Anda di halaman 1dari 17

Kasus:

Ns. Dewi sedang melakukan kunjungan rumah pada keluarga Ibu Sh dengan tahap
perkembangan keluarga adalah anak remaja (An. A 16 th dan An I 12 th). Pada
waktu kunjungan rumah tersebut didapatkan data-data sebagai berikut:
An. A merasa orang tuanya terlalu protektif terhadap dirinya dan mengatur dirinya
seperti anak kecil, ia ingin diperlakukan sebagai anak yang sudah dewasa yang
dapat bertanggunggjawab terhadap diri sendiri. An A mengatakan ia ingin orang
tuanya tidak memperlakukannya lagi seperti anak kecil. Dan ia juga ingin untuk
bisa bersahabat dengan orang tuanya. An. A merasa masih diatur dalam pergaulan
oleh keluarganya, An A mengatakan bahwa ia merokok untuk menunjukkan pada
orang tuanya kalau ia sudah bukan anak kecil lagi. An A merasa orang tuanya
tidak memahami dirinya yang sudah remaja. Sehingga ia memberontak dengan
merokok karena ia tidak tahu bagaimana cara menyampaikan perasaan pada orang
tuanya terutama pada ibunya. An A terlihat merokok saat menceritakan masalah
nya pada perawat. An A tapak antusias dalam menyatakan masalahnya. Ibu Sh
tampak menyiapkan seragam sekolah An A dan An I. Ibu Sh mengatakan sudah
cukup waktu dia luangkan untuk anak-anak, tapi Bapak W mengatakan saya
terlalu sibuk mencari uang buat keluarga saya.

1. Tugas perkembangan keluarga tahap V yaitu keluarga dengan anak remaja


menurut Duvall (1977 dalam Friedman).
Keluarga dengan anak tertua berusia 13-20 tahun:
1) Menyeimbangkan kebebasan dan tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan mandiri
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dengan anak.
2. Pengkajian keperawatan keluarga
1) Karakteristik Keluarga
Nama kepala keluarga Bp. W. Tipe keluarga Bp. W merupakan Nuclear
Family, dimana suami, istri dan anak hidup dalam rumah yang sama.

1
Tahap perkembangan keluarga Bp. W adalah thap perkembangan kelurga
tahap V dengan anak remaja. Peran keluarga di rumah antara lain:
No. Nama Jenis Kelamin Hubungan Usia Pekerjaan
dengan KK
1. Bp. W Laki-laki Suami
2. Ibu S Perempuan Istri Ibu rumah
tangga
3. An. A Laki-laki Anak I 16 th Pelajar
An. I Laki-laki Anak II 12 th Pelajar

2) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan keluarga saat ini berada dalam tahap V: keluarga
dengan anak pertama usia remaja menurut Duvall.
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, yaitu:
a) Menyeimbangkan kebebasan dan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan mandiri
b) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dengan anak.

3) Data Lingkungan
a) Karakteristik Rumah: -
b) Sistem pendukung keluarga (ecomap)
Bp. W dan Ibu Sh tinggal dalam satu rumah yang sama, namun
diantara keduanya terjalin hubungan yang tidak terlalu erat karena
suami terlalu sibuk bekerja. An. A memiliki hubungan negtif karena
memiliki konflik dengan ibunya, yaitu:
DS:
- An. A merasa orangtuanya terlalu protektif terhadap dirinya dan
mengatur dirinya seperti anak kecil, padahal ia ingin diperlakukan
sebagai anak yang sudah dewasa dan dapat bertanggung jawab
terhadap dirinya sendiri.

2
- An. A mengatakan ia ingin orangtuanya tidak memperlakukannya
seperti anak kecil dan ia juga ingin bisa bersahabat dengan
orangtuanya.
- An. A merasa masih diatur dalam pergaulan oleh keluarganya.
Berikut ini merupakan gambar ecomap dari keluarga Bp. W:

Bp.W Ny.
Sh

Bp.W Bp.W

Keterangan:
= hubungan lemah
= hubungan pertalian sedang
= pertalian negative
Sumber: Friedman,1998

4) Struktur Keluarga
a) Pola Komunikasi Keluarga
Kondisi pernikahan Bp. W dan Ibu Sh kurang harmonis. Pekerjaan kedua
belah pihak yang cukup sibuk membuat susah ada waktu untuk keduanya
saling berkomunikasi. An. A juga ingin agar orang tuanya tidak
memperlakukannya seperti anak kecil, akan tetapi ia tidak tahu
bagaimana cara menyampaikan perasaannya pada orang tuanya terutama
ibunya.
b) Struktur Peran

