Disusun oleh :
2014901020
2020
.
A. PENGERTIAN
Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai
perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir (Prof.
Sudaryat, dr.SpAK, 2007).
Gastroenteritis atau diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang
tidak normal atau tidak seperti biasanya, dimulai dengan peningkatan volume,
keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali
sehari dengan atau tanpa lendir dan darah (Hidayat AAA, 2006).
Dapat disimpulkan Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi lambung
dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai
dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai
perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), Diare juga dapat terjadi pada bayi dan
anak yang sebelumnya sehat dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau
tanpa lendir dan darah.
B. ETIOLOGI
1. Faktor infeksi
A. Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak, infeksi internal, meliputi:
1). Infeksi bakteri :Vibrio, E. Coli, salmonella, shigella, campylobacter,
yersinia,
aeromonas dan sebagainya.
2). Infeksi virus :entrovirus (virus ECHO), coxsackie, poliomyelitis,
adenovirus,
rotavirus, astovirus dan lain-lain.
3). Infeksi parasit :Cacing, protozoa, dan jamur.
2. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida, monosakarida pada bayi dan anak, malabsorbsi
lemak, malabsorbsi protein.
3. Faktor makanan :Makanan basi beracun dan alergi makanan.
4. Faktor kebersihan
Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan bakteri tinja, tidak mencuci
tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum
mengkonsumsi makanan.
5. Faktor psikologi
Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan diare karena dapat merangsang
peningkatan peristaltik usus.
C. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar diare akut di sebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang
terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat
menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan akibat
dehidrasi,gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa.
Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propia serta kerusakan
mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorbsi,dan apabila
tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi
sistemik.
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella,
Escherichia coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium).
Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel,
memproduksi enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada
dinding usus pada Gastroenteritis akut. Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-
oral dari satu penderita ke yang lainnya.
Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan
minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah
gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare).
Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus,
sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan
moltilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari
diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake
kurang, output berlebih), hipoglikemia dangangguan sirkulasi darah.
D. TANDA DAN GEJALA
1. Diare.
2. Muntah.
3. Demam.
4. Nyeri abdomen
5. Membran mukosa mulut dan bibir kering
6. Fontanel cekung
7. Kehilangan berat badan
8. Tidak nafsu makan
9. Badan terasa lemah
E. KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Ditinjau dari ada atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi dua
golongan:
a. Diare infeksi spesifik : tifus dan para tifus, staphilococcus disentri
basiler, dan Enterotolitis nektrotikans.
b. Diare non spesifik : diare dietetis.
2. Ditinjau dari organ yang terkena infeksi diare :
a. Diare infeksi enteral atau infeksi di usus, misalnya: diare yang
ditimbulkan oleh bakteri, virus dan parasit.
b. Diare infeksi parenteral atau diare akibat infeksi dari luar usus,
misalnya: diare karena bronkhitis.
3. Ditinjau dari lama infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan yaitu:
a. Diare akut : Diare yang terjadi karena infeksi usus yang bersifat
mendadak, berlangsung cepat dan berakhir dalam waktu 3 sampai 5
hari. Hanya 25% sampai 30% pasien yang berakhir melebihi waktu 1
minggu dan hanya 5 sampai 15% yang berakhir dalam 14 hari.
b. Diare kronik, ádalah diare yang berlangsung 2 minggu atau lebih
(Sunoto, 1990).
F. PATOFISIOLOGIS
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya gastroenteritis ialah:
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia
Coli, Yersinia
dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus
pada Gastroenteritis akut.
Penularan Gastroenteritis bias melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang
lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan
minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic
(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam
rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga
usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan
gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit
meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan
hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air
dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis
Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih),
hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
H. PENATALAKSANAAN
1. Terapi Cairan
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita diare,
harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan/muntah muntah PWL
(Previous Water Losses) ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang
melalui keringat, urin dan pernafasan NWL (Normal Water Losses).
b) Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus
berlangsung CWL (Concomitant water losses) (Suharyono dkk., 1994
dalam Wicaksono, 2011)
1) Cairan Rehidrasi Oral (CRO) : Cairan oralit yang dianjurkan oleh WHO-ORS,
tiap 1 liter mengandung Osmolalitas 333 mOsm/L, Karbohidrat 20 g/L, Kalori 85
cal/L. Elektrolit yang dikandung meliputi sodium 90 mEq/L, potassium 20
mEq/L, Chloride 80 mEq/L, bikarbonat 30 mEq/L (Dipiro et.al., 2005). Ada
beberapa cairan rehidrasi oral:
a) Cairan rehidrasi oral yang mengandung NaCl, KCL, NaHCO3 dan
glukosa, yang dikenal dengan nama oralit.
b) Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung komponen-komponen di
atas misalnya: larutan gula, air tajin, cairan-cairan yang tersedia di rumah
dan lain-lain, disebut CRO tidak lengkap.
