UNIVERSITAS AL-KHAIRIYAH
CITANGKIL-CILEGON
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat hidayah dan taufiqnya
kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Analisis Pengambilan
Keputusan Jangka Pendek”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
“Akuntansi Manajemen”, makalah ini yang diharapkan bisa menambah wawasan dan dapat
bermanfaat dalam dunia Pendidikan. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, serta masih banyak
kekurangan dan kesalahannya. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan mudah-
mudahan makalah ini dapat mendorong kita untuk lebih giat dalam proses menimba ilmu
sebanyak-banyaknya.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..…ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
Latar Belakang........................................................................................................................1
Tujuan.....................................................................................................................................1
Rumusan Masalah..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
Penentuan Harga.....................................................................................................................3
Kesimpulan.............................................................................................................................9
Saran.......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengambilan keputusan (decision making) adalah memilih salah satu diantara
berbagai alternative tindakan yang ada. Pemilihan ini biasanya menggunakan dasar
ukuran tertentu, apakah probabilitas atau penghematan cost.
Perusahaan adalah suatu organisasi yang menggunakan dan mengkoodinir sumber-
sumber ekonomi untuk menghasilkan produk agar dapat memuaskan kebutuhan
konsumen atau masyarakat dengan tujuan akhir untuk memperoleh keuntungan atau laba.
Berdasarkan karakteristik kegiatan produksi dan produk yang dihasilkan, perusahaan
dapat digolongkan menjadi tiga jenis utama yaitu perusahaan jasa, perdagangan dan
pemanufakturan.
B. Tujuan
Disusunnya makalah ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam upaya
mengetahui dan memperdalam pengetahuan di bidang Akuntansi Manajemen khususnya
yang berkaitan dengan materi pengambilan keputusan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan pada latar belakang, maka terlihat pentingnya pemahaman
mengenai Apa yang dimaksud pengambilan keputusan, konsep biaya relevan dan
penentuan harga. Pemahaman tentang analisis pengambilan keputusan jangka pendek
akan menjadi lebih penting bagi perusahaan di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan (decision making) adalah memilih salah satu diantara
berbagai alternative tindakan yang ada. Pemilihan ini biasanya menggunakan dasar
ukuran tertentu, apakah probabilitas atau penghematan cost.
Para manajer berusaha menyusun situasi pengambilan keputusan dalam bentuk
kuantitatif sebanyak mungkin, sehingga pilihan diantara berbagai alternative dapat dibuat
dengan dasar yang sistematik. Jadi dengan informasi kuantitatif, para para pengambil
keputusan dapat mengikuti proses yang logis di dalam memilih berbagai alternative, dapat
mempertanggungjawabkan setiap langkah yang diambil, dan dapat mengevaluasi hasil -
hasil yang dicapai.
Proses pengambilan keputusan meliputi 4 tahap, yaitu:
1. Menentukan masalah dengan penekanan pada tujuan yang hendak dicapai.
2. Mengidentifikasi berbagai alternative tindakan.
3. Mendapatkan informasi relevan dan menyingkirkan informasi yang tidak relevan
4. Membuat keputusan.
Setiap perusahaan pada umumnya didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba
dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Dalam usaha mempertahankan
eksistensinya, setiap perusahaan berupaya memenuhi permintaan produk atau jasa.
Permintaan produk atau jasa yang ditawarkan suatu perusahaan dapat meningkat.
Permintaan tersebut kemungkinan dapat melebihi kemampuan perusahaan. Peningkatan
ini membuat perusahaan harus membuat keputusan mengenai tindakan yang akan
diambil. Dalam hal ini perusahaan akan mencoba untuk memenuhi peningkatan
permintaan dengan mengembangkan kapasitas atau kemampuan perusahaan dalam
memenuhi permintaan. Untuk itu diperlukan informasi-informasi yang memadai untuk
mengurangi resiko ketidakpastian dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.
