2232 4860 1 SM
2232 4860 1 SM
Oleh: Ifdil
Universitas Negeri Padang
Abstract
penelitian terdahulu mengungkapkan betapa Pistrang, Barker, & Worrell, 2010; Hendrick, 1988;
pentingnya self disclosure Konselor dalam Henretty & Levitt, 2010). Oleh karena mahasiswa
penyelenggaraan konseling dan psikoterapi. jurusan BK perlu tahu, pentingnya, menyadari dan
Penelitian terhadap video rekaman konseling mempersiapkan diri agar memiliki self disclosure
terhadap 120 mahasiswa dan 120 mahasiswi yang tinggi.
mengungkapkan bahwa konselor yang
Berangkat dari hal tersebut, artikel ini akan
mengungkapkan diri secara signifikan lebih baik
mencoba untuk memaparkan tentang pentingnya
dari konselor yang tidak (Nilsson, Strassberg, &
self disclosure pada mahasiswa bimbingan dan
Bannon, 1979) seterusnya (Andersen & Anderson,
konseling.Lebih lanjut artikel ini akan memaparkan
1989) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa
hal terkait dengan pengertian self disclosure,
sembilan puluh enam konselor menggunakan 11
manfaat self disclosure, karakteristik dan dimensi
jenis self-disclosure, yang bervariasi dalam
self disclosure, faktor-faktor yang mempengaruhi
keintiman dari informasi insidental (usia, ras) dan
self disclosure dan pentingnya bagi mahasiswa BK.
yang paling sering digunakan adalah self-disclosure
dalam hal pengungkapan emosional yang positif
Pengertian Self Disclosure
kepada klien. Lebih lanjut (Edwards & Murdock,
Menurut wheeles ( dalam Gainau, 2009;
1994) dalam sebuah survei kepada konselor
Permatasari Novianna, 2012). “Self disclosure
(terapis) untuk menyelidiki kegunaan dari self-
didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk
disclosure dalam konseling dan psikoterapi,
mengungkapkan informasi tentang diri sendiri
sebagian besar menunjukkan bahwa mereka
kepada orang lain. Lebih lanjut “Person (dalam
menggunakan setidaknya beberapa self disclosure
Gainau, 2009) mengartikan self disclosure sebagai
dalam pekerjaan mereka dengan klien. Secara
tindakan seseorang dalam memberikan informasi
keseluruhan, responden melaporkan
yang bersifat pribadi pada orang lain secara
mengungkapkan tentang kualifikasi profesional dan
sukarela dan disengaja untuk maksud memberi
pengalaman yang paling sering dan menunjukkan
informasi yang akurat tentang dirinya”. Seterusnya
bahwa mereka diungkapkan terutama untuk
self disclosure merupakan kemampuan dalam
meningkatkan kesamaan antara dirinya dan klien.
memberikan informasi (Devito, 1996). Secara luas
Kemudian peneliti lain juga mengungkapkan
dan dalam (Taddei & Contena, 2013). Lebih lanjut
(Paine, et al., 2010) bahwa konselor non self
Gainau (2009) menyebutkan bahwa “Informasi
disclosure secara signifikan lebih rendah
yang akan disampaikan terdiri atas 5 aspek, yaitu
dibandingkan konselor dengan self disclosure, dan
perilaku, perasaan, keinginan, motivasi, dan ide
pelayanan konselinya kurang memuaskan daripada
yang sesuai dengan diri orang yang bersangkutan”.
konselor dengan self disclosure. Lebih lanjut
Selain itu, Devito (dalam Gainau, 2009)
Hariko (2012) mengungkapkan bahwa klien
mengemukakan bahwa:
cenderung memilih konselor yang lebih terbuka
“self disclosure mempunyai beberapa
tentang informasi dirinya untuk sesi konseling.
karakteristik umum antara lain: (1)
Memiliki self disclosure seyogyanya sudah keterbukaan diri adalah suatu tipe
disiapkan saat menempuh pendidikan sebagai calon komunikasi tentang informasi diri
konselor (mahasiswa). Kenyataan menunjukkan yang pada umumnya tersimpan, yang
mahasiswa cendung lebih banyak memiliki self dikomunikasikan kepada orang lain,
disclosure pada katagori sedang dan rendah. (2) keterbukaan diri adalah informasi
(Nurlita, I. W. 2012 ). Lebih lanjut Mahasiswa diri yang seseorang berikan
jurusan bimbingan dan konseling akan ditempa merupakan pengetahuan yang
untuk menjadi calon konselor yang nantinya bisa sebelumnya tidak diketahui oleh orang
berkerja pada setting sekolah dan/atau masyarakat. lain dengan demikian harus
Secara spesifik berkerja untuk mengentaskan dikomunikasikan, (3) keterbukaan diri
masalah klien dan mengembangkan potensinya. adalah informasi tentang diri sendiri
Dalam menjalankan peran sebagai Konselor yakni tentang pikiran, perasaan dan
kondisi Self-Disclosure Konselor akan sikap, (4) keterbukaan diri dapat
mempengaruhi konselor (terapis) akan bersifat informasi secara khusus.
