Anda di halaman 1dari 11

AUDITING 2

BAB 5
AUDIT SIKLUS PENGELUARAN

NAMA KELOMPOK :

1. LELLY KARUNIA ( 01118054 )


2. VANNY RACHMATTUL F ( 01118064 )
3. YULIA RATRI ( 01118065 )
4. HAFIZAH SALWA ( 01118076 )

DOSEN PENGAMPU :

Bayu N A, SE,MSA,Ak,CA,CPA,CPI,CTA,Asean CPA

FAKULTAS EKONOMI BISNIS


PRODI AKUNTASI
SEMESTER 5 (KELAS B)
TAHUN PELAJARAN 2020
DESKRIPSI SIKLUS PENGELUARAN
Siklus pengeluaran terdiri dari transaksi pemerolehan barang atau jasa. Barang yang
diperoleh perusahaan dapat berupa aktiva tetap dan surat berharga yang akan digunakan untuk
menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau sediaan dan surat
berharga yang akan dikonsumsi atau digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka
waktu satu tahun atau kurang. Jasa yang diperoleh perusahaan juga dapat dibagi menjadi dua:
yang hanya menghasilkan manfaat satu tahun atau kurang (jasa personel, bunga, asuransi, iklan)
dan jasa yang menghasilkan manfaat lebih dari satu tahun (aktiva tidak berwujud).
Umumnya transaksi besar yang membentuk siklus pengeluaran dalam perusahaan terdiri
dari:
1. Transaksi pembelian
2. Transaksi pengeluaran kas.
Meskipun transaksi penggajian dan pengupahan dan transaksi pembelian surat berharga
merupakan transaksi pemerolehan barang dan jasa, namun untuk kepentingan pembahasan
metodologi auditing ini, kedua transaksi tersebut dibahas terpisah dari pembahasan audit
terhadap siklus pengeluaran.
Sistem Informasi Akuntansi yang Membentuk Siklus Pengeluaran
Siklus pengeluaran terdiri dari berbagai sistem informasi akuntansi berikut ini:
1. Sistem pembelian, yang terdiri dari berbagai prosedur berikut ini:
a. Prosedur permintaan pembelian
b. Prosedur order pembelian
c. Prosedur penerimaan barang
d. Prosedur penyimpanan barang
e. Prosedur pembuatan bukti kas keluar
f. Prosedur pencatatan utang
2. Sistem pengeluaran kas, yang terdiri dari jaringan prosedur berikut ini:
a. Prosedur pembayaran bukti kas keluar
b. Prosedur pencatatan pengeluaran kas

DOSEN PENGAMPU :

