Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ALAT

OPTIK
MATERI : KAMERA

KELOMPOK : 3

ANGGOTA KELOMPOK :

- AMIRUL FATHONI
- BAIQ WAHYUNI DAMAYANTI
- ISNAWATI
- MAGFIRA IZZANI MAULANI
- M. RIZKY ZULKARNAEN AL-
KHOIRI
- SANDAWI RIANDA RAHMAH

KELAS : XI MIPA 2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata΄Ala, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Alat Optik” ini. Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran Fisika.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat khususnya bagi siswa
siswi SMAN 1 DOMPU dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Penyusun

Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat banyak orang memotret atau
mengabadikan suatu kejadian-kejadian tertentu dengan cara memotret atau mengambil
gambar-gambar, seperti gambar orang, pemandangan, dan sebagainya. Tentunya kita
membutuhkan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengabadikan gambar tersebut
demi terpenuhinya kepuasan hati. Alat yang dapat kita gunakan untuk memotret dan
mengabadikan momen tersebut yaitu kamera.

Kamera merupakan salah satu alat optik yang kehadirannya sangat populer


dalam kehidupan manusia. Alat optik ini sangat membantu manusia dalam
mengabadikan momen berharga dalam hidupnya. Dengan kamera, kita dapat
memindahkan keadaan nyata di sekitar kita kedalam lembaran film, lalu
memperbanyaknya dalam bentuk gambar di atas kertas. Gambar yang dihasilkan dari
pemotretan akan persis sama dengan kenyataan.

Kamera sebagai alat optik yang digunakan untuk menghasilkan bayangan


fotografi pada rol film negatif. Pada saat ini, kamera sudah dimodifikasi dalam berbagai
jenis, mulai dari awal kamera yang masih menggunakan rol film, kamera digital, bahkan 
kamera handphone yang sekarang sudah sangat canggih sekali. Namun,
permasalahannya banyak dari kita yang tidak mengetahui fungsi dan bagian-bagian
kamera secara rinci, ditambah lagi ketidaktahuan bagaimana prinsip kerja dari kamera
itu sendiri, sehingga mampu menghasilkan gambar.

Maka dari itu, untuk mengatasi permasalahan ini, penulisan makalah ‘’Alat Optik
Kamera‘’ ini diharapkan, dapat membantu kita untuk lebih mengenal alat optik kamera,
serta prinsip kerja dari alat optik ini.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dari makalah ‘’Alat Optik Kamera’’
yaitu :
1. Apa itu kamera?
2. Apa saja fungsi dan bagian-bagian dari kamera?
3. Bagaimana prinsip kerja kamera?
4. Bagaimana pembentukan gambar dan bayangan pada kamera?
5. Bagaimana cara menghitung jarak fokus pada kamera?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.  Pengertian Kamera
Pada tahun 1826, seorang penemu kamera dari Perancis Joseph Niepce berhasil
membuat kamera nyata yang pertama. Kamera ini terdiri dari kotak kayu dengan
sebuah lensa di depannya dan berhasil membuat gambar permanen pertama pada
sebuat pelat logam. Orang yang difoto dengan kamera ini harus berpose selama 8 jam
agar gambarnya dapat terekam pada pelat logam. Ilmuwan Perancis, Louis J. Mande
Daguerre berhasil mengembangkan proses tersebut dan berhasil membuat kamera
praktis yang pertama, dengan cukup berpose selama 30 menit agar gambarnya dapat
terekam pada pelat tembaga. Pada tahun 1888, ilmuwan Amerika, George Eastman
berhasil memproduksi kamera populer yang memiliki satu rol film yang dapat
digunakan untuk mengambil 100 foto.

2.2.  Fungsi dan Bagian-bagian Kamera

Bagian-bagian utama dari kamera yaitu :

1.        Lensa Cembung
Membiaskan cahaya yang masuk sehingga bayangan yang dibentuk nyata,
terbalik, serta diperkecil. Ketika bayangan yang dihasilkan lebih besar dari jarak fokus
maka bayangan yang terbentuk adalah nyata dengan posisi terbalik.
2.        Diafragma
Lubang kecil yang dapat diatur lebarnya yang berfungsi untuk mengatur
banyaknya cahaya yang masuk melalui lensa. F-stop yaitu perbandingan bilangan fokus
lensa (F) terhadap diameter bukaaan (D) sehingga secara matematis adapat dituliskan 
F-stop =  .