mempengaruhi Self-Disclosure klien. (Bottrill, Informasi secara khusus adalah
111
rahasia yang diungkapkan kepada jika individu tidak sadar akan norma-
orang lain secara pribadi yang tidak norma tersebut. Individu harus
semua orang ketahui, dan (5) bertanggung jawab terhadap
keterbukaan diri melibatkan sekurang- resikonya, meskipun bertentangan
kurangnya seorang individu lain, oleh dengan norma. Self-disclosure yang
karena itu keterbukaan diri tepat dan sesuai meningkatkan reaksi
merupakan informasi yang harus yang positif dari partisipan atau
diterima dan dimengerti oleh individu pendengar. Pernyataan negatif
lain.” berkaitan dengan penilaian diri yang
Lebih lanjut Altman dan Taylor sifatnya menyalahkan diri, sedangkan
(dalam Gainau, 2009) juga pernyataan positif merupakan
mengemukakan bahwa : pernyataan yang termasuk kategori
“Self disclosure merupakan pujian. (2) Motivasi; Motivasi
kemampuan seseorang untuk berkaitan dengan apa yang menjadi
mengungkapkan informasi diri kepada dorongan seseorang untuk
orang lain yang bertujuan untuk mengungkapkan dirinya kepada orang
mencapai hubungan yang akrab. lain. Dorongan tersebut berasal dari
Proses untuk mencapai hubungan dalam diri maupun dari luar.
yang akrab disebut model Penetrasi Dorongan dari dalam berkaitan
social (Deci & Ryan, 2010). Ada dua dengan apa yang menjadi keinginan
dimensi self disclosure seseorang atau tujuan seseorang melakukan self
yaitu keluasan dan kedalaman. disclosure. Sedangkan dari luar,
Keluasan berkaitan dengan siapa dipengaruhi lingkungan keluarga,
seseorang mengungkapkan dirinya sekolah, dan pekerjaan. (3) Waktu :
(target person) seperti orang yang Waktu yang digunakan dengan
baru dikenal, teman biasa, orang seseorang akan cenderung
tua/saudara dan teman dekat. meningkatkan kemungkinan terjadinya
Kedalaman berkaitan dengan topik self disclosure. Pemilihan waktu yang
umum dan topik khusus. Lebih lanjut tepat sangat penting untuk
(Rahardjo, Saut Hatoguan Hutahaean, menentukan apakah seseorang dapat
& Mufattahah, 2006) mengatakan self terbuka atau tidak. Dalam
disclosure Suatu keterbukaan diri keterbukaan diri individu perlu
yang dilakukan individu secara suka memperhatikan kondisi orang lain.
rela dan diinginkan kepada orang lain Bila waktunya kurang tepat yaitu
mengenai hal-hal yang pribadi dan kondisinya capek serta dalam keadaan
akurat dari dirinya seperti pikiran, sedih maka orang tersebut cenderung
perasaan dan pengalamannya” kurang terbuka dengan orang lain.
Altman & Taylor (dalam Gainau, 2009) Sedangkan waktunya tepat yaitu
menyemukan 5 aspek dalam sef disclosure yaitu: bahagia atau senang maka ia
ketepatan, motivasi, waktu, keintensifan, cenderung untuk terbuka dengan
kedalaman dan keluasan. orang lain. (4) Keintensifan;
" (1) Ketepatan ; Ketepatan mengacu Keintensifan seseorang dalam
pada apakah seorang individu keterbukaan diri (self disclosure)
mengungkapkan informasi pribadinya tergantung kepada siapa seseorang
dengan relevan dan untuk peristiwa di mengungkapkan diri, apakah teman
mana individu terlibat atau tidak dekat, orangtua, teman biasa, orang
(sekarang dan disini). Self-disclosure yang baru dikenal. (5) Kedalaman dan
sering sekali tidak tepat atau tidak Keluasan : terbagi atas dua dimensi
sesuai ketika menyimpang dari yakni self disclosure yang dangkal dan
norma-norma. Sebuah self-disclosure yang dalam. Self disclosure yang
mungkin akan menyimpang dari dangkal biasanya diungkapkan
norma dalam hubungan yang spesifik kepada orang yang baru dikenal.
