Anda di halaman 1dari 14

74 – Jurnal Pendidikan Vokasi

EFEKTIVITAS MODEL BLENDED LEARNING TERHADAP


MOTIVASI DAN TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA MATA
KULIAH ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN
Sarah Bibi
IKIP PGRI Pontianak
s.bibbib@gmail.com
Handaru Jati
Universitas Negeri Yogyakarta
handaru@uny.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perbedaan motivasi dan tingkat pemahaman
mahasiswa antara pembelajaran model blended learning dengan pembelajaran konvensional,
dan (2) mengetahui peningkatan motivasi dan tingkat pemahaman mahasiswa akibat penerapan
pembelajaran model blended learning. Jenis penelitian ini adalah quasi experimental. Populasi
penelitian adalah mahasiswa semester 2 tahun ajaran 2013/2014 Program Studi Pendidikan
Teknologi Informasi dan Komputer STKIP PGRI Pontianak yang berjumlah sebanyak 270
mahasiswa. Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling berjumlah 156 mahasiswa.
Pengumpulan data menggunakan tes soal berbentuk pilihan ganda dan angket, teknik analisis data
yang digunakan adalah statistik parametrik uji-t dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan motivasi belajar mahasiswa antara pembelajaran
model blended learning dengan pembelajaran konvensional sebesar 5,782 dan terdapat perbedaan
tingkat pemahaman sebesar 9,935 serta (2) ada peningkatan motivasi belajar mahasiswa akibat
penerapan pembelajaran model blended learning rata-rata peningkatan 11,705 dan ada peningkatan
pemahaman mahasiswa rata-rata peningkatan 30,288.
Kata kunci: Blended Learning, konvensional, motivasi, tingkat pemahaman.

THE EFFECTS OF BLENDED LEARNING MODEL ON THE


STUDENT’S MOTIVATION AND UNDERSTANDING ON THE
SUBJECT OF ALGORITHMS AND PROGRAMMING
Abstract
This research aims (1) to determine the differences in motivation and understanding level of the
students between learning model of blended learning and the conventional, and (2) the improvement
of students learning motivation and understanding due to the use of blended learning model .This
research was a quasi-experimental. The population is the second semester students of the academic
year 2013/2014 Study Program Computer and Information Technology Department of Teacher
Training and Education PGRI Pontianak as many as 270 students. The selection of the sample of
students was done using purposive sampling technique as many as 156 students. Collecting data
using test multiple-choice and questionnaire, the data analysis techniques used were statistical
parametric t-test with a significance level of 0.05. The results of the research show that (1) there is
a difference in learning motivation of the students between learning model of blended learning and
conventional learning of 5.782 and there is difference in the understanding level of the students of
9.935 and (2) there is an improvement in learning motivation of the students due to blended learning
application with an average of 11.705 and there is an improvement in the understanding level of the
student with an average of 30.288.
Keywords: Blended Learning, conventional, motivation, understanding level.

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 75

PENDAHULUAN dengan perkembangan teknologi. Dalam


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi proses pendidikan kejuruan perlu ditanamkan
dalam berbagai bidang kehidupan membawa pada mahasiswa pentingnya penguasaan
perubahan, terutama dalam peningkatkan pengetahuan dan teknologi, keterampilan
mutu pendidikan. Banyak faktor yang bekerja, sikap mandiri, efektif dan efisien dan
mempengaruhi perkembangan pendidikan pentingnya keinginan sukses dalam karirnya
di masa mendatang, di antaranya adalah sepanjang hayat.
perkembangan teknologi informasi yang pesat Program Studi Pendidikan Teknologi
serta persaingan yang semakin ketat dalam Informasi dan Komputer STKIP PGRI
memperoleh lapangan pekerjaan yang ditandai Pontianak memiliki tujuan yang sama, yaitu
dengan ciri-ciri berkembangnya teknologi menghasilkan lulusan yang merupakan
baru yang menuntut peningkatan kompetensi. tenaga terdidik, terlatih dan terampil, yang
Dalam konteks inilah, pembaruan dalam memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan
bidang pendidikan dan pembelajaran perlu oleh dunia kerja dalam bidang pendidikan
dilakukan terus-menerus dan harus merupakan yang relevan serta memiliki wawasan yang
suatu proses yang tidak pernah berhenti (never luas tentang perkembangan dunia pendidikan.
ending process). Pendidikan dan pembelajaran Keberhasilan lulusan salah satunya ditentukan
yang berbasiskan pada kompetensi merupakan oleh keberhasilan proses belajar mengajar.
contoh dari hasil perubahan dengan tujuan Kompetensi yang harus dimiliki
meningkatkan kualitas pendidikan dan mahasiswa program studi pendidikan teknologi
pembelajaran. informasi dan komputer adalah menguasai
Pembangunan dalam bidang pendidikan mata kuliah algoritma dan pemrograman. Mata
diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 kuliah Algoritma dan Pemrograman merupakan
Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan salah satu mata kuliah prasyarat yang harus
Nasional (Sisdiknas) bahwa pendidikan ditempuh oleh mahasiswa Program Studi
nasional berfungsi mengembangkan kemam- Pendidikan Teknologi Informasi dan Komputer
puan dan membentuk watak serta peradaban STKIP PGRI Pontianak. Algoritma merupakan
bangsa yang bermartabat dalam rangka langkah-langkah logis penyelesaian masalah
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan yang disusun secara sistematis berdasar dari
untuk mengembangkan potensi peserta didik masalah yang akan diselesaikan. Dalam
agar menjadi manusia yang beriman dan bidang komputer, algoritma sangat diperlukan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam menyelesaikan berbagai masalah
berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap kreatif, pemrograman, tanpa algoritma yang dirancang
mandiri dan menjadi warga negara yang dengan baik maka proses pemrograman
demokratis serta bertanggung jawab. akan menjadi salah, rusak, atau lambat dan
Memahami makna dari sistem pendidikan tidak efisien. Selain itu, kemahiran dalam
nasional adalah amanat yang mengandung pemrograman membutuhkan kemampuan
pesan moral sebagai landasan penyelenggaraan berpikir, seperti analisis, desain, pemikiran
pendidikan dan sarana pencapaian cita- analogis, evaluasi, dan refleksi (Hadjerrouit,
cita perjuangan dalam peradaban Bangsa 2007, p.286).
Indonesia. Pendidikan kejuruan adalah jenjang Pencapaian kompetensi mahasiswa dalam
pendidikan yang merupakan bagian dari proses pembelajaran maka digunakan beberapa
sistem pendidikan nasional yang berhubungan pendekatan model pembelajaran. Model
dengan mempersiapkan seseorang untuk pembelajaran yang selama ini dilakukan adalah
bekerja dan dengan memperbaiki pelatihan dengan model pembalajaran konvensional.
potensi tenaga kerja. Pendidikan kejuruan Pada model ini sering disebut sebagai “Teacher
bertujuan mempersiapkan tenaga kerja yang Centred Learning” yang meletakkan dosen
memiliki keterampilan dan pengetahuan sebagai pelaku/subjek dan mahasiswa sebagai
sesuai dengan kebutuhan persyaratan lapangan objek. Pandangan-pandangan untuk mengubah
kerja dan mampu mengembangkan potensi Teacher-centred Learning menjadi Student-
dirinya dalam menerima dan beradaptasi centred Learning sangat didukung dengan