3
Peran formal dimainkan oleh Bp. W sebagai suami atau pencari
nafkah dan Ibu Sh sebagai istri sebagai pengatur rumah tangga.
Konflik peran terjadi pada keluarga Bp. W karena An. A merasa
orangtuanya terlalu protektif terhadap dirinya dan mengatur dirinya
seperti anak kecil, padahal ia ingin diperlakukan sebagai anak yang
sudah dewasa dan dapat bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri.
5) Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
Fungsi afektif dalam keluarga Bp. W kurang berjalan dengan baik.
Di antara Bp. W dan Ibu Sh terlihat kurang memiliki rasa saling
memahami, kehangatan dan suasana keakraban pun tidak terlihat
pada keluarga Bp. W. Selain itu, Bp. W juga terlalu sibuk dengan
urusan pekerjaan sehingga kualitas dan kuantitas komunikasi
diantara orang tua dan anak pun buruk.

b) Fungsi Perawatan Kesehatan


An A mengatakan bahwa ia merokok untuk menunjukkan pada
orang tuanya kalau ia sudah bukan anak kecil lagi karena ia merasa
orang tuanya tidak memahami dirinya yang sudah remaja dan ia
pun tampak merokok saat menceritakan permasalahannya dengan
perawat. Hal ini menunjukkan tidak adanya kemampuan An. A
untuk menangani suatu kondisi.

c) Fungsi Reproduksi: -

6) Stress dan Koping Keluarga


Stressor yang dialami keluarga Bp. W yaitu masalah yang dialami
oleh An. A yang tidak mampu mengungkapkan perasaanya kepada
orang tunya terutama ibunya. Koping yang digunakan dalam

4
menyelesaikan hubungan An. A dan orang tuanya adalah koping
maladaptiv, dimana An. A memberontak dengan merokok.

5
3. Merumusakan masalah keperawatan keluarga remaja
4. Memprioritaskan masalah keperawatan keluarga remaja
5. Menyusun perencanaan keperawatan keluarga remaja
6. Melakukan tindakan keperawatan keluarga remaja melalui terapi keluarga,
terapi modalitas keluarga, dan terapi alternative/komplementer
7. Megevaluasi keperawatan keluarga remaja

a) Asuhan Keperawatan Keluarga


Pengkajian Keluarga Pasangan Baru

Diagnosa Keperawatan
N Diagnosa Tujuan Kriteria Standart
o Keperawata
n Jangka Jangka
Panjang Pendek
1. Komunikasi Setelah Setelah Respon Penyebab
keluarga dilakukan dilakukan, Verbal: komunikasi
disfungsiona asuhan 1) pertemu 1. Keluarga disfungsiona
l keperawata an dapat l, yaitu:
berhubungan n selama 1 kedua, menyebutka 1. memenda
dengan bulan, keluarga n penyebab m apa
ketidakmam keluarga dapat dan akibat yang
puan dapat mengeta dari ingin
keluarga R mengenal hui komunikasi dikatakan
dalam prinsip dan tentang yang 2. emosi
mengenal penerapan komunik disfungsion yang
prinsip dan komunikas asi yang al. tidak
penerapan i yang efektif terkontrol
komunikasi efektif. dalam
yang efektif. keluarga Akibat
. komunikasi
2) pertemu disfungsiona
an l, yaitu:
keempat, 1. pertengk
keluarga Respon aran
mulai Psikomotor: keluarga
mengena 1. Keluarga
l cara dapat Prinsip-

6
komunik mendemons prinsip
asi trasikan komunikasi
efektif komunikasi efektif
dalam yang efektif dilaksanakan
sebuah dalam oleh masing-
keluarga keluarga. masing
anggota
keluarga
dalam
kehidupan
sehari-hari.
2. Ketidakefekt Setelah Selama 1x60 Respon verbal: 1. Keluarga
ifan koping dilakukan menit, Keluarga dapat
keluarga asuhan keluarga mampu mengerti
berhubungan keperawata mampu menyebutkan sifat,
dengan n selama menjelaskan keputusan yang berat dan
ketidakmam 2x cara-cara diambil untuk luasnya
puan kunjungan, mengambil menyelesaikan masalah
keluarga R keluarga keputusan masalah dalam
dalam mampu dalam keluarganya. keluarga
melakukan mengambil menyelesaika 2. Keluarga
pengambilan keputusan n masalah dapat
keputusan dalam mengamb
dalam menyelesai il
menyelesaik kan keputusan
an masalah. masalah secara
tepat
untuk
menyeles
aikan
masalah
dalam
keluargan
ya.

