Bab 1,2,3 Amalia Sholikhah Joenifa
Bab 1,2,3 Amalia Sholikhah Joenifa
PENDAHULUAN
persiapan baik secara fisik maupun psikologi (Venkata & Venkateshiah, 2009 dalam
Handayani & Suryani, 2017). Sebagian besar ibu hamil mengalami gangguan tidur yang
bisa disebabkan oleh perubahan fisiologis kehamilan yang bias mengarah pada hal-hal
yang bersifat patologis bagi wanita hamil yang bisa menimbulkan berbagai keluhan
Pada trimester III, terjadi perubahan psikologis ibu yang terkesan lebih kompleks
dan meningkat bila di bandingkan saat trimester sebelumnya, hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti kehamilan yang semakin membesar, semakin dekat dengan waktu
persalinan dan memikirkan tugas-tugas apa yang akan dilakukan setelah kelahiran
(Susanti & Herdiana, 2019). Perubahan psikologis yang dialami ibu hamil lebih
disebabkan karena kondisi cemas yang berlebihan, khawatir dan takut tanpa sebab,
hingga akhirnya berujung pada kondisi depresi sehingga kualitas tidur pun terganggu.
Kondisi stres inilah yang mengakibatkan otot tubuh menegang, terutama otot-otot yang
berada di jalan lahir akan menjadi kaku dan keras sehingga mengganggu proses
pembukaan jalan lahir. Selain itu ibu hamil yang mengalami gangguan tidur akan
menjadilebih lamban menghadapi rangsangan dan sulit berkonsentrasi (Marwiyah & Sufi,
2018).
yang disebabkan oleh faktor stres, sering berkemih, nyeri dan gerakan pada janin.
Gangguan tidur yang sering dialami oleh ibu hamil yakni penurunan durasi tidur yang
berdampak pada menurunnya konsentrasi ibu, mudah lelah, pegal, tidak mood bekerja,
dan cenderung emosional. Hal ini dapat membuat beban kehamilan menjadi semakin
berat dan dapat berpengaruh ke janin (Lamadhah, 2011 dalam Witari & Widiani, 2020).
Wanita hamil dianjurkan melakukan olahraga ringan selama hamil agar kandungannya
sehat serta mengurangi masalah-masalah yang biasa timbul saat kehamilan seperti
spasme, varises, hipertensi, oedema, nyeri pinggang, sesak napas, susah tidur dan masalah
Menurut World Health Organization (WHO) secara global prevalensi insomnia yang
merupakan salah satu gangguan tidur pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar
41,8%. Prevalensi insomnia pada ibu hamil di Asia diperkirakan sebesar 48,2%, Afrika
57,1%, Amerika 24,1%, dan Eropa 25,1%. Di Indonesia, penelitian yang sama dilakukan
oleh Yoane Astria pada tahun 2010 dengan metode penelitian kuantitatif pada 158
responden ibu hamil, didapatkan sebanyak 75% mengalami penurunan kualitas tidur
(Sinaga, 2018).
Hampir semua wanita mengalami gangguan tidur pada trimester III. Kondisi cepat
lelah pada ibu hamil disebabkan oleh keadaan tidur malam yang kurang nyenyak karena
biasanya terbangun tengah malam untuk berkemih. Biasanya pada trimester III juga
terdapat kecemasan yang mulai muncul menjelang persalinan terutama pada ibu
karena uterus yang membesar, pergerakan janin terutama jika janin sedang aktif bergerak
(Husin, 2014 dalam Rahayu & Hastuti, 2017). Dampak gangguan pola tidur jika terjadi
secara berkepanjangan selama kehamilan maka dikhawatirkan bayi yang akan dilahirkan
memiliki berat badan lahir rendah (BBLR), perkembangan sarafnya tidak seimbang, lahir
prematur dan melemahnya sistem kekebalan tubuh bayi. Selain itu juga gangguan tidur
menimbulkan depresi dan stres yang berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Stres
ringan menyebabkan janin mengalami peningkatan denyut jantung, tetapi stres yang berat
dan lama akan membuat janin menjadi menjadi lebih hiperaktif (Marwiyah & Sufi, 2018).
Agar terhindar dari dampak tersebut, wanita hamil dianjurkan melakukan olahraga
ringan seperti senam hamil agar ibu dan janin lebih sehat dan berkurangnya masalah-
masalah yang timbul pada kehamilannnya (Ilmu & Faletehan, 2018). Senam hamil
Kegiatan ini mengakibatkan meningkatnya konsumsi oksigen untuk tubuh, aliran darah
selama kehamilan dengan melakukan senam hamil akan membantu fungsi jantung
sehingga para ibu hamil akan merasa lebih sehat dan tidak merasa sesak nafasSalah satu
manfaat senam hamil secara teratur dan terukur yaitu meningkatkan kualitas tidur dan
menguasai teknik-teknik pernafasan dan dapat mengatur diri kepada ketenangan. Senam
hamil berpengaruh terhadap peningkatan durasi tidur ibu hamil pada trimester III, karena
senam hamil akan memberikan efek relaksasi pada ibu hamil yang bisa berpengaruh
terhadap peningkatan durasi tidur ibu hamil (Wahyuni, 2013 dalam Herdiani &
Simatupang, 2019).