Manajemen seringkali menemukan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan
untuk pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan. Beberapa pilihan keputusan dapat
dibuat perusahaan berdasarkan informasi khusus untuk memenuhi tujuan tertentu pihak
2
managemen tersebut. Dalam tingkat-tingkat pengambilan keputusan dibagi menjadi
beberapa macam yang salah satunya yaitu pengambilan keputusan taktis (pengambilan
keputusan jangka pendek di antara berbagai alternative dengan hasil yang langsung atau
terbatas yang dapat dilihat). Keputusan jangka pendek merupakan keputusan yang
diambil manajer, dimana hasil dari keputusan tersebut dapat langsung dirasakan pada
tahun dimana keputusan tersebut diambil. Altrenatif yang harus dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan jangka pendek antara lain yaitu; apakah pesanan dibawah harga
pokok diterima atau ditolak, menjual sekarang atau memproses lebih lanjut produk
tertentu.
Nilai dari sebuah informasi dalam proses pengambilan keputusan adalah sangat
berharga, karena hanya dengan informasi yang baik dan benar seorang manajer dapat
mengambil keputusan yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan pada masa
yang akan datang. Pada umumnya pengambilan keputusan akan lebih baik jika didasarkan
atas analisa dan penilaian yang cermat dari pada keputusan yang hanya didasarkan atas
instuisi.
3
Informasi kuantitatif merupakan informasi yang berkaitan dengan fakta yang dapat
dikuantitatifkan satuannya, misalnya mengenai berat, panjang, isi, luas, dan lain-lian.
Sedangkan informasi kuantitatif merupakan informasi yang tidak dapat diukur dalam
bentuk satuan, misalnya berita- berita di majalah, surat kabar, percakapan (dialog), dan
lain-lain. Informasi akuntansi biasanya dinyatakan dengan uang, misalnya persediaan
bahan baku Rp.50.000,-. Informasi bukan akuntansi dapat berupa umur, pengalaman
kerja, jumlah karyawan, penggantian direktur, dan lain-lain. informasi operasi merupakan
sumber informasi akuntansi yakni, sebagai penyedia data-data yang diperlukan dalam
penyusutan laporan keuangan dan laporan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan
menghasilkan informasi untuk pihak ekstern dalam bentuk laporan keuangan dan
akuntansi manajemen memberikan informasi untuk manajemen.
Proses pengambilan keputusan jangka pendek tidak memerlukan waktu yang lama
karena informasi yang tersedia cukup lengkap (full information). Dalam hal ini seorang
akuntan manajemen harus mempunyai keahlian dan wawasan yang luas dalam bidang
akuntansi manajemen, sehingga informasi yang tersedia di perusahaan dapat dianalisa
dengan tepat dan relevan dengan masalah yang dihadapi, dengan tujuan keputusan yang
diambil manajer tidak merugikan perusahaan.
Istilah biaya bisa diartikan dengan sebagai cara dan pengertian yang tepat akan
berubah-ubah, tergantung pada bagaimana penggunaan biaya tersebut. Biasanya, biaya
berkaitan dengan tingkat harga suatu barang yang harus dibayar. Jika kita membeli sebuah
produk secara tunai dan kemudian segera menggunakan produk tersebut, maka tidak akan
ada masalah yang timbul dalam pendefinisian dan pengukuran biaya produk tersebut.
Namun demikian, jika barang tersebut dibeli lalu disimpan untuk sementara waktu dan
kemudian baru rumit lagi, jika barang tersebut merupakan aset yang bermacam -macam
pada beberapa periode waktu yang tak terbatas. Pertanyaannya, “Lantas berapa biaya
penggunaan aset tersebut selama periode tertentu?”.