Bayu N A, SE,MSA,Ak,CA,CPA,CPI,CTA,Asean CPA


FAKULTAS EKONOMI BISNIS
PRODI AKUNTASI
SEMESTER 5 (KELAS B)
TAHUN PELAJARAN 2020
TUJUAN AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN
Kelmpok Asersi Tujuan Audit terhadap Golongan Tujuan Audit terhadap Saldo
transaksi Akun
Keberadaan atau Transaksi pembelian mencerminkan Utang usaha yang tercatat
keterjadian barang dan jasa yang baik yang mencerminkan jumlah
diterima dari pemasok selama periode kewajiban entitas yang ada
yang diaudit. pada tanggal neraca.
Aktiva tetap mencerminkan
Transaksi pengeluaran kas aktiva produktif yang masih
mencerminkan pembayaran yang dimanfaatkan pada tanggal
dilakukan kepada pemasok selama neraca
periode yang diaudit. Aktiva tidak berwujud
mencerminkan
aktivaproduktif yang masih
dimanfaatkan pada tanggal
neraca.
Kelengkapan Semua transasksi pembelian dan Utang usaha mencakup semua
pengeluaran kas yang terjadi selama jumlah yang terutang kepada
periode yang diaudit telah dicatat pemasok barang dan jasa pada
tanggal neraca.
Saldo aktiva tetap mencakup
semua transaksi perubahan
yang terjadi selama periode
yang diaudit.
Saldo aktiva tidak berwujud
mencakup semua transaksi
perubahan yang terjadi selama
periode yang diaudit.
Hak dan kewajiban Entitas memiliki kewajiban sebagai Utang usaha pada tanggal
akibat transaksi pembelian yang neraca mencerminkan
tercatat dalam periode yang diaudit. kewajiban entitas kepada
Entitas memiliki hak atas aktiva tetap pemasok.
sebagai akibat transaksi pembelian Entitas memiliki ha katas
yang tercatat dalam periode yang aktiva tetap yang tercatat pada
diaudit tanggal neraca
Entitas memiliki hak atas aktiva tidak Entitas memiliki ha katas
berwujud sebagai akibat transaksi aktiva tidak berwujud yang
pembelian yang tercatat dalam tercatat pada tanggal neraca
periode yang diaudit
Penilaian atau alokasi Semua transaksi pembelian dan Utang usaha dinyatakan dalam
pengeluaran kas telah dicatat dalam jumlah yang benar kewajiban
jurnal, diringkas, dan diposting ke entitas pada tanggal neraca.
dalam akun dengan benar Aktiva tetap dinyatakan pada
kos dikurangi dengan
depresiasi akumulasi
Aktiva tidak berwujud
dinyatakan pada kos atau kos
dikurangi dengan amortisasi
akumulasi
Biaya yang berkaitan dengan
aktiva tetap dan aktiva tidak
berwujud dicatat sesuai
dengan prinsip akuntansi
berterima umum.
Penyajian dan Rincian transaksi pembelian dan Utang usaha, aktiva tetap, dan
pengungkapan pengeluaran kas mendukung aktiva tidak berwujud
penyajian akun yang berkaitan dalam diidentifikasi dan diklasifikasi
laporan keuangan, baik klasifikasinya dengan semestinya dalam
maupun pengungkapannya. neraca.
Pengungkapan memadai telah
dibuat berkaitan dengan utang
usaha, aktiva tetap, dan aktiva
tidak berwujud.

Sistematika Uraian
Uraian tentang perancangan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap berbagai
transaksi yang membentuk siklus pengeluaran dibagi menjadi beberapa tahap berikut ini:
1. Fungsi terkait
2. Dokumen
3. Catatan akuntansi
4. Bagan alir sistem informasi akuntansi
5. Salah saji potensial, aktivitas pengendalian yang diperlukan, dan prosedur audit untuk
pengujian pengendalian yang dapat digunakan oleh auditor
6. Penjelasan aktivitas pengendalian yang diperlukan
7. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi yang
bersangkutan
8. Penjelasan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi yang
bersangkutan

PERANCANGAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN –


TRANSAKSI PEMBELIAN
Tanggung jawab setiap fungsi yang trkait dalam transaksi pembelian diuraikan sebagai berikut
ini:
1. Fungsi Gudang. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab
untuk mengajukan permintaan pembeliaan sesuai dengan posisi sediaan yang ada di
gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan. Untuk
barang-barang yang langsung pakai (tidak diselenggarakan sediaan barang digudang),
permintaan pembelian diajukan oleh pemakai barang. Dalam pemerolehan aktiva tetap,
calon pemakai atau fungsi perencanaan perusahaan biasanya yang mengajukan
permintaan pembelian.
2. Fungsi pembelian. Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi
mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan
mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
3. Fungsi penerimaan barang. Dalam sistem informasi akuntansi pembelian, fungsi ini
bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas
barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut
diterima oleh perusahaan. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk menerima barang dari
pembeli yang berasal dari transaksi retur penjualan.
4. Fungsi pencatatan utang. Dalam pemerolehan barang dan jasa, fungsi pencatat utang
bertanggung jawab untuk mencata transaksi pembelian ke dalam register bukti kas keluar
dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi
sebagai catatan utang atau menyelenggarakan buku pembantu utang sebagai buku
pembantu utang.
5. Fungsi akuntansi biaya. Dalam transaksi pembelian, fungsi akuntansi biaya
bertanggung jawab untuk mencatat sediaan dan aktiva tetap. Dalam pemerolehan
sediaanm fungsi akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mencatat kos sediaan barang
yang dibeli ke dalam buku pembantu sediaan. Dalam pemerolehan aktiva tetap, fungsi
akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mencatat kos aktiva tetap yang dibeli ke dalam
duku pembantu aktiva tetap.

