Anda di halaman 1dari 14

Gangguan Emosional dan Perilaku pada Anak-anak dengan

Gangguan Spektrum Autisme

TUJUAN : Untuk menilai frekuensi, kedalaman, gejala penyerta, dan ketahanan


gangguan pada gangguan emosional dan perilaku dalam sampel komunitas anak-anak
muda dengan autisme spectrum disorder (ASD).
METODE : Orang tua (n = 277) dan guru (n = 228) pada anak usia 4-8 tahun
mengerjakan Development Behaviour Checklist (DBC). Kemampuan intelektual dan
gejala autisme juga dinilai. Sub-sampel juga diharuskan untuk mengulang pengerjaan
DBC.
HASIL : Tiga perempat dari kohort mendapat skor di atas batas klinis pada
Development Behaviour Checklist kuesioner khusus untuk pengasuh utama (DBC-
P); hampir dua pertiga mendapat skor di atas cut-off pada Development Behaviour
Checklist khusus untuk guru (DBC-T). Pada 81%, masalah bertahan di atas ambang
batas 14 bulan kemudian. Skor QDBC-P lebih tinggi dikaitkan dengan gejala autisme
yang lebih besar, indeks deprivasi yang lebih tinggi, orang tua pengangguran, dan
lebih banyak anak di rumah tetapi tidak dengan pendidikan orang tua atau etnis, atau
usia atau jenis kelamin anak. Anak-anak dengan IQ> 70 mendapat skor lebih tinggi
untuk perilaku mengganggu, depresi, dan gejala kecemasan; mereka yang IQ <70
memiliki skor lebih tinggi pada self absorption dan hiperaktif.
INTEPRETASI HASIL : DBC mengidentifikasi berbagai masalah perilaku
tambahan yang umum di ASD dan yang bisa menjadi fokus untuk intervensi
spesifik. Hasil yang paling menarik yaitu manfaat potensial dari penyaringan secara
sistematis untuk masalah yang ada bersamaan dengan ASD.
Autism spectrum disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan saraf yang
ditandai oleh gangguan sosial berupa interaksi timbal balik , komunikasi, dan sesuatu
yang berulang-ulang, stereotipi dari minat dan perilaku. Penelitian terbaru
menyebutkan bahwa tingkat prevalensi lebih dari 1%. ASD dikaitkan dengan
komorbiditas tinggi dan biaya yang signifikan bagi individu, keluarga, dan layanan
untuk ASD itu sendiri. Gangguan emosional dan perilaku pada ASD sering
terjadi, dan tingkat kecemasan sosial, hiperaktif karena kurangnya perrhatian dan
gangguan oposisi meningkat dibandingkan pada populasi umum dan anak-anak
dengan cacat intelektual. Masalah fungsional seperti masalah tidur, makan, dan toilet
juga meningkat. Tingkat gangguan perilaku dan emosi yang tinggi terbukti pada anak
pra-sekolah dan seterusnya dan banyak anak-anak memiliki dua atau lebih masalah
komorbiditas. Dalam populasi non-ASD dengan dan tanpa cacat intelektual ,
prevalensi dan jenis perbedaan gangguan emosional dan perilaku kesulitan dikaitkan
dengan usia, jenis kelamin, IQ, kelompok etnis, dan kerugian sosial. Dalam ASD,
faktor-faktor ini masih belum jelas kaitannya dengan komorbiditas
kejiwaan meskipun jenis kesulitannya bervariasi dengan IQ, usia, dan jenis
kelamin. Gangguan psikiatrik juga memiliki prevalensi tinggi pada orang dewasa dan,
sering menyerang bersama dengan masalah fungsional, dapat memiliki dampak buruk
yang sama besarnya dengan gejala utama ASD. Tidak banyak intervensi berbasis
bukti yang bisa mengurangi efek dari masalah ini. Oleh karena itu, penilaian
gangguan emosional / perilaku oleh klinisi yang dilakukan dengan sistematis sangat
penting. Makalah ini menjelaskan penggunaan kuisioner pada orangtua dan guru
untuk menilai komorbiditas gangguan emosi dan perilaku pada sampel komunitas
anak-anak (usia 4-9 tahun ) dengan ASD.