Biaya yang akan digunakan untuk suatu penggunaan tertentu disebut biaya
relevan (relevant cost). Pada saat penghitungan biaya yang akan digunakan untuk
melengkapi formulir pajak pendapatan sebuah perusahaan, para akuntan diperlukan untuk
membuat perincian jumlah rupiah yang aktual yang dikeluarkan untuk membeli
tenaga kerja, bahan baku dan peralatan modal yang digunakan dalam produksi. Dan
4
untuk tujuan-tujuan pembayaran pajak, pengeluaran rupiah historis adalah biaya relevan
yang dimaksudkan di atas. Penggunaan konsep biaya relevan untuk keputusan penentu
tingkat output dan harga secara tepat membutuhkan suatu pemahaman tentang
hubungan antara biaya dan output suatu perusahaan atau dengan kata lain fungsi
biayanya tergantung pada fungsi produksi perusahaan dan fungsi penawaran pasar
dari input-input yang digunakan perusahaan tersebut. Sedangkan Biaya relevan itu
sendiri merupakan biaya yang akan terjadi karena sebuah keputusan.
a. Syarat Relevant Cost
1. Merupakan biaya masa yang akan dating
2. Berbeda antara alternative tindakan
Dalam rangka untuk pengambilan keputusan, biaya relevan harus memiliki manfaat yang
paling tinggi. Agar supaya biaya disebut biaya relevan, maka biaya tersebut :
1. Harus berbeda pada waktu dilakukan perbandingan pilihan keputusan. Apabila
suatu biaya meningkat, menurun, mun cul ataupun menghilang pada waktu suatu
tindakan yang berbeda dievaluasi, maka biaya tadi boleh disebut relevan.
2. Harus bernilai kini atau masa yang akan datang.
C. PENENTUAN HARGA
a. Strategi Penentuan Harga
Harga merupakan elemen penting dalam strategi pemasaran dan harus
senantiasa dilihat dalam hubungannya dengan strategi pemasaran. Harga berinteraksi
dengan seluruh elemen lainnya dalam bauran pemasaran untuk menentukan
efektivitas dari setiap elemen dan keseluruhan elemen. Tujuan yang menuntun
strategi penetapan harga haruslah merupakan bagian dari tujuan yang menuntun
strategi pemasaran secara keseluruhan. Oleh karena itu tidaklah benar bila harga
dipandang sebagai elemen yang mandiri dari bauran pemasaran, karena harga itu
sendiri adalah elemen sentral dalam bauran pemasaran.
Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan
pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Dari sudut pandang pemasaran, harga
merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya)
yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikian atas penggunaan suatu barang
atau jasa. Pengertian ini sejalan dengan konsep pertukaran (exchange) dalam
pemasaran.
3
Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba
perusahaan. Tingkat harga yang ditetapkan mempengaruhi kuantitas barang yang
dijual. Selain itu secara tidak langsung harga juga mempengaruhi biaya, karena
kuantitas yang terjual berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya
dengan efisiensi produksi. Oleh karena itu penetapan harga mempengaruhi
pendapatan total dan biaya total, maka keputusan dan strategi penetapan harga
memegang peranan penting dalam setiap perusahaan.
Sementara itu dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan
sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang
dirasakan atas suatu barang atau jasa. Nilai (value) dapat didefinisikan sebagai rasio
antara manfaat yang dirasakan dengan harga. Dengan demikian pada tingkat harga
tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan
meningkat pula. Seringkali pula dalam penentuan nilai suatu barang atau jasa,
konsumen membandingkan kemampuan suatu barang atau jasa dalam memenuhi
kebutuhannya dengan kemampuan barang atau jasa substitusi. Harga memiliki dua
peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan
alokasi dan peranan informasi.
Peranan alokasi dari harga adalah fungsi harga dalam membantu para pembeli
untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan
berdasarkan kekuatan membelinya. Dengan demikian adanya harga dapat membantu
para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan kekuatan membelinya pada
berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai
alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
Peranan informasi dari harga adalah fungsi harga dalam "mendidik" konsumen
mengenai faktor produk, misalnya kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam
situasi di mana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau
manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang
mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.
