Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Nama : Liza Fauziah
NIM : P2723503519077
Kelas : IVB ANAFARMA
A. TUJUAN
1. Mengetahui prinsip identifikasi karbohidrat secara kualitatif.
2. Mengetahui kandungan karbohidrat dalam pangan beserta jenisnya.
B. LATAR BELAKANG
Analisis pangan adalah salah stau sub bidang ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan cara atau meode analitik dalam mendeteksi dan menetapkan
komponen-komponen yang terdapat dalam bahan pangan baik segar maupun olahan.
Tujuan utamanya adalah menghitung kadar komponen pangan serta mengetahui ada
tidaknya komponen berbahaya dalam bahan pangan.
Komponen pangan adalah senyawa kimia yang memiliki karakteristik tertentu.
Komponen utama bahan pangan terdiri dari air, protein, karbohidrat, vitamin, mineral,
dan beberapa senyawa minor lain. Secara umum komponen makanan lebih sering
dikelompokan menjadi komponen makronutrien dan makronutrien. Makronutrien terdiri
dari air, protein, lemak, dan karbohidrat sedangkan mikronutrien adalah vitamin, mineral.
Karbohidrat merupakan susunan dari atom karbon dan air. Secara umum
karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polimer gula yang memiliki rumus molekul
Cn(H2O)m. Berdasarkan rumus molekul tersebut karbohidrat terdiri dari atom C, H dan
O. Karbohidrat merupakan suatu tururnan dari aldehid atau keton dari alkohol
polihidroksi atau senyawa turunan sebagai hasil hidrolisis senyawa kompleks (Girinda,
1986).
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi setiap makhluk hidup. Tubuh
manusia terdapat 4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram yang digunakan untuk
membantu metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan
terbentuk dari beberapa asam amino diantaranya gliserol lemak, dan sebagian besar
diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat mempunyai
peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna,
tekstur dan lain-lain. Karbohidrat dibagi menjadi dua yaitu karbohidrat sederhana dan
karbohidrat kompleks (Sirajuddin et al, 2011).
Karbohidrat merupakan sumber energi kalori utama dan merupakan sumber kalori
yang murah. Jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat adalah 4 Kal
(kkal). Beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat-serat yang berguna bagi
pencernaan. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik
bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Dalam tubuh, karbohidrat
berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan,
kehilangan mineral, dan membantu metabolisme lemak dan protein, serta dapat dibentuk
dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Sebagian besar karbohidrat
diperoleh dari bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat yang
terdapat dalam bahan makanan nabati berupa gula sederhana, heksosa, pentose, maupun
gula kompleks seperti pati, pektin, selulosa, dan lignin. Sedangkan pada bahan makanan
hewani, karbohidrat biasanya berupa glikogen yang terdapat pada jaringan-jaringan otot
dan hati.
C. ANALISIS KARBOHIDRAT
1. ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT
a. Uji Molisch
1) Kegunaan/ Keterangan lainnya
Uji molisch merupakan uji kimia yang digunakan untuk
menunjukkan adanya karbohidrat. Semua jenis karbohidrat mulai dari
monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida menunjukkan
reaksi positif dengan uji ini. Senyawa-senyawa seperti asam nukleat dan
glikoprotein juga positif dengan uji molisch karena mengandung
karbohidrat. Penemu uji ini adalah seorang ahli tanaman Australia bernama
Hans Molisch.
Asam sulfat akan mendehidrasi karbohidarat membentuk furfural,
alfa-naftol bereaksi dengan furfural membentuk senyawa berwarna ungu.
Reaksi positif ditunjukkan dengan munculnya warna ungu pada batas
kedua cairan.
2) Prinsip
Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam
sulfat pekat.Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil
furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural.Uji
positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara
furfural atau hidroksimetil furfural dengan alpha-naftol dalam pereaksi
molish.
3) Prosedur/cara kerja dan intepretasi/cara membaca hasil
a) Segera ditambahkan ke dalam masing masing tabung 2 tetes pelarut
molisch dan dikocok dengan hati-hati lalu dialirkan kedalam masing
masing tabung dengan hati hati 1 ml asam sulfat pekat (caranya tabung
dimiringkan 45° dan dialirkan asam sulfat pekat melalui dinding dengan
pipet tetes perlahan-lahan)
b) Bekerja dengan asam sulfat pekat harus berhati-hati, asam sulfat pekat
selalu ditambahkan melalui dinding pada larutan
b. Uji Benedict
1) Kegunaan/ Keterangan lainnya
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula
(karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida
dan beberapa disakarida seperti laktosa dan maltosa.
Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid,
kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh
karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena
memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi
glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif
dengan pereaksi benedict.
2) Prinsip
Prinsip Uji Benedict adalah larutan CuSO4 dalam suasana alkali
akan direduksikan dengan gula pereduksi sehingga Cu2O berwarna merah
bata. Tujuan dari Uji Benedict adalah untuk mengidentifikasi gula
pereduksi. Gugus pereduksi ini berupa aldehid (Sudarmadji, 1996)
3) Prosedur/cara kerja dan intepretasi/cara membaca hasil
Salah satu liter larutan Benedict dapat dibuat dari 100 g anhidrat
natrium karbonat, 173 g natrium sitrat dan 17,3 g tembaga (II) sulfat
pentahidrat.Sekitar 1 ml sampel ditempatkan ke dalam tabung reaksi yang
bersih. 2 ml (10 tetes) dari larutan benedict (CuSO4). Larutan tersebut
kemudian dipanaskan dalam bak air mendidih selama 3-5 menit. Diamati
perubahan warna dalam larutan tabung atau pembentukan endapan.
Intrepetasi hasil
- Jika warna pada didih berubah menjadi hijau, maka aka nada 0,1
sampai 0,5 gula persen dalam larutan
- Jika berubah warna menjadi kuning, kemudian 0,5-1 persen gula hadir.
- Jika berubah menjadi oranye, maka itu berarti bahwa 1 sampai 1,5
persen gula hadir.
- Jika perubahan warna menjadi merah, maka 1,5-20 persen gula hadir.
- Dan jika perubahan warna menjadi merah bata, itu berarti bahwa lebih
dari 2 persen gula hadir dalam larutan.
- Semakin banyak konsentrasi monosakarida atau gula pereduksi dalam
suatu larutan, akan membuat warna larutan semakin merah bata. Jadi
apabila setelah diuji benedict suatu larutan berwarna hijau, maka
konsentrasi monosakarida atau gula pereduksinya sedikit. Apabila
berwarna kuning maka konsentrasinya lebih banyak, dan apabila
berwarna merah bata maka konsentrasinya lebih banyak lagi. Namun
apabila larutan tetap berwarna biru, hal itu menandakan bahwa tidak
terdapat monosakarida atau gula pereduksi dalam larutan tersebut.
c. Uji Iodium
1) Kegunaan/ Keterangan lainnya
Digunakan untuk menunjukkan adanya polisakarida.Amilum
dengan iodine dapat membentuk kompleks biru.Amilopektin dengan iodin
akan memberi warna merah ungu, sedangkan dengan glikogen dan dekstrin
akan membentuk warna merah coklat
2) Prinsip
Prinsip dari pengujian iodin yaitu amilum atau pati yang bereaksi
dengan iodin akan membentuk warna biru, dekstrin membentuk warna
merah keunguan, dan glikogen akan membentuk warna merah kecoklatan.
Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian karbohidrat-
glikogen.
3) Prosedur/cara kerja dan intepretasi/cara membaca hasil
d. Uji Bial
1) Kegunaan/ Keterangan lainnya
Bertujuan untuk mengetahui gula pentosa.
2) Prinsip
Gula pentose dipanaskan bersama HCl akan terhidrolisis
menghasilkan furfural, lalu terkondensasi dengan orsinol (3,5-
dihidroksitoluena) menghasilkan senyawa kompleks berwarna biru
kehijauan.
