Anda di halaman 1dari 16

KARYA TULIS ILMIAH

PERJALANAN DAN SEJARAH CANDI


PRAMBANAN
Diajukan Sebagai Syarat Mengikuti Ujian Nasional Berbasis
Komputer (UNBK) Tahun Pelajaran 2019/2020

Disusun Oleh :

Diffa Annurama Wahyudiono NISN:


M.Danu Firmansyah NISN:
Aril Saputra NISN:
Ali Akbar NISN:

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM AL-MUKHLISHIN


JL.H.USA PO.BO 23/PRU CISEENG-BOGOR 16120 JAWA BARAT
2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini disetujui oleh:

Pembimbing dan Guru Bahasa Indonesia


Wali kelas IX C, kelas IX

(Nuh Nuhaepi S.Ag) ( Ia Suaebah S.Pd.I)

Disahkan Oleh:
Kepala Sekolah SMPI Al-Mukhlishin

(Bpk. Ahmad Syaifu, S.Pd)


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, yang senantiasa
melimpahkan Rahmatnya dan kasihnya, atas anugrah hidup dan kesehatan sehingga
memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam penyusunan karya tulis ini.Di
dalam karya tulis ini kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa kami sajikan,
sebagai syarat atas perjalanan kami dengan judul “KARYA TULIS STUDY TOUR YOGYAKARTA”
dimana di dalam judul tersebut ada beberapa hal yang bias kita pelajari khususnya tempat-
tempat wisata yang ada di Yogyakarta yang indah dan menawan.
Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang kata
Yogyakarta, menjadikan keterbatasan kami pula untuk memberikan penjabaran yang lebih
dalam tentang masalah ini, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersikap
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.Harapan kami, semoga
karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala
berpikir kita tentang kota Yogyakarta.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan karya tulis ini, terutama kepada rekan satu kelompok atas
kerjasamanya, dan guru bahasa Indonesia yang telah membimbing dalam penyusunan karya
tulis ini.
Kritik dan saran sangat kami harapkan kepada pembaca atau kepada
siapa pun demi kebaikan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, harapan
kami semoga karya tulis ilmiah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan bagi
penyusun sendiri.

Bogor, 23 Februari 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Candi Prambanan adalah salah satu candi terbesar yang ada di Indonesia dan merupakan salah satu situs
kebanggaan yang dimiliki Indonesia baik sebagai objek wisata maupun sarana keagamaan. Candi ini
merupakan candi yang bercorak Hindu sesuai dengan fakta sejarah yang ada.
Candi ini terbilang cukup unik dan menarik karena pada awalnya candi ini dibangun tidak menggunakan
semen atau perekat lainnya. Penulis merasa tertarik untuk mempelajari dan akhirnya menyusunnya dalam
bentuk sebuah karya tulis Karya tulis ini ditulis berdasarkan hasil kunjungan ke Candi Prambanan yang
terletak di daerah Prambanan Sleman-Yogyakarta. Dalam penulisan karya tulis ini, penulis memiliki
beberapa alasan yaitu penulis secara langsung mengamati candi dan wisata yang ditawarkan di sekitar candi
prambanan.

B. PERMASALAHAN
1. Bagaimana cara melestarikan candi prambanan?
2. bagaimana cara menjaga kebersihan, ketertiban dan kenyamanan pengunjung?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui bagaimana cara melestarikan candi prambanan?

2. untuk mengetahui bagaimana cara menjaga kebersihan, ketertiban dan kenyamanan pengunjung?

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Untuk menambah wawasan tentang arti pentingnya melestarikan candi prambanan
2. untuk referensi adik kelas yang ada di SMA PGRI 1 Kudus

E. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Candi
Candi adalah sebuah bangunan tempat ibadah dari peninggalan masa lampau yang berasal dari
agama Hindu-Buddha. Digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewa. Namun demikian, istilah
'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja. Banyak situs-
situs purbakala lain dari masa Hindu-Buddha atau Klasik Indonesia, baik sebagai istana,
pemandian/petirtaan, gapura, dan sebagainya, disebut dengan istilah candi. Candi juga berasal
dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu Dewa kematian (Durga). Karenanya candi selalu
dihubungkan dengan monumen untuk memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi Kidal
untuk memuliakan Raja Anusapati. Sebuah candi tidaklah di bangin tanpa arti, melainkan
terdapat filosopi-filosopi yang menyertainya, seperti struktur, bentuk, dan lain sebagainya. Suatu
candi di masa lampau biasanya berfungsi dan digunakan masyarakat dari latar belakang
agamanya, yaitu Hindu-Saiwa, Budha Mahayana, Siwa Buddha dan Rsi.