METODE
Penelitian ini disetujui oleh Guy’s Hospital Research Ethics Committee
(08/H0804 /37) dan Bromley and Lewisham Local Research Ethics Committees
(RDLEWBR 428).
Prosedur rekrutmen
Populasi target terdiri dari semua anak yang lahir pada antara 1 September 2000
dan 1 September 2004 (usia 4-8 tahun) dengan diagnosis ASD yang ditegakkan oleh
tim multidisiplin lokal dan tinggal di dua wilayah London dengan berbagai
lingkungan sosial-ekonomi, sikap dan latar belakang etnis. Di kedua wilayah, anak-
anak yang dicurigai memiliki ASD menerima penilaian pengembangan saraf dan
mental dari dokter anak komunitas. Sedikit anak yang didiagnosis pada pertemuan
yang telah dijanjikan namun kebanyakan dirujuk ke klinik komunikasi multidisiplin.
Setelah penilaian bicara dan bahasa dan laporan dari sekolah, anak-anak kemudian
diminta untuk datang ke klinik multidisiplin yang terdiri dari dokter anak, terapis
untuk bicara dan bahasa, atau psikolog untuk penilaian formal khusus untuk
ASD. Langkah-langkah termasuk wawancara diagnostik untuk
autisme, perkembangan, diagnosis berdasarkan diagnostik dan wawancara
dimensi, wawancara diagnostik untuk gangguan komunikasi sosial, atau pro forma
lokal dan pengamatan diagnostik autisme.
Keluarga yang memenuhi persyaratan ( n = 447) dikirimkan surat undangan
untuk berpartisipasi beserta dengan formulir persetujuan. Setelah keluarga
menyetujui, kuisioner dikirimkan melalui paket. Keluarga yang tidak menanggapi
surat undangan ditelepon dan dikirimkan surat undangan ulang. Jika mereka masih
gagal merespons, peneliti menelepon lagi dan menawarkan untuk mengirim kembali
email kuesioner atau melengkapi via telepon atau saat di rumah. Untuk menilai
kedalaman masalah, guru diminta untuk melengkapi daftar pertanyaan khusus untuk
guru. Untuk menilai masih adanya kesulitan maka salah satu orang tua mengisi
kuesioner dua kali pada waktu yang berbeda (waktu 1 dan 2). Untuk penilaian pada
waktu 2, pada perempuan terlalu banyak sampel untuk memberikan jumlah yang
memadai untuk analisis.

PENILAIAN
Masalah Emosi dan Perilaku
Kelompok fokus yang terdiri dari delapan orang tua dengan anak-anak dengan
ASD berusia lebih muda dari 10 tahun direkrut untuk menentukan kuisioner yang
biasa digunakan secara klinis di Inggris, dipilih yang paling baik menggambarkan
emosi anak mereka dan / atau masalah perilaku dan yang paling dapat diterima. DBC
dipilih sebagai instrumen pilihan untuk penelitian ini. Orang tua menilai kuisioner ini
mudah dalam hal penerimaan, penggunaan, kejelasan pertanyaan, penilaian, dan
berbagai pertanyaan, dan terlebih ada versi paralel orangtua dan guru sehingga
memungkinkan penilaian masalah di seluruh aspek. DBC-P berisi 96 item pertanyaan
mengenai perilaku yang mencakup berbagai perilaku, masing-masing diberi nilai 0
('tidak benar sejauh yang saya tahu'), 1 ('agak atau terkadang benar '), atau 2 (' sangat
atau sering'). Kuisinoer ini menyajikan kepuasan konsistensi internal , antar pengisi
dan reliabilitas pengujian-uji ulang, dan validitas bersamaan dengan psikopatologi
lainnya, terutama dalam sampel anak-anak dan remaja dengan cacat intelektual. DBC
memiliki lima subskala yang diturunkan secara empiris (Disruptive / Antisocial; Self
Absorption; Gangguan komunikasi; Kegelisahan pada interaksi Sosial, dan empat
skala yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi sindrom kejiwaan tertentu
(Autisme Screening Algoritme; Skala depresi; Skala hiperaktif, dan Skala Penilaian
Perilaku Gelisah). Masalah perilaku mempunyai total skor (kisaran 0–192)
menunjukkan tingkat gangguan secara keseluruhan; skor batas minimal 46
direkomendasikan untuk mengidentifikasi masalah emosional dan / atau perilaku
yang signifikan secara klinis. DBC-T memiliki 94 item; total skor minimal 30
direkomendasikan sebagai cut-off untuk mengidentifikasi kelainan.
.
Gejala autisme
Gejala autisme diukur dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh orang tua
yaitu Social Communication Questionnaire Lifetime Version (SCQ). Kuisioner terdiri
dari 39 item yang diberi skor 0 atau 1; cut-off skor lebih dari 15 direkomendasikan
untuk mengidentifikasi potensi kasus ASD.

Karakteristik demografis
Karakteristik demografis dikumpulkan melalui kuesioner orang tua. Data kode
pos digunakan untuk mengakses index deprivation (The English Indices of
Deprivation 2007), yang memberi peringkat wilayah geografis kecil di Inggirs
menurut tingkat kekurangan , berdasarkan pendapatan, pendidikan, pekerjaan, dan
lingkungan hidup (skor indeks tinggi menunjukan tingkat kekurangan yang lebih
besar).

Penilaian anak
IQ diukur oleh tim peneliti, terlatih dan berpengalaman. Dalam penilaian
psikometrik, menggunakan antara lain Skala Kecerdasan Wechsler untuk Anak-
anak, Wechsler Pre-sekolah dan Skala Kecerdasan Dasar, atau Mullen Skala
Pembelajaran Awal tergantung pada usia kronologis dan tingkat
perkembangan. Orang tua juga diberi pertanyaan , 'Pada usia berapa menurut anda,
anak anda berfungsi secara keseluruhan?'. Skala Gambar Kosakata Bahasa
Inggris digunakan untuk mengukur bahasa reseptif untuk anak-anak yang memiliki
keterbatasan bahasa untuk mengakses tes.

Analisis data
Analisis statistik menggunakan STATA 11 (StatCorp, College Station, TX, USA,
2009). Untuk beberapa analisis, IQ dianggap kontinu dan untuk yang lainnya
dianggap sebagai variabel dikotomis (<70 /> 70). Untuk masalah tidur, makan, dan
toilet, kategori 'agak' / 'kadang-kadang' dan 'sangat sering' / 'sering' DBC digabungkan
untuk membuat skor dikotomis. Hubungan antara skor DBC-P / T dan latar belakang
faktor (jumlah anak di rumah; pendidikan orang tua, pekerjaan, dan etnis) di analisi
dengan regresi linier multiple. Regresi logistik multinomial digunakan untuk
mengeksplorasi faktor-faktor yang terkait dengan perbedaan (yaitu di atas / di bawah
cut-off klinis) antara pengasuh primer (orang tua) dan kuesioner guru, dan untuk
mengeksplorasi faktor-faktor yang terkait dengan perubahan pada pertanyaan orang
tua (yaitu pemutusan klinis di atas / di bawah) pada waktu 1 dan 2.
HASIL
Karakteristik peserta
Hasil kuisioner diterima dari 362 dari 447 (81%) keluarga. Kuesioner orang tua
diisi atas 277 anak (62%), setengahnya melalui pos, sisanya melalui telepon atau
kunjungan rumah. Keluarga yang tidak berpartisipasi memiliki indeks kekurangan
rata-rata yang lebih tinggi ( t [443]) = 3,39, p <0,001) dan mengandung proporsi yang
lebih tinggi pada laki-laki (v 2 [1, n = 447] = 5,36, p = 0,021). Usia rata-rata anak
pada saat perekrutan adalah 6 tahun (SD 1th 1 bulan) dan pada penilaian pertama 6
tahun 10 bulan (SD 1 tahun 2 bulan). Sebagian besar (77%, n = 214) menghadiri
sekolah umum; 44 menghadiri sekolah khusus; 15 menghadiri unit khusus dalam
sekolah umum; tiga dididik di rumah; satu menghadiri tempat penitipan
umum. Catatan klinis anak dengan skor rendah pada skor SCQ (yaitu total <10; n =
28) diperiksa oleh dokter setempat; diagnosis dikonfirmasi dalam semua kasus dan
tidak ada yang dikecualikan.
Penilaian kognitif dilakukan pada 258 anak-anak. Skor IQ skala penuh dihitung
pada 211 anak (67 pada Skala Kecerdasan Wechsler untuk Anak-Anak; 144 pada
Prasekolah Wechsler dan Skala Kecerdasan Primer). Untuk anak-anak yang diuji
pada Mullen Skala untuk pembelajaran awal, skor standar digunakan jika
memungkinkan ( n = 13); bagi mereka yang berada di atas rata-rata Mullen skala
