juga menyukai