2. Candi Prambanan
Candi Prambanan terletak di lingkungan Taman Wisata Prambanan, kurang lebih 17 km ke arah timur dari
Yogyakarta, tepatnya di Desa Prambanan Kecamatan Bokoharjo. Lokasinya hanya sekitar 100 m dari jalan
raya YogyaSolo, sehingga tidak sulit untuk menemukannya. Sebagian dari kawasan wisata yang yang terletak
pada ketinggian 154 m di atas permukaan laut ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Sleman. sedangkan
sebagian lagi masuk dalam wilayah Klaten. Secara administratif kompleks candi ini berada di perbatasan
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Masyarakat menyebut candi ini dengan nama candi
Larajonggrang, suatu sebutan yang sebenarnya keliru. Rara dalam bahasa Jawa untuk menyebut anak gadis.
Dalam cerita rakyat, Rara Jonggrang dikenal sebagai putri Prabhu Ratubaka yang namanya diabadikan
sebagai nama peninggalan kompleks bangunan di perbukitan Saragedug sebelah selatan Candi Prambanan.
Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di Indonesia. Sampai saat ini belum dapat
dipastikan kapan candi ini dibangun dan atas perintah siapa, namun kuat dugaan bahwa Candi Prambanan
dibangun sekitar pertengahan abad ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha Sambu.
Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang ditemukan di sekitar Prambanan dan saat ini
tersimpan di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti berangka tahun 778 Saka (856 M) ini ditulis pada masa
pemerintahan Rakai Pikatan.

F. METODE PENGUMPULAN DATA


Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan beberapa metodemetode penulisan. Adapun
metode tersebut adalah :

a. Observasi
Yaitu proses pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan lalu mencatatnya dengan
sistematis terhadap obyek. Oleh karena itu, penulis menggunakan metode ini agar lebih jelas dan
secara langsung dapat mengetahui Candi Prambanan yang berada di Daerah Prambanan.

b. Studi Pustaka
Yaitu penulis membaca dan mengkaji buku-buku dan brosur yang membahas tentang candi
prambanan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH SINGKAT CANDI PRAMBANAN


Candi Prambanan merupakan candi hindu yang dibangun oleh raja-raja dinasti Sanjaya pada abad IX,
ditemukanya tulisan nama Pikatan pada candi ini yang menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun
oleh Rakai Pikatan kemudian diselesaikan oleh raja Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka tahun 856
M “Prasasti Siwargiha” sebagai manifest politik untuk meneguhkan kedudukan sebagai raja yang besar.
Terjadinya perpindahan pusat kerajaan Mataram ke Jawa Timur berkaitan tidak terawatnya candi di daerah
ini di tambah terjadinya gempa bumi serta beberapa kali letusan gunung merapi menjadikan candi
prambanan runtuh tinggal puing-puing batu yang berserakan. Apalagi ditambah dengan gempa pada tahun
2006, Usaha pemugaran pun mulai dilakukan.
Pada tanggal 20 Desember 1953 pemugaran Candi induk Loro Jonggrang secara resmi dinyatakan selesai
oleh Dr. Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia Pertama. Komplek percandian prambanan terdiri
atas bawa, latar tengah dan latar atas (Latar Pusat) Latar bawah tak berisi apapun. Didalam latar tengah
terdapat reruntuhan candi-candi parawa. Latar pusat adalah latar terpenting diatas berdiri 6 buah candi
besar dan kecil. Candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang paling berhadapan. Deret pertama yaitu candi
Siwa, candi Wisnu, dan candi Brahma. Deret kedua yaitu candi Nandi, candi Angsa dan candi Garuda. Pada
ujung lorong yang memisah kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit secara keseluruhan percandian
ini terdiri atas 240 buah candi.