3. Perubahan Setelah Setelah Respon Verbal: Peran suami:


penampilan dilakukan dilakukan Masing-masing 1. mencari
peran Bp. R asuhan pertemuan anggota nafkah
dan Ibu S di keperawata 2x60 menit, keluarga 2. pemimpi
keluarga n keluarga keluarga mampu n
Bp.R selama 2 menunjukkan mendeskripsika keluarga
berhubungan kali : n perannya 3. pendamp
dengan kunjungan, 1. keluarga dalam ing istri
ketidakmam keluarga mampu keluarga.
puan dalam mampu mendesk Peran istri:
mengenal mengenal ripsikan 1. mengatur

7
peran peran Bp. peran Respon rumah
sebagai R sebagai formal psikomotor: tangga
suami dan suami dan Bp. R Masing-masing 2. pendamp
istri. Ibu S sebagai anggota ing
sebagai suami keluarga suami
istri. dan Ibu mampu 3. menjaga
S menerapkan kehormat
sebagai peran yang an
istri diembannya keluarga
2. keluarga dalam
mampu keluarga.
menerap
kan
peran
formal
dalam
keluarga
.
4. Kerusakan Setelah Setelah Respon verbal: Keluarga
penatalaksan dilakukan pertemuan 1. Keluarga mampu
aan asuhan 4x60 menit menyebutka melakukan
pemeliharaa keperawata dapat n tentang pemeliharaa
n rumah n keluarga menunjukkan prinsip n rumah
berhubungan selama 1 : pemeliharaa yang baik
dengan bulan, n rumah sesuai
1. Keluarg
ketidakmam keluarga yang prinsip
a
puan akan dapat, adekuat kesehatan,
mampu
keluarga R melakukan dimana
mengena
dalam perawatan Respon lingkungan
l
merawat yang psikomotor: rumah sehat
masalah
rumah. adekuat 1. Keluarga adalah
pemelih
dalam melakukan rumah yang
araan
pemelihara pemeliharaa selalu bersih
rumah.
an rumah n rumah baik dari
2. Keluarg
mereka. dengan kotoran,
a
baik. debu,
mampu
sampah,
memutu
perabotan
skan
rumah
tindakan
tangga yang
yang
berserakan.
tepat
untuk
mengatu
r
lingkung
an

8
rumah.
3. Keluarg
a
mampu
mencipt
akan
lingkung
an yang
bersih
dan
nyaman.

Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Intervensi Rasional

1. Komunikasi 1. Kaji kemampuan 1. Kemampuan


keluarga komunikasi yang komunikasi
disfungsional ada dalam keluarga. menggambarkan pola
berhubungan dengan komunikasi dalam
ketidakmampuan keluarga efektif atau
keluarga R dalam 2. Bantu keluarga tidak
mengenal prinsip dalam mengenal
dan penerapan penyebab 2. Dapat membantu
komunikasi yang komunikasi yang mengenal penyebab
efektif. tidak efektif komunikasi yang tidak
efektif untuk mencegah
komunikasi yang
disfungsional
3. Ajarkan keluarga
tentang prinsip- 3. Membantu keluarga
prinsip komunikasi dalam mengenal
yang efektif. komunikasi yang
efektif
4. Anjurkan keluarga
untuk saling berbagi 4. Untuk membangun
informasi atau ide komunikasi yang
dengan anggota efektif
keluarga
5. Untuk membangun
5. Anjurkan keluarga komunikasi yang
untuk bicara efektif
perlahan, rileks,
tidak terburu-buru,

9
tidak menghakimi
saat berkomunikasi 6. Membantu keluarga
dengan anggota dalam mengatasi
keluarga masalah komunikasi
disfungsional.
6. Bantu keluarga
dalam menemukan
cara terbaik untuk 7. Keluarga lebih dapat
menangani mengerti tentang
komunikasi penerapan dari prinsip-
disfungsional. prinsip komunikasi
yang efektif.
7. Beri kesempatan
pada keluarga untuk
menerapkan prinsip
komunikasi efektif .

