Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nadya Gistriagung

Npm : 1806195053
Kelas K3LL – 02
TUGAS 5 – INDIVIDU

1. Susunlah sebuah tulisan singkat mengenai Komunikasi Bahaya yang wajib disediakan oleh
Manajemen Rumah Sakit bagi Tenaga Medis.
Jawaban :
Komunikasi Bahaya (Hazard Communication) – Komunikasi bahaya atau hazard
communication adalah suatu cara untuk menunjukkan bahwa suatu benda atau area
mengandung bahaya atau jenis bahaya tertentu. Dengan adanya petunjuk terhadap bahaya
tersebut maka setiap orang yang akan melakukan pekerjaan dengan alat atau bahan yang
berbahaya tersebut atau bekerja pada area berbahaya tersebut dapat mengantisipasi dengan
langkah-langkah pencegahan atau preventif seperti alat perlindungan diri yang sesuai.
Dasar hukum dari komunikasi bahaya atauhazard communication terdapat pada UU No.
1/1970 pasal 9 ayat 1
Ada beberapa cara dalam komunikasi bahaya, diantaranya yaitu :

a. Lisan dengan cara training atau pemberitahuan, kelemahannya adalah kurang


efektif karena orang mudah lupa.
b. Tulisan, dapat berupa MSDS serta Poster.
c. Visual, berupa Label, tanda, serta rambu.
2. Berkaitan dengan Topik Toksikologi di Tempat Kerja, berikan beberapa design PPE/APD
yang sesuai untuk Tenaga Medis untuk Perawatan Pasien COVID-19.
Jawaban :
APD (Alat Pelindung Diri) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi
bahaya di tempat kerja. APD ini terdiri dari kelengkapan wajib yang digunakan oleh
pekerja sesuai dengan bahaya dan risiko kerja yang digunakan untuk menjaga keselamatan
pekerja sekaligus orang di sekelilingnya. Penggunaan APD sangatlah penting dimasa
pandemic sekarang ini demi melindungi Tenaga kerja medis dari Virus dan memutus
penyebaran nya juga. Berikut merupakan ketentuan penggunaan APD yang terbagi
menjadi 3 tingkatan berdasarkan kelompok pekerja tenaga medis dan beberapa alat – alat
pendukung yang wajib digunakan .

• Tingkat 1 = Petugas penanganan cepat/investigator/ relawan yang melakukan


interview langsung terhadap pasien ODP atau PDP , Dokter dan Perawat , Staff
Administrasi , Supir Ambulans yang berada di fasilitas umum, Tempat Praktk
umum, Triase pra-perawatan, Rumah sakit.

• Tingkat 2 = Perawat dan Dokter yang berada dalam ruang pemeriksaan dengan
adanya gejala covid -19 , berada diruang perawatan pasien covid-19 atau sebagai
petugas yang menganter pasien dalam pengawasan.
• Tingkat 3 = Perawat dan Dokter yang melakukan pengambilan sample pernapasan
/ SWAB test dan melakukan tindak kegiatan yang menimbulkan erosol.
1. Masker
• Masker Kain
• Masker Bedah 3 ply
• Masker N95
• Masker Reusable Facepiece Respirator

2. Gown
• Goun Non-steril (Tingkat 1)
• Gaun Isolasi Bedah (tingkat 2)
• Coverall (Tingkat 3)
3. Sepatu Bot
• Penggunaan sepatu bot karet:

1.Memberikan perlindungan optimal ketika lantai basah

2.Melindungi dari cedera benda tajam di ruang perawatan atau operasi

3.Mudah dibersikan dan disinfektan

• Spesifikasi teknis:

1.Nonslip, memiliki sol PVC yang sepenuhnya tersegel

2. Berukuran lebih tinggi dari tepi bawah gaun

3.Warna terang dapat mendeteksi kemungkinan kontaminasi

4.Terdapat berbagai ukuran untuk meningkatkan kenyamanan dan menghindari


trauma pada kaki

4. Eye Protector

• Goggle
• Face Shield
5. Head Cup

• Skull Cap
• Bouffant Cap

Referensi :
- https://www.medcom.id/foto/grafis/ybDlD0jb-rekomendasi-apd-berdasarkan-
tingkat-perlindungan
- https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fcovid19.go.id%2Fp%2F
protokol%2Frekomendasi-standar-penggunaan-apd-untuk-penanganan-covid-19-
di-indonesia-revisi-
1&psig=AOvVaw0Cj43YTccF_zPHumxtnRzQ&ust=1606902718579000&source=i
mages&cd=vfe&ved=0CAMQjB1qFwoTCPDm2aDBrO0CFQAAAAAdAAAAABA
X

Anda mungkin juga menyukai