B. DESKRIPSI BANGUNAN
Denah asli Candi Prambanan berbentuk persegi panjang, terdiri atas halaman luar dan tiga pelataran,
yaitu Jaba (pelataran luar), Tengahan (pelataran tengah) dan Njeron (pelataran dalam). Halaman luar
merupakan areal terbuka yang mengelilingi pelataran luar. Pelataran luar berbentuk bujur dengan luas 390
m2. Pelataran ini dahulu dikelilingi oleh pagar batu yang kini sudah tinggal reruntuhan. Pelataran luar saat ini
hanya merupakan pelataran kosong. Belum diketahui apakah semula terdapat bangunan atau hiasan lain di
pelataran ini.
Di tengah pelataran luar, terdapat pelataran kedua, yaitu pelataran tengah yang berbentuk persegi panjang
seluas 222 m2. Pelataran tengah dahulu juga dikelilingi pagar batu yang saat ini juga sudah runtuh. Pelataran
ini terdiri atas empat teras berundak, makin ke dalam makin tinggi. Di teras pertama, yaitu teras yang
terbawah, terdapat 68 candi kecil yang berderet berkeliling, terbagi dalam empat baris oleh jalan
penghubung antarpintu pelataran. Di teras kedua terdapat 60 candi, di teras ketiga terdapat 52 candi, dan di
teras keempat, atau teras teratas, terdapat 44 candi. Seluruh candi di pelataran tengah ini mempunyai
bentuk dan ukuran yang sama, yaitu luas denah dasar 6 m2 dan tinggi 14 m. Hampir semua candi di
pelataran tengah tersebut saat ini dalam keadaan hancur. Yang tersisa hanya reruntuhannya saja. Pelataran
dalam, merupakan pelataran yang paling tinggi letaknya dan yang dianggap sebagai tempat yang paling suci.
Pelataran ini berdenah persegi empat seluas 110 m2, dengan tinggi sekitar 1,5 m dari permukaan teras
teratas pelataran tengah. Pelataran ini dikelilingi oleh turap dan pagar batu. Di keempat sisinya terdapat
gerbang berbentuk gapura paduraksa. Saat ini hanya gapura di sisi selatan yang masih utuh. Di depan
masing-masing gerbang pelataran teratas terdapat sepasang candi kecil, berdenah dasar bujur sangkar
seluas 1, 5 m2 dengan tinggi 4 meter. Di pelataran dalam terdapat 2 barisan candi yang membujur arah
utara selatan. Di barisan barat terdapat 3 buah candi yang menghadap ke timur. Candi yang letaknya paling
utara adalah Candi Wisnu, di tengah adalah Candi Syiwa, dan di selatan adalah Candi Brahma. Di barisan
timur juga terdapat 3 buah candi yang menghadap ke barat. Ketiga candi ini disebut candi wahana (wahana
= kendaraan), karena masing-masing candi diberi nama sesuai dengan binatang yang merupakan tunggangan
dewa yang candinya terletak di hadapannya.
Candi yang berhadapan dengan Candi Wisnu adalah Candi Garuda, yang berhadapan dengan Candi Syiwa
adalah Candi Nandi (lembu), dan yang berhadapan dengan Candi Brahma adalah Candi Angsa. Dengan
demikian, keenam candi ini saling berhadapan membentuk lorong. Candi Wisnu, Brahma, Angsa, Garuda dan
Nandi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu berdenah dasar bujur sangkar seluas 15 m2 dengan
tinggi 25 m. Di ujung utara dan selatan lorong masing-masing terdapat sebuah candi kecil yang saling
berhadapan, yang disebut Candi Apit.

C. CANDI UTAMA
Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa.
Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke
timur. Setiap candi utama memiliki
satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan
Garuda untuk Wisnu. Dalam filosopi hindu, Trimurti adalah tiga kekuatan Brahman (Sang Hyang Widhi,
sebutan Tuhan dalam agama Hindu) dalam menciptakan, memelihara, melebur alam beserta isinya. Trimurti
terdiri dari 3 yaitu: Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma,
dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu
menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu
Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu.
Dalam filosopi hindu, Trimurti adalah tiga kekuatan Brahman (Sang Hyang Widhi, sebutan Tuhan dalam
agama Hindu) dalam menciptakan, memelihara, melebur alam beserta isinya. Trimurti terdiri dari 3 yaitu:
A. Dewa Brahma
yang berfungsi sebagai pencipta/Utpathi, Sakti: Dewi Saraswati yang merupakan dewi ilmu pengetahuan,
Senjata: Busur, Simbol: A, Warna: Merah.

B. Dewa Wisnu
berfungsi sebagai Pemelihara / Sthiti. Dalam menjalankan tugasnya beliau dibanti oleh Dewi Laksmi atau Sri.
Atribut atau Senjata dewa Wisnu adalah Cakram dengan Simbol aksara U,Warna Hitam.

C. Dewa Siwa
berfungsi sebagai Penghancur / Pralina yang memiliki kekuatau atau Sakti Dewi Durga, Uma, dan Parwati.
Dewa Siwa bersenjatakan Trisula Dengan Simbol M dan Warna Panca Warna. Apabila simbol dari ketiga
dewa tesebut digabungkan, maka akan menjadi AUM yang dibaca "OM" ( ॐ ) yang merupakan simbol suci
agama
Hindu. Inilah yang menjadi dasar candi prambanan.

a. Candi Siwa
Pada saat ditemukan, Candi Siwa berada dalam kondisi rusak berat. Pemugarannya
memakan waktu yang cukup lama, yaitu dimulai pada tahun 1918 dan baru selesai pada
tahun 1953. Dinamakan Candi Syiwa karena di dalam candi ini terdapat Arca Siwa. Candi Siwa
dikenal juga dengan nama Candi Rara Jonggrang, karena dalam salah satu ruangannya
terdapat Arca Durga Mahisasuramardani, yang sering disebut sebagai Arca Rara Jonggrang.
Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2,5 m. Candi Siwa, yang terletak di tengah
barisan barat, merupakan candi terbesar. Denah dasarnya berbentuk bujur sangkar seluas 34
m2 dengan tinggi 47 meter.
Sepanjang dinding kaki candi dihiasi dengan pahatan dua macam hiasan yang letaknya
berselang-seling. Yang pertama adalah gambar seekor singa yang berdiri di antara dua pohon
kalpataru. Hiasan ini terdapat di semua sisi kaki Candi Syiwa dan kelima candi besar lainnya.
Pada dinding kaki di sisi utara dan selatan Candi Syiwa, hiasan singa di atas diapit dengan
panil yang memuat pahatan sepasang binatang yang sedang berteduh di bawah sebatang
pohon kalpataru yang tumbuh dalam jambangan. Berbagai binatang yang digambarkan di
sini, di antaranya: kera, merak, kijang, kelinci, kambing, dan anjing. Di atas setiap pohon
bertengger dua ekor burung. Pada sisi-sisi lain dinding kaki candi, baik kaki Candi Syiwa
maupun candi besar lainnya, panil bergambar binatang ini diganti dengan panil ber gambar
kinara-kinari, sepasang burung berkepala manusia, yang juga sedang berteduh di bawah
pohon kalpataru. Tangga untuk naik ke permukaan batur terletak di sisi timur. Tangga atas ini
dilengkapi dengan pipi tangga yang dindingnya dihiasi dengan pahatan sulur-suluran dan
binatang. Pangkal pipi tangga dihiasi pahatan kepala naga yang menganga lebar dengan
sosok dewa dalam mulutnya. Di kiri dan kanan tangga terdapat candi kecil yang beratap
runcing dengan pahatan Arca Siwa di keempat sisi tubuhnya. Di puncak tangga terdapat
gapura paduraksa menuju lorong di permukaan batur. Di atas ambang gapura terdapat
pahatan Kalamakara yang indah. Di balik gapura terdapat sepasang candi kecil yang
mempunyai relung di tubuhnya. Relung tersebut berisi Arca Mahakala dan Nandiswara,
dewa-dewa penjaga pintu. Di permukaan batur terdapat selasar selebar sekitar 1 m yang
mengelilingi tubuh candi. Selasar ini dilengkapi dengan pagar atau langkan, sehingga
bentuknya mirip sebuah lorong tanpa atap. Lorong berlangkan ini berbelok-belok menyudut,
membagi dinding candi menjadi 6 bagian. Sepanjang dinding tubuh candi dihiasi deretan
pahatan Arca Lokapala. Lokapala adalah dewadewa penjaga arah mata angin, seperti Bayu,
Indra, Baruna, Agni dan Yama. Sepanjang sisi dalam dinding langkan terpahat relief
Ramayana. Cerita Ramayana ini dipahatkan searah jarum jam, dimulai dari adegan Wisnu
yang diminta turun ke bumi oleh para raja guna mengatasi kekacuan yang diperbuat oleh
Rahwana dan diakhiri dengan adegan selesainya pembangunan jembatan melintas samudera
menuju Negara Alengka. Sambungan cerita Ramayana terdapat dinding dalam langkan Candi
Brahma. Di atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi luar dinding
langkan, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya. Dalam relung terdapat 2
motif pahatan yang ditampilkan berselang-seling, yaitu gambar 3 orang yang berdiri sambil
berpegangan tangan.
3. orang yang sedang memainkan berbagai jenis alat musik. Pintu masuk ke ruangan-ruangan dalam tubuh
candi terdapat di teras yang lebih tinggi lagi. Untuk mencapai teras atas, terdapat tangga di depan masing-
masing pintu ruangan. Dalam tubuh candi terdapat empat ruangan yang mengelilingi ruangan utama yang
terletak di tengah tubuh candi. Jalan masuk ke ruangan utama adalah melalui ruang yang menghadap ke
timur. Ruangan ini ruangan kosong tanpa arca atau hiasan apapun. Pintu masuk ke ruang utama letaknya
segaris dengan pintu masuk ke ruang timur. Ruang utama ini disebut Ruang Siwa karena di tengah ruangan
terdapat Arca Siwa Mahadewa, yaitu Siwa dalam posisi berdiri di atas teratai dengan satu tangan terangkat
di depan dada dan tangan lain mendatar di depan perut. Arca Syiwa tersebut terletak di atas umpak
(landasan) setinggi sekitar 60 cm, berbentuk yoni dengan saluran pembuangan air di sepanjang tepi
permukaannya. Konon Arca Syiwa ini menggambarkan Raja Balitung dari Mataram Hindu (898 - 910 M) yang
dipuja sebagai Siwa.
Tidak terdapat pintu penghubung antara Ruang Syiwa dengan ketiga ruang di sisi lain. Ruang utara,
barat, dan selatan memiliki pintu sendiri-sendiri yang terletak tepat di depan tangga naik ke teras atas.
Dalam ruang utara terdapat Arca Durga Mahisasuramardini, yaitu Durga sebagai dewi kematian, yang
menggambarkan permaisuri Raja Balitung. Durga digambarkan sebagai dewi bertangan delapan dalam posisi
berdiri di atas Lembu Nandi menghadap ke Candi Wisnu. Satu tangan kanannya dalam posisi bertelekan
pada sebuah gada, sedangkan ketiga tangan lainnya masing-masing memegang anak panah, pedang dan
cakram. Satu tangan kirinya memegang kepala Asura, raksasa kerdil yang berdiri di atas kepala mahisa
(lembu), sedangkan ketiga tangan lainnya memegang busur, perisai dan bunga. Arca Durga ini oleh
masyarakat sekitar disebut juga Arca Rara Jonggrang, karena arca ini diyakini sebagai penjelmaan Rara
Jonggrang. Rara Jonggrang adalah putri raja dalam legenda setempat, yang dikutuk menjadi arca oleh
Bandung Bandawasa.
Dalam ruang barat terdapat Arca Ganesha dalam posisi bersila di atas padmasana (singgasana bunga teratai)
dengan kedua telapak kaki saling bertemu. Kedua telapak tangan menumpang di lutut dalam posisi
tengadah, sementara belalainya tertumpang dilengan kiri. Arca Ganesha ini menggambarkan putra mahkota
Raja Balitung. selempang di bahu menunjukkan bahwa ia juga seorang panglima perang.
Dalam ruang selatan terdapat Arca Agastya atau Siwa Mahaguru. Arca ini meliliki postur tubuh agak gemuk
dan berjenggot. Siwa Mahaguru digambarkan dalam posisi berdiri menghadap ke Candi Brahma di selatan
dengan tangan kanan memegang tasbih sdan tangan kiri memegang sebuah kendi. Di belakangnya, di
sebelah kiri terdapat pengusir lalat dan di sebelah kanan terdapat trisula. Konon Arca Siwa Mahaguru ini
menggambarkan seorang pendeta penasihat kerajaan. Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan
bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa,
sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan
Ganesha (putra Siwa).