Efektivitas Model Blended Learning


76 – Jurnal Pendidikan Vokasi

adanya perkembangan teknologi informasi dalam kelas) dengan materi yang diberikan
yang demikian pesat. Student Centered secara online.
Learning adalah suatu model pembelajaran Blended learning tidak sepenuhnya
yang menempatkan mahasiswa sebagai pusat pembelajaran dilakukan secara online yang
dari proses belajar, mahasiswa diharapkan menggantikan pembelajaran tatap muka
aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, di kelas, tetapi untuk melengkapi dan
yang bertanggung jawab dan berinisiatif mengatasi materi yang belum tersampaikan
untuk mengenali kebutuhan belajarnya, pada pembelajaran saat mahasiswa belajar
menemukan sumber-sumber informasi untuk di kelas. Menurut Bonk dan Graham (2006,
dapat menjawab kebutuhannya, membangun p.5) mendefinikan kombinasi dari e-Learning
serta mempresentasikan pengetahuannya dan pembelajaran tatap muka dikelas sebagai
berdasarkan kebutuhan dan sumber-sumber berikut :
yang ditemukannya. Disisi lain, para dosen Blended learning is the combination of
beralih fungsi dari pengajar menjadi mitra instruction from two historically separate
pembelajaran maupun sebagai fasilitator (from models of teaching and learning: Tradi-
mentor  in  the center  to guide on the side). tional learning systems and distributed
Dalam proses pendidikan khususnya proses learning systems. It emphasizes the cen-
belajar mengajar, dosen melakukan proses tral role of computer- based technologies
pembelajaran dengan mempertimbangkan in blended learning.
penggunaan model pembelajaran yang sesuai
Dosen menggunakan teknologi komputer
dengan karakteristik mata kuliah. Pemilihan
dengan akses internet dalam menyediakan
model pembelajaran yang digunakan
informasi, bahan bacaan, dan materi
berpengaruh terhadap kualitas dan hasil
kuliah untuk mahasiswa. Beberapa dosen
pembelajaran. Sistem pembelajaran yang baik
memungkinkan mahasiswa untuk berinteraksi
menuntut adanya pengembangan, perbaikan
satu sama lain dengan menggunakan teknologi
dan perubahan sepanjang masa.
komunikasi asynchronous dan synchronous.
Seiring dengan perkembangan teknologi Komunikasi asynchronous didefinisikan
yang ada, implementasi dari pemanfaatan sebagai instruksi atau komunikasi yang
internet untuk pembelajaran salah satunya berlangsung diwaktu yang berbeda dan lokasi
adalah e-learning. E-learning atau Internet yang berbeda (Fenton & Watkins, 2010, p.233). 
enable learning menggabungkan metode Komunikasi synchronous didefinisikan sebagai
pengajaran dan teknologi sebagai sarana dalam instruksi atau komunikasi yang terjadi secara
belajar. Definisi e-learning adalah proses real time, dimana mahasiswa dan dosen berada
belajar secara efektif yang dihasilkan dengan pada waktu yang sama serta kemungkinan
cara menggabungkan penyampaian materi besar dari berbagai lokasi (Fenton & Watkins,
secara digital yang terdiri dari dukungan 2010, p.240). 
dan layanan dalam belajar (Barbara, et al, Beberapa studi penelitian telah
2008, p.4). Pendapat lain juga dikemukan menemukan bahwa blended learning dapat
oleh Seok (2008, p.5) menyatakan bahwa meningkatkan hasil belajar sama dengan
“e-learning is a new form of pedagogy for atau lebih tinggi dari mahasiswa yang belajar
learning in the 21 st century. E-Teachers are secara konvensional atau sepenuhnya online,
e-learning instructional designer, facilitator meskipun tingkat keberhasilan bervariasi
of interaction and subject matter experts”. antara disiplin ilmu (Heinze, 2008, p.35).  Oleh
Kelebihan e-learning dapat memberikan karena itu tidak mengherankan bahwa banyak
fleksibilitas, interaktifitas, kecepatan dan sekolah-sekolah ataupun perguruan tinggi
visualisasi melalui berbagai kelebihan dari telah menerapkan atau mempertimbangkan
masing-masing teknologi. Selanjutnya dikenal model blended learning. Hal tersebut juga
pula istilah blended learning (hybrid learning) didukung oleh pendapat Graham (2006,
secara sederhana dapat didefinisikan sebagai p.7) yang mengemukakan: “we can be
perpaduan metode belajar tatap muka (di pretty certain that the trend toward blended

