Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi semua!
Pada pagi hari
ini, saya selaku rekan senasib sepenanggungan bagi rekan-rekan semua akan menyampaikan pesan-pesan keselamatan yang berikaitan dengan bahaya-bahaya yang selalu mengintai ditempat kerja terutama mengenai kebisingan dan bagaimana cara mengatasinya. Kebisingan merupakan salah satu bahaya fisik yang sering kita temui di lingkungan kerja. Tentu saja dalam perkemangan industri yang semakin pesat ini kita tidak bisa lepas dari kebisingan karena hampir semua proses produksi di industri kita menghasilkan kebisingan. Risiko kerusakan pendengaran pada kita semua dapat disebabkan oleh paparan dengan tingkat bising yang tinggi atau jangka waktu yang berlebihan. Karyawan indsutri seperti kita semua tentu sangat rentan terhadap kerusakan pendengaran dalam bentuk pergeseran ambang dengar temporal. Kebisingan ini bisa mengganggu percakapan yang dapat memengaruhi komunikasi yang sedang berlangsung. Selain itu, dapat menimbulkan gangguan psikologis seperti rasa jengkel, cemas, dan takut. Sumber kebisingan berasal dari peralatan dan mesin-mesin yang sedang beroperasi seperti: 1. Mengoperasikan mesin-mesin produksi yang sudah cukup tua 2. Terlalu sering mengoperasikan mesin- mesin kerja pada kapasitas yang cukup tinggi dalam periode operasi cukup panjang 3. Sistem perawatan dan perbaikan mesin-mesin produksi ala kadarnya 4. Melakukan modifikasi secara parsial pada komponen-komponen mesin produksi tanpa mengindahkan kaidah keteknikan yang benar 5. Pemasangan dan peletakan komponen-komponen mesin secara tidak tepat, terutama pada bagian penghubungan antara modul mesin 6. Penggunaan alat-alat yang tidak sesuai dengan fungsinya Meskipun pengaruh bising banyak kaitannya dengan faktor-faktor psikologis dan emosional, ada juga kasus-kasus akibat serius seperti kehilangan pendengaran terjadi karena tingginya tingkat kenyaringan suara atau lamanya telinga terpasang pada kebisingan tersebut. Pengaruh-pengaruh kebisingan antara lain: 1. Pengaruh kebisingan terhadap fisiologis, meliputi: a. Kerusakan pendengaran akibat kebisingan adalah rusaknya organ-organ dalam pendengaran. b. Penurunan pendengaran adalah bergesernya ambang batas pendengaran seseorang menjadi lebih tinggi dari ambang batas manusia normal, sehingga telinga tidak mampu mendeteksi tingkat tekanan bunyi pada 0 dBA sampai batas pergeseranya. 2. Pengaruh kebisingan terhadap psikologis, meliputi: a. Gangguan tidur yang dialami seseorang akibat kebisingan adalah bergesernya tingkat perasaan nyenyak saat tidur menjadi lebih rendah. Berkurangnya kenyamanan dan perasaan nyenyak saat tidur menyebabkan penurunan kebugaran b. Perasaan terganggu oleh kebisingan adalah suatu respon seseorang tehadap bising di sekitarnya. Tingginya tingkat gangguan dan lamanya seseorang dalam lingkungan yang punya tingkat gangguan bising sangat besar menyebabkan seseorang beranggapan bahwa kebisingan tidak terlalu penting karena sudah terbiasa. c. Kebisingan yang mengenai seseorang sampai 85 dBA(A) bisa berakibat stressnya seseorang. Stress ini ditandai dengan membesarnya pupil mata, naiknya tekanan darah dan meningkatnya asam lambung. Lebih jauh, kebisingan yang mengenai seseorang dengan jangka waktu yang lama mengakibatkan sakit mental, gelisah dan perasaan mudah marah Lalu bagaimana cara kita mencegah gangguan pendengaran akibat bising di tempat kerja? 1. Menggunakan pelindung telinga Menggunakan pelindung telinga ketika bekerja dengan paparan kebisingan tinggi merupakan upaya pencegahan yang paling penting. Anda bisa menggunakan ear plug atau earmuff yang memiliki nilai NRR (Noise Reduction Rate) sesuai nilai kebisingan di area kerja atau dengan NRR terbesar. Namun pastikan pelindung telinga yang Anda gunakan juga kompatibel dengan alat pelindung lainnya, seperti helm dan kacamata. Juga nyaman dan efisien saat dipakai serta saat Anda memakai pelindung pendengaran pastikan Anda masih bisa berkomunikasi dengan pekerja lain. 2. Ketahui area kerja dengan risiko kebisingan tertinggi Tidak semua pekerja membawa Sound Level Meter (alat pengukur tingkat kebisingan) atau Noise Dosimeter (alat pengukur kebisingan untuk personal monitoring) saat bekerja, sehingga mereka tidak mengetahui besarnya frekuensi kebisingan di area kerja tersebut. Maka dari itu, perusahaan sebaiknya memasang safety sign pelindung telinga untuk area kerja dengan tingkat kebisingan tinggi melebihi 85 dBA. Selain itu, pekerja juga harus mengetahui area kerja mana saja yang dapat menimbulkan risiko gangguan pendengaran akibat bising. 3. Pengendalian Teknik di sumber suara Area kerja dengan tingkat kebisingan di atas 85 dBA untuk lama kerja 8 jam, 40 jam per minggu, hukum mengharuskan perusahaan untuk mengurangi tingkat kebisingan di area tersebut. Pengendalian teknik di sumber suara terbilang efektif untuk mengurangi kebisingan. Mengurangi volume suara dengan cara mendesain kembali peralatan untuk mengurangi kecepatan atau benturan dari bagian yang bergerak yang menimbulkan kebisingan atau mengganti peralatan lama dengan peralatan baru yang memiliki desain lebih baik. Bila volume kebisingan tidak bisa diturunkan, jagalah jarak Anda dengan peralatan tersebut untuk meminimalkan kebisingan. Memasang peredam bunyi pada peralatan kerja, misalnya memasang peredam getaran dengan menggunakan bantalan karet atau memasang bahan penyerap bunyi di area kerja. Gangguan pendengaran akibat bising, baik bersifat sementara maupun permanen tidak boleh diabaikan. Oleh sebab itulah, kesadaran akan bahaya bising bagi pendengaran harus dimiliki oleh para pekerja sehingga dapat segera melakukan pencegahan terhadap bahaya kebisingan dengan cara di atas. Semoga rekan-rekan sekalian dapat mengambil manfaat- manfaat dari Safety Talk hari ini. Salam Safety!