3) Prosedur/cara kerja dan intepretasi/cara membaca hasil
Larutan uji dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 2 ml,
kemudian ditambahkan 2 ml pereaksi bial, lalu dipanaskan menggunakan
waterbath atau Bunsen.
Interpretasi hasil
Tes ini khusus untuk pentose. Heksosa umunya bereaksi
membentuk senyawa hijau, merah, atau coklat. Uji positif menghasilkan
senyawa kompleks berwarna biru kehijauan.
e. Uji Seliwanoff
1) Kegunaan/ Keterangan lainnya
Mengetahui adanya gula ketosa.
2) Prinsip
Dehidrasi ketosa oleh HCl pada reagen menjadi 4-hidroksi metal
furfural, lalu terkondensasi dengan resorcinol membentuk senyawa
kompleks berwarna merah ceri.
3) Prosedur/cara kerja dan intepretasi/cara membaca hasil
Larutan uji sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu
ditambahkan reagen seliwanoff sebanyak 3 ml, kemudian dipanaskan
selama 30 detik, lalu didinginkan hingga dingn.
Interpretasi hasil
Tes ini diberikan positif oleh ketoheksosa sehingga uji positif
ditemukan pada fruktosa, sukrosa dan karbohidrat mengandung fruktosa
lainnya. Uji positif membentuk senyawa kompleks berwarna merah ceri.
f. Uji Barfoed
1) Kegunaan/ Keterangan lainnya
Uji barfoed digunakan untuk membedakan disakarida pereduksi
dengan monosakarida produksi pada tetes tebu. Uji barfoed mengandung
kupri asetat yang dilarutkan dalam akuades dan ditambahkan dengan asam
laktat.
2) Prinsip
Prinsip dari uji barfoed ini adalah berdasarkan karbonil bebas dari
karbohidrat dengan larutan barfoed (Cu2+) dalam suasana asam yang
direaksikan menjadi Cu2O membentuk suatu endapan merah bata.
3) Prosedur/cara kerja dan intepretasi/cara membaca hasil
Larutan uji sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
kemudian ditambahkan 1,5 ml reagen barfoed, selanjutnya dipanaskan
selama 15 menit. Hasil positif menunjukkan adanya endapan bata.
g. Uji Osazon
1) Kegunaan/ Keterangan lainnya
Uji osazon digunakan untuk mengamati perbedaan yang spesifik
bagi tiap karbohidrat melalui penampang endapan yang dihasilkannya.
2) Prinsip
Prinsip uji osazon adalah proses pemanasan karbohidrat yang
memiliki gugus aldehida atau keton dengan fenilhidrazin berlebih akan
menghasilkan hidrazon atau osazon. Osazon akan membentuk kristal dan
titik lebur yang spesifik. Monosakarida pada uji Osazon tidak akan larut
dalam air mendidih. Sedangkan disakarida pada uji Osazon akan larut
dalam air dan akan terbentuk kembali saat didinginkan, kecuali sukrosa.
Hal ini dikarenakan oleh gugus aldehida dan keton yang terikat pada
monomer yang tidak bebas.
3) Prosedur/cara kerja dan intepretasi/cara membaca hasil
Dilakukan dengan cara yaitu campuran fenil hidrazin Na asetat
kering dimasukkan ke dalam tabung reaksi hingga memenuhi bagian
bundar tabung reaksi. Ditambahkan 5 ml sampel, kemudian dikocok dan
dipanaskan di dalam penangas air yang mendidih selama 30 menit. Setelah
itu, tabung reaksi didinginkan dan diperiksa endapan yang terbentuk di
bawah mikroskop.
Interpretasi hasil
Hasil positif uji osazon adalah terbentuk Krislatal pada bahan uji.
Pengujian ini memerlukan alat bantu mikroskop untuk mengamati kristal
osazon yang terbentuk. Ada tiga jenis kristal yang dapat terbentuk saat uji
Osazon, yaitu bentuk jarum, sunflower – shaped dan cotton – ball – shaped.