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 77

learning systems will increase”. Namun, harus Berdasarkan pengamatan terhadap proses
diperhatikan bahwa keberhasilan blended belajar mengajar di Program Studi Pendidikan
learning tidak terjadi secara otomatis, faktor Teknologi Informasi dan Komputer  Sekolah
utama dalam keberhasialan blended learning Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
yaitu mempertimbangkan pedagogi dan desain PGRI Pontianak, proses belajar mengajar
instruksional terkait dengan cara terbaik untuk pada mata kuliah algoritma dan pemrograman
memanfaatkan alat-alat teknologi, bagaimana menggunakan pola-pola konvensional antara
memfasilitasi interaksi antara mahasiswa, cara dosen dan mahasiswa dalam jumlah tertentu,
memotivasi mahasiswa, serta mangatur materi ujian tertulis, serta kehadiran siswa dalam kelas
yang terbaik disampaikan melalui Internet masih dianggap sebagai pemicu keberhasilan
dibandingkan tatap muka. pembelajaran. Partisipasi mahasiswa relatif
Penerapan blended learning dapat rendah, dalam proses pembelajaran dosen
memberikan minat belajar mandiri mahasiswa kurang melibatkan mahasiswa sehingga
karena banyak informasi mutakhir yang interaksi yang terjadi kurang dinamis, sebagian
dapat diperoleh melalui internet, metode ini besar mahasiswa hanya mampu meniru apa
sangat efisien karena selain mahasiswa bisa yang dikerjakan dosen. Mahasiswa cenderung
mendapatkan perkuliahan tatap muka dengan tidak menunjukkan minat yang baik terhadap
dosen di dalam kelas, mereka juga bisa matakuliah Algoritma dan Pemrograman.
mengakses materi yang diberikan secara online Motivasi belajar mahasiswa dalam mengikuti
di manapun mereka berada. Blended Learning proses belajar mengajar juga terlihat kurang,
sangat bermanfaat untuk mengembangkan dan hal ini dapat dilihat dari (1) konsentrasi
menanamkan keterlibatan mahasiswa akan mahasiswa yang tidak fokus sebab siswa
perkuliahan yang diadakan karena mahasiswa banyak melakukan aktifitas diluar kegiatan
harus aktif mengikuti perkembangan yang belajar dan (2) waktu belajar efektif yang
terjadi di dalam kampusnya. cenderung rendah, sebab mahasiswa dan dosen
Perubahan tingkah laku yang timbul terlihat tidak memiliki ikatan kuat dalam upaya
akibat proses belajar adalah sebagai bentuk pencapain tujuan belajar.
dari perubahan pemahaman perilaku, persepsi, Hasil rekapitulasi perhitungan angket
motivasi, atau gabungan dari semuanya dan monitoring evaluasi kinerja dosen pada
kualitas belajar seseorang ditentukan oleh program studi Pendidikan Teknologi
pengalaman-pengalaman yang diperolehnya
Informasi dan Komputer semester genap tahun
saat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya
ajaran 2012/2013 yang di peroleh dari unit
(Winataputra, 2008, p.5).
penjaminan mutu STKIP PGRI Pontianak
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan menunjukkan bahwa penilaian tentang media
internal dan eksternal pada pembelajar untuk pembelajaran yang digunakan oleh dosen
mengadakan perubahan tingkah laku yang masih tergolong cukup. Dalam menyampaikan
mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam materi kuliah dosen menggunakan media
belajar. Motivasi sendiri mempunyai peranan pembelajaran berbasis multimedia dengan
dalam membantu memahami dan menjelaskan program komputer yang di tampilkan melalui
perilaku individu dalam belajar. Peranan layar LCD proyektor. Keterbatasan peralatan
penting motivasi dalam belajar antara lain yang dimiliki dan banyaknya materi yang
menentukan hal-hal yang dianggap dapat harus disampaikan, menyebabkan metode
menguatkan kegiatan belajar dan memperjelas
pembelajaran kuliah di kelas menggunakan
tujuan belajar. Tujuan dari pembelajaran adalah
media pembelajaran ini sering kali tidak dapat
membantu pembelajar agar memperoleh
dilakukan dengan baik. Dosen cenderung lebih
berbagai pengalaman sehingga pengetahuan,
memfokuskan pada pencapaian materi yang
keterampilan, dan nilai atau norma yang
dibebankan pada silabus dan SAP.
mengendalikan sikap dan perilaku siswa
mengalami perubahan secara positif baik Hal ini didukung oleh data hasil nilai
kualitas maupun kuantitas (Uno, 2013, p.27). tengah semester matakuliah Algoritma dan

Efektivitas Model Blended Learning


78 – Jurnal Pendidikan Vokasi

Pemrograman mahasiswa Program Studi integrasi dokumen Google, Google Play


Pendidikan Teknologi Informasi dan Komputer app, perpustakaan sumber daya bersama,
semester 2 angkatan 2012 kelas A sore, B dan pertanyaan untuk tes dan kuis. Pada
pagi , dan C sore rata-rata 47,943. Fakta ini Desember 2013 Schoology memiliki 35.000
menunjukkan  bahwa mahasiswa  belum sekolah di sistem dan lebih dari 2 juta
memiliki pengetahuan yang baik. Skor rata- pengguna. Schoology memiliki konsep yang
rata nilai yang rendah ini mengindikasikan menggabungkan LMS dan Social Networking.
perlunya dilaksanakan inovasi pembelajaran
Algoritma dan Pemrograman agar mahasiswa Motivasi Belajar
dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan Kata motivasi berasal dari bahasa Latin
nilai yang lebih baik. yaitu movere, yang berarti bergerak (move).
Setelah mengetahui berbagai faktor Motivasi adalah proses yang memberi
yang melingkupi dan menghambat tujuan semangat, arah, dan kegigihan perilaku.
pembelajaran pada Program Studi Pendidikan Artinya, perilaku yang memiliki motivasi
Teknologi Informasi dan Komputer maka adalah perilaku yang penuh energi, terarah,
peneliti ingin mencari solusi yaitu melalui dan bertahan lama (Santrock, 2007, p.510).
pendekatan model pembelajaran blended Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang
learning untuk meningkatkan motivasi dan saling memengaruhi. Belajar adalah perubahan
tingkat pemahaman mahasiswa pada mata tingkah laku secara relatif permanen dan secara
kuliah algoritma dan pemrograman Program potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau
Studi Pendidikan Teknologi Informasi dan penguatan (reinforced practice) yang dilandasi
Komputer Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Pendidikan (STKIP) PGRI Pontianak. Motivasi berprestasi menempati
kedudukan yang sangat penting, karena
Schoology motivasi akan mampu mendorong perilaku
Platform Schoology dirancang oleh Jeremy mahasiswa (students behaviour) untuk
Friedman, Ryan Hwang dan Tim Trinidad bergairah, bersemangat dan rasa senang dalam
pasca sarjana di Washington University di St belajar, sehingga pada akhirnya akan mampu
Louis, MO. Schoology.com adalah jaringan memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.
sosial untuk sekolah dan lembaga pendidikan Berdasarkan paparan di atas dapat
tinggi yang berfokus pada kolaborasi, yang disimpulkan bahwa motivasi memiliki
memungkinkan pengguna untuk membuat, pengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa.
mengelola, dan berbagi konten akademis. Motivasi belajar dipengaruhi oleh Self Efficacy,
Schoology dikenal sebagai sistem manajemen Locus of Control, Goal Orientation, Effort,
pembelajaran (LMS) atau sistem manajemen Interest, Self Regulation, Self Esteem, Sense of
kursus (CMS), platform berbasis cloud self as learner yang termasuk dalam motivasi
menyediakan peralatan yang diperlukan untuk intrinsik. Sementara yang mempengaruhi
mengelola sebuah kelas online.  motivasi dari faktor eksternal adalah : Home
Pada awalnya Schoology dirancang Support, Assessment Practice, Peer Culture,
untuk berbagi catatan, kemudian dirilis Pedagogy, Curriculum dan School Ethos
secara komersial pada bulan Agustus 2009 (Wayne & Ruth, 2003, p.183) .
dan tambahan fitur dan fungsionalitas terus
ditambahkan. Pada Oktober 2010 layanan Tingkat Pemahaman
memiliki lebih dari 2.400 sekolah di seluruh Pada hakikatnya, pemahaman merupakan
negara di sistem dan memiliki rencana salah satu bentuk hasil belajar. Pemahaman
untuk membangun konten interaktif yang ini terbentuk akibat dari adanya proses belajar.
dapat digunakan oleh guru dan dosen untuk Pemahaman berasal dari kata dasar paham yang
mendukung materi pelajaran dan memberikan berarti mengerti. Pemahaman berarti mengerti
lebih banyak akses ke orang tua.  Schoology benar atau mengetahui benar. Pemahaman
telah menyertakan pemberitahuan pesan dapat juga diartikan menguasai sesuatu dengan
teks, aplikasi mobile iPhone dan Android, pikiran, maka belajar berarti harus mengerti