b. Candi Wisnu
Candi Wisnu terdapat di sebelah utara Candi Siwa. Tubuh candi berdiri di atas batur
yang membentuk selasar berlangkan. Tangga untuk naik ke permukaan batur terletak di sisi timur. Di
sepanjang dinding tubuh candi berderet panil dengan pahatan yang menggambarkan Lokapala. Sepanjang
dinding dalam langkan dihiasi seretan panil yang memuat relief Krisnayana. Krisnayana adalah kisah
kehidupan Krisna sejak ia dilahirkan sampai ia berhasil menduduki tahta Kerajaaan Dwaraka. Di atas dinding
langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi luar dinding langkan, terdapat relung kecil dengan
hiasan Kalamakara di atasnya. Dalam relung terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu sebagai pendeta
yang sedang duduk dengan berbagai posisi tangan.
Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, dipersembahkan kepada Batara
Wisnu, yang menghadap ke arah utara. Candi Wisnu hanya mempunyai 1 ruangan dengan satu pintu yang
menghadap ke timur. Dalam ruangan tersebut, terdapat Arca Wisnu dalam posisi berdiri di atas 'umpak'
berbentuk yoni. Wisnu digambarkan sebagai dewa bertangan 4. Tangan kanan belakang memegang Cakra
(senjata Wisnu) sedangkan tangan kiri memegang tiram. Tangan kanan depan memegang gada dan tangan
kiri memegang setangkai bunga teratai.

c. Candi Brahma
Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan
berisi arca Brahma. Luas dasarnya 20 meter persegi dan tingginya 37 meter. Di dalam satu-satunya ruangan
yang ada, berdirilah arca
brahma berkepala 4 dan bertangan 4. Arca ini sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak salah satu
tangannya memegang tasbih yang satunnya lagi memegang “kamandalu” tempat air. Ke empat wajahnya
menggambarkan ke empat kitab suci Weda masing-masing menghadap ke arah mata angin. Ke empat
lengannya menggambarkan ke empat arah mata angin. Sebagai pencipta ia membawa air karena seluruh
alam keluar dari air. Tasbih menggambarakan waktu dasar kaki candi juga di kelilingi oleh selasar yang di
batasi pagar langkah dimana pada dinding langkah ceritera Ramayana dan Relief serupa pada candi siwa
sehingga tamat.

D. PERKEMBANGAN PEMUGARAN CANDI PRAMBANAN


Candi yang dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi ini mengalami beberapa renovasi sejak
tahun pembuatannya. Tidak lama setelah dibangun, candi ini ditinggalkan dan mulai rusak. Renovasi candi
ini dimulai pada tahun 1918, dan sampai sekarang belum selesai. Bangunan utama baru diselesaikan pada
tahun 1953. Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batubatu asli banyak
yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu
asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak
fondasinya saja. Sekarang, candi ini adalah sebuah situs warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO mulai
tahun 1991, berarti bahwa kompleks ini terlindung dan memiliki status istimewa, misalkan juga dalam situasi
peperangan. Pada 27 Mei 2006 gempa bumi dengan kekuatan 5,9 pada skala Richter (sementara United
States Geological Survey melaporkan kekuatan gempa 6,2 pada skala Richter) menghantam daerah Bantul
dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat terhadap banyak bangunan dan kematian pada
penduduk di sana. Salah satu bangunan yang rusak parah adalah kompleks Candi Prambanan, khususnya
Candi Brahma,beberapa kerusakan akibat gempa 27 Mei 2006 lalu kini sedang diperbaiki. Sejak tanggal 18
September 2006 serta perawatan berkala.

