1. Judul.
2. Tujuan.
3. Bahan dan alat.
4. Langkah – langkah kegiatan.
5. Hasil percobaan.
6. Simpulan.
Menulis judul
Tujuan percobaan
Alat serta bahan yang dipakai
Dan langkah awal sampai akhir percobaan.
2. Tulislah hasil dari percobaan ke dalam bentuk grafik, tabel, bagan
atau gambar
agar pembaca lebih mudah dalam memahami hasilnya. Sesudah semuanya selesai,
selanjutnya tulislah kesimpulan dari hasil percobaan yang telah dilakukan.
3. Mengembangkan Kerangka jadi Sebuah Teks
Sesuah menyelesaikan kerangka tersebut, lalu kembangkanlah jadi sebuah teks. Jangan
lupa pula untuk memerhatikan kaidah dari kebahasaannya yang dipakai supaya teks
percobaan ini mudah dipahami oleh pembaca.
2. Tujuan
Pembuatan taplak meja ini bertujuan supaya kita bisa memanfaatkan sejumlah barang bekas
yang ada disekitar kita. Jadi, akan lebih bernilai serta bermanfaat.
4. Langkah-Langkah Membuatnya :
Buatlah sebuah sketsa gambar terlebih dulu di kertas dengan memakai jangka
berdiameter 8 cm, lalu gunting sesuai pada pola jangka tersebut.
Tempelkan pada kain perca kemudian jiplak polanya & gunting kain percanya. Ulang
hingga 60 bulatan
Jahit pinggirnya kemudian tarik lalu di tali. Ulang sampai 60 bulatan.
Langkah berikutnya, rangkaikan bulatan satu dan bulatan yang lain lalu bentuk pola
mirip dengan taplak meja.
Sesudah membentuk sebuah pola seperti yang kamu inginkan, jahit bulatan satu dan
yang lainnya.
Kemudian sesudah selesai membentuk taplak meja, maka kamu bisa merapihkan
jahitan tersebut agar terlihat lebih indah.
5. Hasil
Jadilah sebuah taplak meja dengan beberapa kreasi tangan kamu sendiri. Sekarang kamu
bisa meletakkan taplak meja tadi di meja ruang makan maupun bisa juga di meja ruang
tamu. Kamu bisa mengembangkannya sebagai peluang usaha yang sangat menguntungkan.
6. Kesimpulan
Membuat taplak meja tersebut tidaklah sulit, namun kamu juga harus sabar dan telaten serta
ulet dalam proses pengerjaannya. Sehingga, hal ini akan mengasah dan mengembangkan
sebuah keterampilan yang kalian miliki, sekaligus kamu juga dapat menghemat biaya serta
bisa menambah keuntungan bila kamu memanfaatkannya menjadi peluang usaha.
Itulah penjelasan singkat tentang ciri-ciri teks laporan percobaan. Dengan sejumlah ciri-ciri
yang sudah dipaparkan diatas semoga menjadi bahan kalian dalam membuat sebuah
eksperimen/ percobaan. Terimakasih sudah membaca!
Tujuan :
Tujuan dari pembuatan slime tanpa boraks ini adalah agar menjadi lebih kreatif dan mampu berinovasi
dalam berkreativitas. Cara membuat slime ini cukup mudah sekali serta tidak memakan banyak biaya.
Langkah-Langkah :
Mula-mula, campurkan terlebih dahulu lem povinal, pembersih lantai, deterjen cair, deterjen
bubuk, dan air secukupnya saja ke dalam wadah slime. Campuran ini disebut dengan activator.
Aduklah campuran tersebut sampai merata.
Kemudian tambahkan lem povinal kedalam campuran activator.
Aduk lagi hingga struktur atau bentuknya menggumpal.
Masukkan ke dalam freezer selama lima sampai sepuluh menit.
Setelah itu, keluarkan adonan tersebut dari freezer.
Aduk lagi sampai bisa dimainkan.
