Menurut Supentanginingrum, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual
yang menggambarkan proses pembelajaran yang sistematis untuk mengelola pengalaman belajar siswa, sehingga tujuan pembelajaran tertentu yang dibutuhkan dapat tercapai. Joyce & Weil juga mengemukakan dalam Rusman (2018) bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau model yang bahkan dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang materi pembelajaran dan memandu pembelajaran di ruang kelas atau lingkungan belajar lainnya. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, model pembelajaran dalam hal ini adalah model pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistic dan otentik. Menurut Hagen yang dikutip pada tahun 1969, model pembelajaran penelitian sosial merupakan metode inkuiri untuk penelitian dan latihan bertanya. Istilah ini sejajar dengan pemikiran reflektif, penemuan dan / atau metode pemecahan masalah. Banks (1990) menjelaskan bahwa metode pengajaran dalam ilmu sosial menggunakan inkuiri sosial untuk menghasilkan konsep, fakta, generalisasi, dan teori. Ia percaya bahwa tujuan utama dari penyelidikan sosial adalah untuk menetapkan teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan, memahami, memprediksi, dan mengendalikan perilaku orang. Selain itu, tujuan inkuiri sosial diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memecahkan masalah sosial. Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan jika model pembelajaran IPS memiliki peranan penting dalam mengembangkan pengetahuan dan pemikiran siswa untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang ada serta menuntut siswa agar dapat memahami, memprediksi, dan mengendalikan masalah sosial yang terdapat dalam lingkungan sekitarnya.