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 79

secara mental makna dan filosofinya, maksud Waktu dan Tempat Penelitian
dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, Tempat penelitian berlokasi di Program
sehingga menyebabkan mahasiswa memahami Studi Pendidikan Teknologi Informasi dan
suatu situasi. Hal ini sangat penting bagi Komputer Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
mahasiswa yang belajar adalah memahami Pendidikan (STKIP) PGRI Pontianak Provinsi
tujuan akhir setiap pembelajaran. Pemahaman Kalimantan Barat. Penelitian ini dilakukan
memiliki arti sangat mendasar yang meletakkan pada bulan Maret sampai dengan April Tahun
bagian-bagian belajar pada porsinya. Tanpa Pelajaran 2013/2014.
pemahaman, maka pengetahuan, keterampilan,
dan sikap tidak akan bermakna. Target/Subjek Penelitian
Menurut Usman (2002, p.35) melibatkan Populasi dalam penelitian ini adalah
pemahaman sebagai bagian dari domain mahasiswa semester 2 program studi
kognitif hasil belajar. Pemahaman mengacu pendidikan teknologi informasi dan komputer
kepada kemampuan memahami makna materi. tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah
Aspek ini satu tingkat di atas pengetahuan 270 mahasiswa, kemudian penentuan sampel
dan merupakan tingkat berpikir yang rendah. dilakukan dengan teknik purposive sampling
Selanjutnya, Sudjana (2010, p.24) membagi adalah teknik penentuan sampel dengan
pemahaman ke dalam tiga kategori, yakni pertimbangan tertentu, pada penentuan
sebagai berikut: (a) tingkat pertama atau tingkat sampel ini dengan pertimbangan kesesuaian
terendah, yaitu pemahaman terjemahan, mulai jadwal perkuliahan. Sampel yang digunakan
dari terjemahan dalam arti sebenarnya; (b) dalam penelitian ini yaitu 4 kelas dengan total
tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, mahasiswa 156 orang yang terdiri dari kelas B
yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu Pagi (34 orang) dan A Sore (44 orang) sebagai
dengan yang diketahui berikutnya, atau kelas Eksperimen sedangkan kelas C Pagi (32
menghubungkan beberapa bagian dari grafik orang) dan C sore (46 orang) sebagai kelas
dengan kejadian, membedakan yang pokok dan kontrol.
yang bukan pokok; dan (c) pemahaman tingkat
ketiga atau tingkat tertinggi, yakni pemahaman Prosedur
ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan Proses penelitian diawali dengan terlebih
mampu melihat di balik yang tertulis, dapat dahulu menentukan kelompok mahasiswa
membuat ramalan tentang konsekuensi atau yang terlibat di dalamnya. Kelompok yang
dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, digunakan dalam penelitian kuasi eksperimen
dimensi, kasus, ataupun masalahnya. mengacu pada kelas yang sudah ada terbentuk
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka sebelumya baik sebagai kelompok kontrol
dapat diketahui bahwa pemahaman marupakan maupun kelompok eksperimen (Creswell,
salah satu bentuk pernyataan hasil belajar. 2012:309).
Pemahaman setingkat lebih tinggi dari Pada penelitian ini kelompok eksperimen
pengetahuan atau ingatan. Oleh karena itu, menggunakan model blended learning
untuk meningkatkan pemahaman diperlukan (X1) sedangkan kelompok kontrol diberi
proses belajar yang baik dan benar. Pemahaman pembelajaran menggunakan konvensional
mahasiswa akan dapat berkembang bila proses (X2). Semua kelompok sebelumnya diberi
pembelajaran berlangsung dengan efektif dan pretest untuk membantu menetapkan ekui-
efisien. valensi mereka, sebelum adanya perlakuan
bersifat eksperimen.
METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain
eksperimen semu (quasi-experiment) dengan Gambar 1. Desain penelitian
non-equivalent control group design.