Pada sukrosa, pati, dan fruktosa menunjukan hasil yang negatif. Masing –
masing jenis gula yang bereaksi erhadap pereaksi Ozason, dapat
menghasilkan kristal yang berbeda.
h. Uji Asam Musat
1) Kegunaan/ Keterangan lainnya
Uji asam musat digunakan untuk membedakan antar glukosaan
galaktosa.
2) Prinsip
Oksidasi terhadap karbohidrat dengan asam nitrat pekat akan
menghasilkan asam yang dapat larut. Namun, laktosa dan galaktosa
menghasilkan asam musat yang dapat larut
3) Prosedur/cara kerja dan intepretasi/cara membaca hasil
Larutan uji sebanyak 10 tetes dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
kemudian ditambahkan 2 tetes HNO3 pekat, selanjutnya dipanaskan dalam
penangas air mendidih sampai volumenya kira-kira 2-3 tetes. Dinginkan
perlahan-lahan, lalu perhatikan terbentuknya Kristal-kristal keras seperti
pasir. Kemudian diamati dibawah mikroskop. Hasil positif menghasilkan
Kristal-kristal yang keras seperti pasir.
Dari percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa praktikum ini bertujuan untuk
mengetahui prinsip identifikasi karbohidrat secara kualitatif dan mengetahui kandungan
karbohidrat dalam pangan beserta jenisnya. Analisis kadar karbohidrat pada suatu sampel
sangat penting untuk menentukan identitas dari suatu pangan label nutrisi dan untuk
pengembangan suatu produk pangan (Manikharda, 2011)
Identifikasi karbohidrat secara kualitatif dapat dilakukan beberapa uji, diantaranya
adalah uji molisch, uji benedict, uji iodium, uji bial, uji seliwanoff, uji barfoed, uji osazon
dan uji asam musat. Untuk secara kuantitatif dapat dilakukan dengan metode luff schoorl,
metode lane eynon, metode anthrone, metode fenol dan metode nelson somogyi.
Untuk hasil merangkum jurnal dengan judul Penentuan Jenis Karbohidrat Dengan
Uji Kualitatif Menggunakan Reagen Dengan Mie Instan didapatkan hasil suatu zat atau
larutan yang mengandung karbohidrat dapat ditunjukkan dengan adanya cincin furfural
berwarna ungu bila ditambahkan dengan pereaksi molisch yang biasa disebut dengan uji
mollisch. Suatu zat atau larutan yang mengandung gula pereduksi dapat ditunjukkan
dengan adanya endapan berwarna kuning kecoklatan bila ditambahkan dengan pereaksi
bial yang biasa disebut dengan uji bial. Pada mie instan saat melakukan uji mollisch
dihasilkan warna ungu karena mengandung karbohidrat, glukosa pada karbohidrat
mengubah warna kuning menjadi ungu. Pada mie instan dengan uji Iod menghasilkan
warna ungu karena mengandung amilum, sehingga glukosa akan mengubah warna
kuning pada ekstrak mie menjadi ungu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel mie
instan positif mengandung karbohidrat dengan Uji Iod dan Uji Molisch.
F. DAFTAR PUSTAKA
Girinda, Aisyah.1986.Biokimia I. Jakarta: PT Gramedia.41
Manikharda. (2011). Perbandingan Metode dan Verifikasi Analisis TotalKarbohidrat
Dengan Metode Luff-Schoorl dan Anthrone Sulfat. Skripsi. Fakultas Teknologi
Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Sirajuddin, Saifuddin. 2011.Penuntun Praktikum Penilaian Satus Gizi Secara Biokimia
dan Antropometri.Makassar : Universitas Hasanuddin.
Sulistiyono, Agus. Penentuan Jenis Karbohidrat Dengan Uji Kualitatif Menggunakan
Reagen Pada Sampel Mie Instan. Diakses pada tanggal 22 Februari 2021.
Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC