Empat Sumber Pokok Untuk Kehidupan Umat Islam
Empat Sumber Pokok Untuk Kehidupan Umat Islam
Rivaldo Febrian
czval403214@gmail.com
Abstract
In a religion, there must be various kinds of problems and problems, so that to solve these problems
must be guided by existing legal sources. In Islam, there are four main sources that function to guide
Muslims in the right path and to solve problems that exist in accordance with the era in which the
Muslim community is located.
The four sources of law in Islam are the Koran, Hadith, Ijma 'and Qiyas. Where the source of this
law is in sequence from the Koran to the Qiyas. al-Quran is the word of God that was sent down to
the Prophet. Hadith is everything that is in the Prophet, be it deeds, words, characteristics or takrir.
Ijma 'is the agreement of scholars in establishing law. Qiyas is a method of equating something with
something else.
Abstrak
Dalam suatu agama pasti ada berbagai macam persoalan dan permasalahan, sehingga untuk
menyelesaikan permasalahan itu harus berpedoman kepada sumber hukum yang ada. Di dalam
agama Islam ada empat sumber pokok yang berfungsi untuk menuntun umat Islam kejalan yang
benar dan untuk menyelesaikan permasalah-permasalah yang ada sesuai dengan zaman dimana umat
muslim itu berada.
Empat sumber hukum dalam agama Islam itu adalah al-Quran, Hadits, Ijma’ dan Qiyas. Dimana
sumber hukum ini berurutan dari al-Quran sampai dengan Qiyas. al-Quran merupakan kalamullah
yang diturunkan kepada Rasulullah. Hadits merupakan segala hal yang ada pada Rasulullah baik itu
perbuatan, perkataan, sifat maupun takrir. Ijma’ merupakan kesepakan ulama dalam menetapkan
hukum. Qiyas adalah metode menyamakan sesuatu dengan sesuatu lainnya.
Dalam artikel ini kita akan Al-Quran ini merupakan firman dan
membahas tentang dalil yang terdapat di juga mukjizat yang diberikan oleh Allah
kategori pertama yaitu dalil yang SWT kepada Nabi Muhammad SAW.
disepakati oleh mayoritas ulama dan Mukjizat ini sendiri mempunyai arti
dalil yang menjadi pijakan oleh umat yaitu sesuatu yang melemahkan atau
Islam dari zaman dahulu sampai zaman perkara yang keluar dari sebuah
kita sekarang ini. kebiasaan. Kenapa dikatakan sebagai
Secara Istilah, pengertian hadits ini datangnya selain dari Nabi. Dan
berbeda-beda dari para ahli hadits, khabar ini sifatnya lebih umum
d. Hukum yang dibahas sudah ada suatu masa dan atas hukum suatu
lagi, dan tidak diperkenankan pula diartikan oleh beberapa ahli yaitu
a. Qiyas Awla, yaitu qiyas yang illat Hadits maka akan dicari solusinya pada
pada cabangnya lebih diutamakan Ijma’ dan begitu juga dengan Qiyas.
daripada illat yang ada pada Sebagai umat muslim kita harus
ashalnya. Misalnya mengqiyaskan mempelajari keempat sumber hukum ini
bahwa memukul orang tua itu haram karena keempat sumber ini merupakan
kepada hukum yang tidak boleh dasar yang penting dalam agama Islam
mengatakan ah kepada orang tua
didalam Q.s al-Isra’ : 23
b. Qiyas Musawi, yaitu dimana illat
yang ada di cabang sama dengan
illat yang ada diasalnya. Misalnya,
illat membakar harta anak yatim
terdapat. Didalam Q.s an-Nisa : 10
c. Qiyas al-Adna, yang mana illat yang
terdapat pada cabang dominan kecil
daripada illah yang ada pada
asalnya. Misalnya, memabukkan
pada minuman keras bir lebih 3
Farid Naya, Membincang Qiyas sebagai
rendah daripada memabukkan pada Metode Penetapan Hukum Islam, Jurnal Tahkim
vol XI No 1 Juni 2015, hal 172-180
DAFTAR PUSTAKA