Efektivitas Model Blended Learning


80 – Jurnal Pendidikan Vokasi

Tabel 1. Output Independent Samples Test Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan kelas kontrol
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Sig. Mean Std. Error Interval of the
t Df Difference
(2-tailed) Difference Difference
Lower Upper
motiv_akhir Equal variances 3,732 154 ,000 5,78205 1,54941 2,72122 8,84289
assumed
Equal variances 3,732 149,099 ,000 5,78205 1,54941 2,72042 8,84368
not assumed

Keterangan: dalam hipotesis penelitian. Untuk menguji


O1 :
Kemampuan kelompok eksperimen signifikansi perbedaan Mean lebih dari dua
sebelum diberikan perlakuan kelompok yang berlainan akibat penggunaan
beberapa perlakuan pada suatu variabel bebas
O2 :
Kemampuan kelompok eksperimen
dapat dilakukan dengan uji statistik parametrik
setelah diberikan perlakuan
menggunakan uji -t. Sebelum melakukan uji
X1 : Perlakuan dengan pembelajaran model statistik parametrik, data yang kita peroleh
Blended Learning harus memiliki syarat-syarat dilakukannya
X2 : Perlakuan dengan pembelajaran model pengujian dengan parametrik tes diantaranya
Konvensional adalah berdistribusi normal dan homogen.
O3 : Kemampuan kelompok kontrol sebelum Apabila data tersebut memenuhi persyaratan
diberikan perlakuan dilakukan uji hipotesis dengan parametrik tes,
namun apabila tidak memenuhi persyaratan
O4 : Kemampuan kelompok kontrol setelah
maka uji hipotesis dilakukan dengan non
diberikan perlakuan
parametrik tes.
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
Data HASIL PENELITIAN DAN
Untuk mengukur efektivitas model PEMBAHASAN
blended learning dilaksanakan pre test dan post
test pada kelompok eksperimen dan kelompok Hasil Penelitian
kontrol. Efektivitas model blended learning Hasil analisis hipotesis 1 menggunakan
dapat dilihat dari total pre test dan post test pada data motivasi akhir kelas eksperimen dan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. kontrol. Data telah melewati uji persyaratan
Data penelitian berupa skor motivasi dan skor analisis dan dinyatakan telah berdistribusi
tingkat pemahaman. Instrumen angket terdiri normal dan homogen. Untuk menguji hipotesis
dari 35 butir pernyataan dengan skala Likert 1 digunakan uji t dengan taraf signifikansi
yang memiliki lima alternatif jawaban untuk 0,05. Rangkuman hasil perhitungan terlihat
mengukur motivasi belajar mahasiswa dan pada tabel 1.
pada instrumen test untuk mengukur tingkat
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada tabel
pemahaman mahasiswa yang terdiri dari 40
diatas dapat dilihat bahwa motivasi akhir kelas
butir pertanyaan berbentuk pilihan ganda
eksperimen terhadap kelas kontrol memberikan
dengan lima alternatif jawaban.
nilai signifikansi 0,000 < signifikansi (α) 0,05
maka terdapat perbedaan rata-rata motivasi
Teknik Analisis Data
akhir antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebesar 5,782. Dari hasil uji hipotesis tersebut
efektivitas model blended learning terhadap disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
motivasi dan tingkat pemahaman mahasiswa. motivasi belajar mahasiswa pada mata kuliah
Kemudian dilakukan pengujian statistik algoritma dan pemrograman mahasiswa
untuk menguji efektivitas yang dirumuskan setelah mengikuti pembelajaran model

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 81

Tabel 2. Output Independent Samples Test Tingkat Pemahaman Kelas Eksperimen dan kelas kontrol
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Sig. Mean Std. Error Interval of the
t Df Difference
(2-tailed) Difference Difference
Lower Upper
motiv_akhir Equal variances 4,782 154 ,000 9,93590 2,07786 5,83111 14,04069
assumed
Equal variances 4,782 144,056 ,000 9,93590 2,07786 5,82886 14,04293
not assumed

blended learning dengan mahasiswa yang pemrograman mahasiswa setelah mengikuti


mengikuti pembelajaran model konvensional. pembelajaran model blended learning dengan
Gambaran perbedaan rata-rata motivasi akhir mahasiswa yang mengikuti pembelajaran
belajar mahasiswa antara kelas eksperimen dan model konvensional.
kontrol disajikan pada gambar 2. Gambaran perbedaan rata-rata posttest
mahasiswa antara kelas eksperimen dan kontrol
disajikan pada gambar 3 berikut ini:

Ga

Gambar 2. Diagram Batang Rata-Rata Mo-


tivasi Akhir Belajar Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Gambar 3. Diagram Batang Rata-Rata Post-
Hasil analisis hipotesis 2 menggunakan
Gambar
test3. Diagram
Kelas Batang
Eksperimen danRata-Rata
Kontrol Posttest
data posttest tingkat pemahaman kelas
Kelas Eksperimen dan Kontrol
eksperimen dan kontrol. Untuk meguji Analisis hipotesisi 3 menggunakan data
hipotesis 2 digunakan uji t. Rangkuman hasil skor motivasi belajar sebelum dan sesudah
perhitungan terlihat pada tabel 2. Berdasarkan pembelajaran blended learning. Hipotesis 3
hasil uji hipotesis pada tabel 2 dapat dilihat diuji menggunakan uji t paired samples test.
bahwa posttest kelas eksperimen terhadap Terdapat peningkatan jika nilai signifikansi
kelas kontrol memberikan nilai signifikansi < nilai signifikansi (α) 0,05. Hasil hipotesis 3
0,000 < signifikansi (α) 0,05 maka terdapat menggunakan taraf signifikansi 0,05 diperoleh
perbedaan rata-rata posttest antara kelas bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar
eksperimen dan kelas kontrol sebesar 9, 935. mahasiswa pada mata kuliah algoritma dan
Dari hasil uji hipotesis tersebut disimpulkan pemrograman akibat penerapan pembelajaran
bahwa terdapat perbedaan tingkat pemahaman blended learning, dengan nilai signifikansi
mahasiswa pada mata kuliah algoritma dan 0,000 < nilai signifikansi (α) 0,05.