112
sehat antara dua orang, (2) semakin terbuka sering mengungkapkan diri pada orang tua
seseorang kepada orang lain, semakin orang mereka, namun semakin mereka menuju
tersebut menyukai dirinya, (3) orang yang rela dewasa mereka lebih sering
mengungkapkan diri kepada orang lain cenderung mengungkapkan diri pada teman sebaya
memiliki sifat-sifat kompeten, adaptif, dan terbuka, atau lawan jenis
(4) mengungkapkan diri pada orang lain
merupakan dasar yang memungkinkan komunikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self
yang intim baik bagi diri sendiri maupun orang Disclosure
lain, dan (5) mengungkapkan diri berarti bersikap a. Budaya(culture)
realistik, sehingga keterbukaan diri bersikap jujur, Nilai-nilai dan budaya yang dipahami
tulus, dan autentik”. seseorang mempengaruhi tingkat self
disclosure.Begitu pula kedekatan budaya
Karakteristik dan Dimensi Self Disclosure antar individu. Baik budaya yang dibangun
Menurut Jourard (1964) self disclosure dalam keluarga, pertemanan, daerah,
memiliki tiga karakteristik, antara lain : negara memainkan peranan penting dalam
a) Keluasan (breadth) mengembangkan self disclosure seseorang.
Dimensi ini berkaitan dengan materi yang b. Gender
diungkapkan atau topik pembicaraanya. Laki-laki lebih tertutup dibandingkan
Ada enam kategori informasi tentang diri perempuan (Pearson, 1987). Wanita lebih
sendiri yang biasanya diungkapkan, yaitu: terbuka, intim dan penuh emosi. Dalam hal
(1)sikap dan pendapat, (2) rasa dan minat, pengungkapan diri. “Wanita maskulin”,
(3) pekerjaan atau kuliah, (4)uang, relatif “kurang membuka diri ketimbang
(5)kepribadian dan (6)tubuh. Penelitian wanita yang nilai dalam skala
Mulcahey (Jourard 1971), mengenai maskulinitasnya lebih rendah”. “Pria
perbedaan topik pada laki-laki dan feminin” membuka diri lebih besar
perempuan menunjukan bahwa topik yang ketimbang pria yag nilai dalam skala
sering dibicarakan perempuan adalah feminitasnya lebih rendah.
seputar selera dan kegemaran, serta c. Besar kelompok
kepribadian. Sedangkan laki-laki lebih Self disclosure lebih banyak terjadi dalam
suka mengungkapkan seputar selera dan kelompok kecil ketimbang kelompok
kegemaran, pelajaran, juga sikap dan besar. Hal ini karena sejumlah ketakutan
pendapat. yang dirasakan oleh individu dalam
b) Kedalaman (depth) mengungkapkan cerita tentang diri sendiri,
Dimensi ini berkaitang dengan kedalaman lebih sering terjadi dalam kelompok yang
pengungkapan diri atau seberapa terbuka kecil daripada kelompok yang besar.
seseorang dalam mengungkapkan dirinya Dengan pendengar lebih dari satu seperti
pada orang lain. Ada empat tingkatan: (1) monitoring sangatlah tidak mungkin karena
tidak pernah bercerita kepada orang lain respon yang nantinya bervariasi antara
tentang aspek diri, (2)berbicara secara pendengar. Alasan lain adalah jika
umum, (3)bercerita secara penuh dan kelompoknya lebih besar dari dua,
sangat mendetail, (4)berbohong atau pengungkapan diri akan dianggap
memberikan gambaran diri yang salah dipamerkan dan terjadinya pemberitaan
pada orang lain. publik. Kemudian akan dianggap hal yang
c) Target/sasaran umum karena sudah banyak orang yang
Dimensi ini berkaitan dengan orang yang tahu.
menjadi sasaran seseorang dalam d. Perasaan menyukai/mempercayai
melakukan pengungkapan diri. Ada lima Seseorang lebih membuka diri kepada
target/sasaran yang biasanya menjadi objek orang-orang yang disukai/dicintai,
pengungkapan diri yaitu: (1)ayah, (2)ibu, begitupula sebaliknya (Derlega, dkk.,
(3)teman pria, (4)teman wanita, dan 1987).