2. Ketidakefektifan 1. Kaji perilaku dan 1. Perilaku anggota


koping keluarga R interaksi dalam keluarga
berhubungan dengan keluarga, sadari menggambarkan
ketidakmampuan tingkah laku yang mekanisme koping
keluarga melakukan merusak. dalam keluarga.
pengambilan
keputusan dalam 2. Membangun
menyelesaikan 2. Tingkatkan komunikasi efektif
masalah hubungan saling dalam keluarga
percaya,
keterbukaan dalam 3. Menghindari perilaku
keluarga. destruktif dalam
menghadapi masalah
3. Diskusikan dengan
keluarga tentang 4. Sebagai dasar
cara yang efektif penentuan strategi
untuk menunjukkan koping
perasaan.
5. Membantu keluarga
4. Bantu keluarga dalam memecahkan
dalam mengenal masalah
masalah 6. Menghindari perilaku
destruktif dalam
menghadapi masalah.
5. Bantu keluarga
dalam mengambil
keputusan dan 7. Dukungan spiritual
memecahkan akan meningkatkan

10
masalah mekanisme koping
6. Bantu keluarga keluarga.
dalam menemukan
cara terbaik untuk
menangani perilaku
disfungsional.

7. Identifikasi sifat
dukungan spiritual
dalam keluarga.

3. Perubahan 1. Kaji pandangan 1. Mengetahui


penampilan peran keluarga terkait pandangan keluarga
Bp. R dan Ibu S di dengan peran tentang peran suami
keluarga Bp.R sebagai suami dan dan istri.
berhubungan dengan istri. 2. Mengidentifikasi
ketidakmampuan 2. Kaji harapan harapan keluarga
dalam mengenal keluarga tentang tentang peran yang
peran sebagai suami peran yang ditampilkan oleh
dan istri. diharapkan dari masing-masing
masing-masing anggota keluarga.
anggota keluarga.
3. Keluarga dapat
3. Berikan informasi mengetahui peran
pada keluarga formal yang
terkait dengan peran diembannya dalam
formal dalam keluarga.
keluarga, baik
sebagai suami dan 4. Meningkatkan
istri. pemahaman keluarga
dalam pelaksanaan
4. Ajarkan masing- perannya.
masing anggota
keluarga dalam 5. Dukungan dari
pelaksanaan anggota keluarga akan
perannya. menambah motivasi
dalam melaksanakan
5. Anjurkan masing- peran sebaik mungkin.
masing anggota
keluarga untuk
saling mendukung
dalam pelaksanaan
peran.

4. Kerusakan 1. Gali pengetahuan 1. Perawat mengetahui


penatalaksanaan keluarga tentang nilai yang ditetapkan

11
pemeliharaan rumah rumah sehat keluarga tentang
berhubungan dengan menurut mereka. rumah sehat dan
ketidakmampuan sebagai acuan dalam
keluarga R dalam intervensi selanjutnya.
merawat rumah.
2. Bantu keluarga 2. Memberikan
mengenal masalah kesempatan pada
dalam keluarga untuk
pemeliharaan menilai kondisi rumah
rumah. mereka dan
menentukan masalah
yang dialami keluarga
dalam pemeliharaan
3. Gali harapan rumah.
keluarga dalam 3. Harapan keluarga
pemeliharaan yang baik akan
rumah. pemeliharaan rumah
nantinya akan
membantu keluarga
dalam mewujudkan
pemeliharaan rumah
4. Tingkatkan yang adekuat.
pengetahuan
keluarga dengan 4. Memberikan
memberikan pengetahuan dan
pendidikan gambaran pada
kesehatan pada keluarga bagaimana
keluarga tentang seharusnya
rumah sehat dan pemeliharaan rumah
tata ruang rumah yang adekuat dan
yang baik. memenuhi prinsip-
prinsip kesehatan.

5. Beri motivasi pada 5. Meningkatkan


keluarga dalam kemauan keluarga
modifikasi untuk melakukan
lingkungan. modifikasi lingkungan
yang adekuat sebagai
bentuk pemeliharaan
rumah.

6. Bantu keluarga
dalam menciptakan 6. Lingkungan yang
lingkungan rumah sehat berpengaruh
yang sehat terhadap kondisi
kesehatan keluarga.

