Anda di halaman 1dari 5

BAB 3

PENGOLAHAN AIR BERSH


Percobaan Jar Tes
A.Tujuan
Untuk mengetahui kadar air tawas optimum yang digunakan dalam sampel air yang di
ambil dari Sungai Kali Anyar.
B. Dasar Teori
Lumpur kasar akan lebih cepat mengendap pada pengendapan secara mekanis,
sedangkan lumpur halus atau koloid mengendap lebih lambat. Untuk mempercepat
pengendapan lumpur halus air sampel di tmbahkan bahan kimia (koagulan). Koagulan yang
di gunakan adalah tawas. Lumpur halus akan menggumpal memebentuk masa yang lebih
besar dan lebih cepat mengendap.
Dengan menambahkan tawas (Al₂(SO₄)₃.18 H₂O) akan mengurangi pH air. Reaksi yang
terjadi sebagai berikut :
Al₂(SO₄)₃18 H₂O + 3Mg (HCO₃)₂ 2Al (OH)₂ + 3MgSO₄ + 19H₂O+6CO
Proses koagulasi ini dapat di percepat dengan pengadukan (jangan terlalu keras).
Faktor lain yang berpengaruh terhadap terhadap jumlah endapan adalah lamanya pengadukan
dan dosis koagulasi.
C. Alat dan Bahana
1. Alat
a. 6 buah gelas beker 600 ml
b. Gelas ukur
c. Pipet
d. Kertas pH
2. Bahan
a. Sampel air Sunga Kali Anyar
b. Larutan tawas
Berikkut ini adalah alat-alat yang di gunakan dalam percobaan jar test:

Gambar 3.1 peralatan percobaan jr test


D. Cara Kerja

1. Enam buah gelas beker 600 ml masing- masing di isi air 500 ml air sungai, ukur pH nya
dengan kertas pH.

Gambar 3.2 mengisi gelas beker dengan air sampel


2. Dalam masing-masing gelas beker, masukan larutan tawas 3,7 ml, 4 ml, 4,7 ml, 5 ml,
5,7 ml, 6 ml.

Gambar 3.3 memasukan tawas kedalam air sampel


3. Aduk cepat selama 1 menit.
4. Aduk lambat selama 5 menit.
Gambar 3.4 mengaduk larutan dengn alat pengaduk
5. Diamkan selama 10 menit, amati endapan pada masing-masing gelas bekernya.

Gambar 3.5 mendiamkan larutan hingga membentuk endapan


6. Membuat tabel dalam jumlah tawas (ml)pH, jumlah endapan atau kejernihan.
7. Menghitun jumlah dosis larutan tawas optimum yang bissa memberikan endapan tip 1 lt
air ml larutan tawas = Y mg/lt.
Ilustrasi penambahan tawas pada jar test
Penambahan tawas sebanyak :

Pengadukan ( Pengadukan cepat selama 1 menit dan pengadukan lambat selama 5 menit )

Di diamlan selama 10 menit:


Gambar 3.6 ilustrasi alur kerja
E. Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 hasil pengamatan jar test

No Sampel 1 2 3 4 5 6
pH Awal 7,1 7,1 7,1 7,1 7,1 7,1
Volume Tawas 3,7 ml 4 ml 4,7 ml 5 ml 5,7 ml 6 ml
Kejernihan 4 5 6 3 2 1
pH Akhir 7,1 7,1 7,1 7,1 7,1 7,1

F. Analisa Data
Berikut ini adalah hubunan grafik antara volume tawas dengan kejernihan air sampel

VOLUME TAWAS
7
6
5
KEJERNIHAN AIR

4 Series 3
3
2
1
-
3.7 4 4.7 5 5.7 6

Grafik 3.1 hubungan antara kadar tawas dengan kejernihan


Keterangan Kejernihan :
1. Keruh 4. Jernih
2. Cukup Jernih 5. Sangat Jernih
3. Jernih 6. Sangat Keruh
Tawas berfungsi untuk mengendapkan kotoran dengan cara mengikat kotoran terlebih
dahulu membentuk gupalan-gumpalan yang akan mengendap di dasar wadah. Jika volume
tawas yang di tambahkan terlalu banyak, maka suatu ketika kotoran yang di ikat sudah
mengenda seluruhnya, tawas tersebut menjadi pengotor air tersebut.
Diketahui :
Volume air sampel : 500 ml
Volume Tawas : 4,7 ml
Dosis tawas : 10 g/lt
Dosis Tawas Optimum (DTO)
bxc 4,7 ml x 10 g /¿
DTO= ¿ = 0,094 g/lt = 94 mg/lt
a 500 ml

G. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan di atas kadar tawas optimum percobaan 94 mg/lt yaitu dengan
menambahkan 4,7 ml tawas ke dalam 500 ml air. pH juga mempengaruhi pada percobaan jar
test, dapat di lihat pada tabel 3.1 bahwa air yang paling jernih memiliki pH air normal, yaitu 7
(pH air normal = 6,5-7,5)

Anda mungkin juga menyukai