3.        Shutter (Aperture)
Mengatur jumlah cahaya yang mengenai film. Ketika shutter terbuka film juga
terbuka, sehingga lamanya selang waktu shutter terbuka sangat berpengaruh terhadap
jumlah cahaya yang masuk mengenai film. Lamanya waktu shutter terbuka berkaitan
denga kelajuan shutter (waktu pencahayaan).
Kelajuan shutter bernilai antara sekon hinggga sepersekian sekon. Semakin besar
selang waktu shutter terbuka maka semakin besar kelajuan shutter, sehingga semakin
banyak cahaya yang mengenai film. Akan tetapi jika kelajuan shutter semakin besar dan
cahaya yang masuk banyak akan mengakibatkan kekaburan pada film artinya untuk
hasil foto yang bagus kelajuan shutter harus kecil dan jumlah cahaya yang masuk ke
film juga minimal.
4.        Film
Layar yang merekam bayangan nyata yang dibentuk lensa kamera. Seiring
perkembangan zaman penggunaan film semakin ditinggalkan, karena sekarang
bayangan yang dibentuk oleh lensa kamera direkam secara elektronik. Kamera yang
merekan bayangan secara elektronik disebut kamera digital.  Sedangkan kamera yang
merekam bayangan dengan menggunakan film disebut kamera analog.

Bagian-bagian pendukung kamera, antara lain :


1.        Mekanisme memutar film gulungan agar bagian-bagian film itu bergantian dapat
disingkapkan pada objek.

2.        Mekanisme fokus yang dapat mengubah-ubah jarak antara lensa dan film.

3.        Pemindaian komposisi pemotretan (range finder) yang menunjukkan apa saja yang


akan terpotret serta apakah objek utama akan terfokuskan.

4.        Lightmeter untuk membantu menetapkan kecepatan pemetik potret atau besarnya.


Tidak untuk mengatur banyaknya cahaya yang mengenai film, sehingga diperoleh
bayangan atau gambar yang memuaskan.

2.3.  Prinsip Kerja Kamera

Pada dasarnya, kamera adalah sebuah lensa cembung (positif) yang dapat diatur


antara jarak lensa ke suatu benda, untuk membentuk bayangan nyata tepat di atas
selembar film fotografis yang peka terhada cahaya. Dalam kamera terdapat lensa
cembung yang berfungsi sebagai pembentuk bayangan. Jika sebuah benda diletakkan di
ruang III sebuah lensa cembung maka akan terbentuk bayangan nyata, terbalik, dan
diperkecil.
Antara kamera dan mata manusia terdapat persamaan, yaitu benda yang diambil
oleh kamera dan benda yang dilihat oleh mata manusia berada di ruang III dari lensa
kamera atau lensa mata. Sehingga, terbentuk bayangan yang sifatnya nyata, terbalik,
dan diperkecil.
Pada kamera, bayangan ini diusahakan jatuh tepat di plat film yang mempunyai sifat
sangat peka terhadap cahaya. Jika plat film yang peka cahaya ini dikenai cahaya, maka
plat film mengalami perubahan kimia sesuai dengan cahaya dari benda di depan
kamera.
Plat film ini masih peka cahaya, agar plat film ini menjadi tidak peka terhadap
cahaya, maka dalam studio perlu dicuci atau dimasukkan ke dalam larutan kimia
tertentu. Setelah plat film dicuci atau dimasukkan ke dalam larutan kimia tadi, plat film
menjadi tidak peka terhadap cahaya dan terlihat gambar pada plat film yang disebut
gambar negatif (negatif film).
Untuk memperoleh gambar yang sesuai dengan gambar semula yang diambil di
depan kamera, film negatif ini kemudian dicetak pada kertas film (biasanya kertas film
warnanya putih). Gambar pada kertas film merupakan gambar dari benda yang diambil
di depan kamera tersebut dan disebut gambar positif.
Gambar positif sangat bergantung pada proses pembentukan bayangan pada plat
film ini, jika bayangan terjadi pada plat film ini kabur atau kurang jelas, maka
menyebabkan hasil cetakannya nanti juga ikut kabur atau tidak jelas.

Prinsip kerja kamera mirip dengan mata manusia. Lensa kamera merupakan bagian
dari kamera yang berfungsi untuk membentuk bayangan, mirip lensa mata pada mata.
Kamera dilengkapi dengan film yang berfungsi sebagai tempat bayangan, mirip dengan
retina pada mata. Jika mata memiliki kemampuan untuk berakomodasi, pada kamera
pengaturan bayangan agar jatuh tepat pada film dilakukan dengan cara menggerakkan
lensa.

Pelat film berupa celluloid, pelat itu dilapisi gerak bromida dan sangat peka terhadap
cahaya. Apabila bayangan objek mengenai pelat film akan tercetak sebagai gambar
negatif. Setelah proses pencucian, film dapat dicetak sebagai gambar positif pada kertas
foto. Bagian-bagian kamera mekanik menurut kegunaan fisis :