2) Cairan Rehidrasi Parenteral (CRP) Cairan Ringer Laktat sebagai cairan rehidrasi
parenteral tunggal. Selama pemberian cairan parenteral ini, setiap jam perlu
dilakukan evaluasi:
a) Jumlah cairan yang keluar bersama tinja dan muntah
b) Perubahan tanda-tanda dehidrasi (Suharyono, dkk., 1994 dalam
Wicaksana, 2011).
2. Antibiotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare
akut infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa
pemberian anti biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien
dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses berdarah,,
leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan
I. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi
3. Kejang
4. Bakterimia
5. Malnutrisi
6. Hipoglikemia
7. Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan tinja,darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk mengetahui
penyebab
secara kuantitatif dan kualitatif.
Diagnosa 1
Diagnosa 5.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit,prognosis dan pengobatan.
- Tidak terjadi kejang akibat tidak bisa menahan rasa sakitnya
- Nyeri dapat berkurang / hilang
- Ekspresi wajah tenang
Tn. P usia 52 tahun masuk ke Rs tanggal 9 desember 220 pada jam 10.00
WIB diantar oleh keluarganya dengan keluhan BAB cair selama 5 hari, demam sejak
5 hari , klien mengatakan sebelum di rujuk ke RSU Kab. Tangerang, klien di rawayat
di RS Primaya dengan hasil laboratorium trombosit 389000, klien di antar
menggunakan brankar melalui IGD RSU Kab. Tangerang, Dokter menegakkan
diagnose GEA.
Klien dipindahkan ke ruang Cempaka pada tanggal 9 Desember 2020. Pada
tanggal 9 dilakukan pengkajian didapatkan hasil TTV: TD:112/64 mmhg, N:
110x/menit, RR: 20x/menit, S:36c. kulit teraba hangat, mukosa bibir kering. Klien
mengatakan perutnya distensi, saat ini klien mengatakan badanya sedikit lemas dan
sedikit pusing. Terpasang terpasang infus disebelah kanan dengan cairan Nacl 09%.
Nama : Ny. A
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tangerang
Telepon :-
I. Pengkajian
A. Identitas Klien dan Penanggung Jawab
Nama Klien : Tn.P
Umur : 52 Tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Tangerang
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Sma
Pekerjaan : Supir
Tanggal Masuk RS : 9 Desember
2020
Diagnosa Medis : GEA
Sumber Informasi : Keluarga
Tanggal Pengkajian : 9 Desember
20220
Ruang : Cempaka
Keluarga yang dapat dihubungi : Istri
B. ANAMNESA
- Alasan masuk RS : klien mengatakan BAB cair sejak lima hari, demam sejak 5 hari
- Masuk dari IGD dibawa oleh anggota keluarga
- Alat yang digunakan saat masuk : kursi roda
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama saat pengkajian ; klien mengatakan pinggang sakit, lemas dan agak
pusing
2. Riwayat Kesehatan Sekarang : klien mengatakan memiliki DM sebelumnya tidak
mempunyai Riwayat DM
3. Riwayat Kesehatan Lalu :
- Penyakit pada masa anak-anak dan penyakit infeksi yang pernah dialami : influenza
- Imunisasi : lengkap
- Kecelakaan yang pernah dialami : tidak ada
- Prosedur operasi dan perawatan dirumah sakit : operasi katarak, histerektomi dan
ulkus diabetikum
- Alergi : tidak ada Riwayat alergi
- Pengobatan dini (konsumsi obat-obatan bebas), lamanya: Tidak
a. Persepsi terhadap penyakit : klien mengatakan saat sakit akan pergi ke klinik
terdekat untuk memeriksakan keadaanya, jika tidak bisa di tanggani di klinik klien
mengatakan untuk minta rujukan ke RS.