Secara garis besar transaksi pembelian mencakup prosedur berikut ini:


1. Fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian
2. Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok
3. Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan melakukan
pemilihan pemasok
4. Fungsi pembelian mrmbuat order pembelian kepada pemasok pilihan
5. Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh pemasok
6. Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang untuk
disimpan
7. Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan barang kepada fungsi akuntansi
8. Fungsi akuntansi menerima faktur dari pemasok dan atas dasar faktur dari pemasok
tersebut, fungsi akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi pembelian.
Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam transaksi pembelian dibagi menjadi dua golongan: dokumen
sumber (source documents), yaitu dokumen yang dipakai sebagai dasar pencatatan ke dalam
catatan akuntansi, dan dokumen pendukung (corroborating documents atau dokumen penguat),
yauitu dokumen yang membuktikan validitas terjadinya transaksi. Berbagai dokumen yang
digunakan dalam transaksi pembelian dapat dilihat berikut ini.
1. Surat permintaan pembelian. Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi
gudang atau fungsi pemakai barang untuk meminta fungsi pembelian melakukan
pembelian barang dengan jenis, jumlah dan mutu seperti yang tersebut dalam surat
tersebut.
2. Surat permintaan otorisasi investasi. Karena investasi dalam aktiva tetap biasanya
meliputi jumlah moneter yang relative besar dan mencakup keterikatan dana dalam
jangka yang relative panjang, maka pengendalian aktiva tetap dilakukan melalui
perencanaan yang matang.
3. Surat permintaan otorisasi reparasi.Dokumen ini berfungsi sebagai perintah
dilakukannya reparasi yang merupakan pengeluaran modal
4. Surat permintaan penawaran harga. Dokumen ini digunakan untuk meminta
penawaran harga bagi barang pengadaannya tidak bersifat berulangkali terjadi (tidak
repetitif), yang menyangkut jumlah moneter pembelian yang besar.
5. Surat order pembelian. Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada
pemasok yang telah dipilih. Dokumen ini terdiri dari berbagai tembusan dan fungsi
sebagai berikut:
 Surat order pembelian.
 Tembusan pengakuan oleh pemasok.
 Tembusan fungsi peminta barang
 Arsip tanggal penerimaan
 Arsip pemasok
 Tembusan fungsi penerimaan
 Tembusan fungsi akuntansi.
6. Laporan penerimaan barang. Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk
menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis,
spesifikasi, mutu, dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian
7. Surat perubahan order pembelian. Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat
order pembelian yang sebelumnya telah diterbitkan
8. Bukti kas keluar. Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan
transaksi pembelian.
9. Faktur dari pemasok. Dokumen ini merupakan tagihan dari pemasok yang berisi jenis,
kuantitas dan harga barang yang menjadi kewajiban perusahaan kepada pemasok.

Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah:
1. Register bukti kas keluar
2. Jurnal pembelian
3. Buku pembantu utang
4. Buku pembantu sediaan

Aktivitas Pengendalian dalam Sistem Informasi Akuntansi Pembelian


Berdasarkan salah saji yang diperkirakan akan terjadi dalam transaksi pembelian, aktivitas
pengendalian yang dapat mencegah dan mendeteksi salah saji tersebut mencakup:
1. Otorisasi umum dan khusus untuk setiap pembelian
2. Setiap surat order pembelian harus didasarkan pada suat permintaan pembelian yang
telah diotorisasi
3. Setiap penerimaan barang harus didasarkan pada surat order pembelian yang telah
diotorisasi.
4. Fungsi penerimaan barang menghitung, menginspeksi, dan membandingkan barang yang
diterima dengan data barang yang tercantum dalam surat order pembelian
5. Penyerahan barang dari fungsi penerimaan barang ke fungsi gudang harus
didokumentasikan
6. Bukti kas keluar harus dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap dan sah
7. Setiap pencatatan ke register bukti kas keluar harus didukung dengan bukti kas keluar
yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap
8. Pengecekan secara independen posting ke dalam buku pembantu utang usaha, sediaan,
aktiva tetap, dengan akun kontrol yang bersangkutan dalam buku besar
9. Pertanggungjawaban secara periodic semua formulir bernomor urut tercetak
10. Panduan akun dan review terhadap pemberian kode akun
11. Review kinerja secara periodic