untuk pembelajaran awal, dalam rentang usia ( n = 34), ekuivalen usia digunakan
untuk memperoleh rasio IQ. Mereka yang memiliki Mullen skala untuk pembelajaran
awal rasio IQ <20 ( n = 11) diberi IQ 19 untuk mencerminkan kemampuan mereka
yang sangat rendah. Estimasi orang tua untuk usia fungsional juga digunakan untuk
menghasilkan estimasi perkembangan berdasarkan orang tua terdapat pada 15
anak. Perkiraan IQ rata-rata untuk sampel adalah 72,7; 35% memiliki IQ <70; 21,6%
memiliki IQ <50. Data kognitif tidak lengkap disebabkan oleh tidak ada izin orang
tua atau masalah kepatuhan anak.
Skor DBC-P disajikan pada Tabel I. Konsistensi internal dari masing-masing
subskala (Disruptive / Antisocial, self-absorbed, Gangguan Komunikasi, Kecemasan,
interaksi Sosial), Algoritma Penyaringan Autisme, skala depresi dan Hiperaktif, dan
Perilaku Cemas
Skala Penilaian baik sampai sangat baik (rentang Chronbach 0,66-0,91, rata-rata
0,80). Rata-rata masalah perilaku memiliki total skor 71,2 (SD 29,6); 79% nilai di
atas cut-off (95% pada usia 4; 83% pada usia 5; 76% pada usia 6; 75% pada usia
7; 80% pada usia 8), secara signifikan lebih tinggi daripada 41% cut-off di atas di
intelektual normatif Australia dengan sampel anak disabilitas yang berusia 4 hingga 8
tahun ( p <0,001).
Tidak ada perbedaan signifikan dalam total skor untuk anak-anak dengan IQ di
atas atau di bawah 70 ( t [271] = 0,56, p = 0,58) tetapi ada beberapa perbedaan dalam
kelompok skor subskala. Hasil menunjukan anak-anak dengan IQ> 70 mendapat skor
lebih tinggi pada skala untuk perilaku Disruptive / antisosial ( t [271] = -2.70, p =
0,007), Depresi ( t [271] = -2,55, p = 0,012), dan perilaku cemas ( t [271] = 2.30, p =
0.004). Anak-anak dengan IQ <70 skor lebih tinggi pada Self-absorbed ( t [271] =
-2.70, p <0.001) dan skala hiperaktifitas ( t [271] = 2.30, p = 0,022).
Tujuh puluh persen dari sampel dilaporkan pemilih makanan / memiliki mode
makanan; tidur terganggu dilaporkan 59% dan mengotori / mengolesi
24%. Mengotori / mengolesi lebih umum pada anak yang lebih muda (yaitu <7y vs>
7y, v 2 = 3.84, p = 0,050); tidak ada masalah tidur / makan / toilet lainnya terkait
dengan usia (semua p > 0,2). Tidak ada perbedaan jenis kelamin yang signifikan
ditemukan antara skor total atau subskala (p > 0,3).
Tidak ada korelasi antara total skor DBC-P dan usia, IQ, Skala Kosakata Gambar
Inggris, atau jenis kelamin (semua korelasi <0,10; lihat Tabel II). Terdapat korelasi
yang signifikan dengan autisme yang lebih berat gejalanya pada SCQ ( r = 0,58; p
< 0,001), dan dengan yang lebih tinggi skor indeks deprivasinya (meskipun
korelasinya kecil; r = 0,15; p = 0,01). Regresi Multiple juga menunjukkan Skor DBC-
P dikaitkan dengan orang tua pengangguran (b = - 11,59 p = 0,008) dan lebih banyak
anak diam di rumah (b = 5,94, p = 0,008). Tidak ada hubungan antara Skor DBC-P
dan pendidikan orang tua ( p = 0,48) atau etnis ( p = 0,14).
Hampir setengah (44%) orang tua menunjukkan bahwa mereka mencari bantuan
untuk perilaku anak mereka atau masalah emosional. Sebagian besar (86%) dari
mereka yang mencari bantuan memiliki anak yang mendapat skor di atas cut-off
klinis DBC-P. Namun, lebih dari sepertiga (37%) dari mereka yang memiliki anak
skor di atas cut-off tidak meminta bantuan.

