Bab I Bimbingan II
Bab I Bimbingan II
USULAN PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menempuh Seminar
Usulan Penelitian
Oleh:
Rafie Thaqif Altamis
110110160306
Program Kekhususan : Hukum Ekonomi
Pembimbing:
Hj. Aam Suryamah, S.H., M.H.
Dr. Ema Rachmawaty, S.H., M.H.
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2021
CANTUMKAN NOMOR HALAMAN !
BAB I
positif yang di tandai dengan terbukanya kesempatan bagi para pelaku usaha
perbankan.
1 Sutarno, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan pada Bank, Bandung: CV Alfabeta, 2005, hlm. 153
dijelaskan bahwa bank dapat mengambil langkah preventif penyelamatan
utangnya.
menawarkan pailit sebagai opsi untuk kreditor apabila debitor tidak lagi
hukum untuk diambil alih oleh kurator guna dikumpulkan, diurus dan
seluruh harta kekayaan debitor yang diurus kurator tersebut ditujukan untuk
telah terkumpul berhasil dijual oleh kurator, hasilnya akan dibagikan kepada
2 POJK Nomor 40 Tahun /POJK.03/2019 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum /
3 I Wayan Asna Astara, Hukum Kepailitan : Teori dan Praktek, Denpasar: Warmadewa University
Press, 2018, hlm.27
kreditor-kreditor sesuai jumlah tagihan masing-masing, pada dasarnya setiap
parte pari passu dimana setiap kreditor diberikan porsi pelunasan utangnya
a. Kreditor Preferen
b. Kreditor Separatis
Kreditor jenis ini mendapat privilege dalam hal pelunasan utang dari
c. Kreditor Konkuren
kreditor dalam kepailitan, untuk kreditor ini tidak mucul hak untuk
debitor pailit
tersebut 4.
melaksanakan eksekusi objek jaminan dan masih rancu nya status hukum
4 Ivida Dewi Amrih dan Herowati Poesoko Hak Kreditor Separatis dalam Mengeksekusi Benda
Jaminan Debitor Pailit, Yogyakarta: Laksbang Pressindo, 2011, hlm.101
Salah satu kerancuan seputar pelaksanaan eksekusi kreditor terdapat
menyatakan bahwa apabila terdapat harta benda yang telah terkumpul dalam
harta pailit pernah terhubung dalam sebuah hubungan hukum yang bertujuan
untuk mengalihkan hak milik atas benda tersebut di saat debitor masih
merupakan pemilik sah (sebelum jatuh pailit), maka benda tersebut tidak
menjadi bagian dari harta pailit apabila jauh hari sebelum jatuh pailit benda
hak milik sehingga benda tersebut dapat berdiri sendiri di luar harta pailit.
Adapun yang menjadi bahan studi kasus ini adalah perkara PT Bank
sepihak objek jaminan yang masuk harta pailit PT Tripanca Group, selain
Mega tersebut juga didasari atas gugatan yang diajukan oleh kurator PT
berdasar bahwa objek agunan berupa persediaan biji kopi yang diikat secara
fidusia dalam gudang dipandang sebagai benda yang berdiri sendiri di luar
peralihan hak atas biji kopi tersebut sudah terbit sertifikatnya sebelum diputus
UUKPKPU.
(1)UUKPKPU.
hukum objek jaminan yang terkumpul dalam harta pailit secara jelas
menjadi pertanyaan.
Sepanjang pencarian kembali, peneliti belum mendapati tugas akhir
Ekaputera”.
Jaminan Fidusia”.
apa yang dapat diperoleh Bank Mandiri selaku kreditor lain mengingat Bank
Kepailitan”
B. Kasus Posisi
usaha (Holding Company) yang terdiri atas PT Tripanca dan PT Prabu Tirta
secara bilateral (masing-masing), yaitu Bank Mandiri, Bank BRI, Bank Mega
tersebut terdapat beberapa objek agunan yang diikat secara bersamaan oleh
Bank Mandiri, Bank Mega dan Indonesian Eximbank berupa persediaan biji
gudang “Dharmala” Jalan Yos Sudarso Nomor 103, gudang “Lakop” Jalan
Bandar Lampung.
putusan pailit tersebut diangkatlah Jandri Siadari, S.H., LL.M. sebagai kurator
kopi yang merupakan bagian dari harta pailit PT Tripanca Group, lalu
menjual isi persedian ketiga gudang tersebut dengan hasil gagal dikarenakan
tak ada peserta lelang sama sekali yang mengikuti lelang tersebut,
sebagai pemenang lelang dan berhak atas isi persediaan biji kopi di 3
gudang tersebut, karena hal ini kurator dan para kreditor lainnya merasa tidak
puas.
setelah menawar persediaan biji kopi dengan nilai Rp. 277.500.000.000 (dua
ratus tujuh pulu tujuh miliar lima ratus juta rupiah) , atas berita tersebut
kurator memberi peringatan kepada Bank Mega agar uang hasil lelang biji
kopi dalam 3 gudang tersebut ditujukan ke dalam harta pailit sesuai dengan
Menara Bank Mega Lantai 17 dan 24, Jalan Kapten Tendean 12-24 A,
Jalan Teuku Umar No.16, Kedaton, Kec. Kedaton, Kota Bandar Lampung,
turut.
Di lain pihak terdapat kurator Jandri Siadari yang berkedudukan di
Jakarta Pusat. Bank Mandiri yang berkedudukan di Plaza Mandiri Jalan Gatot
berikut :
Provisi :
ratus tujuh puluh tujuh milyar lima ratus juta rupiah) dan juga seluruh
Primair :
Hukum
Atau :
Apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara ini
2009 dan 2 November 2009 menjadi sah secara hukum. Dengan diputusnya
mengikat persediaan kopi jauh hari sebelum debitor PT Tripanca Group jatuh
A. Masalah Hukum
Kepailitan?
B. Tinjauan Teoritik
diantara dua belak pihak, umumnya perjanjian pokok utang piutang tersebut
sebagai alas hak atas agunan debitor. Dalam pemberian kredit, bank wajib
undangan
yang tertera dalam Pasal 1320 KUH Perdata, karena dalam perjanjian
pemberian kredit terdapat sifat khusus yang diatur dalam Pasal 1754 KUH
satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-
barang yang habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang
belakangan ini akan mengambalikan sejumlah yang sama dari macam dan
tersebut telah lahir, perjanjian pinjam mengganti baru lahir apabila uang telah
kredit dalam Pasal 1754 KUH Perdata, terdapat agunan yang harus
karena jumlah kredit dan risiko yang terlalu besar untuk satu kreditor saja,
pemberian kredit yang terlalu besar sangat berisiko tinggi meskipun kreditor
sindikasi mempunyai dasar hukum yang sama dengan kredit umum, dalam
a) Debitor
b) Para kreditor
c) Arranger
6 Mohamad Kharis Umardani, “Kredit sindikasi Dalam Perspektif Hukum Dan Peraturan Perbankan
(Studi Kasus Pada PT Bank DKI), dalam Jurnal Fakultas hukum Universitas YARSI Jakarta, No. 41,
Juni 2014, Jakarta : Fakultas Hukum Universitas YARSI, 2014, hlm. 12
7 Mohamad Kharis Umardani, ibid, hlm.14
Hubungan hukum yang tercipta antara arranger dengan para kreditor
kredit tersebut apabila disetujui oleh para kreditor, maka kreditor akan
umum atas semua harta kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan
a) Sita Umum
terhadap seluruh harta kekayaan debitor pailit selain yang diatur lain
harta pailit.
kekayaannya.
8 Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang
9 Man Suparman Sastrawidjaja, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang,
Bandung: Penerbit Alumni, 2006, hlm.18
Sesuai dengan ketentuan UUKPKPU, Hakim Pengawas ditunjuk oleh
wakil pengadilan.
kreditor yang diurus dan dibereskan oleh Kurator 10. Sita umum dalam
sehingga atas hubungan tersebut timbul hak dan kewajiban diantara para
pihak, lebih lanjut hubungan hukum tersebut dikonkritisasi dalam Pasal 1131
bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian
Dari pasal tersebut diketahui bahwa setiap hak atas kebendaan yang
berutang tersebut ditentukan lebih lanjut oleh Pasal 1132 KUH Perdata yang
berbunyi :
10 Rudy Abdur Lontoh, Penyelesaian Utang-Piutang: Melalui Pailit atau Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang , Bandung ; Penerbit Alumni, 2001, hlm. 45
11 Sri Soemarti Hartono, Pengantar Hukum Kepailitan dan Penundaan Pembayaran ,Yogyakarta :
Penerbit Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Seksi Hukum Dagang, 2001, hlm. 121
tagihan masing-masing kreditor, kecuali apabila diantara para kreditor
itu terdapat alasan yang sah untuk didahulukan oleh kreditor lainnya”.
Pengaturan Pasal 1131 dan 1132 KUH Perdata tersebut secara tidak
UUKPKPU, hal ini juga dikuatkan dalam Pasal 1132 KUH Perdata
bahwa harta kekayaan debitor harus dibagi secara adil kepada setiap
kreditor
kreditor
dipailitkan.
utang yang dapat ditagih, namun utang telah dapat ditagih belum tentu
utang telah jatuh tempo13. Utang dikatakan jatuh tempo apabila telah
oleh kreditor dan menghormati hak azasi debitor Pasal 150 UUKPKPU
kebendaan
c) Azas keseimbangan
14 I Wayan Asna Astara, Hukum Kepailitan : Teori dan Praktek, Denpasar: Warmadewa University
Press, 2018, hlm.27
15 I Wayan Asna Astara, Ibid, hlm. 28 2
Azas ini mengedepankan keberlangsungan usaha debitor yang masih
Remidium)
e) Azas Integrasi
didalamnya.
yang telah menjadi harta pailit sejak diputus pailit 16. Sebuah perseroan
functus officio17.
seluruh harta yang dimiliki oleh debitor menjadi harta pailit, termasuk
pengikatannya19.
terdapat dalam Pasal 1131 KUH Perdata, terhadap piutang istimewa yang
zaman seperti tagihan yang dijamin dengan hak tanggungan dan hak fidusia,
kebendaan kepailitan juga mengenal jaminan oleh orang atau badan hukum
yang berarti orang perorangan atau badan hukum akan menjadi penjamin,
terjamin (debitor)21.
jaminan
kurator untuk mengoptimalkan harta pailit dengan cara melelang harta benda
Dalam Pasal 59 ayat (1) UUKPKPU, disebut bahwa lama waktu untuk
paling lama 90 (sembilan puluh) hari dan apabila telah lewat dari 2 (dua)
bulan harta debitor tidak dapat dieksekusi oleh kreditor, maka kurator harus
sesuai dengan Pasal 185 UUKPKPU dalam rangka untuk mengambil uang
mengenai hasil penjualan benda yang menjadi harta pailit (agunannya) dan
tercantum dalam amar putusan yang memiliki kekuatan hukum tetap. Eksekusi
atau cidera janji22. Dalam melaksanakan eksekusi terdapat 3 (tiga) cara yang
Negeri agar diterbitkan fiat atau surat perintah sehingga eksekusi dapat
hukum.
22 Yahya harahap, Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan
Putusan Pengadilan , Jakarta : Sinar Grafika, 2005, hlm.205
dipertegas dengan janji secara tegas yang menyatakan bahwa
tersebut, maka demi hukum utang yang terdapat dalam perjanjian kredit
kepailitan
hukum yang tetap (inkracht van gewijsde) agar dapat dijalankan amarnya.
23 Pasal 15 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
dilaksanakan terlebih dahulu sebelum adanya kekuatan hukum yang tetap
tersebut. Putusan yang dapat dijalankan terlebih dahulu atau Uitvoerbar Bij
pernyataan pailit yang serta merta mulai mengintai harta kekayaan debitor,
harta benda debitor pailit menjadi harta pailit saat diputus pailit serta
kekayaan debitor siap untuk dijual untuk pelunasan kapanpun setelah diputus
meminta harta benda debitor yang gagal dieksekusi oleh kreditor pemegang
jaminan kebendaan untuk dijual sesuai dengan cara Pasal 185 UUKPKPU,
sifat wajibnya kurator untuk menuntut penyerahan harta benda pailit (agunan)
dari kreditor separatis tersebut berasal dari sifat serta mertanya putusan
Daftar Pustaka
Buku
Azikin, Zainal (nama tidak dibalik). 2010 (tahun simpan di belakang Kota).
Hukum Kepailitan Dan Penundaan Pembayaran Utang Di Indonesia,
(Penerbit dulu) Jakarta : PT Radja Grafindo Persada.
27 M. Hadi Shubhan, Hukum Kepailitan, Prinsip, Norma, dan Praktik di Peradilan, Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, 2008, hlm.34
Djumhana, Muhammad. 2009. Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung :
Citra Aditya Bakti.
Fuady, Munir. 1998. Hukum Pailit : Dalam Teori dan Praktek, Bandung : PT
Citra Aditya Bakti
Perbaiki urutannya !
Peraturan Perundangan-undangan
Sumber lain
Jurnal Ilmiah
Umardani, Mohamad Kharis. 2014. Kredit sindikasi Dalam Perspektif Hukum
Dan Peraturan Perbankan (Studi Kasus Pada PT Bank DKI), dalam Jurnal
Fakultas hukum Universitas YARSI, Jakarta : Fakultas Hukum Universitas
YARSI
Setyawati, Ni Gusti Ayu Dyah. 2017. Tinjauan Yuridis Pada Surat Edaran
Mahakamah Agung Nomor 3 Tahun 2000 Tentang Putusan Serta Merta (Uit
Voerbar Bij Voorrad) Terhadap Putusan Pailit, dalam Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Udayana, Denpasar : Fakultas Hukum Universitas Udayana
Peraturan Perundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang