A. Pengertian Asertif
Asertif adalah kemampuan untuk mengomunikasikan pikiran,
perasaan dan keinginan secara jujur pada orang lain tanpa merugikan orang
lain.
Apabila kita mampu mengungkapkan perasaan negatif (marah,
jengkel) secara jujur sesuai dengan apa yang kita rasakan tanpa
menyalahkan orang lain, maka kita telah mampu berperilaku asertif.
Berperilaku asertif, tidak hanya terbatas untuk mengungkapkan perasaan
yang positif (senang) tetapi juga yang negatif.
AGRESIF : lawan dari asertif = perilaku menyerang orang lain
dengan kata-kata yang kasar, mempermalukan, merendahkan, melecehkan,
menyalahkan, marah-marah yang cenderung merugikan orang lain.
NON ASERTIF : tidak mengekspresikan pikiran dan perasaan
pada orang lain dengan tidak mengatakan apapun dan menggerutu dalam
hati yang sama sekali tidak dipahami oleh orang lain.
1. 3 Pola Interaksi
Ada 3 pola interaksi yang terbentuk sebagai hasil pengalaman pada
masa kanak-kanak, yaitu :
1. I’m not OK – You’re OK
Saya tidak OK – kamu OK, maksudnya adalah : saya harus
yakin bahwa apa yang saya katakan tidak akan menyinggung
perasaanmu. Pola interaksi ini merupakan perilaku non asertif, karena
membiarkan diri kita pasif dengan alasan takut mengecewakan orang
lain.
2. I’m OK – You’re not OK
Saya OK – kami tidak OK. Maksudnya : orang lain patut
mendapatkan kemarahan dan hinaan dari saya. Pola ini merupakan
perilaku agresif, karena bila kita membuat orang lain tidak nyaman
dengan apa yang telah kita katakan.
3. I’m OK – You’re OK
Saya OK – kamu OK. Maksudnya : saya bebas mengungkapkan
apa yang saya rasakan dan saya bertanggung