Hasil penelitian dari (Witari & Widiani, 2020) menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi senam hamil terhadap
kualitas tidur ibu hamil hal ini menunjuk pada p value dimana nilai signifikan p=0.000
kurang dari 0.05. Namun, penelitian yang dilakukan oleh (Yang et al., 2020) bahwa tidak
ada perbedaan yang signifikan diantara kedua kelompok dengan p=0.250. Berdasarkan
metode Literature Review dengan judul “Pengaruh senam hamil terhadap kualitas tidur
berikut : “Apakah ada pengaruh senam hamil terhadap kualitas tidur pada ibu hamil
trimester III?”.
1.3 Tujuan
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan apakah ada pengaruh
senam hamil terhadap kualitas tidur pada ibu hamil trimester III.
1. Menjelaskan kualitas tidur sebelum melakukan senam hamil pada ibu hamil
trimester III
2. Menjelaskan kualitas tidur sesudah melakukan senam hamil pada ibu hamil
trimester III.
3. Mejelaskan apakah ada pengaruh senam hamil terhadap kualitas tidur pada ibu
1.4 Manfaat
referensi agar wawasan dapat berkembang lebih luas lagi dalam memahami bahwa
senam hamil memiliki pengaruh terhadap kualitas tidur pada ibu hamil.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi petugas kesehatan
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilitas
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
trimester kedua 14 minggu (minggu ke-14 hingga ke27), dan trimester ketiga 13
Trimester III sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada
periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah
sehingga ia menjadi tidak sabar mennati kehadiran sang bayi (Firdayani, 2018).
Tanda pasti kehamilan menurut (Rieska, 2017) terdiri dari atas hal-hal berikut ini :
3. Bagian-bagian janin
4. Kerangka janin
selama kehamilan yaitu mual dan muntah pada awal kehamilan, ngidam, keputihan,
heart burn, sembelit (konstipasi), hemoroid, varises vena, bercak pada vagina, nyeri
punggung, sering buang air kecil, pembengkakan pada gusi (epulsi), gangguan tidur
atau sulit tidur, pembengkakan pada tungkai dan kaki, kram pada kaki, sesak napas,
mudah lelah dan mengantuk, pusing atau sakit kepal, masalah hidung, perubahan kulit,
1. Perubahan fisik
otot-ototnya menjadi lebih besar dan lunak, serta dinding rahim relative tipis
4) Payudara menjadi lebih besar untuk persiapan memberikan ASI saat laktasi.
5) Cairan tubuh pada Ibu hamil juga akan bertambah 40% yang disebabkan oleh
11) Berat badan akan naik. Berat badan akan bertambah sekitar 6- 16kg (Triyana,
2. Perubahan psikis
Pada trimester III disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu,
ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya
perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang
terjadinya persalinan pada Ibu. Sering kali Ibu merasa khawatir atau takut kalau
bayi yang akan dilahirkan tidak normal. Kebanyakan Ibu juga akan bersikap
melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang
dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan
rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan (Hani, 2010
1. Minggu ke-29
Pada awal trimester ketiga ini, keluhan selalu ingin buang air kecil mulai
dirasakan oleh Ibu hamil. Ini disebabkan oleh letak janin yang mulai membesar
dan mendesak kandung kemih. Selain itu, beban yang harus di bawa oleh Ibu
hamil juga semakin besar, sehingga membuatnya mudah capek dan lelah.
2. Minggu Ke-30
Pada minggu ke-30, ligamen di seputar daerah pelvik mulai meregang untuk
memudahkan proses kelahiran bayi. Kondisi ini sering mengakibatkan Ibu hamil sakit
punggung.
3. Minggu Ke-31
Tidur nyenyak menjadi semakin sulit dicapai oleh Ibu hamil memasuki minggu
ke-31. Pasalnya, perutnya semakin besar, sehingga mencari posisi nyaman ketika
beranjak tidur terasa sangat sulit, dan ia pun merasakan tekanan pada kandung kemih.
4. Minggu Ke-32
Pada masa ini, sebagian Ibu hamil bisa mengalami keluhan sembelit akibat
5. Minggu ke 33
Ibu hamil pada minggu ke-33 kemungkinan besar akan mengalami sakit
punggung akibat terjadi peregangan otot. Dia juga semakin merasakan adanya
gerakan bayi. Sebab, pada masa ini, bayi hamper seluruhnya mengisi ruang
rahim. Ibu hamil juga merasa tidak nyaman akibat gerakan bayi yang aktif,
6. Minggu ke-34
menonjol.