Slime tanpa boraks pun sudah dapat dimainkan.
Hasil :
Setelah melakukan percobaan ini, kita dapat mempunyai slime yang aman digunakan tanpa
menggunakan boraks. Saat ini, slime tanpa boraks sangat populer dikalangan anak-anak dan remaja.
Kesimpulan :
Dengan membuat sendiri slime tanpa boraks, kreativitas serta pengetahuan kita menjadi bertambah.
Selain itu, slime tanpa boraks ini biayanya cukup murah dan terjangkau. Slime ini juga aman apabila
terkena kulit sebab tidak mengandung boraks.
1. Bohong = Dusta
Bohong : Semua yang dikatakannya kepadamu adalah bohong
Dusta : Jangan pernah ada dusta diantara kita
3. Realita = Kenyataan
Realita : Realitanya Indonesia masih saja mengimpor beras dari negara tetangga
Kenyataan : Mereka tampak sangat kecewa, melihat kenyataan bahwa indonesia gagal lolos ke piala
dunia
4. Meninggal = Mati
Meninggal : Dia tampak sangat sedih melihat ayahnya meninggal dunia
Mati : Ingatlah semua manusia pasti akan mati
5. Paras = Wajah
Paras : Sungguh memikat paras wanita itu, sehingga membuat lelaki kagum melihatnya
Wajah : Dilihat dari wajahnya, sepertinya ia keturunan arab
6. Asa = Harapan
Asa : Indonesia membuka asa untuk tampil di final piala thomas
Harapan : Pendukung Indonesia mempunyai harapan besar, agar indonesia bisa menjuarai piala thomas
7. Niscaya = Pasti
Niscaya = Jika kita bersungguh - sungguh menggapai impian kita, niscaya impian itu akan tergapai
Pasti : Dengan giat belajar dan diiringi doa, pasti kesuksesan akan mudah diraih
8. Primer = Utama
Primer : Leicester City memastikan gelar liga primer inggris untuk pertama kalinya dalam sejarah klub
Utama : Yang lebih utama dari gelar juara adalah proses untuk meraih gelar juara itu
9. Target = Sasaran
Target : Pemerintah provinsi jakarta, mempunyai target normalisasi kali ciliwung selesai di tahun 2017
Sasaran : Sasaran pemerintah dalam pembangunan nasional adalah daerah - daerah perbatasan
1. Kata Bilangan Takrif, yaitu kata bilangan yang mempunyai nilai atau jumlah yang pasti. Kata
bilangan takrif ini terbagi lagi menjadi :
Kata Bilangan Utama, adalah kata bilangan yang menyatakan suatu nilai atau angka, yang
mana dikelompokkan menjadi :
o Kata bilangan penuh, contoh : satu, dua, tiga, seratus ribu, empat meja, satu jam, dan
sebagainya.
Andi membeli sepuluh biji kelereng di toko mainan.
Ayah membeli dua pasang sepatu olahraga untukku dan kakak.
Kemarin sore kakak membawa tiga ekor anak anjing ke rumah, mereka
sangatlah lucu.
o Kata bilangan pecahan, contoh : sepertiga, seperempat, setengah, dua per tiga dan
sebagainya.
Ibu membagikan kue untuk adik dan kakak, masing-masing setengah bagian.
Semua orang, masing-masing mendapat seperempat bagian dari keuntungan
penjualan itu.
Untuk membuat kerucut, kita harus memotong kertas ini menjadi sepertiga
bagian.
o Kata bilangan gugus atau kelompok, contoh : seminggu, sebulan, satu tahun, satu lusin
dan sebagainya.
Sudah satu tahun ia pergi merantau di ibukota.
Satu lusin pensil ini untuk hadiah ulang tahun adik.
Walaupun kakek itu sudah berusia satu abad, namun ia masih tetap sehat.
Kata Bilangan Tingkat, adalah kata bilangan yang menunjukkan sebuah urutan. Contoh :
kesatu, ketiga, kesebelas, keseribu dan lain sebagainya.
o Pada paragraf kedua harus ditulis dengan huruf sambung.
o Tamu yang keseribu akan mendapat voucher menginap di salah satu hotel di kota
tersebut.
2. Kata Bilangan Tak Takrif, yaitu kata bilangan yang menunjukkan jumlah yang tidak pasti. Contoh
: banyak, beberapa, sedikit, sebagian, seluruh dan sebagainya.
Sebelum membahas contoh, kita kenali dahulu ciri-ciri kalimat perintah, diantaranya:
Oia, ada hal yang harus kamu perhatikan, dimana tidak baik kita memerintah orang yang lebih tua, apa
lagi orang tua. Berikut ini adalah Contoh kalimat perintah sopan, diantaranya:
Kata penghubung ini untuk menyatakan "gabungan biasa" digunakan pada bagian berikut:
Contoh:
Contoh:
Mereka makan dan minum di kelas
Ibu mencuci dan menyetrika pakaian kami
Contoh;
Catatan:
1). Kalau keduanya kata sifat yang digabungkan dengan kata penghubung dan itu sifatnya
bertentangan, maka tidak mungkin menduduki fungsi predikat.
Jadi mungkin terdapat kalimat sebagai berikut;
*Anak itu rajin dan malas
*Pohon durian itu besar dan kecil
Tetapi kedua kata sifat ini banyak menduduki fungsi subjek. Umpamanya sebagai berikut:
*Kaya dan miskin di hadapan Tuhan sama saja
*Buruk dan baik perlu dipertimbangkan masak-masak
2) Jika yang dihubungkan lebih dari dua buah kata, maka kata penghubung dan hanya digunakan di
antara dua buah kata yang terakhir.
*Kami memerlukan kertas, lem, gunting, dan benang
*Dia dipukul, dibanting, dan ditendang oleh musuhnya
*Anaknya pandai, ramah, dan rajin
Di antara dua buah klausa (bagian kalimat) dalam sebuah kalimat majemuk/luas
Contoh;
Jikalau klausa-klausa yang digabungkan itu lebih tinggi dari 2 buah, maka kata penghubung dan hanya
digunakn di antara dua buah klausa yang terakhir. Contoh:
Gubernur menyumbang sepuluh juta rupiah, bupati menyumbang lima juta rupiah, dan para
pengusaha menyumbang enam juta rupiah.
Kata penghubung ini fungsinya untuk menyatakan "gabungan biasa", dapat pula digunakan di antara
dua buah kata benda. Contoh:
Kata penghubung serta dengan fungsinya untuk menyatakan "gabungan biasa" digunakan di antara dua
buah kata benda. Contoh:
Catatan:
Kata penghubung atau dengan fungsi untuk menyatakan "memilih" dapat digunakan di antara bagian
berikut. a. Dua buah kata benda atau frasa benda Contoh:
Catatan:
Kalau yang harus dipilih terdiri dari lebih dua unsur, maka kata penghubung atau ditempatkan di
antara kedua unsur yang terakhir.
Contoh:
Kata hubung tetapi dengan fungsi untuk menyatakan "menggabungkan pertentangan" digunakan di
antara bagian berikut. a. Dua buah kata sifat yang berkontras di dalam sebuah kalimat. Contoh:
b. Dua buah klausa yang subjeknya merujuk pada identitas yang sama sedangkan predikatnya adalah
dua buah kata sifat yang berkontras. Contoh:
c. Dua buah klausa yang subjeknya merujuk pada pada identitas yang tidak sama dengan predikatnya
adalah dua buah kata sifat yang berlawanan. Contoh:
Ali sangat pandai, tetapi Sudin sangat bodoh
Di luar rumah sangat gelap sekali, tetapi di dalam terang benderang
d. Dua buah klausa yang klausa pertama berisi pertanyaan dan klausa kedua berisi pengingkaran
dengan kata tidak. Contoh:
Catatan:
Kata penghubung tetapi tidak dapat digunakan sebagai penghubung antar kalimat
Contoh:
(Seharusnya: Saya ingin terus belajar, tetapi ayah menyuruh saya bekerja.)
Kata penghubung namun dengan fungsi "menggabungkan mempertentangkan" digunakan di antara dua
buah kalimat. Kalimat pertama atau kalimat sebelunya berisi penyatuan dan kalimat kedua berisi
pernyataan yang kontras dengan kalimat pertama. Contoh:
Sejak kecil dia kami asuh, kami didik, dan kami sekolahkan. Namun, setelah dewasa menjadi
orang besar dia lupa kepada kami.
Sehabis lebaran banyak kantor masih sepi. Pegawai-pegawai cuma duduk-duduk, mengobrol,
atau baca koran. Namun, mereka tetap berada di tempat sampai jam kantor.
Catatan:
1). Kata penghubung namun sesungguhnya sama fungsinya dengan kata penghubung tetapi. Namun,
kata penghubung tetapi hanya digunakan sebagai penghubung antar klausa, sedangkan kata
penghubung namun digunakan sebagai penghubung antar kalimat. Perhatikan contoh-contoh diatas. 2).
Kata penghubung namun untuk lebih menegaskan, dapat diikuti kata begitu dan demikian.
Contoh:
Sejak kecil dia kami asuh, kami didik, dan kami sekolahkan. Namun begitu, setelah dewasa
menjadi orang besar dia lupa kepada kami.
Dia memang bandel, keras kepala, dan suka membantah. Namun demikian, hatinya baik dan
suka menolong.
Kata penghubung ini dengan fungsi untuk "menggabungkan mempertentangkan atau mengkontraskan"
digunakan di antara dua buah klausa. Contohnya:
Di hadapan kita dia memang ramah. Sebaliknya, jauh dari kita sombongnya bukan main.
Muara sungai itu lebar dan dangkal. Sebaliknya, di bagian hulu sungai itu sempit dan dalam.
Kata penghubung malah dan malahan dengan fungsi untuk "menguatkan mempertentangkan"
digunakan di antara dua buah klausa tentang amanat keduanya bertentangan. Contoh:
Kata penghubung bahkan dengan fungsi "menggabungkan menguatkan" dapat digunakan di antara dua
buah kalimat. Contohnya:
Contohnya:
Saya tidak hadir karena sakit. Lagi pula, saya tidak diundang.
Mari kita makan di restoran ini saja, masakannya enak, harganya murah. Lagi pula,
pelayanannya memuaskan.
Aku masih mengantuk, untuk apa kita datang ke sana? Lagi pula, orangnya juga sedang pergi.
Kata penghubung apalagi dengan fungsi untuk menyatakan "menggabungkan menguatkan" digunakan
pada awal keterangan tambahan atau kalimat tambahan. Contoh:
Kamu saja yang lulusan SMA tidak tahu, apalagi saya yang cuma tamatan SD
Jalan-jalan di ibu kota seringkali macet, apalagi pada jam-jam sibuk.
Catatan:
1). Secara optimal kata penghubung apalagi dapat diikuti kata kalau atau jika, bila digunakan pada
kalimat yang tidak bersubjek.Contoh:(a) Hawa disini sejuk sekali, apalagi kalau malam hari. (b) Saya
tidak dapat hadir, apalagi jika tidak dijemput.
2) Kata penghubung lebih-lebih pula atau lebih-lebih lagi dengan fungsi untuk menyatakan
"menguatkan" dapat digunakan pada awal keterangan tambahan atau kalimat tambahan, sebagai varian
dari kata penghubung apalagi atau apalagi kalau. Contoh: (a) Anak itu memang nakal, lebih-lebih lagi
di sekolah. (b) Saya tidak mau bicara dengan dia, lebih-lebih pula kalian sikapnya begitu.