b. Arti sehat dan sakit bagi pasien: klien mengatakn sehat adalah keadaan sehat
badan dan bisa melakukan aktivitas tanpa adanya hambatan. Sedangkan sakit
adalah keadaan dimana kita merasa tidak nyaman karena badan yang sakit
c. Pengetahuan status kesehatan pasien saat ini: klien mengatakan saat ini tahu
tentang penyakitnya. Klien sudah rutin melakukan pengobatan dan selalu
memeriksaan keadaannya ke RS
d. Perlindungan terhadap kesehatan : program skrining, kunjungan ke pusat
pelayanan kesehatan, diet, latihan dan olahraga, manajemen stress, faktor ekonomi
: klien mengatakan jika kesehatannya kurang baik akan memeriksakan keadaanya
ke RS
e. Pemeriksaan diri sendiri : payudara, riwayat medis keluarga, pengobatan yang
sudah dilakukan: klien mengatakan pengobatan yang dilakukan adalah pergi Ke
klinik dan rumah sakit
3. POLA ELIMINASI
- Kebiasaan pola buang air kecil : frekuensi 5 x/hr, jumlah (cc), 500 cc
- Warna kuning jernih , bau khas
- Balance cairan :
- Kebiasaan pola buang air besar : frekuensi 1x
- adanya perubahan lain ( )
- Keyakinan budaya dan kesehatan : klien mengatakan saat sakit akan memeriksakan
keadaannya kedokter. Klien mengatakan tidak ada kepercayaan budaya yang
menyimpang dari kesehatan
- Kemampuan perawatan diri : klien mengatakan saat sakit tidak mampu untuk
melakukan perawatan diri secara mandiri
- Kebersihan diri : klien mengatakan saat sakit hanya mandi 1x sehari
Makan/Minum
Mandi
Berpakaian/berdandan
Toileting
Mobilisasi di tempat
tidur
Berpindah
Berjalan
Menaiki Tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan Rumah
Total 22
Keterangan
- Sifat pencetus stress yang dirasakan baru-baru ini : di rawat di rs takut tidak bisa
menapkahi keluarga
- Tingkat stress yang dirasakan : ringan
- Gambaran respons umum dan khusus terhadap stress : klien terlihat gelisah
- Strategi mengatasi stress yang biasa digunakan dan keefektifannya : bertanya kepada
dokter atau perawat dan berbicara dengan suami dan anak cucunya
- Pengetahuan dan penggunaan teknik manajemen stress: klien mengatakan sudah
diajarkan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi stress
- Kehilangan / perubahan di masa lalu : () Tidak ( x) Ya
- Penggunaan obat untuk menghilangkan stres : tidak
- Keadaan emosi dalam sehari-hari : (x ) Santai () Tegang ( ) Lain-lain
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala dan leher
- Kepala bulat, distribusi rambut merata, tidak ada alopesia, rambut terlihat
berketombe, tekstrur rambut lembut
- Tidak ada lesi, klit merata, Tidak ada pembesaran vena jugularis.
Pengobatan
N diatub (u/p) 3x2, kalitake 3x1, bisoprolol 1x2,5, notisil 1x2 mg, cpg 1x75,
simvaskotin 1x20 mg, levothoxalin1x750, Nacl 09 %/8 jm
ANALISA DATA
Pemantauan cairan
(l.03121)
Intervensi:
- Monitor frekuensi
dan kekuatan nadi
- Monitor tekanan
darah
- Monitor berat
badan
- Monitor status S :
hidrasi - Klien
- Monitor berat mengatakan
badan harian Bab 5 x hari
- Catat intake- 0 :
output - Td : 112/64
- Berikan cairan mmhg
sesuai - N : 11x/mnt
kebutuhan - RR:20x/mnt
- Berikan cairan - S : 36x/mnt
intravena, jika - Mukosa
perlu bibir kering
A: masalah belum
teratasi
P:lanjutkan
intervensi
- Monitor
status cairan
- Memberikan
cairan
intravena
- Monitor
berat badan
S:
- Monitor berat - Klien
badan harian mengatakan
- Catat intake- Bab 5 x hari
output 0:
- Berikan cairan - Td : 112/64
sesuai mmhg
kebutuhan - N : 11x/mnt
- Berikan cairan - RR:20x/mnt
intravena, jika - S : 36x/mnt
perlu - Mukosa
bibir kering
A: masalah belum
teratasi
P:lanjutkan
intervensi
- Monitor
status cairan
- Memberikan
cairan
intravena
- Monitor
berat badan