7. Minggu ke-35
Banyak wanita hamil yang mengalami keluhan rasa nyeri atau berdenyut pada
Biasanya juga semakin sulit tidur karena mengalami kecemasan yang terkadang
tidak beralasan.
8. Minggu ke-36
Pada akhir-akhir usia kehamilan ini, kontraksi akan semakin sering dirasakan
Minggu ini merupakan waktu menunggu kehadiran sang bayi. Ibu mungkin akan
Minggu terakhir pada usia kehamilan ini merupakan masa saat proses
2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur ibu hamil trimester III
adalah :
Perubahan fisiologis seperti perut yang semakin membesar pada Ibu hamil
1) Sakit pinggang.
4) Sulit bernafas.
2. Gangguan psikis
Kecemasan semakin tinggi pada saat mendekati proses melahirkan dan hal
itu yang menyebabkan Ibu untuk sulit memulai tidur dan terbangun dimalam hari.
3. Gerakan janin
Seringkali siklus tidur janin dan ibu tidak sama. Pada saat terjaga, janin akan
2. 2 Senam Hamil
2.2.1 Pengertian
Senam hamil merupakan senam yang dilakukan untuk mempersiapkan dan melatih
otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan
memperbaiki keseimbangan fisik ibu hamil dan merupakan terapi latihan yang
diberikan pada ibu hamil dengan tujuan mencapai persalinan yang cepat, mudah dan
Senam hamil adalah terapi latihan gerak terstruktur untuk mempersiapkan ibu
hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan spontan. Dengan
mengikuti senam hamil secara teratur dan intensif, ibu hamil dapat menjaga kesehatan
Dengan menguasai teknik pernafasan ini diharapkan ibu mendapatkan oksigen yang
lebih banyak, latihan ini dilakukan agar ibu siap menghadapi persalinan.
2. Memperkuat elastisitas otot
Tujuannya adalah untuk mencegah atau mengatasi keluhan nyeri di bokong, perut
3. Mengurangi keluhan
Melatih sikap tubuh ibu hamil sehingga mengurangi keluhan yang timbul akibat
4. Melatih relaksasi
Proses relaksasi akan sempurna dengan melakukan kontraksi dan relaksasi yang
diperlukan untuk mengatasi ketegangan atau rasa sakit saat proses persalinan.
5. Menghindari kesulitan
Senam hamil ini bertujuan untuk membantu proses persalinan, sehingga ibu dapat
melahirkan tanpa kesulitan serta dapat menjaga tubuh agar tetap bugar dan sehat.
Mengingat tungkai akan menopang berat tubuh ibu yang makin lama makin berat
7. Mencegah varises
8. Memperpanjang nafas
Karena makin besarnya kandungan maka akan mendesak isi perut ke arah dada. Hal
ini akan membuat rongga dada lebih sempit dan nafas ibu tidak optimal. Dengan
melakukan senam hamil ini diharapkan ibu mempunyai nafas yang lebih panjang
9. Latihan mengejan
Latihan ini khusus untuk menghadapi proses persalinan, dengan mengejan secara
benar bayi dapat lancar keluar dan tidak tertahan lama di jalan
Menurut (Muhimah, 2010 dalam Firdayani, 2018) manfaat senam hamil adalah
sebagai berikut :
7. Memperlancar persalinan
8. Mengurangi keletihan
9. Menurunkan kecemasan
2. Latihan senam hamil hanya boleh dilakukan setelah khamilan berusia 22 minggu
diperbolehkan untuk senam atau tidak, ada beberapa ibu hamil yang
kandungannya bermasalah seperti plasenta previa atau sempat bed rest tidak
4. Gerakan yang paling fleksibel dan cukup nyaman untuk gerakan- gerakan senam
5. Senam hamil minimal dilakukan sekali dalam seminggu, dirumah sakit maupun
fasilitas kesehatan yang menyediakan senam hamil
8. Latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin dibawah bimbingan seorang
Senam hamil dilakukan sekitar 30 menit. Dalam seminggu seorang ibu hamil
hanya membutuhkan 1 sampai 3 kali dalam seminggu. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi cedera saat hamil. Durasi waktu senam hamil juga harus memperhatikan
kondisi fisik dan kehamilan ibu (Muhimah, 2010 dalam Firdayani, 2018)
1 Metode pilates
Metode senam hamil dengan metode pilates telah dikenal dibanyak Negara
metode ini dipusatkan pada otot-otot untuk kebugaran dan berfungsi pada proses
persalinan.