Setiap penerimaan barang harus didasarkan pada surat order pembelian yang telah
diotorisasi. Pengendalian terhadap pembelian dilakukan secara bertahap berikut ini :
1. Tidak ada utang yang timbul jika tidak ada barang atau jasa yang diterima.
2. Tidak ada barang dan jasa yang diterima tanpa adanya order pembelian yang dilakukan
oleh perusahaan.
3. Tidak ada order pembelian yang dikeluarkan kepada pemasok jika belum dilakukan
proses pemilihan pemasok yang andal.
4. Tidak ada order pembelian yang dikeluarkan kepada pemasok jika tidak ada permintaan
pembelian dari pihak yang memerlukan barang dan jasa.

Fungsi penerimaan barang menghitung, menginspeksi, dan membandingkan barang yang


diterima dengan data barang yang tercantum dalam surat order pembelian.
Laporan penerimaan barang merupakan salah satu dokumen penting yang dipakai sebagai dasar
pembuatan bukti kas keluar.

Penyerahan barang dari fungsi penerimaan barang ke fungsi gudang harus


didokumentasikan.
Untuk menghindarkan pengingkaran penerimaan barang oleh fungsi gudang dari fungsi
penerimaan barang, setiap penyerahan barang dari fungsi penerimaan barang kepada fungsi
gudang harus disertai dengan surat tanda penyerahan barang.

Bukti kas keluar harus dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap dan sah.
Seperti telah di sebutkan diatas, bukti kas keluar merupakan dokumen sumber untuk pencatatan
ke dalam register bukti kas keluar ( voucher register ), buku pembantu ( sediaan, biaya, dan
aktiva tetap ), dan perintah untuk pengeluaran kas kepada fungsi keuangan.

Setiap pencatatan ke register bukti kas keluar harus didukung dengan bukti kas keluar
yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.
Keandalan catatan akuntansi ditentukan oleh keandalan dokumen sumber dan dokumen
pendukung yang melampiri dokumen sumber tersebut.

Pengecekan secara independen posting kedalam buku pembantu utang usaha, sediaan,
aktiva tetap, dengan akun control yang bersangkutan dalam buku besar.
Rekonsiliasi merupakan cara pencocokan dua data yang dicatat dalam catatan akuntansi yang
berbeda namun berasal dari sumber yang sama.
Pertanggungjawaban secara periodic semua formulir bernomor urut tercetak.
Untuk menjamin bahwa semua barang yang telah terima dari pemasok telah diakui hak dan
kewajiban sebagai akibat dari transaksi pembelian secara periodic perlu diadakan
pertanggungjawaban dokumen-dokumen.

Panduan akun dan review terhadap pemberian kode akun.


Keakuratan posting transaksi ke dalam buku pembantu sediaan dan aktiva tetap dan ke register
bukti kas keluar ditentukan oleh pemberian kode akun dalam pembuatan dokumen sumber (bukti
kas keluar).

Review kinerja secara periodik. Secara periodic dilakukan review kinerja manajer oleh
manajer puncak. Review kinerja dapat dilakukan dengan membandingkan jumlah anggaran
dengan realisasinya.
1. Anggaran pembelian dengan realisasinya.
2. Anggaran pengeluaran modal dengan realisasinya.
3. Anggaran investasi dengan realisasinya.

