N DENGAN
GANGGUAN SISTEM IMUNOLOGI GBS
I. Biodata
A. Identitas Klien
Nama : Nauval Zuhdi Sembiring
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 01-01-2004
Umur : 15 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Dusun 3 Palmerah Dalam Kec.Pematang Raya
Tanggal MRS : 22-09-2019
Tanggal Pengkajian : 26-09-2019
No. Registrasi : 00.79.10.58
Diagnosa medis : GBS (
B. Penanggung Jawab
Nama :Joni Sembiring
Hubungan : Ayah klien
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Dusun 3 Palmerah Dalam Kec.Pematang Raya
V. Riwayat Keluarga
Genogram
Keterangan:
= laki-laki
= perempuan
= laki-laki yang meninggal
= perempuan yang meninggal
= pasien
= tinggal satu rumah
9. Dada :
Dada tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada pembengkakan massa, maupun bekas
operasi, pernafasan tidak teratur.
10. Jantung
Terdengar bunyi jantung I/S1 (lub) dan bunyi jantung II (dub), dan tidak terdengar bunyi
jantung tambahan S3 dan S4
11. Abdomen :
Perut tidak buncit, bising usus normal 16 x/ menit.
12. Ekstrimitas :
Klien tidak bisa bergerak bebas karena terpasang infus di bagian tangan sebelah kirinya,
klien merasa badanya lemah.
Analisa Data
Syntomp Etiologi Problem
DS : Gangguan saraf perifer dan
Klien mengatakan merasa lemah neuromuskular
diseluruh badan, kulit klien bersisik
dan kering, parastesia (kesemutan) dan
DO : kelemaan otot kaki, yang dapat
- Klien tampak lemah dan hanya berkembang ke ekstremitas atas, Hambatan
berbaring di tempat tidurnya batang tubuh dan otot wajah Mobilitas Fisik
- Klien tidak dapat menggerakan
badannya kelemahan fisik umum, paralysis
- Tanda tanda vital : otot wajah
TD : 100/68 mmHg HR : 95x/i
RR : 27x/i T : 36,7̊C penurunan tonus otot seluruh
tubuh, perubahan estetikal wajah
DS :
Klien mengatakan merasa sesak dan pada Gangguan saraf perifer dan
malam hari klien sulit untuk tidur karena neuromuscular
merasa gelisah.
DO : Paralise lengkap, mengenai otot Ketidakefektifan
- Klien tampak sesak pernafasan , mengakibatkan pola nafas
- Kulit tampak bersisik dan kering insufisiensi pernafasan
- Tanda tanda vital
TD : 100/68 mmHg RR : 27 x/i
HR : 95 x/i T : 36,70C
Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan tonus otot seluruh tubuh
2. Ketidakefektifan pola nafas berubungan dengan insufisiensi pernafasan
Rencana Keperawatan
2 Ketidakefe Setelah dilakukan 1. Buka jalan nafas atau 1. Posisikan pasien dengan
ktifan pola tindakan keperawatan posisikan klien untuk posisi semi fowler untuk
nafas b/d selama 2x 24 jam memaksimalkan mengurangi sesak.
insufisiensi diharapkan sesak ventilasi 2. Untuk mengetahui
pernafasan pada klien dapat 2. Identifikasi pasien perkembangan status
berkurang dengan perlunya pemasangan kesehatan pasien dan
kriteria hasil : alat jalan nafas buatan mencegah kompilasi lanjutan
- Dapat 3. Lakukan fisioterapi 3. Memudahkan upaya
menunjukkan dada jika perlu pernafasan dan meningkatkan
jalan nafas yang 4. Auskultasi suara nafas, kenyamanan
paten catat adanya suara 4. Untuk mengetahui
- Tidak ada suara tambahan perkembangan status
nafas abnormal 5. Atur intake untuk kesehatan pasien
- Tanda-tanda vital cairan mengoptimalkan 5. Untuk mengoptimalkan
dalam rentang keseimbangan keseimbangan cairan,
noramal 6. Monitor respirasi dan mencegah kompilasi lanjutan
status O2. 6. Memaksimalkan pernafasan
pasien.
Catatan Perkembangan
N WAKTU DX IMPLEMENTASI EVALUASI
O
01 Jumat, 27 I 1. Mengkaji kemampuan pasien S: Klien mengatakan
September dalam mobilisasi belum bias bergerak
2019 2. Mendampingi dan bantu pasien O: Tanda-tanda vital
10.00 wib saat mobilisasi dalam batas normal
3. Memantau tanda-tanda vital A: Masalah belum teratasi
4.Berkolaborasi dgn dokter untuk sepenuhnya
memberikn terapi fisik yg tepat P: Rencana keperawatan
untuk tindakan ambulasi dilanjutkan
5. Mengajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan bantuan
jika diperlukan
02 Sabtu, 28 II 1. Membuka jalan nafas atau S: Klien mengatakan sesak
September posisikan klien untuk sudah berkurang
2019 memaksimalkan ventilasi O: terapi O2 dihentikan
13.15 wib 2.Mengidentifikasi pasien perlunya RR: 25 x/i
pemasangan alat jalan nafas buatan A: Masalah teratasi
3. Melakukan fisioterapi dada jika sebagian
perlu P: Intervensi dilanjutkan
4. Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
5. Mengatur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan
6. Monitor respirasi dan status O2.