2 Metode yoga
Metode yoga menjadi salah satu metode yang umum dilakukan dalam senam
hamil. Metode yoga dalam senam hamil didasarkan pada gerakan-gerakan dasar
dalam yoga sendiri, seperti pernafasan tafakkur dan postur lainnya yang akan
membantu ibu hamil dalam menghadapi persalinan nanti dan menjaga kesehatan
ibu selama masa kehamilan. Untuk melakukan senam dengan metode yoga harus
Selain dengan metode gerakan yoga sekarang ini, ada juga senam hamil yang
memanfaatkan tari perut (dancing belly) yang berasal dari Timir Tengah.
Menurut beberapa sumber tari perut bagi para wanita hamil akan membantu
menjaga kesehatan ibu hamil dan lebih memawaskan diri dalam mnghadapi
persalinan nantinya, selain membantu kelenturan tubuh tarian ini juga befungsi
menguatkan otot-otot perut dan sekitarnya, serta menjaga aturan nafas. Menurut
para ahli dibidang kesehatan ibu hamil senang dengan metode tari perut untuk ibu
4 Metode Hypnobirthing
Hypnobirthing merupakan salah satu metode senam hamil yang relative baru.
Metode ini merupakan metode baru dalam pelatihan persiapan melahirkan secara
relaksasi yang mendalam (relaksasi alami tubuh) yang memungkinkan calon ibu
menikmati proses kelahiran yang aman, lembut, cepat dan tanpa proses
pembedahan.
oleh semua wanita hamil namun ada larangan atau kontraindikasinya, ada 3
2. Kontraindikasi relative. Bila seorang ibu hamil menderita anemia berat, irama
jantung yang tidak teratur, penyakit paru kronis, riwayat penyakit diabetes
mellitus, obesitas, terlalu kurus (BMI dibawah 12), riwayat oprasi tulang
ortopedik dan perokok berat segera menghentikan senam hamil. Bila terjadi
gejala seperti perdarahan pervaginam, rasa sesak sewaktu senam, sakit kepala,
1) Duduklah dengan posisi kedua lutut diluruskan, tubuh bersandar pada kedua
3) Hadapkan kedua telapak kaki satusama lain dengan lutut tetap menghadap
4) Kedua telapak kaki digerakan turun kearah bawah lalu gerakan membuka
2. Latihan pernafasan
1) Pernafasan Perut
Tidurlah terlentang dengan satu bantal, kedua lutut dibengkokkan dan dibuka
kurang lebih 20cm. letakkan kedua telapak tangan diatas perut disekitar pusat
sebagai perangsang. Keluarkan nafas dari mulut (tiup) sambil tangan menekan
perut kedalam. Tarik nafas dari hidung dengan mulut tertutup, perut
Kegunaan: melemaskan dinding perut agar mudah diperiksa oleh dokter atau
bidan.
2) Pernafasan Iga
Tidur terlentang (seperti pada pernafasan perut), letakkan kedua tangan pada
pernafasan perut, dengan pengecualian tangan menekan iga kedalam dan iga
3) Pernafasan dada
Tidur terlentang (seperti pada pernafasan perut), letakan kedua tangan didada
bagian atas. Keluarakan nafas dari mulut (tiup) dengan tangan menekan dada
kearah dalam. Tarik nafas dari mulut dengan mulut terbuka, dada
dilakukan saat itu sudah ingin merasa mengejan sementara pembukaan belum
lengkap supaya jalan lahir tidak bengkak atau sobek. Semua gerakan latihan
pernafasan diatas sebaiknya dilakukan enam kali sehari, dipagi hari sesudah
3) Regangkan kaki sedikit dengan badan lurus dan pandangan lurus kedepan.
kembalilah berdiri tegak, lepaskan kerutan lakukan enam kali dalam sehari.
Kegunaan : mencegah kejang dibetis
direnggangkan.
3) Kerutka pantat ke dalam sehingga lepas dari kasur, angkat panggul keatas
sejauh mungkin.
1) Ambil posisi merangkak, kedua lengan sejajar bahu, kedua lutut sejajar
3) Letakkan siku diatas kasur, geser siku sejauh mungkin ke kiri dan ke kanan
2. 3 Kualitas Tidur
Tidur adalah keadaan dimana kita mengistirahatkan tubuh yang terjadi sewaktu
Tidur merupakan fenomena dimana terdapat periode tidak sadar yang disertai perilaku
fisik psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga (Fitri, 2013 dalam Fitriana, 2017).
Kualitas tidur merupakan ukuran di mana seseorang itu dapat kemudahan dalam
memulai tidur dan untuk mempertahankan tidur. Kualitas tidur seseorang itu dapat
digambarkan dengan lama waktu tidur, dan keluhan-keluhan yang dirasakan saat tidur
ataupun setelah bangun tidur (Sinta, 2016 dalam Herdiani & Simatupang, 2019).