b. Tujuan Penentuan Harga
Pada dasarnya ada empat jenis tujuan penentuan harga, yaitu :
1. Tujuan Berorientasi pada Laba
Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu
memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini dikenal
dengan istilah maksimisasi laba. Dalam era persaingan global, kondisi yang
4
dihadapi semakin kompleks dan semakin banyak variabel yang berpengaruh
terhadap daya saing setiap perusahaan, sehingga tidak mungkin suatu
perusahaan dapat mengetahui secara pasti tingkat harga yang dapat
menghasilkan laba maksimum. Oleh karena itu ada pula perusahaan yang
menggunakan pendekatan target laba, yakni tingkat laba yang sesuai atau
pantas sebagai sasaran laba. Ada dua jenis target laba yang biasa digunakan,
yaitu target marjin dan target ROI (Return On Investment).
2. Tujuan Berorientasi pada Volume
Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan
harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu atau yang
biasa dikenal dengan istilah volume pricing objective. Harga ditetapkan
sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan atau pangsa
pasar. Tujuan ini banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan penerbangan.
3. Tujuan Berorientasi pada Citra.
Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan
harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau
mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat digunakan
untuk membentuk citra nilai tertentu (image of value), misalnya dengan
memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah di suatu
wilayah tertentu. Pada hakekatnya baik penetapan harga tinggi maupun rendah
bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran
produk yang ditawarkan perusahaan.
4. Tujuan Stabilisasi Harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu
perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan
pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan
stabilisasi harga dalam industri-industri tertentu (misalnya minyak bumi).
Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan
harga pemimpin industri (industry leader).
5. Tujuan-tujuan lainnya
Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing,
mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau
menghindari campur tangan pemerintah. Tujuan-tujuan penetapan harga di atas
3
memiliki implikasi penting terhadap strategi bersaing perusahaan. Tujuan yang
ditetapkan harus konsisten dengan cara yang ditempuh perusahaan dalam
menetapkan posisi relatifnya dalam persaingan. Misalnya, pemilihan tujuan
laba mengandung makna bahwa perusahaan akan mengabaikan harga para
pesaing. Pilihan ini dapat diterapkan dalam 3 kondisi, yaitu:
4
misalnya saat pengenalan produk baru atau pada saat akan dilakukannya negosiasi
suatu kontrak kerja.
d. Pengaruh dan Kendala yang perlu diperhitungkan dalam penentuan harga.
Terdapat banyak cara untuk menghitung harga, namun cara apapun yang digunakan,
satu hal yang tetap harus diperhitungkan adalah faktor situasional, baik yang bersifat
internal maupun eksternal.
Analisis internal lebih menekankan pada penilaian atau identifikasi kekuatan dan
kelemahan dari tiap-tiap divisi dalam upaya untuk mencari keunggulan-keunggulan
yang akan dapat dipakai untuk membedakan diri dari pesaing, sehingga harus
dilakukan melalui kacamata (sudut pandang) konsumen.
Analisis eksternal adalah penilaian terhadap kekuatan yang berada di luar
perusahaan, di mana perusahaan tidak mempunyai pengaruh sama sekali untuk
mengendalikannya, sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini
akan mempengaruhi kinerja semua perusahan dalam industri tersebut. Lingkungan
eksternal mencakup situasi perekonomian umum, pelanggan, dan pesaing. Cara yang
umumnya dilakukan dalam analisis situasional antara lain adalah analisis produk,
analisis pasar, analisis pelanggan, dan analisis lingkungan. Semua faktor ini
diperkirakan dapat mempengaruhi atau menjadi kendala dalam usaha mencapai
tujuan perusahaan.
Adapun faktor situasional yang dianalisa dalam model penentuan harga ini adalah:
3
pencapaian tujuan tersebut. Strategi fungsional perlu dikoordinasikan satu sama
lain untuk menghindari terjadinya konflik kepentingan dalam organisasi.
3. Karakteristik Produk
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk dapat
didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui
hasil produksinya. Secara lebih terinci konsep produk total meliputi barang,
kemasan, mereka, label, pelayanan, dan jaminan, yang mempunyai tujuan akhir
untuk mencapai kepuasan pelanggan.