1. Lensa cembung berfungsi untuk membentuk bayangan dari benda yang difoto
2.  Diafragma berfungsi untuk membuat sebuah celah/lubang yang dapat diatur
luasnya
3. Aperture yaitu lubang yang dibentuk diafragma untuk mengatur banyak cahaya
4. Shutter pembuka/penutup jalan cahaya yang menuju ke pelat film,berfungsi
sebagai layar penangkap/perekam bayangan.Setiap benda yang di foto, terletak
pada jarak yang lebih besar dari dua kali jarak fokus di depan lensa kamera,
sehingga bayangan yang jatuh pada pelat film memiliki sifat nyata, terbalik.
2.4.  Proses Pembentukan Bayangan pada Kamera
Prinsip kerja kamera secara umum sebagai berikut:
Objek yang hendak difoto harus berada di depan lensa. Ketika diafragma dibuka,
cahaya yang melewati objek masuk melalui celah diafragma menuju lensa mata. Lensa
mata akan membentuk bayangan benda. Supaya bayangan benda tepat jatuh pada film
dengan jelas maka letak lensa harus digeser-geser mendekati atau menjauhi film.
Mengeser-geser lensa pada kamera, seperti mengatur jarak fokus lensa pada mata
(akomodasi). Diagram pembentukan bayangan pada kamera ditunjukkan pada gambar
berikut ini.

Info Penting!
Untuk memperoleh gambar yang jelas pada film maka benda yang dipotret harus
diletakkan pada ruang III dari lensa kamera.

2.5.  Cara menghitung jarak fokus pada kamera

Kamera sederhana terdiri atas lensa positif, diafragma (bukaan yang dapat diatur),
shutter (rana/penutup) yang dapat dibuka dalam waktu singkat serta dapat
divariasikan, kotak kedap cahaya dan film.
Persamaan yang digunakan untuk menentukan jarak bayangan adalah persamaan
lensa tipis.

1/f = 1/s + 1/s'


Keterangan :
f = fokus (m)
s = jarak benda (m)
s' = jarak bayangan (m).

Contoh soal :
Panjang fokus lensa sebuah kamera adalah 50 mm. Berapa jauh dan ke arah mana lensa
harus digerakkan untuk mengubah pemfokusan pada benda jauh ke benda yang
jaraknya 5 m dari kamera?

Jawab :
untuk benda jauh s' = 50 mm
untuk benda s = 5 m = 5000 mm
fokus f = 50 mm
1/f = 1/s   +   1/s'
1/s' = 1/f - 1/s
1/s' = 1/50 - 1/5000 = 100/5000 - 1/5000 = 99/5000
s' = 5000/99 = 50,51 mm
Jadi lensa yang harus digeser sejauh 50,51 - 50  = 0,51 mm menjauhi film.

Pilihan panjang fokus (f) untuk lensa kamera bergantung pada ukuran film dan sudut
pandang yang diinginkan. Sebuah lensa yang memiliki ukuran fokus panjang dinamakan
lensa telefoto. Lensa tersebut ini memberikan sebuah sudut pandang kecil dan
bayangan besar dari sebuah benda. Adapun lensa dengan ukuran fous pendek
memberikan bayangan yang kecil dan sudut pandang lebar dan dikenal dengan nama
lensa bersudut lebar. 

Jika kita mengamati benda malalui lensa kamera yang kita putar-putar fokusnya mulai
dari fokus terkecil menuju fokus terbesar, maka akan teramati benda semakin besar
(memenuhi frame). Pada saat fokus kecil, sudut pandang besar sehingga daerah yang
masuk ke dalam frame luas dan menyebabkan benda terlihat kecil, daerah yang masuk
frame makin sempit sehingga benda yang terlihat semakin besar. Untuk jelasnya lihat
gambar di atas.

Jumlah cahaya yang mengenai film dapat dikendalikan dengan mengubah waktu
pembukaan rana dan ukuran diafragma. Cahaya yang terlalu sedikit menghasilkan
gambar yang gelap, sedangkan cahaya yang terlalu banyak menghasilkan gambar yang
pucat dengan kekontrasan yang kurang.
BAB III
PENUTUP

3.1.  Kesimpulan

Kamera merupakan salah satu alat optik yang dapat digunakan untuk
menghasilkan gambar. Kamera memiliki empat bagian utama, yaitu lensa positif sebagai
pembias cahaya untuk pembentukan bayangan, diafragma yang mengatur banyak
cahaya yang melalui lensa, shutter mengatur jumlah cahaya yang mengenai film, dan
film sebagai tempat perekam bayangan yang dibentuk lensa.

Prinsip kerja pada kamera, letak bayangan dapat diatur dengan memariasi jarak
antara lensa dengan film agar bayangan terbentuk pada film. Dalam mengatur fokus
lensa perlu diperhatikan panjang fokus lensa. Sebab semakin besar panjang fokus
sebuah lensa kamera semakin besar pula jarak bayangan (s’) sehingga bayangan yang
terbentuk akan lebih jelas.

3.2.  Saran

Dalam penggunaan kamera sebagai alat optik, kita harus mengetahui fungsi dan
bagian kamera, serta bagaimana prinsip kerja alat optik agar dapat digunakan dengan
optimal. Perlunya menambah pengetahuan dengan membaca referensi lain mengenai
penggunaan kamera sebagai alat optik.

Anda mungkin juga menyukai