Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Model Pembelajaran CTL”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah

Model Pembelajaran 1

Disusun Oleh Kelompok 8:

Rivaldo Febrian 2119007

Lasri Rahmadia Fitri 2119034

Rahma Yanti 2119036

Dosen Pembimbing

M. Hafizh M. Pd.I

INSTITUT AGAMA ISLAM BUKITTINGGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena segala
kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada
Nabi Besar Muhammad SAW, pucuk pimpinan umat Islam sedunia yang telah
membimbing kita dari alam Jahiliyah ke alam Islamiyah.

Dalam penulisa makalah ini berbagai hambatan telah kami lalui. Oleh karena itu,
terselesaikanlah makalah ini tentu saja bukan karna kemampuan kami semata-mata.
Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.

Sehubung dengan hal itu, kami mengucapkan jugga terima kasih kepada bapak M.
Hafizh M.Pd.I sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dalam
menyelesaikan makalah ini. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini
kami menyadari pengetahuan dan pengalaman kami sangat terbatas. Oleh karena itu,
kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun agar pembuatan makalah
kedepannya lebih baik dan bermanfaat.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................5
A. Konsep Dasar Pembelajaran CTL................................................................................5
B. Komponen Pembelajaran CTL.....................................................................................6
C. Prinsip Pembelajaran CTL............................................................................................6
D. Skenario Pembelajaran CTL.........................................................................................9
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................................10
B. Saran.............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu
sama lain. Belajar menunjukkan kepada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai
penerima pelajaran yaitu siswa, sedangkan mengajar menunjukkan kepada apa yang
harus dilakukan oleh seorang guru pada saat proses pengajar. Jadi belajar-mengajar
merupakan proses interaksi antar guru dan siswa pada saat proses pembelajaran.
Proses pembelajaran akan berhasil jika kemampuan guru dalam menentukan model
pembelajaran tepat dengan materi dan tujuan pembelajaran tercapai serta ditentukan
oleh minat belajar siswa.
Banyak model-model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses
pembelajarannya dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Salah satu model
pembelajaran tersebut adalah Contextual Teaching and Learning (CTL). CTL ini
dilandasi oleh filosofi konstruktivisme, yang menekankan bahwa belajar tidak hanya
sekedar menghafal, akan tetapi mengkonstruksi pengetahuan dari pengalaman.
Dengan menggunakan model pembelajaran CTL, pembelajaran akan lebih
bermakna karena materi pelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa,
sehingga siswa bisa mengkonstruksi pemahaman dan pengalamannya (Sanjaya,
2006 : 253)
B. Rumusan Masalah
1. Apa Konsep Dasar Pembelajaran CTL ?
2. Apa saja Komponen Pembelajaran CTL ?
3. Apa saja Prinsip Pembelajaran CTL ?
4. Apa itu Skenario Pembelajaran CTL ?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang Konsep Dasar Pembelajaran CTL
2. Mengetahui tentang Komponen Pembelajaran CTL
3. Mengetahui tentang Prinsip Pembelajaran CTL
4. Mengetahui tentang Skenario Pembelajaran CTL

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pembelajaran CTL


Pembelajaran kontekstual pada awalnya dikembangka oleh John Dewey dari
pengalaman pembelajaran tradisionalnya. Pada tahun 1918 Dewey merumuskan
kurikulum dan metodologi pembelajaran yang berkaitan dengan pengalaman dan
minat siswa. Siswa akan belajar dengan baik jika yang dipelajarinya terkait dengan
pengetahuan dan kegiatan yang telah diketahuinya dan terjadi di sekelilingnya.1
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan
konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Nurhadi, 2000).
Untuk memperkuat dimilikinya pengalaman belajar dan aplikatif bagi siswa,
tentu saja diperlukan pembelajaran yang lebih banyak memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melakukan, mencoba, dan mengalami sendiri (learning to do),
dan bahkan sekedar pendengar yang pasif sebagaimana penerima terhadap semua
informasi yang disampaikan guru. Oleh sebab itu, melalui pembelajaran kontekstual,
mengajar bukan transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa dengan
menghafal sejumlah konsep-konsep yang sepertinya terlepas dari kehidupan nyata,
akan tetapi lebih ditekankan pada upaya menfasilitasi siswa untuk mencari
kemampuan untuk bisa hidup (life skill) dari apa yang dipelajarinya. Dengan
demikian, pembelajaran akan lebih bermakna, sekolah lebih dekat dengan
lingkungan masyarakat (bukan dekat dari segi fisik), akan tetapi secara fungsional
apa yang dipelajari di sekolah senantiasa bersentuhan dengan situasi dan
permasalahan kehidupan yang terjadi di lingkungannya (keluarga dan masyarakat).
Johnson mendefinisikan bahwa CTL memungkinkan siswa menghubungkan isi
mata pelajaran akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari untuk menemukan
makna. CTL memperluas konteks pribadi siswa lebih lanjut melalui pemberian
pengalaman segar yang akan merangsang otak guna menjalin hubungan baru untuk
menemukan makna yang baru.
1
Idrus Hasibuan, Jurnal : MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING), hlm. 2