Kata penghubung itupun dengan fungsi "menggabungkan menguatkan" dapat digunakan di antara dua
buah kalimat yang amanatnya sejalan. Kalimat pertama biasanya diawali dengan kata penghubung
hanya. Contoh:
Hanya lima orang yang hadir dalam rapat itu. Itupun dua orang di antara mereka sudah akan
meninggalkan rapat sebelum selesai.
Hanya seribu rupiah yang akan dapat kuberikan. Itupun sebenarnya lembaran uangku stu-
satunya yang terakhir.
Kata Penghubung jangankan
Kata penghubung jangankan dengan fungsi "menguatkan mempertentangkan" digunakan pada bagian
berikut. a. Di depan klausa pertama pada sebuah kalimat majemuk setara sedangkan pada klausa kedua
biasanya disertakan partikel pun. Contohnya:
b. Di depan klausa pertama pada sebuah kalimat majemuk setara sedangkan klausa keduanya diawali
dengan kata sedangkan. Contohnya:
Jangankan cuma mendaki bukit itu, sedangkan Gunung Merapi yang lebih tinggi sudah pernah
kudaki
Jangankan membeli buku, sedangkan untuk membeli makanan saja uangku tak pernah cukup.
c. Di depan klausa pertama pada sebuah kalimat majemuk setara seangkan klausa keduanya diawali
dengan kata "malah" atau "malahan." Contohnya:
Kata penghubung ini dengan fungsi untuk menyatakan "koreksi atau pembetulan" digunakan di antara
dua buah klausa. Klausa pertama biasanya disertai dengan kata ingkar bukan, yang diletakan di muka
unsur kalimat yang akan dikoreksi. Contoh:
b. Untuk menyatakan "menggabungkan mengoreksi" digunakan di antara dua buah klausa. Klausa
pertama berisi pertanyaan positif, dan klausa kedua berisi pertanyaan yang mengurangi kepositifan
klausa pertama.
Perilaku sintaksis
1. Konjungsi koordinatif; menghubungkan dua atau lebih unsur (termasuk kalimat) yang sama
pentingnya atau setara. Kalimat yang dibentuk disebut kalimat majemuk setara. Contoh: dan,
serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan.
2. Konjungsi korelatif; menghubungkan dua atau lebih unsur (tidak termasuk kalimat) yang
memiliki status sintaksis yang sama dan membentuk frasa atau kalimat. Kalimat yang dibentuk
agak rumit dan bervariasi, kadang setara, bertingkat, atau bisa juga kalimat dengan dua subjek
dan satu predikat. Contoh: baik ... maupun, tidak hanya ..., tetapi juga, bukan hanya ...,
melainkan juga, demikian ... sehingga, sedemikian rupa ... sehingga, apa(kah) ... atau, entah ...
entah, jangankan ..., ... pun.
3. Konjungsi subordinatif; menghubungkan dua atau lebih klausa yang tidak memiliki status
sintaksis yang sama. Konjungsi membentuk anak kalimat yang jika digabungkan dengan induk
kalimat akan membentuk kalimat majemuk bertingkat.
1. Konjungsi subordinatif waktu; sejak
2. Konjungsi subordinatif syarat; jika
3. Konjungsi subordinatif pengadaian; andaikan
4. Konjungsi subordinatif tujuan; agar
5. Konjungsi subordinatif konsesif; biarpun
6. Konjungsi subordinatif pembandingan; ibarat
7. Konjungsi subordinatif sebab; karena
8. Konjungsi subordinatif hasil; sehingga
9. Konjungsi subordinatif alat; dengan
10. Konjungsi subordinatif cara; tanpa
11. Konjungsi subordinatif komplementasi; bahwa
12. Konjungsi subordinatif atributif; yang
13. Konjungsi subordinatif perbandingan; sama ... dengan
14.
4. Konjungsi antarkalimat; merangkaikan dua kalimat, tetapi masing-masing merupakan kalimat
sendiri.