Penjelasan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi Pembelian


 Lakukan pengamatan terhadap prosedur persetujuan atas permintaan pembelian, order
pembelian, penerimaan barang, pembuatan bukti kas keluar
Dalam pengamatan terhadap pelaksanaan transaksi pembelian ini, auditor melakukan
perngamatan terhadap :
1. Persetujuan pada surat permintaan pembelian yang dilaksanakan oleh fungsi gudang atau
fungsi pemakai
2. Persetujuan pada surat permintaan otorisasi investasi dan surat permintaan reparasi oleh
manajemen puncak
3. Penerimaan barang yang dilaksanakan oleh fungsi penerimaan barang.
4. Pencatatan kewajiban perusahaan kepada pemasok yang dilaksanakan oleh fungsi utang.
 Ambil sampel transaksi pembelian dari register bukti kas keluar dan lakukan pemeriksaan
terhadap dokumen pendukung.
Aktivitas pengendalian yang diperiksa oleh auditor dalam pemeriksaan terhadap bukti kas keluar
tersebut adalah
1. Penggunaan formulir bukti kas keluar yang bernomor urut tercetak
2. Adanya pertanggungjawaban penggunaan formulir
3. Tanda tangan otorisasi atas bukti kas keluar dari yang berwenang
4. Kesesuaian informasi yang dicantumkan dalam bukti kas keluar
5. Kelengkapan dokumen pendukung bukti kas keluar
6. Tanda tangan otorisasi atas dokumen pendukung yang berwenang
7. Ketelitian pencatatan informasi yang tercantum dalam buku kas keluar
 Periksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan pertanggungjawaban
pemakaian formulir tersebut.
 Ambil sampel bukti kas keluar yang disetujui dan lakukan pengusutan kedokumen
pendukung dan catatan akuntansi yang bersangkutan
 Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantu dan jurnal
PERANCANGAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN
TRANSAKSI PENGELUARAN KAS
Fungsi setiap unit organisasi yang terkait dalam transaksi pengeluaran kas tersebut diuraikan
berikut ini :
- Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas. Fungsi yang bersangkutan mengajukan permintaan
cek kepada fungsi pencatat utang
- Fungsi pencatat utang. Fungsi ini bertanggungjawab atas pembuatan bukti kas keluar yang
memberikan otorisasi kepada fungsi keuangan dalam mengeluaran cek sebesar yang tercantum
dalam dokumen tersebut
- Fungsi keuangan. Fungsi ini bertanggungjawab untuk mengisi cek, memintakan otorisasi atas
cek, dan mengirimkan cek kepada kreditur.
- Fungsi akuntansi biaya. Fungsi akuntansi bertanggungjawab atas pencatatan pengeluaran kas
yang menyangkut biaya dan sediaan
- Fungsi akuntansi umum. Fungsi akuntansi bertanggungjawab atas pencatatan transaksi
pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek.
- Fungsi audit intern. Fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan perhitungan kas secara
periodik dan mencocokkan hasil penghitungan nya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi.

 Dokumen
Dua dokumen yang digunakan dalam transaksi pengeluaran kas dapat dilihat berikut ini :
Transaksi Dokumen Sumber Dokumen Pendukung
Pengeluaran kas Bukti kas keluar Permintaan cek
Kuitansi
Cek

Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas adalah :
1. Register cek (check register).
Transaksi untuk mencatat transaksi pembelian digunakan dua jurnal : register bukti kas
keluar dan register cek. Register bukti kas keluar digunakan untuk mencatata utang yang timbul,
sedangkan register cek digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dengan cek.

2. Buku besar (general ledger)


Akun buku besar yang terkait dalam transaksi pengeluaran kas adalah Utang Usaha dan
Kas.