2
Howey R, Keneth mendefinisikan CTL adalah pembelajaran yang memungkinkan
terjadinya proses belajar di mana siswa menggunakan pemahaman dan kemampuan
akademiknya dalam berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk memecahkan
masalah yang bersifat simulatif ataupun nyata, baik sendiri-sendiri maupun
bersama-sama.
Sistem CTL adalah proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat
makna dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan jalan menghubungkan
mata pelajaran akademik dengan isi kehidupan sehari-hari, yaitu dengan konteks
kehidupan pribadi, sosial, dan budaya.
Pembelajaran kontekstual sebagai suatu model pembelajaran yang memberikan
fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan
pengalaman belajar yang lebih bersifat konkret (terkai dengan kehidupan nyata)
melalui keterlibatan aktivitas siswa dalam mencoba, melakukan, dan mengalami
sendiri. Dengan demikian, pembelajaran tidak sekedar dilihat dari sisi produk, akan
tetapi yang terpenting adalah proses.2

B. Komponen Pembelajaran CTL


Komponen Pembelajaran kontekstual menurut Johnson B. Elaine meliputi :
1. Menjalin hubungan-hubungan yang bermakna (making meaningful connection)
2. Mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berarti (doing significant work)
3. Melakukan proses belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning)
4. Mengadakan kolaborasi (collaborating)
5. Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thingking)
6. Memberikan layanan secara individual (nurturing the individual)
7. Mengupayakan pencapaian standar yang tinggi (reaching high standards)
8. Menggunakan asesmen autentik (using authentic assessment)3

C. Prinsip Pembelajaran CTL


Terdapat tujuh prinsip pembelajaran kontekstual yaitu
1. Konstruktivisme (Constructivisme)

2
Rusman, MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Mengembangkan Profesionalisme Guru EDISI KEDUA,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), hlm 189 - 190
3
Ibid., hlm 192

3
Konstruktivisme adalah mengembangkan pemikiran siswa akan belajar lebih
bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi
sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. Menurut Sardiman, teori atau
aliran ini merupakan landasan berfikir bagi pendekatan kontekstual.
Pengetahuan riil bagi para siswa adalah sesuatu yang dibangun atau ditemukan
oleh siswa itu sendiri. Jadi pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau
kaidah yang diingat siswa, tetapi siswa haru merekonstruksi pengetahuan itu
kemudian memberi makan melalui pengalaman nyata.
2. Menemukan (Inquiry)
Menemukan atau Inquiry adalah proses pembelajaran yang didasarkan pada
proses pencarian penemuan melalui proses berfikir secara sistematis, yaitu
proses pemindahan dari pengamatan menjadi pemahaman sehingga siswa belajar
menggunakan keterampilan berfikir kritis.
Menurut Lukmanul Hakiim, guru harus merencanakan situasi sedemikian rupa,
sehingga para siswa bekerja menggunakan prosedur mengenali masalah,
menjawab pertanyaan, menggunakan prosedur penelitian/investigasi, dan
menyiapkan kerangka berfikir, hipotesis, dan penjelasan yang releva dengan
pengalaman pada dunia nyata.
3. Bertanya (Questioning)
Bertanya yaitu mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui dialog interaktif
melalui tanya jawab oleh keseluruhan unsur yang terlibat dalam komunitas
belajar. Dengan penerapan bertanya, pembelajaran akan lebih hidup, akan
mendorong proses dan hasil pembelajaran yang lebih luas dan mendalam.
Dengan mengajukan pertanyaan, mendorong siswa untuk selalu bersikap tidak
menerima suatu pendapat, ide atau teori secara mentah. Ini dapat mendorong
sikap selalu ingin mengetahui dan mendalami berbagai teori, dan dapat
mendorong untuk belajar lebih jauh.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep masyarakat belajar ialah hasil pembelajaran yang diperoleh dari
kerjasama dengan orang lain. Guru dalam pembelajaran kontekstual selalu
melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok yang anggotanya