(5)pasangan. Biasanya pada masa kanak-
kanak hingga remaja awal remaja lebih
114
menempuh pendidikan atau saat menjadi and health: supporting global ecological
mahasiswa BK. Selain itu self disclosure juga akan integrity in public health: Allen & Unwin.
menunjang optimalisasi peran mahasiswa dalam Burdick, D. B., Cavnor, C. C., Handcock, J.,
menjalankan proses perkuliahan. Killcoyne, S., Lin, J., Marzolf, B., et al.
(2010). SEQADAPT: an adaptable system
SIMPULAN for the tracking, storage and analysis of
Diakui bahwa self disclosure bukan hal baru high throughput sequencing experiments.
dalam keilmuan konseling, namun upaya intensif BMC bioinformatics, 11(1), 377.
untuk peningkatan, pemfokusan dalam membangun
dan pengembangan self disclosure mahasiswa Calhoun, James. 1995. Psikologi Tentang
seperti tidak banyak dilakukan di Indonesia. Penyesuaian Dan Hubungan
Kondisi ini terlihat dari tidak banyaknya penelitian Kemanusiaan. Alih bahasa. RS, Satmoko.
tentang self disclosure dan belum optimal self Semarang: IKIP Semarang Press
disclosure mahasiswa. Kondisi ini diduga Chow, C. M., Ruhl, H., & Buhrmester, D. (2012).
disebabkan salah satunya belum disadari The mediating role of interpersonal
sepenuhnya arti penting optimalisasli self competence between adolescents' empathy
disclosure pada mahasiswa bimbingan dan and friendship quality: A dyadic approach.
konseling. Journal of Adolescence.
Semoga kedepannya peningkatan, Deci, E. L., & Ryan, R. M. (2010). SELF-
pengembangan dan optimalisasi self disclosure DISCLOSURE. The Corsini Encyclopedia
dapat terselenggara, karena kemampuan para of Psychology, 4, 1532.
mahasiswa dalam melakukan self disclosure
mempunyai konstribusi penting dalam mencapai Derlega, V.J. & Berg,J.H. 1987. Self Disclosure .
kesuksesan akademik, keberhasilan interaksi London : Plenum Press.
sosialnya dan menjadi penunjang saat menjadi Devito, J.A. 1996. The Interpersonal
Konselor nantinya. Communication Book. New York: Herper
Collins College Publisher
DAFTAR PUSTAKA Edwards, C. E., & Murdock, N. L. (1994).
Characteristics of Therapist Self-
Andersen, B., & Anderson, W. (1989). Counselors' Disclosure in the Counseling Process.
reports of their use of self-disclosure with Journal of Counseling & Development,
clients. Journal of Clinical Psychology, 72(4), 384-389.
45(2), 302-308. Ewick, P. (2013). Principles, Passions, and the
Anderson, J. R., Reder, L. M., & Simon, H. A. Paradox of Modern Law: A Comment on
(1997). Rejoinder: Situative versus Bybee. Law & Social Inquiry, 38(1), 196-
cognitive perspectives: Form versus 205.
substance. Educational Researcher, 18-21. Gainau, M. B. (2009). Keterbukaan diri (self
Anderson, W., & Andersen, B. (1985). Counselor disclosure) siswa dalam perspektif budaya
Self-Disclosure. dan implikasinya bagi konseling. Jurnal
Bottrill, S., Pistrang, N., Barker, C., & Worrell, M. Ilmiah Widya Warta, 33(1), 95-112.
(2010). The use of therapist self-disclosure: Hendrick, S. S. (1988). Counselor Self-Disclosure.
Clinical psychology trainees' experiences. Journal of Counseling & Development,
[Article]. Psychotherapy Research, 20(2), 66(9), 419-424.
165-180. Henretty, J. R., & Levitt, H. M. (2010). The role of
Breazeal, C. L. (2000). Sociable machines: therapist self-disclosure in psychotherapy:
Expressive social exchange between A qualitative review. [Review]. Clinical
humans and robots. Massachusetts Institute Psychology Review, 30(1), 63-77.
of Technology. Johnson.W. David. 1990. Reaching Out;
Brown, V., Grootjans, J., Ritchie, J., Townsend, Interpersonal Effectivenss and Self
M., & Verrinder, G. (2012). Sustainability
116
117