Tidur merupakan suatu kondisi tidak sadar yang mana individu dapat dibangunkan
oleh stimulus atau sensori yang sesuai, atau juga dapat dikatakan suatu keadaan tidak
sadarkan diri yang relatif, yang bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan
tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri minimnya
fisiologis, dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar (Hobson et al.,
Berikut rekomendasi durasi tidur yang spesifik bagi tiap jenjang usia yaitu :
1. Bayi baru lahir (0-3 bulan): durasi tidur diperkecil menjadi 14-17 jam per hari.
2. Bayi usia 4-11 bulan: durasi tidur ditambah menjadi 12-15 jam. Sebelumnya 14-15
jam.
3. Balita (1-2 tahun) : durasi tidur ditambah menjadi 11-14 jam sebelumnya 12- 14
jam.
4. Balita 3-5 tahun: durasi tidur dipersempit menjadi 11-13 jam. Sebelumnya
5. Anak-anak usia 6-13 tahun: durasi tidur menjadi 9-11 jam. Sebelumnya 10-11 jam.
6. Remaja usia 14-17 tahun: durasi tidur mereka ditambah satu jam sehingga menjadi
7. Orang menuju dewasa (18-25 tahun): kategori ini merupakan kategori baru. Durasi
9. Orang lanjut usia (65 tahun ke atas): kategori baru. Durasi tidur 7-8 jam per hari.
10. Ibu hamil sebaiknya memiliki jam istrahat/ tidur yang cukup. Kurang
istirahat/tidur, ibu hamil akan terlihat, lesu dan kurang gairah. Usahakan tidur
malam ± 8 jam dan tidur siang ±1 jam. Umumnya ibu mengeluh susah tidur karena
rongga dadanya terdesak perut yang membesar atau posisi tidurnya jadi tidak
nyaman. Tidur cukup dapat membuat ibu menjadi relaks, bugar dan sehat.
Menurut (Sinaga, 2018) menjelaskan bahwa tidur merupakan hal yang esensial
bagi kesehatan. Manfaat tidur akan terasa ketika seseorang mencapai tidur yang
disaat terbangun. Tidur yang tidak adekuat dan berkualitas buruk dapat menyebabkan
Kualitas tidur adalah kemampuan individu untuk tetap tertidur dan untuk
mendapatkan jumlah tidur yang tepat. Kualitas tidur yang baik akan ditandai dengan
tidur yang tenang, merasa segar pada pagi hari dan merasa semangat untuk melakukan
aktivitas. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tidur pada ibu hamil, di antaranya
ialah keadaan perut yang semakin membesar sehingga sulit untuk menentukan posisi
tidur yang nyaman, gerakan janin, tertekannya kandung kemih akibatnya sering
berkemih sehingga wanita hamil sering terjaga di malam hari , serta kekhawatiran calon
ibu untuk tidur dalam posisi tertentu karena takut janin di dalam kandungannya menjadi
tidak nyaman. Semakin tua usia kehamilan, seorang perempuan lebih cepat terasa letih.
Pada kondisi seperti ini, perempuan hamil dianjurkan untuk beristirahat secukupnya
dan menghindari aktivitas yang berat. Berbaringlah pada posisi kaki lebih tinggi.
tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah gelisah, lesu dan apatis,
kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak, mata perih, perhatian terpecah-
pecah, sakit kepala, sering menguap dan mengantuk. Seseorang dikatakan memenuhi
kualitas tidur bila bila seseorang tersebut tidak menunjukkan tanda- tanda kekurangan
Dalam Bobak (2004) juga menjelaskan bahwa kebutuhan tidur pada ibu hamil
dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Tidur siang Tidur siang menguntungkan dan baik
untuk kesehatan. Tidur siang dilakukan kurang lebih selama 2 jam dan dilakukan lebih
sering dari pada sebelum hamil. Tidur siang dilakukan untuk mengistirahatkan tubuh
dan fisik serta pikiran ibu hamil. Tidur siang dilakukan setelah jam makan siang tetapi
tidak langsung tidur agar ibu hamil tidak merasa mual. 2. Tidur malam Ibu hamil
hendaknya lebih banyak tidur pada malam hari selama kurang lebih selama 8 jam. Ibu
hamil sebaiknya tidur lebih awal dan jangan tidur terlalu malam karena berdampak
1. Gaya hidup
Alkohol, rokok, kopi, obat penurun berat badan, jam kerja yang tidak teratur, juga
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan status gender dari seseorang yaitu laki-laki dan perempuan.
gangguan secara fisik maupun secara psikologis tersebut maka wanita akan
mengalami suatu kecemasan, jika kecemasan itu berlanjut maka akan mengakibatkan
laki-laki.