4. Karakteristik Kompetitor
Menurut Porter (1985, h. 4), ada lima kekuatan pokok yang berpengaruh dalam
persaingan suatu industri, yaitu persaingan dalam industri yang bersangkutan,
produk substitusi, pemasok, pelanggan, dan ancaman pendatang baru.
Informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis karakteristik
persaingan yang dihadapi antara lain meliputi :
a. Jumlah Perusahaan dalam Industri. Bila hanya ada satu perusahaan dalam
industri, maka secara teoritis perusahaan yang bersangkutan bebas
menetapkan harganya seberapapun. Akan tetapi sebaliknya, bila industri
terdiri atas banyak perusahaan, maka persaingan harga akan terjadi. Bila
4
produk yang dihasilkan tidak terdiferensiasi, maka hanya pemimpin industri
yang leluasa menetuka perubahan harga.
b. Ukuran Relatif Setiap Anggota dalam Industri.Bila perusahaan memiliki
pangsa pasar yang besar, maka perusahaan yang bersangkutan dapat
memegang inisiatif perubahan harga. Bila pangsa pasarnya kecil, maka
perusahaan tersebut hanya menjadi pengikut.
c. Diferensiasi Produk. Bila perusahaan berpeluang melakukan diferensiasi
dalam industrinya, maka perusahaan tersebut dapat mengendalikan aspek
penetapan harganya, bahkan sekalipun perusahaan itu kecil dan banyak
pesaing dalam industri.Kemudahan untuk Memasuki Industri yang
Bersangkutan. Bila suatu industri mudah untuk dimasuki, maka perusahaan
yang ada sulit mempengaruhi atau mengendalikan harga. Sedangkan bila ada
hambatan yang masuk ke pasar (barrier to market entry), maka perusahaan-
perusahaan yang sudah ada dalam industri tersebut dapat mengendalikan
harga. Hambatan masuk ke pasar dapat berupa persyaratan teknologi,
investasi modal yang besar, ketidaktersediaan bahan baku pokok/utama,
skala ekonomis yang sudah dicapai perusahaan-perusahaan yang telah ada
dan sulit diraih oleh para pendatang baru, ataupun keahlian dalam
pemasaran.
D. MAKE OR BUY
Keputusan membeli atau membuat sendiri dapat dibagi menjadi dua macam :
1. Keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh perusahaan yang
sebelumnya memproduksi sendiri produknya, kemudian mempertimbangkan akan
membeli produk tersebut dari pemasok.
Umumnya merupakan keputusan manajemen jangka pendek, yang tidak menyangkut
investasi jangka panjang. Dua kemungkinan yang dihadapi oleh manajemen dalam
pengambilan keputusan ini :
3
sendiri. manfaat dari pemilihan alternatif membeli dari luar yaitu besarnya biaya
diferensial yang berupa biaya yang terhindarkan (avoidable cost) jika kegiatan
membuat sendiri dihentikan. Pengorbanan dari pemilihan alternatif membeli dari
luar yaitu : sebesar biaya diferensial yang berupa biaya yang dikeluarkan untuk
membeli produk dari pemasok luar.
o Jika manfaat lebih besar dari pengorbanan, alternatif membeli dari luar lebih
menguntungkan jika dipilih.
o Jika manfaat lebih kecil dari pengorbanan, alternatif membeli dari luar
sebaiknya tidak dipilih.
Pengorbanan dari pemilihan alternatif membeli dari luar adalah sebesar biaya
diferensial yang berupa biaya yang dikelurkan untuk membeli produk dari
pemasok luar. Jika manfaat lebih besar dari pengorbanan, alternatif membeli dari
luar lebih menguntungkan jika dipilih. Jika manfaat lebih kecil dari pengorbanan,
alternatif membeli dari luar sebaiknya tidak dipilih.
2. Keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh perusahaan yang
sebelumnya membeli produk tertentu dari pemasok luar, kemudian
mempertimbangkan akan memproduksi sendiri produk tersebut. umumnya
merupakan keputusan manajemen jangka panjang, karena kemungkinan menyangkut
investasi dana dalam jumlah yang besar untuk pengadaan mesin dan perlengkapan
produksi.
4
Dua kemungkinan yang dihadapi oleh manajemen dalam pengambilan
keputusan ini :
1. Keputusan membuat sendiri tidak memerlukan tambahan fasilitas produksi,
karena manajemen dapat memanfaatkan kapasitas yang masih menganggur dari
mesin dan ekuipmen yang telah dimiliki sebelumnya. Jika perusahaan sebelumnya
membeli dari luar dan kemudian mempertimbangkan akan membuat sendiri,
manfaat dari pemilihan alternatif membuat sendiri adalah besarnya biaya
diferensial yang berupa biaya yang terhindarkan (avoidable cost) sebagai akibat
membeli produk dari pemasok luar.
Contoh soal : Diferensial dalam alternatif pengambilan keputusan membeli atau membuat
sendiri
3
PT.Yogyakarta berusaha dalam perakitan. Suku cadang A dari produk rakitannya selama
ini diproduksi sendiri dalam pabriknya. Kebutuhan suku cadang tersebut berjumlah
100.000 buah setahun.Biaya produksi suku cadang A disajikan pada gambar 7.4.
Perusahaan tersebut menerima tawaran dari perusahaan lain untuk membeli suku
cadang A tersebut dengan harga Rp. 25 perbuah. Ditinjau dari biaya, manajemen
puncak perusahaan perlu mempertimbangkan keputusan membeli suku cadang
tersebut atau tetap memproduksi sendiri.
Perbuah100.000 buah
Biaya bahan bakuRp. 5Rp. 500.000
Biaya tenaga kerja variabelRp.101.000.000
Biaya overhead pabrik variabelRp. 3300.000
Biaya overhead pabrik tetap terhindarkanRp. 4400.000
(avoidable fixed factory overhead )
Biaya overhead pabrik tetap bersamaRp. 5500.000
(jion fixed factory overhead )
Jumlah biaya produksiRp. 27Rp. 2.700.000
Gbr. 7.4 Biaya produksi penuh (Full Costs of production) suku cadang A
Jawab:
Manfaat :
Biaya diferensial (Biaya terhindarkan )
Biaya-biaya variabel (biaya bahan baku,biaya tenaga kerja variabel Rp.18
dan overhead variabel )Biaya tetap terhindarkan Rp. 4
Jumlah biaya terhindarkan jika membeli dari luar Rp. 22
Pengorbanan :
Biaya Diferensial Harga beli jika membeli dari luar Rp.25
Kerugian jika membeli dari luar Rp. 3
Dari data tersebut jelas terlihat bahwa alternatif tetap memproduksi sendiri yang
menguntungkan, karena jika membeli dari luar pengorbanan yang dikeluarkan adalah
Rp. 25 perbuah. Sedangkan penghematan yang diperoleh ( berupa biaya
terhindarkan ) hanya sebesar Rp. 22 perbuah.
4
jualnya. Dalam pengambilan keputusan macam ini, informasi akuntansi diferensial yang
diperlukan oleh manajemen adalah pendapatan diferensial dengan biaya diferensial jika
alternatif memproses lebih lanjut dipilih.
Proses pengambilan keputusan terhadap alternatif menjual atau memproses lebih
lanjut suatu produk, dengan pertimbangan:
1. Munculnya pendapatan differensial dan biaya differensial
2. Memiliki kemampuan untuk memproses lebih lanjut
3. Ada peluang pasar yang lebih baik atas produk yang dibuat
Produk A mempunyai harga jual sebesar Rp. 10.000 persatuan pada kondisinya sekarang.