 Salah Saji Potensial, Aktivitas Pengendalian yang Diperlukan dan Prosedur Audit
untuk Pengujian Pengendalian yang dapat Digunakan oleh Auditor terhadap
Transaksi Pengeluaran Kas
Salah saji potensial dalam setiap tahap transaksi pengeluaran kas, aktivitas pengendalian yang
diperlukan dan prosedur audit yang dapat digunakan oleh auditor untuk melakukan pengujian
pengendalian terhadap setiap tahap transaksi pengeluaran kas.
 Aktivitas Pengendalian dalam Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas
Aktivitas pengendalian yang dapat mencegah dan mendeteksi salah saji tersebut mencakup:
1. Penanda tanganan cak harus mereview bukti kas keluar dan dokumen pendukungnya
2. Pembubuhan cap lunas terhadap bukti kas keluar yang telah dibayar beserta dokumen
pendukungnya
3. Pengecekkan secara independen antara cek dengan bukti kas keluar
4. Pertanggungjawaban semua nomor urut cek
5. Pengecekkan secara independen posting kedalam catatan akuntansi
6. Rekonsiliasi bank secara periodik oleh pihak ketiga yang independen
7. Pengecekkan secara independen terhadap tanggal yang tercantum dalam bonggol cek ( check
stub ) dan tanggal pencatatan nya.

 Penyusunan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi


Pengeluaran Kas
Berdasarkan daftar prosedur audit yang dapat digunakan oleh auditor untuk melakukan
pengujian pengendalian terhadap transaksi pengeluaran kas dapat disusun program audit untuk
pengujian pengendalian terhadap transaksi pengeluaran kas.

 Penjelasan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi


Pengeluaran Kas
Lakukan pengamatan terhadap prosedur pembuatan cek dan pencatatan cek kedalam register cek.
Pengamatan ini ditujukan untuk membuktikan :
1. Adanya pemisahan dua fungsi pokok fungsi penyimpanan dan fungsi akuntansi dalam
transaksi pengeluaran kas
2. Setiap transaksi pengeluaran kas dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi sehingga tercipta
adanya pengecekkan intern dalam setiap pelaksanaan transaksi tersebut.
3. Setiap pengeluaran kas segera dicatat kedalam catatan akuntansi yang bersangkutan.

Dalam pengamatan terhadap pelaksanaan pembuatan cek ini, auditor melakukan pengamatan
terhadap:
1. Review yang dilakukan oleh pembuat cek atas bukti kas keluar beserta dokumen
pendukungnya sebelum penulisan cek.
2. Review atas otorisasi yang tercantum dalam bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya.

 Ambil sampel transaksi pengeluaran kas dari register cek dan lakukan
pemeriksaan terhadap dokumen pendukung.
Auditor mengambil sample bukti kas keluar yang telah dibayar dari arsip dokumen tersebut.

 Periksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan


pertanggungjawaban pemakaian formulir tersebut.
Auditor memeriksa apakah klien menggunakan formulir bernomor urut tercetak pada waktu
auditor mengambil sampel bukti kas keluar dan pada waktu melakukan inspeksi terhadap
formulir cek yang belum dipakai.
 Ambil sampel bukti kas keluar yang telah dibayar dan lakukan pengusutan ke
dokumen dan catatan akuntansi yang bersangkutan.
Untuk membuktikan bahwa setiap transaksi pengeluaran kas telah didahului dengan adanya
otorisasi dari fungsi keuangan.

 Periksa adanya pengecekkan independen terhadap posting kebuku pembantu dan


jurnal
Untuk menguji keandalan prosedur pencatatan transaksi pengeluaran kas, auditor menguji
ketelitian posting ringkas register cek kedalam akun yang bersangkutan dalam buku besar
( misalnya akun Utang Usaha dan Akun Kas). Auditor mengambil sampel rekapitulasi bulanan
register cek dan membandingkannya dengan jumlah yang di posting dalam akun yang
bersangkutan dalam buku besar.

EVALUASI PENGUJIAN PENGENDALIAN


Perlu diketahui bahwa berbagai tahap penaksiran risiko pengendalian terhadap berbagai
sistem informasi akuntansi yang membentuk siklus pengeluaran yang telah diuraikan merupakan
proses audit yang dilaksanakan oleh auditor dalam rangkah memperoleh pemahaman tentang
pengendalian intern terhadap siklus pengeluaran. Jika tingkat risiko pengendalian final tidak
sama dengan yang direncanakan, auditor harus mengubah tingkat pengujian substantif sebelum
auditor mendesain pengujian substantif khusus untuk menampung tingkat risiko deteksi yang
dapat diterima.

Anda mungkin juga menyukai