Saat didera kegelisahan yang dalam, biasanya karena memikirkan permasalahan yang
sedang dihadapi.
4. Depresi
Selain menyebabkan insomnia, depresi juga menimbulkan keinginan untuk tidur terus
sepanjang waktu karena ingin melepaskan diri dan masalah yang dihadapi.
5. Kelainan-kelainan kronis.
Seperti diabetes, sakit ginjal, artritis, atau penyakit yang mendadak seringkali
6. Efek samping pengobatan Pengobatan untuk suatu penyakit juga dapat menjadi
penyebab insomnia.
Mengkonsumsi makanan berat saat sebelum tidur bisa menyulitkan untuk tidur.
8. Kurang berolahraga Juga bisa menjadi faktor sulit tidur yang signifikan.
Tidur merupakan alah satu cara untuk melepas kelelahan baik jasmani maupun
mental (Japardi, 2002 dalam Sinaga, 2018). Instrumen yang digunakan peneliti untuk
mengukur kualitas tidur adalah kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) oleh
Busyee, Reynolds, Monk, et al., tahun 1989. PSQI dikembangakan untuk mengukur
kualitas tidur pada 1 bulan terakhir dan membedakan individu yang memliki kualitas
tidur yang valid dan terpercaya, membedakan antara tidur yang baik dan tidur yang
buruk, menyediakan indeks yang mudah dipakai oleh subjek dan interpetasi oleh
peneliti, dan digunakan sebagai ringkasan dalam pengkajian gangguan tidur yang bisa
berdampak pada kualitas tidur (Busyee, Reynolds, Monk, et al., 1989: 193-194). PSQI
adalah instrumen efektif untuk mengukur kualitas dan pola tidur. Instrumen ini telah
digunakan oleh beberapa peneliti untuk mengukur kualitas tidur. Item-item pertanyaan
dalam PSQI berasal dari intuisi klinis dan pengalaman gangguan pasien, tinjauan
mengenai pola tidur yang dilakukan selama satu bulan terakhir. Terdapat 9 butir item
yang diisi sendiri oleh responden dan 1 pertanyaandiisi oleh teman tidur responden
(jika memiliki teman tidur satu ruangan). Butir pertanyaan dalam kuesioner PSQI
Pada item ini responden mengisi waktu tidurnya pada malam hari dalam periode
Pada item ini responden mengisi durasi waktu yang dibutuhkan agar dapat
Pada item ini responden atau mahasiswa perantau mengisi waktu bangung tidur
(pada jam berapa biasanya terbangun dari tidur pada pagi hari).
Pada item ini responden atau mahasiswa perantau mengisi durasi waktu efektif
yang digunakan untuk tidur pada malam hari. Responden mengisi jumlah jam
sebulan terakhir dengan memberi tanda “cheklist” pada disalah satu kolom
disediakan dalam kuesioner PSQI dan 1 (j) yang ditambahkan oleh responden
sendiri jika mengalami gangguan tidur selain yang telah disediakan. Item
6) Merasa kedinginan
7) Merasa kepanasan/gerah
9) Merasa Nyeri
frekuensi yang ada yaitu: tidak pernah, kurang dari 1x seminggu, 1 atau 2x seminggu
Pada item ini responden menilai kualtas tidur secara keseluruhan dalam sebulan
terakhir. Responden memilih 1 dari 4 kualitas tidur yang telah disediakan pada
kuesioner yaitu: sangat baik, cukup, kurang baik, dan sangat buruk.
Pada item ini responden mengisi pertanyaan tentang seberapa sering menggunakan
obat tidur (dengan atau tanpa resep dokter) untuk membantuagar bisa tidur.
Responden mengisi frekuensi penggunaan obat pada salah satu kategori frekuensi
yang ada yaitu: tidak pernah, kurang dari 1x seminggu, 1 atau 2x seminggu dan 3x
Pada item ini responden mengisi pertanyaan yang berkaitan dengan kesulitan yang
atau dalam aktivitas sosial lainnya. Responden mengisi frekuensi tingkat kesulitan
pada salah satu kolom frekuensi yang ada yaitu: tidak pernah, kurang dari 1x
Pada item ini responden mengisi pertanyaan yang berkaitan dengan ada atau tidak
pekerjaan/tugas. Responden mengisi pada salah satu kolom frekuensi yang ada yaitu:
tidak ada masalah sama sekali, sedikit sekali masalah, ada masalah, dan masalah
besar.