Biaya penuh ( full costs ) persatuan produk A dihitung seperti disajikan dibawah ini:
Misalnya:
Di pasar telah terjadi perkembangan baru meningkatnya permintaan customer
terhadap produk A-1 pada harga jual Rp.18.500 persatuan. Produk A-1 merupakan hasil
pengolahan lebih lanjut produk A. Jika dilihat tambahan pendapatan jika produk A diolah
lebih lanjut menjadi produk A-1, perusahaan akan memperoleh pendapatan diferensial
Rp. 8.500 persatuan. Namun dalam pertimbangan pengambilan keputusan ini, informasi
pendapatan diferensial perlu ditandingkan dengan informasi biaya diferensial.
3
a. Dalam perhitungan biaya diferensial jika alternatif pengolahan lebih lanjut produk A
menjadi produk A-1 dipilih, perlu dipertimbangkan kondisi berikut ini: Apakah
pengolahan lebih lanjut produk A-1 tsb memerlukan investasi pada fasilitas mesin &
ekuipmen? Jika jawabannya tidak, maka pengambilan keputusan ini bersifat jk
pendek dan informasi yang relevan untuk dipertimbangkan adalah pendapatan
diferensial dan biaya diferensial. Jika pendapatan diferensial lebih tinggi dari biaya
diferensial maka alternatif untuk mengolah lebih lanjut suatu produk dapat dipilih.
Sebaliknya jika pendapatan diferensial lebih kecil dari biaya diferensial maka
alternatif untuk mengolah lebih lanjut suatu produk ditolak
b. Jika pengolahan lebih lanjut produk A menjadi produk A-1 memerlukan investasi
dalam mesin & ekuipmen, maka hal ini menyangkut pengambilan keputusan investasi
yang bersifat jangka panjang. Dalam pengambilan keputusan ini informasi yang
relevan tidak hanya pendapatan & biaya diferensial tp menyangkut juga aktiva
diferensial.
Contoh :
Misalkan pengolahan lebih lanjut produk A menjadi A-1 tersebut tidak memerlukan
investasi dalam mesin & ekuipmen, namun hanya memerlukan biaya pengolahan lebih
lanjut (biaya diferensial) sebesar Rp. 5.000 persatuan, maka perhitungan informasi
akuntansi diferensial adalah sbb:
Pendapatan diferensial (Rp. 18.500-Rp.10.000) x 10.000 satuan Rp.85.000.000
Biaya difernsial Rp.50.000.000
Laba diferensial Rp.35.000.000
F. KEEP OR DROP
Menghentikan atau Melanjutkan Produksi Produk Tertentu atau Kegiatan Usaha
Departemen Lain. Dalam perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu macam keluarga
produk (product line ) atau yang memilki berbagai departemen penghasil laba.
Adakalanya manajemen puncak menghadapi salah satu keluarga produknya atau salah
satu departemennya mengalami kerugian usaha yang akan diperkirakan akan berlangsung
terus.
4
Dalam menghadapi kondisi ini, manajemen perlu mempertimbangkan keputusan
menghentikan atau tetap melanjutkan produksi produk atau kegiatan usaha departemen
yang mengalami kerugian. Informasi yang relevan untuk dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan ini adalah biaya difernsial dan pendapatan diferensial. Dengan
dihentikannya produksi produk tertentu atau kegiatan departemen tertentu perusahaan
akan kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan dari produk /departemen
tertentu( foregone revenues ). Pendapatan hilang ini merupakan informasi pendapatan
diferensial dan merupakan pengorbanan yang ditanggung karena pemilihan alternatif
menghentikan produksi produk atau departemen tertentu.
Dilain pihak, dengan dihentikannya usaha departemen tertentu, perusahaan menikmati
manfaat berupa biaya terhindarkan yang mrp informasi akuntansi diferensial . Jika biaya
terhindarkan (yg mrp manfaat yg diperoleh ) lebih besar dari pendapatan yang hilang ( yg
mrp pengorbanan) akibat dihentikannya produksi produk atau kegiatan usaha departemen
tertentu, maka alternatif penghentian sebaiknya dipilih. Jika biaya terhindarkan lebih kecil
dari dari pendapatan yang hilang akibat dihentikannya produksi produk atau kegiatan
usaha departemen tertentu, maka alternatif penghentian tsb tidak dipilih.