E. MENJAGA KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN DI CANDI PRAMBANAN


Untuk menjaga kesakralran candi prambanan maka diterapkan aturan baru. Aturan mewajibkan
seluruh pengunjung candi prambanan memakai sarung batik dan sandal bersol karet, terutama bagi yang
bercelana pendek atau rok mini. Aturan yang berlaku baik untuk wisatawan mancanegara maupun
wisatawan domestik mengenai sandal bersol karet untuk menjaga agar batu candi tidak aus karena gesekan.
Tahun ini pihak pengelola candi menggalakkan berbagai program untuk meningkatkan kunjungan
wisatawan.
Pihak yang menggalakkan program ini yaitu PT Taman Wisata Candi Borobudur dan Ratu
Boko (PT TWCBPRB) dan bertujuan karena candi itu sejatinya adalah tempat ibadah, maka sebagai
pengunjung kesopanan harus dijaga. Bersikaplah yang sewajarnya dan jangan berbuat yang melanggar etika
beringkah laku seperti merusak areal percandian, mencoret candi, menaiki candi, dan lain sebagainya.

F. FASILITAS KENYAMANAN DI KOMPLEKS CANDI PRAMBANAN


Segala informasi yang berkenaan dengan Candi Prambanan, berikut berbagai jenis cindera mata,
hingga buku-buku kepariwisataan dan potensi tujuan wisata sekitar DIY atau Jateng, bisa wisatawan
dapatkan di Pusat Penerangan Candi Prambanan. Dan demi memudahkan wisatawan menikmati segala
keindahan, disediakan sebuah rangkaian Kereta Mini yang akan mengelilingi kawasan Taman Wisata Candi
Prambanan hingga ke Candi Sewu.
Selain itu, kawasan Taman Wisata Candi Prambanan juga memiliki Arena Bermain Anak-Anak yang
sejuk dan nyaman, dimana sering digunakan sebagai tempat lomba burung berkicau. Masyarakat umum juga
dapat memanfaatkan Bumi Perkemahan Rama Shinta yang tersedia di dalam kawasan untuk acara-acara
pertemuan, acara keluarga, ulang tahun, perpisahan sekolah maupun resepsi pernikahan. Sebab di Bumi
Perkemahan tersedia tempat parkir, pendopo, toilet, kamar mandi dan lapangan olahraga yang dapat
dimanfaatkan. Bahkan disini juga tersdia penyewaan tenda, pengeras suara, meja, kursi, lampu penerangan
dan acara kesenian-Reog.

BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN
Dari hasil penelitian dan kunjungan maka penulis dapat menyimpulkan :
1. Candi prambanan sangat terjaga kelestariaannya
2. Kebersihan, ketertiban dan kenyamanan di Candi Prambanan sehingga banyak wisatawan
domestik dan mancanegara yang datang

B. SARAN-SARAN
1. Biasakan menjaga kebersihan, ketertiban dan kenyamanan dalam berkunjung ke Candi
Prambanan karena tempat tersebut sejatinya adalah tempat ibadah
2. Sebaiknya upaya-upaya yang dilakukan pemerintah,warga sekitar maupun wisatawan untuk
menjaga dan melestarikan Candi Borobudur tersebut tetap menjadi daya tarik terutama dari segi
kepariwisataan , arkeologi dan ilmu pengetahuan .
DAFTAR PUSTAKA

Candi diIndonesia. CandiPrambanan.


http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/prambanan/prambanan.htm. 29 januari
2012

Candi-candi di Jawa Tengah (2011). Candi Prambanan. (http://candidiy


.tripod.com/prambanan.htm. 29 januari 2012

Djogjakarta (2008). Candi Prambanan. http://djogjakarta.blogdetik.com


/hr/candiprambanan/ 29 januari 2012.

Fariable (2011). Kompleks candi prambanan-candi Roro Jonggrang.


http://fariable.blogspot.com/2011/01/kompleks-candi-prambanan-candi-roro.html. 29
januari 2012

Google (2012). Hasil penelusuran Gambar. http:// google.com. 29 januari 2012.

Srandilmandalagiri.blogspot.com (2011), Laporan Hasil Karya Tulis Ke Candi Prambanan.


http://srandilmandalagiri.blogspot.com/2011/06/ laporan-hasil -karya-tulis- ke-candi
Komplek percandian prambanan (loro jonggrang) dan candi sekitarnya. PT Taman wisata
Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko. Klaten:2013
GAMBAR-GAMBAR

Panorama CANDI PRAMBANAN di sore hari

Penulis berada di CANDI PRAMBANAN

Konpleks Candi Prambanan


Denah kompleks candi prambanan

Arca di relung Candi Prambanan

denah persebaran candi di Jogjakarta


Denah Candi Prambanan

Anda mungkin juga menyukai