Efektivitas Model Blended Learning


82 – Jurnal Pendidikan Vokasi

Tabel 3. Output Paired Samples Test Untuk Hipotesis 3


Paired Differences
95% Confidence Interval Sig.
Std. Std. Error t df
Mean of the Difference (2-tailed)
Deviation Mean
Lower Upper
Pair 1 motivasi_awal - -11,70513 9,01097 1,02029 -13,73679 -9,67347 -11,472 77 ,000
motivasi_akhir

Tabel 3. Output Paired Samples Test Untuk Hipotesis 3


Paired Differences
95% Confidence Interval Sig.
Std. Std. Error t df
Mean of the Difference (2-tailed)
Deviation Mean
Lower Upper
Pair 1 pretest - -30,28846 5,52416 ,62549 -31,53397 -29,04296 -48,424 7 ,000
posttest

Gambar 5. Diagram Batang Rata-Rata Tingkat


Pemahaman Sebelum danSesudah Penerapan
Gambar 4. Diagram Batang Rata-Rata Moti- Blended Learning
Gambar 4. Diagram
vasi Belajar Batang
Sebelum Rata-Rata
dan Sesudah Motivasi
penerapan
Belajar Sebelum
Blended Learning dan Sesudah
penerapan Blended Learning
Gambaran peningkatan rata-rata motivasi Hasil analisis hipotesis 4 menggunakan
belajar disajikan pada gambar 4. data skor pretest dan posttest pembelajaran
Berdasarkan gambar 4 di atas terlihat blended learning. Data telah melewati uji
osttest prasyaratan analisis dan dinyatakan telah
bahwa rata-rata skor motivasi belajar yang
diukur sebelum pembelajaran blended learning berdistribusi normal serta varians yang
sebesar 120,449. Kemudian setelah diberikan homogen. Hipotesis 4 di uji menggunakan uji
pembelajaran dengan memanfaatkan blended t paired samples test. Hasil uji hipotesis ini
learning sebanyak tujuh kali pertemuan, dapat dilihat pada tabel 4.
motivasi belajar diukur lagi dan diperoleh rata- Berdasarkan hasil hipotesis 4 menggunakan
rata motivasi belajar 132,154 yang artinya ada taraf signifikansi 0,05 diperoleh bahwa terdapat
peningkatan rata-rata sebesar 11,705 point. peningkatan tingkat pemahaman mahasiswa
Hasil peningkatan motivasi belajar pada mata pada mata kuliah algoritma dan pemrograman
kuliah algoritma dan pemrograman akibat akibat penerapan pembelajaran blended
penerapan pembelajaran blended learning ini learning, dengan nilai signifikansi sebesar
juga dapat dilihat pada tabel 3. 0,000 < signifikansi (α) 0,05.

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 83

Rata-rata skor tingkat pemahaman yang mahasiswa mahasiswa pada mata kuliah
diukur sebelum pembelajaran blended learning algoritma dan pemrograman antara mahasiswa
sebesar 28,462. Kemudian setelah diberikan setelah mengikuti pembelajaran model
pembelajaran dengan memanfaatkan blended blended learning dengan pembelajaran model
learning sebanyak tujuh kali pertemuan, konvensional, dimana nilai signifikansi sebesar
tingkat pemahaman diukur lagi dan diperoleh 0,000 lebih kecil dari 0,05. Rata-rata tingkat
rata-rata motivasi belajar 58,750 yang artinya pemahaman (posttest) pada kelas eksperimen
ada peningkatan rata-rata sebesar 30,288 adalah 58,750 dan rata-rata tingkat pemahaman
point. Gambaran peningkatan rata-rata tingkat (posttest) pada kelas kontrol adalah 48,814
pemahaman disajikan pada gambar 5. sehingga terdapat perbedaan rata-rata tingkat
pemahaman (posttest) antara kelas eksperimen
dan kontrol sebesar 9,936. Perbedaan tingkat
PEMBAHASAN
pemahaman mahasiswa tersebut terlihat pada
Mengacu pada tujuan penelitian analisis rata-rata peningkatan tingkat pemahaman
data diarahkan untuk menguji hipotesis agar pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada
didapat fakta empiris yang valid. Hipotesis 1 kelas kontrol. Pada pembelajaran blended
dan 2 secara esensi bertujuan untuk memberi learning melengkapi dan mengatasi materi
dasar yang kuat pada pengambilan keputusan yang belum tersampaikan pada pembelajaran
hipotesis 3 dan 4. Hal itu disebabkan karena saat mahasiswa belajar di kelas, bermanfaat
perbedaan signifikan pada motivasi dan tingkat untuk mengembangkan dan menanamkan
pemahaman mahasiswa di kedua kelas akibat keterlibatan mahasiswa akan perkuliahan
pengaruh penerapan pembelajaran blended yang diadakan karena mahasiswa harus aktif
learning dibanding konvensional. Berdasarkan mengikuti perkembangan yang terjadi di dalam
hasil analisis dilakukan pembahasan sebagai kampus. Penggunaan media online berbasis
berikut : web menyediakan latihan soal dan kuis yang
Pertama, berdasarkan hasil hipotesis I dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa karena
bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar feedback berupa skor yang diperoleh dapat
mahasiswa pada mata kuliah algoritma dan langsung diketahui termasuk jawaban soal
pemrograman antara mahasiswa setelah yang benar dan salah, hal ini dapat membantu
mengikuti pembelajaran model blended mahasiswa untuk mengetahui kesulitan materi
learning dengan pembelajaran model yang mereka hadapi sehingga memacu untuk
konvensional, dimana nilai signifikansi belajar lebih giat lagi dalam meningkatkan
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Rata – kualitas pembelajaran.
rata skor motivasi belajar mahasiswa kelas Ketiga, berdasarkan hasil hipotesis III
eksperimen sebesar 132,153. Rata – rata skor bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar
motivasi belajar mahasiswa kelas kontrol mahasiswa pada mata kuliah algoritma dan
sebesar 126,371. Perbedaan rata-rata motivasi pemrograman akibat penerapan pembelajaran
akhir antara kelas eksperimen dan kelas blended learning, dimana nilai signifikansi
kontrol sebesar 5,782. Perbedaan peningkatan sebesar 0,000 < 0,05. Rata-rata skor
motivasi belajar mahasiswa pada model motivasi awal sebelum pembelajaran blended
pembelajaran blended learning ini terlihat learning sebesar 120,449, kemudian setelah
dari keaktifan mahasiswa yang terindikasi diterapkan pembelajaran model blended
dengan meningkatnya partisipasi dan perhatian learning sebanyak tujuh kali pertemuan rata-
mahasiswa dalam proses pembelajaran. rata skor motivasi belajar sebesar 132,154,
Pengaturan eksternal dari sisi pembelajaran terdapat peningkatan rata-rata sebesar
seperti media, bahan, wacana yang disiapkan 11,705. Secara umum penggunaan model
dapat menarik minat dan potensi mahasiswa blended learning pada proses pembelajaran
untuk belajar yang menunjang munculnya atau berpengaruh signifikan terhadap peningkatan
tumbuhnya motivasi internal. motivasi belajar mahasiswa. Pembelajaran
Kedua, berdasarkan hasil hipotesis II dengan blended learning ini memberikan
bahwa terdapat perbedaan tingkat pemahaman ruang yang lebih luas kepada mahasiswa