Contoh : Suatu toko memiliki 3 departemen : departemen kosmetika ,departemen
pakaian, departemen bahan kelontong. Laporan laba-rugi tiap departemen tahun anggaran
20x4 disajikan Sbb:
Kosmetika Pakaian Brg Kelontang Hasil Penjualan
Rp. 50.000.000 Rp. 25.000.000 Rp.25.000.000
Biaya Variabel Rp. 25.000.000 Rp. 10.000.000
Rp. 12.000.000
Laba Kontribusi Rp. 25.000.000 Rp. 15.000.000 Rp. 13.000.000
Biaya tetap terhindarkan Rp. 10.000.000 Rp. 8.000.000 Rp. 11.000.000
By tetap tidak terhindarkan Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000
Jmh by tetap Rp. 13.000.000 Rp. 13.000.000 Rp. 14.000.000
Laba (rugi) bersih Rp. 12.000.000 Rp. 4.000.000 (Rp. 1.000.000)
3
Biaya variabel Rp. 12.000.000
Biaya tetap terhindarkan Rp.11.000.000
Total manfaat (benefit) Rp.23.000.000
Pengorbanan
Pendapatan diferensial yang berupa pendapatan
Penjualan yang hilang dengan ditutupnya kegiatan
Usaha departemen barang kelontong Rp. 25.000.000
Manfaat lebih kecil dari pengorbanan jika alternatif menghentikan kegiatan
Usaha departemen brg kelontong dipilih Rp 2.000.000
Contoh :
PT. Oki memproduksi produk X dalam pabrik yang berkapasitas 200.000 satuan
pertahun. Untuk tahun anggaran 20X1 perusahaan merencanakan akan memproduksi
dan menjual produk X sebanyak 150.000 satuan dengan harga jual sebesar Rp.1.250
persatuan. Anggaran biaya untuk tahun tsb sbb :
Persatuan Total
Biaya Variabel:
By. Produksi variabel Rp.400 Rp.60.000.000
By.komersial variabel 120 18.000.000
Biaya Tetap:
By.Produksi tetap 300 45.000.000
By. Komersial tetap 150 22.500.000
4
Rp.970 Rp.145.000.000
Rp.15.600.000
Laba Diferensial Rp. 6.900.000
BAB III
PENUTUP
3
A. Kesimpulan
Pengambilan keputusan (decision making) adalah memilih salah satu diantara berbagai
alternative tindakan yang ada. Pemilihan ini biasanya menggunakan dasar ukuran
tertentu, apakah probabilitas atau penghematan cost.
Para manajer berusaha menyusun situasi pengambilan keputusan dalam bentuk
kuantitatif sebanyak mungkin, sehingga pilihan diantara berbagai alternative dapat dibuat
dengan dasar yang sistematik. Jadi dengan informasi kuantitatif, para para pengambil
keputusan dapat mengikuti proses yang logis di dalam memilih berbagai alternative, dapat
mempertanggungjawabkan setiap langkah yang diambil, dan dapat mengevaluasi hasil –
hasil yang dicapai.
Proses pengambilan keputusan meliputi 4 tahap, yaitu:
1. Menentukan masalah dengan penekanan pada tujuan yang hendak dicapai.
2. Mengidentifikasi berbagai alternative tindakan.
3. Mendapatkan informasi relevan dan menyingkirkan informasi yang tidak relevan
4. Membuat keputusan.
B. Saran
Kami selaku pembuat makalah menyadari akan kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan, maupun penyusunan makalah ini. Maka dengan ini kami mengharapkan kritik
dan saran kepada pembaca, khususnya Dosen kami supaya dalam pembuatan selanjutnya
kami dapat menyusun lebih baik dari sebelumnya.
4
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8856445/Pengambilan_Keputusan_Jangka_Pendek
www.Google.com
Buku Akuntansi Manajemen oleh V. Wiratna Sujarweni