Laporan guru tentang masalah emosi dan perilaku


Data DBC-T tersedia untuk 228 anak-anak dengan data induk (lihat Tabel
I). Sebagian besar data tidak ada karena guru tidak mengembalikan kuesioner. Data
tersebut terletak pada usia yang sedikit lebih tua daripada data yang lengkap (rata-rata
7 tahun 1bulan, SD 1 tahun 1bulan dan rata-rata 6 tahun 8 tahun, SD 1.2 masing-
masing, t [275] = 2.1, p = 0,04), tetapi mereka tidak berbeda dalam skor SCQ ( p =
0,76) atau jenis kelamin ( p = 0,12).
Nilai total rata-rata pada DBC-T adalah 38.1 (SD 21.1); 62% mendapat skor di
atas batas emosi dan / atau gangguan perilaku. Berarti skor total dan subskala untuk
sampel ASD ini secara signifikan lebih tinggi daripada sampel cacat intelektual
normatif ( p < 0,05 pada masing-masing kasus). Guru menilai anak dengan IQ <70
sebagai self absorbed ( t [226] = 7,48 p < 0,001), dan memiliki lebih banyak masalah
dengan komunikasi ( t [226] = 4,22, p < 0,001) dan hubungan sosial ( t [226] =
3,2, p = 0,002) dibandingkan dengan IQ> 70 (lihat Tabel I). Tidak ada hubungan
yang signifikan antara IQ dan DBC-T Disruptive / Antisocial atau Anxiety skor
subskala ( masing-masing p = 0,67 dan 0,08). Tidak ada perbedaan jenis kelamin
yang ditemukan pada skor subskala DBC-T (Student t -test, p > 0,1).
Berbeda dengan penilaian orang tua, total skor DBC-T berkorelasi negatif
dengan IQ ( r = -0,34; p < 0,001) dan Skor standar Skala Kosakata Gambar British
( r = -0.23;p = 0,002) meskipun korelasi ini lemah hingga sedang (lihat Tabel
II). Tidak ada korelasi di antara Skor DBC-T dan tingkat keparahan autisme
(SCQ; r = 0,06; p = 0,33) tetapi tidak dengan faktor keluarga atau penempatan
sekolah.

Persamaan antara laporan orang tua dan guru


Dua pertiga (64%) anak di atas batas klinis DBC-P juga di atas cut-off pada DBC-T,
bahwa secara signifikan lebih banyak laporan orangtua daripada guru yang
menyatakan anak-anak memiliki masalah emosional / perilaku (uji proporsi
sampel, z [ n = 228] = -6.2, p < 0,001). Tidak ada korelasi yang signifikan antara
DBC-P dan skor total DBC-T ( r = 0,07, p = 0,29). Perbedaan antara kasus (mencapai
cut-off) pada DBC-P dan DBC-T diperiksa menggunakan regresi multinomial untuk
masing-masing dari empat kategori ketidakcocokan yang mungkin. Skor DBC-P yang
diatas cut-off tetapi tidak dengan DBC-T, skor keduanya diatas cut-off, dikaitkan
dengan yang tinggal di rumah dengan lebih banyak anak (Wald [1] = 17,4, p
< 0,001), IQ lebih tinggi (Wald [1] = 11,4, p < 0,005), dan jenis kelamin wanita
(Wald [1] = 9,4, p < 0,005).

Ketahanan masalah emosi dan perilaku seiring waktu


Sembilan puluh tiga keluarga mengulang DBC-P setelah rata-rata interval 14
bulan (SD 4.6; kisaran 2-23). Tidak berbeda dari 184 anak lainnya dalam hal usia
atau indeks kekurangan ( uji- t Student, masing-masing p = 0,12 dan 0,17) tetapi
mereka memiliki IQ rata-rata yang sedikit lebih rendah (67,6 vs 75,3, p = 0,02) dan
berbeda, berdasarkan desain, dalam persentase pria (57% vs 77%, v 2 =
58,9, p <0,001) karena sample anak perempuan untuk mendapatkan angka yang
cukup untuk analisis jenis kelamin. Ada pengurangan skor total dan subkelompok
dari waktu 1 ke waktu 2 (lihat Tabel III) tetapi 81% dari mereka memiliki skor di atas
cut-off pada waktu 1 dan skor tetap di atas cut-off pada waktu 2. Skor pada waktu 1
dan waktu 2 sangat berkorelasi ( r [93] = 0,79 p < 0,001). Tiga anak di bawah cut-off
pada waktu 1 skor di atas cut-off pada waktu 2; 14 anak di atas cut off pada waktu 1
tetapi tidak pada waktu 2. Analisis regresi multinomial pada waktu 1 / waktu 2 secara
individual menyatakan bahwa skor di atas cut-off DBC-P pada waktu 1 tetapi tidak
pada waktu 2. Hal tersebut relatif terhadap skor di atas cut-off di kedua waktu
dikaitkan dengan total SCQ yang lebih rendah (Wald [1] = 6.12, p = 0,013). Tidak
ada variabel keluarga (termasuk apakah orang tua melaporkan atau mencari bantuan
untuk masalah pada waktu 1) terkait dengan perubahan dari waktu ke waktu (yaitu
DBC-P pada waktu 1, DBC-P pada waktu 2).

