Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RINGKASAN

Nama : Novalia Alda NItbani


NIM : P07120219061
Kelas :B
Semester :3

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA


PRODI D-III KEPERAWATAN
2021
Pneumonia adalah peradangan pada satu atau kedua paru. Penyakit ini menyebabkan
penumpukan cairan atau nanah dalam kantong udara kecil di paru-paru (alveolus).Adanya
cairan atau nanah tersebut kemudian memicu gejala pneumonia berupa batuk berdahak,
demam, menggigil, dan kesulitan bernapas.Baru-baru ini, pneumonia juga menjadi topik
hangat di tengah pandemi Covid-19. Pasalnya,  pneumonia menjadi salah satu
komplikasi infeksi virus corona yang dapat mengancam nyawa penderitanya.Selain
disebabkan oleh infeksi virus, pneumonia juga dapat terjadi akibat infeksi bakteri dan jamur.
Bila ada benda asing (cairan maupun zat kimia) yang terhirup masuk ke dalam paru,
seseorang pun dapat mengalami pneumonia.Pneumonia dapat menimbulkan komplikasi
serius, terutama apabila dialami oleh lansia di atas 65 tahun, anak-anak berusia dua tahun ke
bawah, dan orang yang menderita penyakit lain atau memiliki sistem .Mengenal Obat Herbal
Pneumonia yang Aman Dikonsumsi
Pneum

Dokter spesialis Paru

Gejala Demam, batuk berdahak, sesak

Faktor risiko Lansia, anak-anak, penyakit kronis

Metode diagnosis Tes darah, rontgen dada

Pengobatan Istirahat, mencukupi cairan, konsumsi obat-obatan

Obat Antibiotik, antijamur, antivirus

Komplikasi Bakteremia, efusi pleura, abses paru


Kapan harus ke dokter? Batuk, sesak, nyeri dada

Tanda dan gejala pneumonia


Secara umum, tanda dan gejala pneumonia meliputi:

 Demam tinggi, yang terkadang disertai menggigil

 Batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh atau malah memburuk


 Sesak napas, bahkan ketika melakukan aktivitas ringan

 Nyeri dada saat menarik napas atau batuk


 Batuk dan pilek yang berlangsung terus-menerus atau makin memburuk

 Kebingungan atau perubahan perilaku, terutama pada pengidap berusia di atas 65


tahun)
Khusus pada orang berusia di atas 65 tahun atau yang memiliki sistem imun lemah, demam
akibat pneumonia kadang-kadang tidak muncul. Tetapi mereka bisa mengalami
penurunan suhu tubuh di bawah normal.Mungkin saja, ada gejala pneumonia yang tidak
disebutkan. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikanlah dengan
dokter. 
Penyebab pneumonia
Berdasarkan penyebab pneumonia, penyakit ini dapat digolongkan menjadi beberapa jenis di
bawah ini:

1. Pneumonia yang didapat dari komunitas (community acquired pneumonia/CAP)

Jenis pneumonia ini disebabkan oleh infeksi kuman dari lingkungan. Contohnya, di rumah
sakit atau fasilitas kesehatan lain. Beberapa pemicunya meliputi:

 Bakteri

Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah Streptococcus pneumoniae.


Pneumonia jenis ini bisa pula terjadi setelah seseorang mengalami batuk dan pilek.

 Virus

Pneumonia karena infeksi virus lebih sering terjadi pada anak di bawah lima tahun (balita).
Jenis penyakit ini biasanya tidak menyebabkan komplikasi serius.Meski begitu, ada beberapa
tipe virus yang dapat memicu pneumonia berujung fatal. Salah satunya infeksi Covid-19.

 Organisme

Salah satu jenis organisme yang dapat menyebabkan pneumonia adalah Mycoplasma


pneumoniae, yang dapat menyebabkan pneumonia ringan.Gejala pneumonia akibat
organisme ini cenderung lebih ringan daripada jenis pneumonia lain. Karena itu, penderita
mungkin tidak memerlukan istirahat total alias tirah baring (bed rest).
 Jamur

Pneumonia karena infeksi jamur kerap ditemukan pada orang yang mengalami penyakit
kronis atau sistem imun yang lemah. Biasanya, infeksi jamur disebabkan oleh paparan debu
dari tanah atau kotoran burung.

2. Pneumonia yang didapat dari rumah sakit (hospital acquired pneumonia/HAP)

Pneumonia juga bisa terjadi ketika seseorang menjalani rawat inap di rumah sakit akibat
penyakit lainnya. Jenis pneumonia ini lebih serius karena kuman dari lingkungan fasilitas
kesehatan lebih resisten terhadap antibiotikatau obat lain.Pneumonia ini lebih rentan dialami
oleh pasien yang:

 Dirawat di ruang perawatan intensif (ICU)


 Menggunakan ventilator

 Rutin menjalani prosedur rawat jalan tertentu, seperti cuci darah

3. Pneumonia aspirasi

Pneumonia aspirasi terjadi ketika seseorang tidak sengaja menghirup benda asing ke dalam
paru-paru. Misalnya, makanan, minuman, muntah, atau air ludah.Pneumonia jenis ini
umumnya terjadi pada orang yang mengalami gangguan refleks muntah atau tersedak.
Contohnya, korban cedera otak yang tidak sadarkan diri, orang yang mengalami kesulitan
menelan, dan orang yang menyalahgunakan alkohol serta obat-obatan. 
Faktor risiko pneumonia
Di samping penyebab-penyebab tersebut, seseorang juga akan lebih berisiko untuk
mengalami pneumonia karena beberapa fakrot tertentu.Faktor-faktor risiko pneumonia
tersebut meliputi:

 Penyakit kronis, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan penyakit
jantung
 Kebiasaan merokok

 Sistem imun tubuh yang lemah, misalnya penderita HIV/AIDS, orang yang menjalani
transplantasi organ, pasien kemoterapi untuk menangani kanker, atau pengguna obat
steroid jangka panjang.
 Usia di bawah lima tahun atau di atas 65 tahun

 Kondisi malnutrisi
 Paparan polusi atau zat kimiawi tertentu, contohnya buruh bangunan yang harus
sering terpapar debu, asap, serta bahan kimia lain 
Baca jawaban dokter: Apakah vaksin pneumonia dapat membuat tubuh kebal corona? 
Diagnosis pneumonia
Diagnosis pneumonia dipastikan oleh dokter melalui beberapa langkah berikut:

 Wawancara mengenai gejala dan riwayat penyakit yang diderita.

 Pemeriksaan fisik. Dokter akan mendengarkan suara pernapasan pasien


dengan stetoskop.
 Tes darah.

 Rontgen dada untuk menentukan diagnosis pneumonia dan lokasi paru -paru yang
mengalaminya.
 Analisis gas darah.
 Tes dahak.

 
Cara mengobati pneumonia
Cara mengobati pneumonia bergantung pada kondisi masing-masing penderita. Dokter akan
menentukannya berdasarkan tingkat keparahan penyakit, penyebab, dan seberapa lama pasien
sudah mengalami kondisi tersebut.Dokter dapat meresepkan sederet obat pneumonia di
bawah ini:

 Antibiotik untuk mengatasi pneumonia karena infeksi bakteri

 Antivirus guna mengobati pneumonia akibat infeksi virus jika diperlukan

 Antijamur untuk menyembuhkan pneumonia karena infeksi jamur

 Obat-obatan untuk mengurangi gejala pneumonia, seperti obat penurun demam dan
pereda batuk
Harap diingat bahwa pneumonia akibat virus pada orang yang memang sehat, biasanya tidak
butuh konsumsi obat tertentu. Dokter akan meminta pasien untuk banyak beristirahat dan
minum cairan (khususnya air putih).Sementara pada orang yang berisiko tinggi untuk
mengalami komplikasi, pneumonia perlu pengobatan intensif dari dokter supaya proses
penyembuhan lebih lancar.Orang dengan sistem imun lemah atau mengidap penyakit kronis
juga mungkin membutuhkan rawat inap jika mengalami pneumonia yang berat.

Komplikasi pneumonia

Apabila tidak ditangani dengan saksama, pneumonia dapat memicu hal-hal yang tak
diinginkan. Sederet komplikasi pneumonia yang bisa terjadi meliputi:
 Bakteremia, yakni infeksi bakteri yang meluas hingga masuk ke pembuluh darah dan
menggangu fungsi organ
 Kesulitan bernapas

 Efusi pleura, yaitu penumpukan cairan dalam pleura (ruang antara paru dengan
dinding dada)
 Abses paru, yakni terbentuknya kantong berisi nanah pada paru-paru
 
Cara mencegah pneumonia

Anda bisa menerapkan beberapa cara mencegah pneumonia di bawah ini:

 Melakukan vaksinasi terhadap virus penyebab pneumonia, misalnya vaksin influenza


 Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti rajin mencuci tangan
 Tidak merokok

 Menjaga agar daya tahan tubuh tetap kuat, contohnya dengan tidur cukup, berolahraga
teratur, dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang
Baca juga: Kenali Jenis Vaksin Pneumonia agar Tak Salah Imunisasi 
Kapan harus berkonsultasi dengan dokter
Periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami gejala-gejala berikut:

 Sesak napas
 Nyeri dada

 Demam tinggi yang tidak kunjung membaik

 Batuk-batuk yang tidak kunjung membaik, terutama batuk berdahak


Jika Anda memiliki tanda atau gejala lain yang mengkhawatirkan, konsultasikan juga dengan
dokter.
Apa yang perlu dipersiapkan sebelum berkonsultasi dengan dokter
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
 Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.

 Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan
riwayat medis keluarga.

 Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.

 Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.

 Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter.
Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat
informasi yang disampaikan oleh dokter.
 
Apa yang akan dilakukan dokter pada saat konsultasi
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:

 Apa saja gejala yang Anda rasakan?

 Kapan gejala pertama kali Anda alami?

 Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait pneumonia?

 Apakah Anda rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu?

 Apakah Anda pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang
telah Anda coba?
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan
penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis pneumonia agar penanganan yang
tepat bisa diberikan. 
pneumoniainfeksi paru-parupenyakit pernapasancoronavirus

Anda mungkin juga menyukai