Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG KUALIITAS

PELAYANAN E-KTP DI KANTOR KECAMATAN SAMARINDA ULU

Nanik Pujiastuti1, dan Marjoni Rachman2

1Administrasi Negara, Fisipol, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia.

2Dosen Fisipol, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 75124, Indonesia.

E-Mail: therssa.syf@gmail.com

ABSTRAK
Masalah terkait pelayanan publik tersebut yaitu mengenai jangka waktu
pelayanan, ketiadaan petugas di loket pelayanan, keramahan pegawai, filing cabinet
penataannya kurang rapi dan masih kurang petugas bagian pelayanan umum.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kualitas pelayanan e-
KTP di Kantor Kecamatan Samarinda Ulu dan Apa yang menjadi faktor pendukung
dan penghambat pelaksanaan pelayanan e-KTP di Kantor Kecamatan Samarinda Ulu?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan e-KTP di Kantor
Kecamatan Samarinda Ulu dan Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
pelayanan e-KTP di Kantor Kecamatan Samarinda Ulu.
Metode penelitian ini berupa penelitian kualitatif dengan menggunakan
pedoman wawancara. Teknik penentuan informan dengan purposive sampling.
Adapun informan yang dijadikan subjek penelitian sebanyak dua orang yang
berkaitan masalah e-KTP.
Berdasarkan hasil penelitian di ketahui bahwa kualitas pelayanan publik di
Kantor Kecamatan Samarinda Ulu dari dimensi Tangibel (Bukti Fisik) mengenai
kenyamanan tempat pelayanan. Dimensi Reliability (Kehandalan) mengenai keahlian
pegawai dalam menggunakan alat bantu pelayanan. Dimensi Responsiviness
(Ketanggapan) tidak ada keluhan dari pengguna layanan. Dimensi Assurance
(Jaminan) kepastian biaya sudah diterapkan sesuai dengan keinginan masyarakat.
Dimensi Emphaty (Empati) mengenai ketidakramahan pegawai layanan dalam
melayani pengguna layanan. Faktor penghambat : kurangnya sumber daya pegawai,
kurangnya sarana prasarana. Sedangkan faktor pendukungnya adalah adanya fasilitas
berupa alat bantu untuk memudahkan proses pelayanan.