Efektivitas Model Blended Learning


84 – Jurnal Pendidikan Vokasi

untuk melakukan eksplorasi kemampuan dan e-learning antar mahasiswa dan dosen.
kemandirian yang selama ini terpusat pada Mahasiswa akan belajar sesuai dengan gaya
kegiatan pembelajaran dalam kelas. Blended belajar dan kecepatan masing-masing dibawah
learning memadukan pembelajaran tatap muka bimbingan dosen yang berperan mendorong
dengan online learning yang menimbulkan dan melengkapi seluruh rangkaian proses
interaksi dinamis antara mahasiswa dengan pembelajaran.
dosen dan mahasiswa dengan mahasiswa
serta pennggunaan metode pembelajaran yang
SIMPULAN DAN SARAN
variatif dan disukai oleh mahasiswa akan
meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.
Simpulan
Keempat, berdasarkan hasil hipotesis
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
IV bahwa terdapat peningkatan tingkat
dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat
pemahaman mahasiswa pada mata kuliah
disimpulkan sebagai berikut:
algoritma dan pemrograman akibat penerapan
pembelajaran blended learning, dimana Pertama, motivasi belajar mahasiswa
nilai signifikansi 0,000 < (α) 0,05. Rata- Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi
rata skor tingkat pemahaman yang diukur dan Komputer STKIP PGRI Pontianak untuk
sebelum pembelajaran blended learning mata kuliah Algoritma dan Pemrograman
sebesar 28,462. Kemudian setelah diberikan memiliki perbedaan signifikan antara kelas
pembelajaran dengan memanfaatkan blended yang menggunakan model blended learning
learning sebanyak tujuh kali pertemuan, dengan kelas yang menggunakan model
tingkat pemahaman diukur lagi dan diperoleh konvensional.
rata-rata motivasi belajar 58,750 yang artinya Kedua, tingkat pemahaman mahasiswa
ada peningkatan rata-rata sebesar 30,288. Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi
Model pembelajaran blended learning dan Komputer STKIP PGRI Pontianak untuk
merujuk pada penggunaan internet untuk mata kuliah Algoritma dan Pemrograman
mengirimkan serangkaian solusi yang dapat memiliki perbedaan signifikan antara kelas
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. yang menggunakan model blended learning
Mengoptimalkan peran komputer sebagai dengan kelas yang menggunakan model
sarana untuk menampilkan dan merekayasa konvensional.
teks, grafik, dan suara dalam sebuah tampilan Ketiga, motivasi belajar mahasiswa
yang terintegrasi. Pemanfaatan teknologi Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi
informasi dapat melatih mahasiswa untuk dan Komputer STKIP PGRI Pontianak untuk
belajar bagaimana belajar (learn how to learn). mata kuliah Algoritma dan Pemrograman
Dalam pembelajaran blended learning akan mengalami peningkatan secara signifikan
banyak sumber belajar yang harus di akses oleh disebabkan penerapan model blended learning.
mahasiswa, karena sumber-sumber tersebut
Keempat, tingkat pemahaman mahasiswa
tidak hanya terbatas pada sumber belajar yang
Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi
dimiliki oleh dosen. Hal tersebut juga harus
dan Komputer STKIP PGRI Pontianak untuk
di dukung oleh kemampuan dosen dalam
mata kuliah Algoritma dan Pemrograman
merancang sumber-sumber belajar mana saja
mengalami peningkatan secara signifikan
yang dapat diakses untuk mengkombinasikan
disebabkan penerapan model blended learning
dengan buku, multimedia dan sumber belajar
lain. Pelaksanaan pembelajaran juga efisien Saran
dari segi waktu karena pemberian materi
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang
yang sifatnya mandiri bagi mahasiswa akan
telah diuraikan sebelumnya, ada beberapa hal
dialokasikan waktunya pada e-learning,
yang dapat disarankan diantaranya adalah:
sementara materi yang memerlukan penjelasan
khusus akan dialokasikan waktu tatap muka. Pertama, model pembelajaran blended
Pembelajaran tatap muka juga digunakan learning telah terbukti dapat meningkatkan
untuk melakukan refleksi pembelajaran motivasi dan tingkat pemahaman mahasiswa.