10. Item Soal Nomor 10
Pada item soal ini responden mengisi pertanyaan apakah memiliki teman tidur atau
tidak. Jika responden memiliki teman tidur yang berada dalam satu ruangan, maka 5
item pertanyaan selanjutnya (a-e) diisikan oleh teman tidur. Item pertanyaan tersebut
berisi ketidaknyamanan responden saat tidur. Hasil dari jawaban soal nomor 10 tidak
diikutkan ke dalam perhitungan kualitas tidur responden dan hanya menjadi informasi
medis tambahan (Busyee, Reynolds, Monk, et al., 1989: 195). Item ketidaknyamanan
1) Mendengkur keras
data terkumpul, kemudian dilakukan proses merapikan data. Busyee, Reynolds, Monk,
et al. (1989: 195) dalam (Sinaga, 2018) membedakan penilaian PQSI menjadi kualitas
tidur baik dan buruk yang mencakup 7 ranah, yaitu kualitas tidur subjektif, latensi tidur,
durasi tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi tidur
di siang hari. Jawaban dari masing-masing soal memiliki skor 0-3 (skala likert) dan
penjumlahan skor dari seluruh pertanyaan dan hasilnya diklasifikasikan menjadi dua
kategori. Jika skor akhir ≤5 dikategorikan ke dalam kualitas tidur baik dan jika skor
akhir >5 dikategorikan ke dalam kualitas tidur buruk. Kuesioner ini mengkaji 7 dimensi
1. Kualitas tidur subjektif Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan
1) Sangat baik : 0
2) Cukup baik : 1
3) Cukup buruk : 2
4) Sangat buruk : 3
2. Latensi tidur
Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 2 dan 5a dalam
dijumlahkan sehingga diperoleh skor latensi tidur. Skor pertanyaan Nomor 2 + Nomor
5a. Skor pertanyaan nomor 2 (60 menit=3) + skor pertanyaan nomor 5a. jika jumlah
skor dari kedua pertanyaan tersebut disesuaikan dengan kriteria penilaian sebagai
berikut:
3. Durasi tidur
Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 4 dalam PSQI.
sebagai berikut:
Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 1, 3, dan 4 dalam
PSQI mengenai jam tidur malam dan bangun pagi serta durasi tidur. Jawaban
5. Gangguan tidur
Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 5b – 5j dalam
PSQI, yang terdiri dari hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan tidur. Tiap item
memiliki skor 0-3, dengan 0 berarti tidak pernah sama sekali dan 3 berarti sangat
sering dalam sebulan. Skor kemudian dijumlahkan sehingga dapat diperoleh skor
gangguan tidur. Jumlah skor tersebut dikelompokkan sesuai kriteria penilaian sebagai
berikut:
Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 7 dalam PSQI.
Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 8 dan
pertanyaan nomor 9 dalam PSQI. Setiap pertanyaan memiliki skor 0-3, yang
kemudian dijumlahkan sehingga diperoleh skor disfungsi aktivitas siang hari. Jumlah
1) Skor disfungsi 0 : 0
Skor dari ketujuh komponen tersebut dijumlahkan menjadi 1 (satu) skor global
dengan kisaran nilai 0 – 21. Skor global ≤ 5 menunjukkan kualitas tidur baik dan skor
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode
temuan pada suatu topik penelitian, untuk menjawab pertanyaan penelitian (research
dengan mengikuti tahapan dan protokol yang memungkinkan proses literature review
terhindar dari bias dan pemahaman yang bersifat subjektif dari penelitinya.
penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh bukan dari
pengamatan secara langsung, melainkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sesuai dengan topik yang telah
ditentukan, sumber data sekunder yang diperoleh berupa artikel jurnal bereputasi baik
nasional maupun international. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data
sekunder yang didapat berupa artikel atau jurnal yang relevan dengan topik dilakukan
menggunakan database Pubmed dan Google Schoolar. Pencarian atrikel atau jurnal
menggunakan keyword dan builder (AND, OR) yang digunkan untuk memperluas atau
menspesifikasikan pencarian.
senam hamil
4. Outcome, terdapat pengaruh senma hamil terhadap kualitas tidur pada ibu hamil
trimester III.
5. Study design, menggunakan desain penelitian yang digunakan dalam artikel yang
akan di riview.
Untuk mencari jurnal dan artikel yang sesuai dapat dilakukan dengan memasukan
kata kunci atau keyword yang didapatkan dari judul yang ada dalam penelitian. Kata
Keyword yang digunakan oleh peneliti saat pencarian pada website adalah sebagai
berikut:
menggunakan kata kunci yang disesuaikan dengan MeSH Term, peneliti menemukan
9.785 artikel jurnal yang sesuai dengan kata kunci yang sudah ditentukan. Jurnal
penelitian tersebut kemudian diskrisning atau disaring kembali, dimana terdapat 3.685
jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi yaitu terbitan 5 tahun terakhir, menggunakan
bahasa indonesia dan bahasa inggris. Kemudian, jurnal dipilah kembali berdasarkan
kriteria inklusi yang sudah ditentukan oleh peneliti, seperti jurnal dengan judul penelitian
yang sama ataupun memiliki tujuan penelitian yang hampir sama dengan penelitian ini
dengan mengidentifikasi abstrak pada jurnal-jurnal tersebut. Jurnal yang tidak memenuhi
kriteria tersebut maka diekslusi. Sehingga terisisa 11 artikel yang termasuk inculded
study dan akan dilakukan analisis. Hasil dari seleksi artikel atau literature dapat
Excluded (n=148)
- Hasil penelitian tidak menyebutkan
mengenai pengaruh senam hamil
Jurnal akhir yang dapat dianalisa terhadap kualitas tidur pada ibu hamil
sesuai rumusan masalah dan trimester III (n=25)
tujuan - Tujuan penelitian tidak sesuai (n=49)
- Metode penelitian yang tidak
N = 11 dijelaskan secara rinci (n=74)
3.2.5 Penilaian kualitas
study dengan menggunakan checklist critical appraisal ( terlampir) oleh The oleh The
Joanna Briggs Institute. Checklist critical appraisal ini merupakan penilaian dengan
beberapa jenis pertanyaan yang diberi checklist “YA” atau “TIDAK”, atau “TIDAK
JELAS” atau “TIDAK TERSEDIA”, dimana setiap jawaban “YA” diberi skor 1
kemudian dihitung dan dijumlahkan. Skor yang memenuhi kriteria critical appraisal
50% dari cut-off-point yang telah disepakati, maka studi dimasukkan ke dalam kriteria
inklusi dan dapat dilakukan review. Hasil skriningakhir didapatkan 11 artikel yang
sesuai atau mempunyai skor lebih dari 50% yang sesuai dengan kriteria critical
Pada bagian ini diungapkan bagaimana cara menelaah jurnal atau menganalisa jurnal
dari sumber yang sudah dikumpulkan. Analisis data pada penelitian studi literatur
membutuhkan ketentuan agar bisa ditarik kesimpulan yang sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Analisis dimulai dari meteri penelitian yang paling relevan, relevan, dan
cukup relevan. Bisa dengan melihat tahun penelitian diambil tahun yang terbaru dan
berangsur-angsur ke tahun yang lama. Yang dapat dilakukan dalam melakukan analisis
Data hasil penelitian akan dibuat dan dijabarkan dalam bentuk tabel dan narasi yang
berisikan seleruh aspek yang ada pada literatur meliputi judul artikel, tahun terbit, tujuan
penelitian, metode penelitian, populasi sample, variable penelitian, instrumen
Handayani, I., & Suryani, P. (2017). Senam hamil, durasi tidur dan denyut jantung janin.
3(1), 27–30.
Herdiani, T. N., & Simatupang, A. U. (2019). Pengaruh Senam Hamil terhadap Kualitas
Tidur Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu
Website : http://jurnal.strada.ac.id/jqwh | Email : jqwh@strada.ac.id Journal for
Quality in Women ’ s Health. 2(1), 26–35. https://doi.org/10.30994/jqwh.v2i1.23
Ilmu, T., & Faletehan, K. (2018). Ibu Hamil Trimester II dan III di Kelurahan Margaluyu.
5(3), 123–128.
No Title. (2018).
Rahayu, D. T., & Hastuti, N. H. (n.d.). Pengaruh Keteraturan Senam Hamil terhadap
Kualitas Tidur pada Ibu Hamil Trimester Iii di Desa Gedangsewu Pare Kediri.
Tidur, K., & Hamil, I. (2020). KUALITAS TIDUR IBU HAMIL TRIMESTER III THE
EFFECT OF PREGNANCY EXERCISE INTERVENTION IN REDUCING STRESS
AND IMPROVING SLEEP QUALITY ON PREGNANT. 7(2), 29–37.
Yang, S., Lan, S., Yen, Y., Hsieh, Y., Kung, P., & Lan, S. (2020). Effects of Exercise on
Sleep Quality in Pregnant Women : A Systematic Review and Meta-analysis of
Randomized Controlled Trials. Asian Nursing Research, 14(1), 1–10.
https://doi.org/10.1016/j.anr.2020.01.003
Abstract, A. (2018). 1 , 2 3. 47, 38–44.
Bawah, P., Ibu, P., Trimester, H., & Dan, I. I. (2018). No Title.
Herdiani, T. N., & Simatupang, A. U. (2019). Pengaruh Senam Hamil terhadap Kualitas
Tidur Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu
No Title. (n.d.-a).
No Title. (n.d.-b). 1–40.
No Title. (2018).
Nursalam, P., & Hons, M. N. (2020). Pedoman Penyusunan Skripsi- Literature Review dan
Tesis - Systematic Review Alih Pembelajaran Akibat Pandemi. (April).