4
heterogen. Siswa yang pandai mengajari yang lemah, yang sudah tahu memberi
tahu yang belum tahu, dan seterusnya.
Dalam praktiknya masyarakat belajar terwujud dalam pembentukan kelompok
kecil, kelompok besar, mendatangkan ahli ke kelas, bekerja sama dengan kelas
paralel, bekerja kelompok dengan kelas diatasnya, bekerja sama dengan
masyarakat.
5. Pemodelan (Modeling)
Dalam pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, perlu ada mdel
yang bisa ditiru oleh siswa. Model dalam hal ini bisa berupa cara
mengoperasikan, cara melempar atau menendang bola dalam olahraga, cara
melafalkan dalam bahasa asing, atau guru memberi contoh cara mengerjakan
sesuatu.
Guru menjadi model dan memberikan contoh untuk dilihat dan ditiru. Apapun
yang dilakukan guru, maka guru akan bertindak sebagai model bagi siswa.
Ketika guru sanggup melakukan sesuatu, maka siswa pun akan berfikir sama
bahwa dia bisa melakukannya juga.
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan upaya untuk melihat, mengorganisir, menganalisa,
mengklarifikasi, dan mengevaluasi hal-hal yang telah dipelajari.
Realisasi praktik di kelas dirancang pada setiap akhir pembelajaran, yaitu
dengan cara guru menyisakan waktu untuk memberikan kesempatan bagi para
siswa melakukan refleksi berupa : pernyataan langsung siswa tentang apa-apa
yang diperoleh setelah melakukan pembelajaran, catatan atau jurnal di buku
siswa, kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu, diskusi, dan hasil
karya.
7. Penilaian Otentik (authentic assessment)
Pencapaian siswa tidak cukup hanya diukur dengan tes saja, hasil belajar
hendaknya diukur dengan assessment authentic yang bisa menyediakan
informasi yang benar dan akurat mengenai apa yang benar-benar diketahui dan
dapat dilakukan oleh siswa atau tentang kualitas program pendidikan.

5
Penilaian Otentik merupakan proses pengumpulan berbagai data untuk
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Data ini dapat berupa tes
tertulis, laporan kegiatan, karya siwam penampilan presentasi.4

D. Skenario Pembelajaran CTL


Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunaka CTL, tentu saja
terlebih dahulu guru harus membuat desain pembelajarannya, sebagai pedoman
umum dan sekaligus sebagai alat control dalam pelaksanaannya. Pada intinya
pengembangan setiap komponen CTL tersebut dapat dilakukakn sebagai berikut :
1. Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih
bermakna apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengosntruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru harus dimilikinya.
2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang
diajarkan.
3. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan-
pertanyaan.
4. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok berdiskusi,
tanya jawab, dan lain sebagainya.
5. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi,
model, bahkan media yang sebenarnya.
6. Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dan setiap dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
7. Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya
pada setiap siswa.

Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran merupakan rencana


kegiatan kelas yang dirancang oleh guru, yaitu dalam bentuk skenario tahap demi
tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswa selama berlangsungnya
proses pembelajaran. Dalam program tersebut harus tercermin penerapan dari
ketujuh komponen CTL dengan jelas, sehingga setiap guru memiliki persiapan yang

4
Idrus Hasibua, opt.cit hlm 5 - 7

6
utuh mengenai rencana yang akan dilaksanakan dalam membimbing kegiatan
belajar mengajar di kelas.5

5
Rusman, opt.cit hlm 199 - 200

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa CTL adalah proses pendidikan
yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam materi akademik yang
mereka pelajari dengan jalan menghubungkan mata pelajaran akademik dengan isi
kehidupan sehari-hari, yaitu dengan konteks kehidupan pribadi, sosial, dan budaya.
Model pembelajaran CTL ini memiliki prinsip yaitu Konstruktivisme
(Contructivisme), Menemukan (Inquiry), Bertanya (Questioning), Masyarakat
Belajar (Learning Community), Permodelan (Modeling), Refleksi (Reflection),
Penilaian Otentik (authentic assessment). Prinsip-prinsip tersebut merupakan bahan
acuan untuk menerapkan model kontekstual dalam pembelajaran. Implementasi
model pembelajaran kontekstual lebih mengutamakan strategi pembelajaran dan
pada hasil belajar, yakni proses pembelajaran berlangsung alamiyah dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke
siswa untuk.
Untuk mewujudkan proses dalam pembelajaran kontekstuan, program
pembelajaran merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang oleh guru, yaitu
dalam bentuk skenario tahap demi tahap tentang apa yang dilakukan bersama siswa
selama berlangsungnya proses pembelajaran.
B. Saran
Demikian makalah ini penulis buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Model
Pembelajaran 1. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari harapan dan
sempurna. Karena itu, saran dan masukan dari pembaca sangat penulis harapkan
dalam penyempurnaan makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

Rusman. 2010. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Mengembangkan Profesionalisme


Guru EDISI KEDUA. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Hasibuan, Idrus. 2014. MODEL PEMBELAJARAN CTL (Contextual Teaching and


Learning). Vol. II, No.01

Anda mungkin juga menyukai