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 85

Oleh karena itu pihak kampus senantiasa Driscoll, M., & Carliner, S. (2005). Advanced
perlu mendorong penerapan model ini lewat web-based training strategies:
pelatihan dosen dan menyediakan fasilitas yang
menunjang terlaksananya model pembelajaran UnlockingInstructionally sound online
tersebut. learning. San Francisco: John Wiley &
Sons, Inc.
Kedua, kebutuhan akan teknologi
informasi merupakan keharusan dalam Fenton, D. & Watkins, B. W. (2010). Fluency
pembelajaran modern. Oleh karena itu berbagai in distance learning. Charlotte, NC:
upaya peningkatan pembelajaran khusus Information age publishing, Inc
nya mahasiswa Studi Pendidikan Teknologi
Informasi dan Komputer yang dilakukan oleh Fyans, Leslie J., & Jr., Martin L. Maehr. (1990).
seluruh pihak terkait. School Culture, Student Ethnicity,
and Motivation ED327 947 . Urbana,
Illinois: The National Center for School
DAFTAR PUSTAKA Leadership
Abdul, K. (2012). Algoritma dan pemrograman Graham, C. R. (2006). Blended learning
menggunakan java. Yogyakarta: Andi systems: Definition, current trends, and
offset. future directions. Dalam C. J. Bonk &
C. R. Graham (Eds), The Handbook of
Ahmed, et.al. (2008). Blended e-learning
blended learning: Global perspectives,
design : Discussion of cultural issues.
local designs (pp. 3-21). San Francisco,
Journal of Cyber Society and Education.
CA: John Wiley & Sons, Inc.
17-32
Hadjerrouit, S. (2007). A Blended learning
Antonius, R.C. (2010). Algoritma dan
model in java programming: A design-
pemrograman dengan bahasa c.
based research approach. Proceeding
Yogyakarta: Andi offset.
of the 2007 computer science and IT
Barbara, S., et al. (2008). Vienna E-Lecturing education conference, 283-308.
(VEL): Learning how to learn selft-
Hadjerrouit, S. (2008). Towards a Blended
regulated in an internet-based blanded
Learning Model for Teaching and
learning setting. International journal
Learning Computer Programming: A
on e-learning.
Case,Study,( Informatics in Education:
Bishop, G. (1989). Alternative Strategies foe Institute of Mathematics and Informatics,
Education, London, Mc Millan Publisher Vilnius, Vol. 7, No. 2, 181–210), Journal.
Ltd, dalam Menyemai benih teknologi
Hamzah B.Uno.(2013). Teori motivasi dan
pendidikan, Yusufhadi Miarso, Kencana,
pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara
Jakarta.
Harlen, W. and Crick, R.D. (2003). Testing
Dagdilelis, V., Satratzemi, M., and Evangelidis,
and motivation for learning. Graduate
G. (2004). Introducing secondary
School of Education, University of
education student to algoritms and.
Bristol, 35 Berkeley Square, Bristol BS8
Education and information technologies
1JA, UK, Assessment in Education, Vol.
9:2, 159-173. Kluwer academic publi-
10, No. 2.
shers. Manufactured in the Netherlands.
Heinze, A. (2008). Blended learning : An
Dankel, Muijs. (2004). Doing Quantitative
interpretive action reseach study.
Research in Education, British library.
Disertasi doktor, tidak diterbitkan,
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. (2008). University of Salford, Salford, UK
Pengembangan Kurikulum Berbasis
Heinze, A. & Procter. (2006). Online
Kompetensi Pendidikan Tinggi.
communication and information

Efektivitas Model Blended Learning


86 – Jurnal Pendidikan Vokasi

technology education. Journal of Rusman, Deni, K., & Cepi, R. (2012).


Information Technology Education. (5), Pembelajaran berbasis teknologi
236. Informasi dan komunikasi.
Mengembangkan profesional guru.
Jere, Brophy (2004). Motivating Students to Jakarta : Kharisma putra utama offset
Learn. Author, Edition, reprint, revised.
Publisher, Taylor & Francis, ISBN, Santrock, J.W. (2007). Educational psychology.
0805847723, 9780805847727. New York: McGraw-Hill.

Kaye & Thorne. (2003). Blended learning : Schunk, D.H., Pintrich, P.R., & Meece, J.L.
how to integrate online and traditional (2012). Motivation in Education:
learning. Great Britain and the United Theory, Research, and application.
States: Kogan Page Limited. Third Edition, Pearson Education, Upper
Saddle River, New Jersey.
Margolis, H., & McCabe, P. (2004). Self-
efficacy: A key to improving the Slemer, S. (2005). Use blended learning to
motivation of struggling learners. The increase learner engagement and reduce
Clearing House, 77, 241–249. training cost

Moh, Sjukani. (2004). Algoritma & Struktur Seok, S. (2008). Teaching aspect on e-learning.
Data dengan C, C++, dan Java. Jakarta: International journal on e-learning.
Mitra Wacana Media.
Sharpe, Rhona et.al. (2006). The undergraduate
Moh. Usman, U. (2002). Menjadi guru experience of blended e-learning : A
profesional. Bandung: PT. Remaja review of Uk literature and practice.
Rosdakarya
Susilana, R. & Riyana. (2009). Media
Mortera-Gutierrez, F. (2005). Faculty best pembelajaran: hakikat, pengembangan,
practices using blended learning in pemanfaatan, dan penilaian. Bandung:
e-learning and face-to-face instruction. Wacana Prima.
20th Annual Conference on Distance
Teaching and Learning. The Board of Sutratinah, & Tirtonegoro. (2001). Penelitian
Regents of the University of Wisconsin Hasil Belajar Mengajar. Surabaya:
System. Usaha Nasional.

Nana, S. (2010). Evaluasi proses dan hasil Djamarah, Syaiful. Bahri.(1994). Prestasi
pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara belajar dan kompetensi guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
Patron, H., & Lopez, S. (2011). Student effort,
consistency, and online performance. Tam, M. (2000). Constructivism, instructional
The Journal of Educator Online, Vol 8 design, and technology: Implication for
(2). transforming distance learning. Edu-
cation technology, Volume 3 number 2.
Prawiradilaga, Dewi Salma. (2007). Prinsip
disain pembelajaran : Instructional Team Schoology. (2013). Schoology instructor
Design Principles. Jakarta: Kencana. guide. Lake Mills High School.

Purwanto. (2013). Evaluasi hasil belajar. Thorne, K. (2003). Blended learning: How
Yogyakarta: Pustaka belajar. to integrate online and traditional
learning. London: Kogan Page.
Ruiz, J.G., Mintzer, M.J. and Leipzig, R.M.
(2006). The Impact of E-Learning in Walberg, H.J. & Tsai, S.L. (1983). Matthew
Medical Education. Academic Medicine, effects in education. American edu-
81(3), 207-212. cational research journal Vol. 20, No.
3, Pp. 359-373.

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 87

Wayne, H. & Ruth, D.C. (2003) Testing and Xiaojing Liu, Xiaoying Wang & Rui Wang.
Motivation for Learning, Graduate (2013). Application of blended learning
School of Education, Assessment in in data structures and algorithms course
Education, Journal Assessment in teaching. International conference on
Education, Vol.10, No.2. education technology and information
system. Department of computer
Winataputra, (2008), Teori belajar dan technology and application, Qinghai
pembelajaran, Universitas Terbuka, university, Xining, 810016, China.
Jakarta.
Zaenal, Abidin, “Motivasi dalam strategi
Winkel, W.S. (1999). Psikologi pengajaran. pembelajaran dengan pendekatan
Jakarta : PT. Grasindo. ARCS”,(Jurnal Fakultas Agama Islam
Wowo, S.K. (2013). Filsafat pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta,
teknologi vokasi dan kejuruan. Bandung: Vol.XVIII), 43.
Alfabeta.

Efektivitas Model Blended Learning

Anda mungkin juga menyukai