Kata Kunci : Pendukung, Penghambat, Kualitas dan pelayanan


I. PENDAHULUAN pelayanan publik sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan penerima
Pelayanan publik yang pelayanan, maupun dalam rangka
berkualitas atau yang biasa disebut pelaksanaan ketentuan peraturan
dengan pelayanan prima merupakan perundang-undangan. Penyelenggara
pelayanan terbaik yang memenuhi pelayanan publik adalah petugas
standar kualitas pelayanan. Standar pelayanan publik baik Pemerintah
Pelayanan adalah tolak ukur yang Daerah maupun Badan Usaha Milik
dipergunakan sebagai pedoman Daerah yang menyelenggarakan
penyelenggaraan pelayanan dan acuan pelayanan publik. Sedangkan penerima
penilaian kualitas pelayanan sebagai layanan publik adalah perseorangan
kewajiban dan janji penyelenggara atau kelompok masyarakat dan badan
pelayanan kepada masyarakat dalam hukum yang memiliki hak dan
rangka pelayanan yang berkualitas, kewajiban terhadap suatu pelayanan
cepat, mudah, terjangkau, dan terukur. publik.
Menurut Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Pelayanan Publik merupakan
Reformasi Birokrasi Republik segala kegiatan dalam rangka
Indonesia Nomor 15 Tahun 2014, pemenuhan kebutuhan dasar sesuai
komponen standar pelayanan yang dengan hak-hak dasar setiap warga
terkait dengan proses penyampaian negara atau penduduk atas suatu
pelayanan meliputi Persyaratan, barang, jasa dan pelayanan administrasi
prosedur, jangka waktu pelayanan, yang disediakan oleh penyelenggara
biaya/tarif, produk pelayanan, dan pelayanan yang terkait dengan
penanganan pengaduan. Jika suatu kepentingan publik. Contoh pelayanan
Instansi pemerintah dan lembaga publik dalam bentuk pelayanan
lainnya mampu menerapkan standar administrasi yaitu pembuatan e-KTP
kualitas tersebut maka sudah dapat (elektronik Kartu Tanda Penduduk)
dikatakan bahwa Instansi pemerintah dan KIS (Kartu Indonesia Sehat),
dan lembaga tersebut telah pelayanan dalam bentuk jasa misalnya
memberikan kualitas pelayanan yang kantor pos dan bank. Sedangkan
baik. pelayanan dalam bentuk barang seperti
pembayaran pajak yang digunakan
Menurut Keputusan Menteri untuk pembangunan infrastuktur
Pendayagunaan Aparatur Negara negara seperti jembatan dan jalan tol.
Nomor 63 tahun 2004 Tentang
Pedoman Umum Penyusunan Indeks Pelayanan publik yang
Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan diselenggarakan oleh instansi
Instansi Pemerintah, Pelayanan publik pemerintah belum dapat memenuhi
adalah segala kegiatan pelayanan yang kualitas yang diharapkan masyarakat.
dilaksanakan oleh penyelenggara Hal ini ditandai dengan masih adanya
berbagai keluhan masyarakat mengenai Tanda Penduduk (e-KTP), akta
diskriminasi pelayanan. Sebagai contoh kelahiran, surat nikah, sertifikat tanah,
adanya masyarakat yang sangat lama Ijin Mendirikan Bangunan (IMB),
ketika mengurus e-KTP (elektronik keterangan pindah, pertanahan, ijin
Kartu Tanda Penduduk) di instansi tebang kayu rakyat, ijin keramaian,
pemerintah seperti dikenakan biaya legalisasi surat-surat, dan program
ekstra untuk mendapatkan pelayanan keluarga harapan.
yang lebih cepat. Selain itu keluhan
lain yang diungkapkan pengguna Berdasarkan pra observasi yang
layanan yaitu adanya ketidakpastian dilakukan penulis pada awal bulan
waktu sehingga mengakibatkan Oktober pada Kantor Kecamatan
rendahnya kualitas pelayanan. Samarinda Ulu, Penulis menemukan
Ketidakpastian waktu dapat masalah terkait pelayanan publik.
menimbulkan citra yang kurang baik Masalah terkait pelayanan publik
terhadap instansi pemerintah tersebut. tersebut yaitu mengenai jangka waktu
Mengingat fungsi utama pemerintah pelayanan, sebagai contoh ketika
adalah melayani masyarakat, maka masyarakat mengurus elektronik Kartu
pemerintah perlu terus berupaya Tanda Penduduk (e-KTP). Masyarakat
meningkatkan kualitas pelayanan. menyampaikan proses pembuatan e-
Instansi pemerintah daerah seperti KTP tidak sesuai dengan jangka waktu
Kecamatan merupakan salah satu yang seharusnya yaitu tiga hari.
contoh instansi pemerintah yang Menurut Bapak Joni Paembongan,
melaksanakan pelayanan publik. B.Sc, selaku Kasi Kesejahteraan dan
Kecamatan sebagai penyedia layanan Pemberdayaan Masyarakat yang
publik mempunyai tugas pokok memberikan konfirmasi, “Standar
membantu Walikota dalam waktu yang diberikan yaitu tiga hari
penyelenggaraan pemerintahan, namun pada kenyataannya waktu yang
pembangunan dan kemasyarakatan diperlukan untuk menyelesaikan
dalam wilayah kecamatan serta pembuatan e-KTP mencapai enam
meningkatkan efektivitas pelayanan sampai tujuh hari bhkan lebih dari satu
publik dalam rangka penyelenggaraan minggu yang dikarenakan bahan dasar
pemerintahan yang baik (good untuk membuat e-KTP, seperti kartu e-
governance) serta peningkatan kualitas KTP harus menunggu pengiriman dari
pelayanan dalam bentuk jasa atau kantor pusat yang membutuhkan
perijinan melalui transparasi dan waktu. Itulah faktor utama yang
standarisasi pelayanan. Adapun tugas menyebabkan jangka waktu pembuatan
lain dari kelurahan yaitu melayani e-KTP tidak sesuai dengan jangka
dalam hal pembuatan elektronik Kartu waktu yang seharusnya yaitu tiga hari”.
II. PERMASALAHAN 2) Penelitian kualitatif bersifat
“Apa yang menjadi faktor deskriptif mengingat data yang
pendukung dan penghambat dikumpulkan lebih banyak
pelaksanaan pelayanan e-KTP di berupa kata-kata dan gambar
Kantor Kecamatan Samarinda 3) Penelitian kualitatif lebih
Ulu? menekankan pada proses
4) Penelitian kualitatif cenderung
menganalisis data secara
induktif
III. METODE PENELITIAN 5) Penelitian kualitatif lebih
Penelitian ini bertujuan menekankan pada makna
menemukan, memahami, Strategi pendekatan
menjelaskan dan memperoleh penelitian kualitatif yang
gambaran permasalahan tentang dipergunakan dalam penelitian
faktor-faktor pendukung dan ini adalah pendekatan
penghambat kualitas pelayanan e- naturalistic (Moleong,
KTP di Kantor Kecamatan 2008:48), yaitu bahwa :
Samarinda Ulu, melalui : pertama, 1) Penelitian dapat dilaksanakan
pemusatan diri pada masalah- dengan kondisi alamiahnya;
masalah yang ada pada maa 2) Data yang dikumpulkan adalah
sekarang atau masalah aktual; berdasarkan perspektif yang diteliti;
kedua, data yang dikumpulkan 3) Desain penelitiannya bersifat
disusun dan kemudian dianalis fleksibel karena berdasarkan prinsip
(Surachmad, 2012:57). Menurut reflexive;
Strauss dan Corbin (2003:89), 4) Tidak ada standar dalam alat,
qualitative research adalah jenis metode observasi, maupun cara
penelitian yang menghasilkan menganalisis
penemuan-penemuan yang tidak Penelitian kualitatif menurut
dapat dicapai (diperoleh) dengan Strauss dan Corbin (2003:92),
menggunakan prosedur-prosedur merupakan jenis penelitian
statistik atau dengan cara-cara lain yang menghasilkan penemuan-
dan kuantifikasi (pengukuran). penemuan yang tidak dapat
Sebagaimana disebutkan oleh dicapai dengan menggunakan
Taylor dan Bogdan (1999:77), ada prosedur-prosedur statistik atau
5 ciri pokok dalam penelitian dengan cara-cara lain dari
kualitatif, yaitu : kuantifikasi (pengukuran).
Penelitian naturalistik
1) Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
mempunyai latar belakang sumber datanya diperoleh dari
alami dan peneliti berperan
sebagai instrument inti.
situasi wajar (natural setting) pada badan dan instansi yang
atau tanpa adanya manipulasi. relevan, pegawai yang berada
Melalui pendekatan pada pemerintah kecamatan
naturalistik, Peneliti dapat yang terlibat dalam pelayanan
mengetahui tanggapan dari e-KTP di Kantor Kecamtan
berbagai kalangan, seperti Samarinda Ulu.
terhadap para aktor kebijakan

IV. HASIL PENELITIAN DAN berdirinya pemerintahan kota


PEMBAHASAN Samarinda. Kecamatan ini juga
IV.1 Gambaran Umum sebagai pusat kota, terutama di
Lokasi Penelitian bagian selatan, karena berbagai
fasilitas sarana dan prasarana
Kecamatan adalah pembagian (Kantor Kecamatan Samarinda
wilayah administratif di Indonesia Ulu, 2018).
di bawah kabupaten atau kota.
Kecamatan terdiri atas desa-desa Pada rentang waktu 1960
atau kelurahan-kelurahan. hingga 1997, luas kecamatan
Kecamatan atau sebutan lain Samarinda Ulu adalah 127,49 km²
adalah wilayah kerja camat hingga pada tahun 1997 diadakan
sebagai perangkat daerah pemekaran kecamatan menjadi
kabupaten/kota (PP 19 tahun dua, yakni kecamatan Samarinda
2008). Kedudukan kecamatan Ulu dengan luas 58,26 km² dan
merupakan perangkat daerah kecamatan Sungai Kunjang dengan
kabupaten/kota sebagai pelaksana luas 69,23 km². Batas-batas
teknis kewilayahan yang wilayah kecamatan Samarinda Ulu
mempunyai wilayah kerja tertentu adalah sebagai berikut :
dan dipimpin oleh camat.
a. Utara :Tenggarong Seberang,
Samarinda Ulu adalah salah Kutai Kartanegara
satu kecamatan di Kota Samarinda,
Provinsi Kalimantan Timur, b. Selatan: Kecamatan Sungai
Indonesia dengan luas wilayah Kunjang dan Sungai
23.099,1 Km2 dengan jumlah Mahakam
kepadatan penduduk 116.829 jiwa
dimana laki-laki sebanyak 64.648 c. Barat : Kecamatan Sungai
jiwa dan perempuan 56.497 jiwa. Kunjang
Kecamatan ini dibentuk pada
tahun 1960 bersamaan dengan
d. Timur : Kecamatan Samarinda Kualitas pelayanan publik merupakan
Utara dan Samarinda usaha untuk memenuhi segala sesuatu
Ilir yang berhubungan dengan produksi,
jasa, manusia, proses, lingkungan, dan
Saat ini kecamatan Samarinda Ulu yang menjadi kebutuhan serta
memiliki 8 kelurahan : keinginan konsumen baik itu berupa
barang dan jasa yang diharapkan dapat
a. Teluk Lerong Ilir memenuhi harapan dan kepuasan
masyarakat sebagai pelanggan.
b. Jawa Kualitas pelayanan secara umum harus
memenuhi harapan-harapan pelanggan
c. Dadi Mulya
dan memuaskan kebutuhan mereka.
d. Sidodadi Namun, demikian meskipun definisi ini
berorientasi pada pengguna layanan,
e. Gunung Kelua tidak berarti bahwa dalam menentukan
kualitas pelayanan penyedia jasa
f. Air Hitam pelayanan harus menuruti semua
keinginan konsumen. Kualitas
g. Air Putih pelayanan dapat diketahui dengan cara
membandingkan persepsi pengguna
h. Bukit Pinang layanan atas pelayanan yang mereka
terima dengan pelayanan yang
4.2 Hasil Penelitian sesungguhnya mereka harapkan.
Pelayanan yang berkualitas dapat
Untuk mengetahui kualitas pelayanan dinilai dari dimensi-dimesi Pelayanan.
publik di Kantor Kecamatan Samarinda
Ulu saat ini, peneliti menggunakan 4.3.1 Faktor-faktor Penghambat
lima dimensi kualitas pelayanan publik
yang dikemukakan oleh Zeithaml dkk Suatu proses pelayanan publik
dalam Hardiansyah, yaitu Tangible tidak selalu berjalan sesuai dengan
(Berwujud), Reliability (Kehandalan), yang diharapkan, masih terdapat
Responsiviness (Ketanggapan), faktor-faktor yang menghambat proses
Assurance (Jaminan), dan Emphaty pelayanan publik, diantaranya sumber
(Empati). Selain itu peneliti juga daya pegawai yang masih kurang dan
meneliti apa yang menjadi faktor dibuktikan dengan ketiadaan pegawai
pendukung dan penghambat kualitas tetap di seksi pelayanan bagian
pelayanan publik di kantor Kecamatan pelayanan yang pastinya sudah
Samarinda Ulu. menguasai yang berkaitan dengan
proses pelayanan. Pegawai pelayanan
4.3 Analisa dan Pembahasan kantor pelayanan Kecamatan
Samarinda Ulu saat ini adalah mereka
yang bertugas di seksi pemerintahan yang membutuhkan waktu tidak
ada tiga orang dan satu orang lainnya sebentar. Itulah faktor utama yang
berasal dari seksi-seksi lain di menyebabkan jangka waktu pembuatan
Kecamatan Samarinda Ulu yang KTP tidak sesuai dengan jangka waktu
mempunyai tugas untuk bergantian yang seharusnya.
menjaga di bagian pelayanan karena
yang menjaga di bagian pelayanan 4.3.2 Faktor-faktor Pendukung
umum bukan dari bagian pelayanan itu
sendiri, maka keahlian yang dimiliki Selain faktor penghambat
khususnya pegawai dibagian pelayanan tentunya terdapat faktor pendukung
belum bisa optimal. Kegiatan diantaranya yaitu berupa semangat
pelayanan merupakan kegiatan yang yang diberikan pegawai satu sama lain,
berhadapan langsung dengan orang lain berusaha untuk memberikan pelayanan
yaitu pengguna layanan yang yang terbaik bagi pengguna layanan
membutuhkan pelayanan. yang membutuhkan pelayanan.
Pegawai sama-sama saling
Selain sumber daya pegawai menyemangati agar dapat memberikan
faktor penghambat lain adalah sarana pelayanan dengan keahlian masing-
dan prasarana seperti ketidakadaan masing agar mewujudkan pelayanan
filing cabinet sebagai tempat untuk yang prima. Selain sama-sama saling
penyimpanan arsip yang menyebabkan menyemangati, pegawai juga
penyimpanan dokumen tidak tertata mengadakan rapat koordinasi atau
dengan sebagai mana mestinya yang semacam evaluasi setiap tiga bulan
pada akhirnya menyebabkan pegawai mengenai bagaimana pelayanan yang
mengalami kesulitan dalam sudah dilakukan kepada masyarakat.
menemukan arsip yang dibutuhkan Dengan mengadakan evaluasi maka
serta mengganggu kerapian ruang para pegawai akan
pelayanan. Ketidakrapian ini
menyebabkan ketidaknyamanan memberikan saran jika memang ada
pengguna layanan ketika melakukan pegawai pelayanan yang masih belum
proses pelayanan. bisa melakukan pelayanan dengan baik.

Faktor penghambat lain adalah Faktor yang mendorong


mengenai jangka waktu yang diberikan terwujudnya pelaksanaan yang
terkait pembuatan KTP yang tidak berkualitas di kantor Kecamatan
sesuai dengan jangka waktu yang Samarinda Ulu adalah penanaman
ditetapkan karena kurangnya kesadaran melayani masyarakat dengan
pembuatan bahan dasar KTP. ihlas sesuai dengan hati nurani.
Keterlambatan ini dikarenakan kartu Kesadaran di sini maksudnya bahwa
untuk pembuatan KTP sendiri harus pegawai pelayanan mempunyai suatu
menunggu kiriman dari kantor pusat
tanggung jawab melayani pengguna melayani pengguna layanan yaitu
layanan. berupa alat bantu komputer dan
perangkatnya serta adanya sambungan
Faktor pendukung lain adalah dengan internet sehingga proses pelayanan
adanya fasilitas yang membantu dapat berjalan dengan lancar.
pegawai dalam melaksanakan tugasnya
5.2 Saran-Saran layanan sudah diterapkan
dimensi ini sesuai dengan
5.1 Kesimpulan keinginan masyarakat terbukti
karena tidak ada keluhan dari
Berdasarkan uraian pada hasil pengguna layanan terkait
penelitian dan pembahasan, dapat indikator dalam dimensi
ditarik kesimpulan sebagai berikut : Responsiviness.
1. Kualitas pelayanan publik di Kantor d. Dimensi Assurance (Jaminan)
Kecamatan Samarinda Ulu dapat yang mempunyai indikator
dinilai dari lima dimensi yaitu jaminan tepat waktu dan jaminan
Tangibel, Reliability, kepastian biaya sudah diterapkan
Responsiviness, Assurance, dan sesuai dengan keinginan
Emphaty. masyarakat. Hal ini terbukti
a. Dimensi Tangibel (Bukti Fisik) karena tidak ada keluhan dari
yang mempunyai indikator pengguna layanan terkait
penampilan, kenyamanan, indikator dalam dimensi
kemudahan, dan penggunaan alat Assurance.
bantu sudah diterapkan, namun e. Dimensi Emphaty (Empati) yang
ada indikator yang belum mempunyai indikator
sepenuhnya di laksanakan yaitu mendahulukan kepentingan
mengenai kenyamanan tempat pengguna layanan, ramah sopan
pelayanan. santun, tidak diskriminatif, dan
b. Dimensi Reliability menghargai sudah diterapkan,
(Kehandalan) yang mempunyai namun ada indikator yang belum
indikator kecermatan, standar berjalan sesuai harapan
pelayanan yang jelas, masyarakat yaitu mengenai
kemampuan, dan keahlian sudah ketidakramahan pegawai layanan
diterapkan, namun ada indikator dalam melayani pengguna
yang belum berjalan sesuai layanan.
harapan masyarakat yaitu 2. Faktor penghambat pelaksanaan
mengenai keahlian pegawai pelayanan publik di Kantor
dalam menggunakan alat bantu Kecamatan Samarinda Ulu adalah
pelayanan. kurangnya sumber daya pegawai
c. Dimensi Responsiviness dan masih kurangnya sarana
(Ketanggapan) yang mempunyai prasarana. Sedangkan faktor
indikator merespon, cepat, tepat, pendukungnya adalah semangat
cermat, tepat waktu dan yang diberikan pegawai satu sama
merespon keluhan pengguna lain, mengadakan rapat koordinasi
atau semacam evaluasi setiap tiga
bulan kemudian memberikan
penanaman kesadaran melayani Gaspersz, V. 2007. Manajemen
masyarakat dengan ikhlas dan Kualitas Dalam Industri
sesuai dengan hati nurani. Faktor Jasa. Jakarta: Gramedia
pendukung yang lain adalah adanya Pustaka Utama.
fasilitas berupa alat bantu untuk
memudahkan proses pelayanan.
Hardiyansyah. 2011. Kualitas
BIBLIOGRAFI Pelayanan Publik.
Yogyakarta : Gaya Media.
Abidin, ZS. 2010. Kebijakan Publik.
Jakarta: Yayasan Pancur
Siwah.
Kasmir. 2010. Manajemen Perbankan.
Jakarta : Kencana Prenada Media
Group
Amir, Taufik. 2009. Dinamika
Pemasaran. Jakarta:
Rajawali Pers.
Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara No. 63
tahun 2003 tentang
Barata, Atep Adya. 2013. Dasar – pedoman umum
Dasar Pelayanan Prima. Jakarta : penyelenggaraan pelayanan
Yudhistira publik.

Boediono. 2008. Pelayanan Prima Keputusan Menteri Pendayagunaan


Perpajakan. Jakarta: PT. Aparatur Negara Nomor 63
Rineka Cipta. tahun 2004 Tentang
Pedoman Umum
Penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat Unit
Engel, James F, Roger dan Miniard Pelayanan Instansi
Paul, W. 2011. Perilaku Pemerintah.
Konsumen. Alih Bahasa:
F.X. Budiyanto, Jilid II.
Jakarta: Binarupa Aksara.
Kotler, Philip. 2008. Marketing Otonomi Daerah. Jakarta:
management. Upper sadle Grasindo.
river

Parasuraman, A., Valarie A. Zeithaml,


Kurniawan, Agung. 2010. and Leonard L. Berry.
Transformasi Pelayanan 2010. Delivering Quality
Publik. Yogyakarta: Service, Balancing,
Pembaharuan. Customer Perceptoons and
Expectations. New york:
The Free Press.

Lupiyoadi, Rambat. 2011. Manajemen


Pemasaran Jasa. Jakarta:
Salemba empat. Patton, M. 1999. Qualitative
Evaluation and Research
Methods. California : Sage
Publishing.
Miles, M., Huberman, A. 2014.
Qualitative Data Analysis:
A Methods Sourcebook
(3rd ed.). California: SAGE Peraturan Menteri Pendayagunaan
Publications, Inc. Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor
15 Tahun 2004 tentang
Moleong, J. Lexy, 2008. Metode Komponen Standar
Penelitian Kualitatif. Pelayanan.
Bandung: PT. Remaja
Karya.

Peter, Paul. J and Olson, C. Jerry.


2010. Prilaku Konsumen
Nasution, MN. 2009. Manajemen Jasa dan Strategi Pemasaran.
Terpadu. Jakarta: PT. Cetakan Keempat. Jilid-1.
Ghalia Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan Ratminto & Atik Septi Winarsih. 2007.
Pratik Pemerintahan dan Manajemen Pelayanan.
Yogyakarta : Pustaka Undang-Undang Nomor 23 Tahun
Pelajar 2006 tentang Administrasi
Kependudukan.

Sinambela, Lijan Poltak, dkk. 2010.


Reformasi Pelayanan Wilkie, William L. 2011. Consumer
Publik. Jakarta: Bumi Behavior. New York: Third
Aksara. Edition, Jhon Wiley &
Sons Inc

Strauss, Anselm & Juliet Corbin. 2003.


Dasar-Dasar Penelitian
Kualitatif. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.

Surachmad, Winarno. 2012. Pengantar


Penelitian Ilmiah Dasar
Metode Teknik. Bandung:
Tarsito.

Tjiptono, Fandy. 2010. Manajemen


Jasa. Yogyakarta : Andi.

Tylor, Steven J dan Bogdan, Robert.


1999. Introduction to
Qualitative Research
Methods: A
Phenomenological
Approach to the Social
Sciences. New York.

Anda mungkin juga menyukai