12
13
Tindakan Keperawatan Keluarga Pasangan Baru

a) Terapi Keluarga
Salah satu bentuk terapi keluarga yang dapat dilakukan yaitu terapi
key triangle, dimana dengan terapi ini perawat dapat menggali perasaan
dan mengidentifikasi respon verbal dan nonverbal masing-masing anggota
keluarga. Dalam terapi ini perawat melakukan kontrak pertemuan dengan
masing-masing anggota keluarga secara tersendiri untuk mengetahui
permasalahan keluarga yang dialami, baik dari sisi Bp. R maupun Ibu S.
Setelah kedua anggota keluarga tersebut bersedia untuk dipertemukan
dalam satu situasi, perawat memfasilitasi hal tersebut. Dalam situasi
tersebut, perawat hanya bertugas memfasilitasi, penyelesaian masalah
tetap berada pada ditangan Bp. R dan Ibu S.

b) Terapi Modalitas Keluarga


Bentuk terapi modalitas yang dapat diterapkan pada Keluarga Bp. R yaitu:
1) Konseling
Perawat dapat memfasilitasi pemberian konseling pada keluarga
Bp. R apabila keluarga Bp. R meminta diadakannya konseling pada
perawat.
2) Terapi Lingkungan
Terapi lingkungan merupakan bentuk terapi dalam melakukan
penataan lingkungan agar terjadi perubahan perilaku pada klien dari
perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif.
Dalam kasus yang dialami keluarga Bp. R diketahui bahwa
keluarga Bp. R tidak harmonis, seringkali bertengkar baik menjelang
ataupun sesudah tidur. Kondisi rumah keluarga Bp. R juga tidak
terurus. Peran perawat keluarga dalam hal ini yaitu meningkatkan
penggunaan lingkungan rumah menjadi lebih nyaman. Ruang keluarga
dimodifikasi sehingga dapat berfungsi dengan baik terkait dengan
penatalaksanaan fungsi afektif keluarga Bp.R. Bentuk intervensi dari

14
masalah keperawatan komunikasi keluarga disfungsional dapat
dilakukan di ruang keluarga. Selain itu, terapi lingkungan ini juga turut
berperan dalam menangani masalah keperawatan kerusakan
pemeliharaan rumah yang dialami oleh keluarga Bp. R.
3) Terapi Perilaku
Dalam teori terapi perilaku, dikatakan bahwa perilaku timbul
akibat dari proses pembelajaran. Salah satu jenis teknik dasar yang
digunakan dalam terapi ini yaitu pengendalian diri.
Dalam kasus keluarga Bp. R diketahui bahwa pasangan suami istri
tersebut seringkali bertengkar. Peran perawat dalam mengatasi dan
mencegah terjadinya perilaku maladaptif yaitu dengan mengajarkan
teknik pengendalian diri. Perawat dapat memberikan latihan pada
anggota keluarga untuk mengubah kata-kata negatif menjadi kata-kata
positif. Apabila hal ini berhasil, maka klien sudah memiliki
kemampuan untuk mengendalikan perilaku negatif lainnya termasuk
pertengkaran dalam keluarga. Selain itu, penggunaan teknik
pengendalian diri ini akan menurunkan tingkat distress dalam keluarga
tersebut dan tidak memicu adanya pertengkaran.

c) Terapi alternative/komplementer
Salah satu jenis terapi alternative/komplementer yang dapat
diterapkan dalam kasus keluarga Bp. R yaitu:
1. Mind body interventions
2. Biologically based therapies
Dalam jenis terapi Mind body interventions, bentuk terapi yang
dapat dilakukan misalnya terapi tawa dan terapi musik. Penggunaan terapi
tawa dapat dilakukan untuk mengurangi ketegangan yang ada dalam
keluarga Bp. R, sehingga pertengkaran pun dapat diminimalkan. Selain itu,
penggunaan terapi musik dapat dilakukan pada masing-masing anggota
keluarga untuk memberikan efek ketenangan hati, sehingga dapat
meminimalkan pertengkaran keluarga.

15
Sementara itu, dalam jenis terapi Biologically based therapy, dapat
diajarkan pada keluarga Bp. R tentang penggunaan aromaterapi seperti
lavender. Perawat dapat menganjurkan keluarga untuk memiliki tanaman
lavender dalam rumah (misalnya pot bunga lavender) sebagai sistem
pengharum ruangan yang berfungsi dalam memberikan efek ketenangan
bagi pemilik rumah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.


Doengoes, Marilynn, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. edisi 3. alih
bahasa: I Made Kariasa dan Ni Made S. Jakarta: EGC.
Friedman, Marilyn., Bowden, Vicky., Johnes, Elaine. 2010. Buku Ajar
Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan Praktik. Jakarta: EGC
Rasni, Hanny. 2010. Buku Pedoman Kuliah Teori dan Praktikum Asuhan
Keperawatan Keluarga. Universitas Jember.

17

Anda mungkin juga menyukai