DISKUSI
Seperti dalam penelitian sebelumnya, penelitian ini mengidentifikasi tingkat
masalah emosional dan perilaku yang tinggi pada anak-anak dengan ASD. Tiga
perempat mempunyai skor di atas cut-off klinis pada DBC-P. Tingkat masalah
fungsional yang tinggi juga dilaporkan dibandingkan dengan anak-anak dari usia
yang sama; misalnya tidur terganggu di 59%, rewel 70% pemilihi makanan, dan 24%
dan 34% masing-masing memiliki masalah kebersihan dan buang air kecil (meskipun
telah diberi toilet training). Dua pertiga anak dengan ASD yang berada di atas cut-off
DBC-P juga di atas cut-off pada data dari laporan guru, menunjukkan tingkat
kedalaman masalah. Masalah tersebut sulit hilang. Sebagian besar anak-anak (81%)
yang pada awalnya di atas cut off , tetap memiliki skor di atas cut off setelah periode
rata - rata 14 bulan, meskipun total skor masalah berkurang dari waktu ke waktu,
sesuai dengan dengan hasil penelitian sebelumnya. Walaupun begitu, kurang dari
setengah orang tua / pengasuh anak-anak ini telah mencari bantuan untuk kesulitan-
kesulitan ini.
Kurangnya hubungan antara tingkat keseluruhan orang tua melaporkan faktor
masalah emosi dan perilaku anak (yaitu jenis kelamin, IQ, bahasa, usia) konsisten
dengan literatur dalam ASD dan berbeda dari kedua populasi umum dan kelompok
klinis dengan dan tanpa intelegensi kecacatan intelektual. Namun, berbeda dengan
Simonoff et al., keparahan ASD dalam penelitian ini dikaitkan dengan laporan
masalah orang tua (meskipun bukan laporan guru). Penjelasan yang mungkin adalah
pada perbedaan usia peserta dan ukuran yang digunakan.
Konsistensi dengan studi populasi umum dan populasi dengan kecacatan
intelektual dan beberapa studi ASD, meskipun tidak semua, faktor psikososial
(tingkat kekurangan lebih tinggi, orang tua pengangguran, dan jumlah anak dalam
rumah, tetapi bukan pendidikan orang tua atau etnis) berkaitan dengan tingginya
tingkat pelaporan orangtua mengenai gangguan emosi dan perilaku masalah. Hasil ini
sama dengan hasil penelitian lain, jenis gejala bervariasi dengan IQ. Anak-anak
dengan IQ <70 lebih banyak self absorbed daripada yang lain, dan anak-anak dengan
nilai IQ> 70 lebih tinggi untuk depresi, kecemasan, dan hiperaktif karena kurang
perhatian. Skor DBC-T yang lebih tinggi terkait dengan jumlah keluarga yang lebih
besar tetapi tidak ada faktor keluarga lainnya. Perbedaan antara laporan orang tua dan
guru keparahan masalah (DBC-P> DBC-T) cenderung terkait dengan jenis kelamin
perempuan, IQ lebih tinggi, dan jumlah keluarga yang lebih banyak. Ada
kemungkinan bahwa anak-anak dengan IQ yang lebih tinggi merespons secara positif
dengan struktur dan harapan sekolah; kalau tidak, mereka mungkin memiliki atau
menekan kegelisahan atau kesusahan mereka yang mereka dapatkan di sekolah dan
dengan demikian mereka berperilaku berbeda antara di rumah dan di
sekolah. Perilaku berbeda di rumah dan sekolah telah dipelajari dengan baik dalam
psikopatologi anak dan ada bukti anekdotal bahwa perempuan dengan ASD mungkin
lebih memiliki keinginan untuk menyesuaikan diri di sekolah; oleh karena itu,
pengalaman orang tua adalah masalah perilaku yang lebih besar. Jenis sekolah tidak
dikaitkan dengan pelaporan data orang tua atau guru.
Kekuatan dari penelitian ini adalah cakupannya yang luas , kohort yang
diturunkan dari turunan (meskipun tidak termasuk peserta lebih banyak laki-laki dan
memiliki indeks kekurangan yang lebih tinggi, dengan demikian mungkin
menjadikan perbedaan pada total masalah); usia anak-anak; skor IQ standar tersedia
untuk hampir semua; data terkumpul berasal dari orang tua dan guru; dan penilaian
yang lebih lanjut diperoleh untuk subkelompok anak-anak. Keterbatasan pada
penelitian ini ialah tidak menyertakan konfirmasi diagnosa klinis menggunakan
penilaian diagnostik (meskipun telah menggunakan SCQ); sejumlah kecil sampel
perempuan bersedia diteliti untuk menilai kemungkinan perbedaan jenis kelamin
yang jelas; kurangnya ukuran perilaku adaptif; dan mengandalkan data daftar periksa
daripada dokter untuk mengvalidasi gejala. Selanjutnya, DBC dikembangkan untuk
digunakan pada anak-anak dengan disabilitas intelektual. Sampel pada penelitian ini
termasuk anak-anak di seluruh rentang IQ , dan dengan hasil 65% memiliki IQ
<70. Meskipun ada kemungkinan bahwa DBC mungkin tidak cukup sensitif untuk
mendeteksi semua masalah pada anak-anak dengan IQ lebih tinggi, kami tidak
menemukan hubungan antara IQ dan tingkat keseluruhan masalah, dan variasi dalam
pola masalah menurut IQ sesuai dengan hasil studi lain.
Autisme saat ini sering didiagnosis pada usia yang lebih muda. Temuan pada
penelitian ini, menunjukkan masalah emosi dan perilaku komorbid yang signifikan
dapat dideteksi sejak usia 4 hingga 5 tahun. Kesulitan ini terjadi baik di rumah
maupun di sekolah dan bertahan dari waktu ke waktu. Identifikasi masalah
komorbiditas penting untuk orang tua dan juga penting dalam manajemen ASD
sebagai dampak dari masalah tambahan agar dapat dikurangi menggunakan berbagai
intervensi berbasis bukti. Sesuai dengan UK National Institute for Health and Care
Excelence guidance, menemukan masalah yang terjadi bersamaan dengan ASD dan
didiagnosis oleh dokter sebagai bagian dari penilaian rutin dan manajemen ASD
sangat direkomendasikan. Meskipun beberapa penilaian tentang perilaku sudah
dilakukan, orang tua dari anak-anak di seluruh rentang IQ menyatakan bahwa DBC
mudah digunakan dan dipahami, dan mencakup rentang masalah perilaku termasuk
tidur, makan, dan masalah mengenai toilet. Ketersediaan kuisioner khusus untuk
pengasuh utama dan khusus untuk guru meningkatkan nilai untuk mengukur masalah
dalam kondisi yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai