Anda di halaman 1dari 48

Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn.

FL Dengan

Gangguan Psikososial Kecemasan

di Perumahan Tedeng Blok B, Kec. Jailolo, Halbar, Maluku Utara

Dosen Pembimbing : Maria Terok, S.Pd, S.SiT, M.Kes

Disusun oleh :

Kelompok 1 (Kelas A)
Adolf G. Kawatu Ariane Korompis Desti M. Popa
Alfandi Poluan Catherina Nongka Dewa Rezha Adhitya
Andika Loho Christina Kapantouw Fajrini Mokoagouw
Andri Tinungki Cindy Mamuaja Felin Kolinu
Andrew Regar

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

D-III KEPERAWATAN TINGKAT I A


2019/2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kecemasan atau ansietas merupakan salah satu bentuk emosi individu yang
berkaitan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan objek ancaman
yang begitu tidak begitu jelas. Kecemasan dengan intensitas nilai ancaman yang wajar
dapat dianggap memiliki nilai positif sebagai motivasi, tetapi apabila intensitasnya
begitu kuat dan bersifat negatif justru akan menimbulkan kerugian dan dapat
mengganggu terhadap keadaan fisik dan psikis individu yang bersangkutan.

Kecemasan dapat dialami oleh siapapun dan dimanapun serta kapan pun
tergantung dari faktor pencetus dari kecemasan tersebut. Fakta membuktikan bahwa di
seluruh lapisan dunia kecemasan paling banyak terjadi setiap harinya.hal ini
disebabkan semakin kongkretnya masalah yang terjadi saat ini.

Di negara maju, gangguan jiwa berupa ansietas atau kecemasan menempati


posisi pertama dibandingkan dengan kasus lain. Oleh karena itu sebagai seorang
perawat, kita harus benar-benar kritis dalam menghadapi kasus kecemasan yang
terjadi.

Masalah gangguan jiwa yang menyebabkan menurunnya kesehatan mental ini


ternyata terjadi hampir di seluruh negara di dunia. WHO (World Health Organization)
badan dunia PBB yang menangani masalah kesehatan dunia, memandang serius
masalah kesehatan mental dengan menjadikan isu global WHO. WHO mengangkat
beberapa jenis gangguan jiwa seperti Schizoprenia, Alzheimer, epilepsy,
keterbelakangan mental dan ketergantungan alkohol sebagai isu yang perlu
mendapatkan perhatian.

1.2. Tujuan Penulisan


1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan gangguan
psikososial kecemasan
2. Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
gangguan psikososial kecemasan
3. Mahasiswa mampu merumuskan perencanaan keperawatan pada pasien dengan
gangguan psikososial kecemasan
4. Mahasiswa mampu mengimplementasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan psikososial kecemasan
5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan gangguan
psikososial kecemasan

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Masalah Utama :


Kecemasan
2.2. Proses Terjadinya Masalah
A. Definisi

Kecemasan adalahperasaan takut yang tidak jelas dan tidak di dukung oleh
situasi. Gangguan kecemasan adalah sekelompokkondisi yang member gambaran
penting tentangansietas yang berlebihanyang disertai respon perilaku, emosional
dan fisiologis individu yang mengalami gangguan ansietas.(Videback, 2008:
307).
Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai respon (penyebab tidak spesifik
atau tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut dan tidak menentu sebagai
sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan datang
memperkuat individu mengambil tindakan menghadapi ancaman.
Kejadian dalam hidup seperti menghadapi tuntutan, persaingan, serta
bencana dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan psikologis.Salah
satu contoh dampak psikologis adalah timbulnya kecemasan atau ansietas.(AH.
Yusuf,2015:89)

B. Penyebab

Menurut (Savitri Ramaiah, 2003: 11) ada beberapa faktor ynag


menunjukkan reaksi kecemasan, diantaranya yaitu:

1. Lingkungan atau sekitar tempat tinngal mempengaruhi cara berpikir individu


tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini di sebabkan karena adanya
pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu dengan keluarga,
sahabat, ataupun rekan kerja. Sehingga individu tersebut merasa tidak aman
terhadap lingkungannya.

3
2. Emosi yang ditekan, kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu
menemukan jalan keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal
ini, terutama jika dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu
yang sangat lam.

3. Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan


timbulnya kecemasan.

Memnurut (Zakiah Daradjat dan Kholi Lur Romchman, 2010: 167)


mengemukakan beberapa penyebab dari kecemasan yaitu:

1. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam
dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya
terlihat jelas didaam pikiran.
2. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang
berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.
3. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.
Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan
dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut yang
mempengaruhi kesehatan kepribadian penderitanya.
Menurut (Stuart dan Sundeen, 1998: 177)Beberapa teori penyebab kecemasan
pada individu antara lain:
1. Teori psikoanalatik terjadi karna adanya konflik yang terjadi antara emosinal
elemen kepribadian , yaitu id dan super ego. Id mewakili insting, super ego
mewakili hati nurani, sedangkan ego berperan menengahi konflik yang terjadi
antara dua elemen yang bertentangan. Timbulnya kecemasn merupakan upaya
peningkatan ego dan bahaya.
2. Teori interpersonal

Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap adanaya penolakan dan tidaka
adanya penerimaan interpersonal.

3. Teori perilaku (Bevarior)

Kecemasan merupakan prodk frustasi yaiti segala sesuatu yang mengganggu


kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan.

4. Teori prespektif keluarga

4
Kajian keluaraga menunjukkan pola interaksi yang terjadi dalam keluarga.
Kecemasan enunjukkan adanya pola interaksi yang maladaptive dalam system
keluarga.

5. Teori perspektif biologis

Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khususnya


yang mengatur kecamasan (Stuart dan Sundeen, 1998: 177).

C. Jenis-jenis kecemasan
Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan didalam
dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsanagan dari luar.
Membagi kecemasan menjadi tiga jenis kecemasan yaitu:

a. Kecemasan rasional merupakan suatu ketakuatan akiabat adanya objek yang


memang mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian. Ketakuatan ini
dianggap sebagai suatu unsure poko normal dari mekanisme pertahanan dasar
kiat.
b. Kecemasan irrasional yang bebrati bahawa mereka mengalami emeosi ini
dibawah kedalam keadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang
mengancam.
c. Kecemasan fundamentalmmerupakan suatu pertanyaan tentang siapa dirinya,
untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya berlanjut.
Kecemasan ini di sebut sebagi kecemasan eksistensial yang mempunyai peran
funda mental bagi kehidupan manusia (Mustamir Pedak, 2009:30).

D. Rentang respon

Rentang respon individu terhadap cemas berflutuasi antara respon adaptif


dan maladaptif.Rentang respon yang paling adaptif adalah antisispasi dimana
individu siap siaga untuk beradaptasi dengan cemas yang mungkin
muncul.Sedangkan rentang yang paling maladaptive adalah panic dimana
individu sudah tidak mampu lagi berespon terhadap cemas yang dihadapi
sehingga mengalami gangguan fisisk, perilaku maupun kognitif.

5
Respons adaptif

Antisipasi- Ringan- Sedang- Berat- Panik

E. Proses terjadinya masalah

a. Faktor predisposisi

Strepredisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat


menyebabkan timbulnya kecemasan. Ketegangan dalam kehidupan tersebut
dapat berupa:

1. Peristiwa trumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan


dengan krisis yang di alami individu baik krisis perkembangan atau
situasiona.
2. Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik,
id dan super ego atau antar
3. Konsep diri tergangggu akan menimbulkanketidakmampuanindividu berpikir
secara realitas sehinga akan menimbulkan kecemasan.
4. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untukmengambil
keputusan yang berdampak terhadap ego.
5. Gangguan fisik akan menimbulkankecemasan karenamerupakan ancaman
terhadap integritas fisik yang dapatmempengaruhi konsep diri individu.
6. Pola mekanisme keluarga atau pola keluarga menangani stress akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflikyang di alami
karena polamekanisme koping individubbanyak di pelajaridalam keluarga.
7. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respons
individu dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya
(Eko prabowo, 2014: 123-124).
b. Faktor prespitasi
Faktor prespitasi adalah semua ketgangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan. Stressor prespitasi kecemasan di
kelompokkan menjadi du abagian, yaitu:

6
1. Ancaman terhadap integritas kulitketegangan yang mengancam integritas
fisik yang meliputi:
• Sumber internal meliputi kegagalan mekanisme fisisologis sistem imun,
regulasi suhu tubuh, perubhan biologis normal
• Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polusi lingkunag, kecelakaan, kekuranagan nutrisi, tidakadekuatnya tempat
tinggal
2. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal

• Sumber internal kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah tempat


kerja, penyesuaian terhadap peran baru.Berbagai ancaman terhadap
integritas fisisk juga dapat mengancam harga diri.

• Sumber eksternalorang yang dicinta berperan, perubahan status pekerjaan


tekanan kelompok social (Eko prabowo, 2014: 124).

F. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala kecemasan yang di tunjukkan atau di temukan oleh


seseorang bervariasi tergantung dari beratnya atatu tingkatan yang dirasakan oleh
individu tersebut (Hawari, 2004). Keluhan yang sering dikemukakan oleh
seseorang saat mengalami kecemasan secara umum (Hawari, 2004), antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Cemas, kawatir, firasat buruk, takut akan pikirannyasendiri, mudah
tersinggung,

b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.

c. Takut sendiriaan, takut pada keramaian, dan banyak orang.

d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.

e. Gangguan kosentrasi daya ingat

f. Gejala somatik rasa sakit pada otot dan tulang, berdebar-debar, sesak nafas,
gangguan pencernaan, sakit kepala, gangguan perkemihan, tangan terasa dngin
dan lembab, dan lain sebagainya (Eko prabowo, 2014: 124-125).

7
G. Akibat

Dapat berasal dari sumber internal dan eksternal dapat diklasifikasikan


dalam dua jenis.
a. Ancaman terhadap integitas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis
yang akan terjadi atau menurunkan kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup
sehari- hari. Pada ancaman ini stressor yang berasal dari sumber eksternal
adalah faktor- faktor-faktor yang dapat menyebabakan gangguan fisik (misal:
infeksi virus dan polusi udara). Sedangkan yang enjadi sumber internalanya
adalah kegagalan mekanisme fisisologi tubuh (misalnya: sitem jantung ,
sistem imun pengaturan suhu dan perubahan fisologis selama kehamilan)
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan indetitas, harga
diri dan fungsi social yang teringretisasi seseorang.Ancaman yang berasal dari
sumber internal berupa gangguan hubungan interpersonal di rumah tempat
kerja atau menerima pesan baru (Eko prabowo, 2014: 125).

H. Mekanisme koping

Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme


koping yaitu sebagai berikut.
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi
pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan situasi stres, misalnya
perilaku menyerang untuk mengubah atau mengatasi hambatan pemnuhan
kebutuhan.Menarik diri untuk memindahkan darisumber stres.Kompromi
untuk mengganti tujuan atau mengorbankan kebutuhan personal.
2. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang,
tetapi berlangsung tidak sadar, melibatkan penipuan diri, distorsi, dan bersifat
meladaptif. (AH.yusuf,2015:87-88)

I. Penatalaksanaan

Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahan


dan terapi memrlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu

8
mencakupfisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan
psikoreligius.Selengkapnya seperti pada uraian berikut.
a.Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengancara:

1. Makan makan yang bergizi dan seimbang

2. Tidur yang cukup

3. Cukup olahraga

4. Tidak merokok

5. Tidak meminum minuman keras

b. Terapi psikolofarmaka

Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memaki


obat obtan yang berhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter
(sinyal penghanatr saraf).Ditehnan saraf pusat otak (limbic system).Terapi
psikofarmaka yang serig di pakai adalah obat anticemas (anxiolytic), yaitu
seperti diazepam, klobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCL,
meprobramate dan alprazolam.

c. Terapi somatic.

Gejala atau keluhan fisik (somatic) sering dijumpai sebagai gejala ikutan
atau akibat dari kecemasan yang berkepanjangan.Untuk menghilangkan
keluhan- keluhan somatic (fisik) itu dapat diberikan obat-oabatn yang
ditujukan pada organ pada tubuh yang bersangkutan.

d. Psikoterapi

Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antar lain:

1. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan


dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa
dan diberika keyakinan serta percaya diri.
2. Psikoterapi reedukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi
diri bila diulang bahwa ketdak mampuan mengatasi kecemasan.

9
3. Psikoterapi rekontruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali
(rekontruksi) kepribadian yang teah menglami goncangan akibat
stresor.
4. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien,
yaitu kemampuan untuk berfikir secara rasonal, konsentrasi dan
daya ingkat.
5. Psikoterapi psikodinamik, untuk menganalisa dan menguraikan
proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa
seseorang tidak mampu menghadapi stresor psikososial sehingga
mengalami kecemasan.
6. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan,
agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor
krluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.
e. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubunganya dengan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan
yang merupakan stresor psikososial.

J Pohon masalah
Kerusakan interaksi sosial Efek

Gangguan suasana
Masalah Utama
perasaan cemas

Koping individu in efektif Causa

10
K. Diagnosa keperawatan

a. Keruskan interaksi sosial berhubungan dengan cemas

b. Gangguan alam perasaan: cemas berhubungan dengan koping individu


inefektif

2.3. Rencana asuhan keperawatan

Tujuan Umum : Cemas berkurang atau hilang

Tujuan khusus 1 :

Pasien dapat menjalin hubungan saling percaya

Intervensi:

1. Jadilah pendengar yang hangat dan responsi

2. Beri waktu yang cukup pada pasien untuk berespon

3. Beri dukungan pada pasien untuk berekspresikan perasaanya

4. Identifikasi pola perilaku pasien atau pendekatan yang dapat menimbulkan perasaan
negatif
5. Bersama pasien mengenali perilaku dan respon sehingga cepat belajar dan
berkembang.

Tujuan khusus 2 :
Pasien dapat mengenali ansietasnya
Intervensi:
1. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaanya

2. Hubungkan perilaku dan perasaanya

3. Validasi kesimpulan dan asumsi terhadap pasien

4. Gunakan pertanyaan terbuka untuk mengalihkan dari topik yang mengancam ke hal
yang berkaitan dengan konflik
5. Gunakan konsultasi untuk membantu pasien mengungkapkan perasaanya.

11
Tujuan khusus 3 :
Pasien dapat memperluas kesadaranya terhadap perkembangan ansietas
Intervensi :
1. Bantu pasien menjelaskan situasi dan interaksi yang dapat segera menimbulkan
ansietas
2. Bersama pasien meninjau kembali penilaian pasien terhadap stressor yang dirasakan
mengancam dan menimbulkan konflik
3. Kaitkan pengalaman yang baru terjadi dengan pengalaman masa lalu yang relevan

Tujuan khusus 4 :
Pasien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif
Intervensi :
1. Gali cara pasien mengurangi ansietas dimasa lalu

2. Tunjukan akibat maladaptif dan destruktif dari respon koping yang digunakan
3. Dorong pasien untuk menggunakan respon koping adaptif yang dimilikinya
4. Bantu pasien untuk menyusun kembali tujuan hidup, memodifikasi tujuan,
menggunakan sumber dan menggunakan ansietas sedang
5. Latih pasien dengan menggunakan ansietas sedang

6. Beri aktifitas fisik untuk menyalurkan energinya

7. Libatkan pihak yang berkepentingan sebagai sumber dan dukungan sosial dalam
membantu pasien menggunakan koping adaptif yang baru

Tujuan khusus 5 :
Pasien dapat menggunakan tekhnik relaksasi
Intervensi :
1. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri
2. Dorong pasien untuk menggunakan relaksasi dalam menurunkan tingkat ansietas.

12
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. FL DENGAN GANGGUAN


PSIKOSOSIAL ANSIETAS DI PERUMAHAN TEDENG BLOK B NO 7
KEC. JAILOLO, HALBAR, MALUKU UTARA

3.1. Pengkajian
Nama klien : Tn. FL
Umur : 40 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Orang yang berarti : Isteri dan anak-anak
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : S1
Tanggal pengkajian : 20 Oktober 2020
Diagnosa medik : CKD
Penampilan : Klien berpenampilan rapi

PERSEPSI DAN HARAPAN


a. Pasien
Klien mengatakan merasa cemas dan takut dengan penyakit yang dialaminya
b. Keluarga
Isteri klien mengatakan mereka sekeluarga berharap suaminya bisa sembuh dari
penyakitnya

STATUS MENTAL
a. Penampilan
Klien berpenampilan rapi, pakaian yang digunakan sesuai, rambut klien disisir rapi
b. Pembicaraan
Klien berbicara dengan jelas dan menjawab pertanyaan yang diberikan dengan tepat

13
c. Aktivitas motorik
Saat wawancara klien tampak tenang saat berbicara, tidak ada gerakan yang diulang-
ulang atau gemetar. Namun saat membicarakan penyakitnya klien tampak sedikit
cemas
d. Alam perasaan
Klien mengungkapkan perasaan cemasnya terhadap penyakit yang dialaminya
e. Afek
Afek yang ditimbulkan klien sesuai dengan stimulus yang diberikan
f. Interaksi selama wawancara
Selama proses wawancara, klien menjawab pertanyaan dengan baik, klien kooperatif
namun terlihat sedikit cemas
g. Persepsi
Klien mengatakan tidak ada gangguan persepsi
h. Proses berpikir
Selama wawancara pembicaraan klien singkat dan tidak terbelit-belit
i. Isi pikir
Klien mengatakan tidak ada gangguan dengan isi pikir
j. Waham
Klien mengatakan tidak ada waham
k. Tingkat kesadaran
Komposmentis
l. Memori
Klien mengatakan dapat mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya baik dimasa
lalu maupun sekarang dibuktikan dengan klien menceritakan masa lalunya
m. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Selama wawancara konsentrasi klien baik, fokus pada apa yang ditanyakan.
Kemampuan berhitung baik
n. Kemampuan penilaian
Saat diberikan pilihan seperti klien mendahulukan makan atau mandi, klien memilih
mengutamakan makan. Klien mengatakan nutrisi lebih utama

o. Daya tilik diri


Klien mengetahui bahwa ia mengalami kecemasan terhadap kondisi kesehatannya

14
LATAR BELAKANG STATUS SOSIAL BUDAYA
a. Pekerjaan
Klien mengatakan bekerja sebagai kepala sekolah di salah satu sekolah menengah
kejuruan
b. Hubungan sosial
Klien mempunyai 3 orang anak
Klien mengatakan jika ada masalah klien menceritakan kepada isteri dan anak-anak
yang pasti akan membantu memecahkan masalah yang dialami
c. Sosio-budaya
Klien mengatakan tidak ada hambatan dalam sosial dan budaya
d. Gaya hidup
Klien mengatakan sering mgnhabiskan waktu dirumah dan di sekolah, sesekali klien
bersama keluarga pergi ke pantai untuk tamasya

RIWAYA KELUARGA
a. Genogram

Keterangan
: Meninggal
X
: Laki- Laki

: Perempuan
: Klien

15
b. Masalah keluarga dan krisis
Klien tinggal bersama anak dan isterinya, isteri klien selalu menemani klien saat ke
RS untuk hemodialisa
c. Interaksi dalam keluarga
Saat sakit interaksi dalam keluarga tidak terganggu karena klien dapat berinteraksi
dengan baik

PENGKAJIAN FISIK
1. TTV
 TD : 140/90 mmHg
 N : 100x/menit
 S : 36,5 ˚C
 RR : 22x/menit
2. Riwayat penyakit
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit menular
3. Kebiasaan yang berhubungan dengan status kesehatan
Klien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol
4. Merokok
Klien tidak merokok
5. Alkohol dan obat-obatan
Klien tidak mengkonsumsi alkohol
6. Istirharat dan tidur
Tidur : 5-6 jam klien mengalami kesulitan tidur dan sering terjaga di malam hari
Istirahat : 1-2 jam
7. Nutrisi
Klien mengatakan makan 2x sehari (siang dan malam). Pagi klien hanya minum teh
dan makan kue. Klien minum 7-8 gelas/hari
8. Eliminasi
BAK : 5-6x sehari, warna kemerahan
BAB : 1-2x sehari, warna cokelat konsistensi lunak
9. Tingkat aktivitas
Klien dapat beraktivitas secara mandiri

16
10. Tingkat energi
Klien masih kuat walaupun sudah berumur 40 tahun

PENGELOMPOKAN DATA
DS DO
 Klien mengatakan cemas dan takut  Klien tampak cemas
dengan penyakit yang dialaminya  klien sulit tidur
 TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 100x/ Menit
RR : 22x/ menit
S : 36,5 ˚C

ANALISA DATA
No Data Masalah
1 DS : Kecemasan
 klien mengatakan cemas dan takut dengan
penyakit yang dialaminya
DO :
 klien tampak cemas
 klien sulit tidur
 TD : 140/90 mmHg
 N : 100x/ menit
 R : 22x/menit

POHON MASALAH

17
Kerusakan interaksi sosial Effect

Gangguan suasana
Masalah utama
perasaan cemas

Koping individu in efektif Causa

3.2. Diagnnosa Keperawatan

1. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional dibuktikan dengan klien mengatakan


cemas dan takut dengan penyakit yang dialaminya, klien tampak cemas, klien
kesulitan tidur

18
3.3. Perencanaan Keperawatan

Inisial Pasien : Tn. FL Nama Mhs : Kelompok 1 (Kelas A)

No Medrec : - NIM : 711440118022

Ruangan :

Diagnosa Tindakan Keperawatan


Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi
Tgl No. Dx

1 Ansietas Setelah dilakukan 1. Verbalisasi khawatir Terapi Relaksasi (I.09326)


tindakan keperawatan akibat kondisi yang
1. Indentifikasi penurunan tingkat energi,
selama 3x7 jam dihadapi menurun
ketidakmampuan konsentrasi atau gejala lain
diharapkan tingkat 2. Frekuensi pernafasan
yang menganggu kemampuan kognitif
ansietas menurun menurun
2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah
3. Frekuensi nadi menurun
efektif digunakan
4. Tekanan darah menurun
3. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, dan
5. Pola tidur membaik
suhu sebelum dan sesudah melakukan latihan
4. Berikan informasi tertulis tentang persiapan
dan prosedur teknik relaksasi
5. Gunakan nada suara lembut dengan irama

19
lambat dan berirama
6. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi,
nafas dalam, relaksasi otot progresif
7. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi
yang dipilih
8. Anjurkan sering mengulangi atau melatih
teknik yang di pilih
9. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
(mis nafas dalam, peregangan atau imajinasi
terbimbing)

20
3.4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Nama : Tn. FL
Ruangan : -
RM. No : -

Implementasi hari pertama : Selasa 20 Oktober 2020


Diagnosa Keperawatan Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi
Ansietas berhubungan 08.00 : mengidentifikasi penurunan tingkat energi, S : klien mengatakan masih cemas dengan
dengan krisis situasional ketidakmampuan konsentrasi atau gejala lain yang menganggu penyakit yang di alaminya
DS : kemampuan kognitif O:
 klien mengatakan  Klien tampak cemas
08.10 : mengidentifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif
cemas dan takut  Klien sulit tidur
digunakan
dengan penyakit yang  TD : 130/90 mmHg
dialaminya 08.20 : memeriksa ketegangan otot, frekuensi nadi, dan suhu
 N : 100x/menit
DO : sebelum dan sesudah melakukan latihan
 RR : 22x/menit
 klien tampak cemas 08.30 : memberikan informasi tertulis tentang persiapan dan A : Masalah belum teratasi
 klien sulit tidur prosedur teknik relaksasi P : Intervensi dilanjutkan
 TD : 140/90 mmHg
08.30 : menggunakan nada suara lembut dengan irama lambat
 N : 100x/ menit
dan berirama
 R : 22x/menit

21
08.40 : menjelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi, nafas dalam,
relaksasi otot progresif

08.50 : menjelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang


dipilih

09.00 : menganjurkan sering mengulangi atau melatih teknik


yang di pilih

09.10 : mendemonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis nafas


dalam, peregangan atau imajinasi terbimbing)

22
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Nama : Tn. FL
Ruangan : -
RM. No : -

Implementasi hari ke-2 : Rabu 21 Oktober 2020


Diagnosa Keperawatan Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi
Ansietas berhubungan 08.00 : mengidentifikasi penurunan tingkat energi, S : klien mengatakan cemas yang di alaminya
dengan krisis situasional ketidakmampuan konsentrasi atau gejala lain yang menganggu berkurang
DS : kemampuan kognitif O:
 klien mengatakan  Klien tampak tenang
08.10 : memeriksa ketegangan otot, frekuensi nadi, dan suhu
cemas dan takut  TD : 120/90 mmHg
sebelum dan sesudah melakukan latihan
dengan penyakit yang  N : 90x/menit
dialaminya 08.20 : memberikan informasi tertulis tentang persiapan dan
 RR : 22x/menit
DO : prosedur teknik relaksasi
A : Masalah teratasi sebagian
 klien tampak cemas 08.20 : menggunakan nada suara lembut dengan irama lambat P : Intervensi dilanjutkan
 klien sulit tidur dan berirama
 TD : 140/90 mmHg
08.30 : menjelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis
 N : 100x/ menit
relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi, nafas dalam,
 R : 22x/menit

23
relaksasi otot progresif

08.40 : menjelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang


dipilih

08.50 : menganjurkan sering mengulangi atau melatih teknik


yang di pilih

09.00 : mendemonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis nafas


dalam, peregangan atau imajinasi terbimbing)

24
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Nama : Tn. FL
Ruangan : -
RM. No : -

Implementasi hari Ketiga : Kamis 22 Oktober 2020


Diagnosa Keperawatan Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi
Ansietas berhubungan 08.00 : mengidentifikasi penurunan tingkat energi, S : klien mengatakan bisa mengontrol cemas
dengan krisis situasional ketidakmampuan konsentrasi atau gejala lain yang menganggu yang dialaminya
DS : kemampuan kognitif O:
 klien mengatakan  Klien tampak gembira
08.10 : memeriksa ketegangan otot, frekuensi nadi, dan suhu
cemas dan takut  Pola tidur membaik
sebelum dan sesudah melakukan latihan
dengan penyakit yang  TD : 120/00 mmHg
dialaminya 08.20 : memberikan informasi tertulis tentang persiapan dan
 N : 80x/menit
DO : prosedur teknik relaksasi
 RR : 20x/menit
 klien tampak cemas 08.20 : menggunakan nada suara lembut dengan irama lambat A : Masalah teratasi
 klien sulit tidur dan berirama P : Intervensi dihentikan
 TD : 140/90 mmHg
08.30 : menjelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis
 N : 100x/ menit
relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi, nafas dalam,
 R : 22x/menit

25
relaksasi otot progresif

08.40 : menjelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang


dipilih

08.50 : menganjurkan sering mengulangi atau melatih teknik


yang di pilih

09.00 : mendemonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis nafas


dalam, peregangan atau imajinasi terbimbing)

26
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Pengkajian Keperawatan


Secara teori manifestasi klinis dari kecemasan yaitu : Cemas, kawatir, firasat
buruk, takut akan pikirannyasendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang,
gelisah, mudah terkejut, takut sendiriaan, takut pada keramaian, dan banyak orang.,
gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan, gangguan kosentrasi daya ingat
(Hawari, 2004). Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh penulis, kasus Tn. FL
didapatkan data klien mengatakan cemas dan takut dengan penyakit yang dialaminya,
klien tampak cemas, klien sulit tidur, TTV : TD : 140/90, 100x/menit, S : 36,5˚C, R :
22x/menit.

4.2. Diagnosa Keperawatan

Adapun diagnosa keperawatan kasus Tn. FL adalah ansietas berhubungan dengan


krisis situasional

4.3. Intervensi Keperawatan

Secara Teori (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) intervensi keperawatan


menurud diagnosa ansietas berhubungan dengan krisis situasional adalah terapi relaksasi
dengan poin-poin intervensi : 1. Indentifikasi penurunan tingkat energi,
ketidakmampuan konsentrasi atau gejala lain yang menganggu kemampuan kogniti,. 2.
Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunaka, 3. Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, dan suhu sebelum dan sesudah melakukan latihan, 4. Berikan informasi
tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi, 5. Gunakan nada suara lembut
dengan irama lambat dan berirama, 6. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi, nafas dalam, relaksasi otot progresif, 7.
Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih, 8. Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang di pilih, 9. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis nafas
dalam, peregangan atau imajinasi terbimbing). Semua intervensi pada diagnosa

27
keperawatan ini dipakai untuk menyelesaikan diagnosa keperawatan ansietas
berhubungan dengan krisis situasional pada Tn. FL

4.4. Implementasi Keperawatan

Implementasi Keperawatan dilakukan mulai tanggal 20 Oktober 2020 sampai 22


Oktober 2020, semua implementasi keperawatan dibuat sesuai intervensi yang dibuat di
antaranya mengidentifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan konsentrasi atau
gejala lain yang menganggu kemampuan kognitif (Tn. FL masih bisa beraktivitas secara
mandiri, konsentrasi baik, tidak mengalami penurunan kemampuan kognitif), memeriksa
ketegangan otot, frekuensi nadi, dan suhu sebelum dan sesudah melakukan latihan
( Suhu tubuh sebelum latihan : 36,5 ˚C, Suhu tubuh setelah latihan : 36,5 ˚C),
memberikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi,
menggunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama, menjelaskan tujuan,
manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi, nafas dalam,
relaksasi otot progresif, menjelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih,
menganjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang di pilih, mendemonstrasikan
dan latih teknik relaksasi (mis. nafas dalam, peregangan atau imajinasi terbimbing)

4.5. Evaluasi

Sebagai tahap akhir dari proses keperawatan setelah melakukan pengkajian


keperawatan, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan perencanaan dan
implementasi. Pada tahap evaluasi kegiatan yang dilakukan adalah mengevaluasi selama
proses berlangsung dengan metode SOAP. Evaluasi yang dilakukan pada Tn. FL sesuai
dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan. Evaluasi yang dapat dilakukan pada masalah
ansietas : klien dapat mengontrol cemas, klien tampak gembira, pola tidur membaik,
TD : 120/80 mmHg, N : 80x/ menit, R : 20x/menit.

28
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kecemasan didefenisikan suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, rasa
ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang
tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sudeens, 1998)
Kecemasan mungkin hadir dari beberapa tingkat dalam kehidupan setiap
individu, tetapi derajat dan frekuensi dengan yang memanifestasikan berbeda secara luas.
Respon masing-masing individu memiliki kecemasan berbeda. Tetapi emosional yang
memprovokasi kecemasan untuk merangsang kreativitas atau kemampuan pemecahan
masalah, yang lainnya dapat bergerak ke tingkat patologis
Kecemasan terdiri dari beberapa tingkat yaitu ansieatas ringan, ansietas sedang
dan ansietas berat dan panik

5.2. Saran
Keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang sangat serius dan sangat penting.
Masalah-masalah tersebut dapat di anggap sebagai ancaman atau tantangan yang akan
berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun global.
Sikap yang positif terhadap diri sendiri, tumbuh kembang, aktualisasi diri, keutuhan,
kebebasan diri sangat diperlukan untuk dimiliki setiap individu

29
DAFTAR PUSTAKA
Hawari, D., 2008, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Mansjoer, A., 19999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Jakarta : Penerbit
Aesculapius
Nurjamah, I., 2004, Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa Manajemen, Proses
Keperawatan dan Hubungan Terapeutik Perawat-Klien, Yogyakarta : Penerbit MocoMedia
Stuart, G.W., dan Sudden, S.J., 1995, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, Jakarta : EGC.
Sulastri, S.Kep. 2013. Keperawatan Kesehatan Jiwa

30
LAMPIRAN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) dengan

MASALAH KECEMASAN

Pertemuan ke-1

Strategi Komunikasi Pelaksaanaan Tindakan Keperawatan

a. Orientasi

1. Salam Terapiutik

“Hallo bapak. Perkenalkan saya Mahasiswa Poltekkes jurusan Keperawatan ,

saat ini saya sedang praktek keperawatan jiwa perumahan tedeng. Ini dengan

bapak siapa?Lebih senang dipanggil siapa pak?”

2. Evaluasi

“Apa yang bapak rasakan saait ini? “

“Bagaimana keadaan bapak saat ini?”

3. Kontrak

a) Topik : Membahas tentang perihal yang membuat klien cemas

b) Tempat : Teras rumah

c) Waktu : pukul 09.00-09.20 (20 menit)

b. Kerja

Bapak mengatakan kalau merasa cemas dengan kondisi bapak? bapak, sudah

beberapa hari merasa cemas. Coba bapak ceritakan lebih lanjut tentang perasaan

31
bapak, kenapa bapak meraskan hal tersebut, apa yang bapak pikirkan? Oh, jadi

bapak takut mengenai kondisi ginjal bapak? Bagaimana kalau kita coba megatasi

kecemasan bapak dengan relaksasi dengan cara tarik napas dalam. Ini merupakan

salah satu cara untuk mengurangi kecemasan yang bapak rasakan.” “Bagaimana

kalau kita latihan sekarang. Saya akan lakukan, dan bapak memperhatikan saya,

lalu mengkuti yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya pak ? Pertama-tama bapak

tarik napas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan napas. Dalam hitungan ketiga

setelah itu bapak hempaskan udara melalui mulut dengan meniup udara secara

perlahan-lahan. Sekarang coba bapak praktikan.”

c. Terminasi

a) Evaluasi Subyektif

“Nah, sekarang bagaimana perasaan bapak ?Apakah perasaan cemasnya sudah

berkurang pak ?Apakah sudah merasa lebih baik sekarang?”

b) Evaluasi Objektif

“Sekarang coba bapak lakukan lagi tahapan-tahapan melakukan relakasasi

yang seperti saya contohkan tadi ya?”

c) Kontrak

“Baiklah. Bagaimana kalau kita lanjutkan percakapan kita besok pagi lagi

pukul 10 pagi seperti saat ini di Teras?

d) Rencana Tindakan Lanjutan

“Selanjutnya bapak harus mengingat-ingat apa yang sudah saya ajarkan ya?”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)


32
Pertemuan ke-2

Strategi Komunikasi Pelaksaanaan Tindakan Keperawatan

a.Orientasi

1. Salam Terapiutik

“Hallo Bu. Masih ingat dengan saya, saya Mahasiswa praktek yang

kemarin

2. Evaluasi

“Apa yang bapak rasakan saait ini? “

“Bagaimana keadaan bapak saat ini?”

3. Kontrak

a) Topik : Membahas tentang perihal yang membuat klien cemas

b) Tempat : Di Teras depan rumah

c) Waktu : pukul 09.00-19.20 (20 menit)

b. Kerja

“bapak kemarin mengatakan kalau merasa cemas dengan kondisi kehamilan

ibu, apkah bapak masih merasa cemas saat ini?Baiklah kalau bapak masih

merasa cemas. Kemarin kita sudah mempelajari teknik napas dalam, apakah

bapak sudah melakukanya lagi? Kalau begitu kali ini kita akan mempelajari

teknik relaksasi otot. Ikuti instruksi saya ya pak.

1) Kepalkan dengan kencang sesaat telapak tangan bapak seolah-olah hendak

meninju untuk mengencangkan otot bisep dan lengan bawah, dan rileks.
33
2) Kerutkan semua otot-otot diwajah bapak, mulai dari dahi, mata,

hidung,mulut, sampai leher dan bahu sekitar 4 hitungan dan rasakan

ketegangan itu lalu tarik nafas panjang dan perlahan-lahan hepaskan nafas

anda dan sambil kedurkan mulai dari dahi, mata, hidung, mulut. Leher,

hidung.

3) Luruskan kaki bapak lalu tegangkan rasakan tegang mulai dari jari kaki,

lutut, betis, paha, pantat, rasakan ketegangan beberapa saat, lalu kembali

tarik napas dalam sambil menghempaskan nafas secara perlahan.

c. Terminasi

1) Evaluasi Subyektif

“Nah, sekarang bagaimana perasaan bapak ? Apakah perasaan cemasnya

sudah berkurang pak ?Apakah sudah merasa lebih baik sekarang?”

2) Evaluasi Objektif

“Sekarang coba bapak lakukan lagi tahapan-tahapan melakukan relakasasi

yang seperti saya contohkan tadi ya?”

3) Kontrak

“Baiklah. Bagaimana kalau kita lanjutkan percakapan kita besok pagi

lagi pukul 9 pagi seperti saat ini di teras rumah bapak?

4) Rencana Tindak Lanjut

Anjurkan klien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

Pertemuan ke-3

34
Strategi Komunikasi Pelaksaanaan Tindakan Keperawatan

a.Orientasi

1. Salam Terapiutik

“Hallo, pak. Perkenalkan saya Mahasiswa praktek yang Kemarin, bapak

masi ingat saya?

2. Evaluasi

“Apa yang bapak rasakan saat ini? “

“Bagaimana keadaan bapak saat ini?”

3. Kontrak

a. Topik : Membahas tentang perihal yang membuat klien cemas

b. Tempat : Di Teras Rumah

c. Waktu : pukul 09.00-09.20 (20 menit)

b. Kerja

“bapak kemarin mengatakan kalau merasacemas?Apakah bapak masih merasa

cemas hari ini? Baiklah, Kemarin kita sudah mempelajari teknik napas dalam

dan relaksasi otot, apakah bapak sudah melakukanya lagi? Kali ini kita akan

memelajari teknik hipnotis 5 jari. Pejamkan mata bapak, tarik napas lalu buang

perlahan .lakukan selama 3 kali. Tautkan ibu jari bapak kepada jari tulunjuk,

bayangkan ketika tubuh bapak begitu sehat. Tautkan ibu jari bapak pada jari

tengah, bayangkan ketika bapak mendapatkan hadiah atau barang yang anda

sukai. Tautkan ibu jari pada kepada jari manis, bayangkan ketika bapak berada

ditempat yang paling nyaman, tempat yang sangat bahagia. Tautkan ibu jari
35
bapak kepada jari kelingking, bayangkan ketika bapak mendapatkan suatu

penghargaan. Tarik napas, buang perlahan, lakukan selama

3 kali lalu buka mata kembali.”

c. Terminasi

1) Evaluasi Subyektif

“Nah, sekarang bagaimana perasaan bapak ? Apakah perasaan cemasnya

sudah berkurang pak ? Apakah sudah merasa lebih baik sekarang?”

2) Evaluasi Objektif

“Sekarang coba ibu lakukan lagi tahapan-tahapan melakukan relaksasi

yang seperti saya contohkan tadi ya?”

LAPORAN KEGIATAN HARIAN

Nama : Desti M. Popa

36
NIM : 711440118022
Kelas : IIIA
Hari/tanggal Jam Jenis Kegiatan
Senin, 19 15.00 Pembekalan PKK Keperawatan Jiwa tingakat 3 A
oktober 2020 dan 3 B (oleh Ibu Maria dan Bpk.Esrom)

16.000 Membaca paduan pedoman PKK keperawatan jiwa

Mencari referensi latar Belakang, laporan


17.00 pendahuluan dan askep kasus pada pasien yang
mengalami ansietas

18.00 Mencari referensi SP


pasien ansietas

19.00 Membuat laporan pendahuluan asuhan keperawatn


ansietas
Selasa, 20 07.00 Melakukan Pengkajian pada Tn.FL
oktober 2020
Melaksanakan intervensi keperawatan hari pertama
08.00 Mengidentifikasi penurunan tingkat energi,
ketidakmampuan konsentrasi atau gejala lain yang
menganggu kemampuan kognitif

Mengidentifikasi teknik relaksasi yang pernah


08.10
efektif digunakan

08.20 Memeriksa ketegangan otot, frekuensi nadi, dan


suhu sebelum dan sesudah melakukan latihan
08. 30
Memberikan informasi tertulis tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi

08.30 Menggunakan nada suara lembut dengan irama


lambat dan berirama

37
08.40 Menjelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi, nafas
dalam, relaksasi otot progresif

Menjelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang


08.50
dipilih

09.00 Menganjurkan sering mengulangi atau melatih


teknik yang di pilih
09.10
Mendemonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis
nafas dalam, peregangan atau imajinasi terbimbing)
Melakukan Intervensi keperawatan hari ke dua
08.00 Mengidentifikasi penurunan tingkat energi,
ketidakmampuan konsentrasi atau gejala lain yang
menganggu kemampuan kognitif

Memeriksa ketegangan otot, frekuensi nadi, dan


08.10
suhu sebelum dan sesudah melakukan latihan

08.20 Memberikan informasi tertulis tentang persiapan dan


prosedur teknik relaksasi

Menggunakan nada suara lembut dengan irama


08.20
lambat dan berirama

08.30 Menjelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis


relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi, nafas
dalam, relaksasi otot progresif
08.40
Menjelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang
dipilih

08.50 Menganjurkan sering mengulangi atau melatih


teknik yang di pilih

Mendemonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis


09.00

38
nafas dalam, peregangan atau imajinasi terbimbing)
10.00
Melakukan terapi aktivitas kelompok
Kamis, 22 Melakukan intervensi keperawatan pertemuan ketiga
oktober 2020
08.00 Mengidentifikasi penurunan tingkat energi,
ketidakmampuan konsentrasi atau gejala lain yang
menganggu kemampuan kognitif

Memeriksa ketegangan otot, frekuensi nadi, dan


08.10
suhu sebelum dan sesudah melakukan latihan

08.20 Memberikan informasi tertulis tentang persiapan dan


prosedur teknik relaksasi
08.20
Menggunakan nada suara lembut dengan irama
lambat dan berirama

08.30 Menjelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis


relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi, nafas
dalam, relaksasi otot progresif
08.40
Menjelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang
dipilih

08.50 Menganjurkan sering mengulangi atau melatih


teknik yang di pilih
09.00
Mendemonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis
nafas dalam, peregangan atau imajinasi terbimbing)
10.00
Melakukan Pendidikan Kesehatan

39
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN


1. Topik / masalah : Teknik Relaksasi Nafas Dalam
2. Tempat : Perum Tedeng blok B. Kec. Jailolo Kab. Halbar, Maluku Utara
3. Hari/Tanggal : Rabu 21 Oktober 2020
4. Waktu : 10.00 – 10.45 WIT
5. Sasaran : 1 pasien dengan gangguan psikososial kecemasan dan keluarga
40
A. Pendahuluan

Oksigen memegang peran penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak
adanya oksigen akan menyebabkan tubuh, mengalami kemunduran atau bahkan dapat
menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang
sangat utama dan sangat vital bagi tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas
dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ
sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan banyak kondisi yang
menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti
adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah
utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Pemenuh kebutuhan oksigen adalah
bagian dari kebutuhan fisiologis menurut hierarki Maslow.

Perawat mempunyai peran yang penting dalam pemenuhan kebutuhan oksigen dan
cara mengatasi masalah atau gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen tersut, Oleh
karena itu, perawat harus memahami konsep kebutuhan oksigen. Dalam makalah ini kami
menyajikan materi mengenai beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah
pemenuhan kebutuhan oksigen bagi manusia.

B. Tujuan
Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengetahui tentang


Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga mampu :


1.      Menyebutkan pengertian teknik relaksasi nafas dalam.
2.      Menyebutkan jenis-jenis teknik relaksasi nafas dalam
3.      Menyebutkan tujuan relaksasi nafas dalam
4.      Menjelaskan penatalaksanaan relaksasi nafas dalam

C. Materi
Terlampir

41
D. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab

E. Strategi
1. Kontrak dengan pasien dan keluarga (waktu, tempat, topik)
2. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
3. Dengan tanya jawab langsung.

F. Proses Penyuluhan
NO KEGIATAN WAKTU PENYAJI SASARAN
1 Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam  Membalas salam
 Memperkenalkan  Memperhatikan dan
diri mendengarkan
2 Penyajian bahan 20 menit  Menjelaskan  Mendengarkan
tentang: pengertian teknik  Mempraktekkan
 Menjelaskan relaksasi nafas dalam
pengertianteknik  Menjelaskan tujuan
relaksasi nafas relaksasi nafas dalam
dalam  Menjelaskan manfaat
 Menjelaskan tujuan relaksasi nafas dalam
relaksasi nafas  Menjelaskan
dalam penatalaksanaan
 Menjelaskan relaksasi nafas dalam.
manfaat relaksasi
nafas dalam
 Menjelaskan
penatalaksanaan
relaksasi nafas
dalam.
3 Evaluasi 15 menit  Memberi
kesempatan kepada

42
peserta untuk
bertanya untuk
mengevaluasi
peserta, apakah
peserta dapat
menjelaskan
kembali materi
penkes dengan
bertanya
 Menyimpulkan
kembali materi yang
disajikan
 Diharapkan 30%
memahami materi
4 Penutup 5 menit  Penyaji 1.      Menjawab salam
mengucapkan terima
kasih
 Mengucapkan salam
penutup

A. Pengorganisasian
Presenter         : Desti M. Popa
Observer : CI

B. Setting Tempat

Keterangan :
: klien : perawat

43
: keluarga

G. Evaluasi
1. Proses : Penyuluhan berjalan lancar.
Audiens tidak meninggalkan proses penyuluhan
2. Hasil     :
 Audiens dapat menjelaskan pengertian relaksasi nafas dalam
 Audiens dapat menjelaskan tujuan relaksasi nafas dalam
 Audiens dapat menjelaskan manfaat relaksasi nafas dalam
 Audiens dapat menjelaskan 4-5 dari semua langkah relaksasi

MATERI

A. Pengertian

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang
dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam,
napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas
secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga
dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah.

Relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami
nyeri kronis. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen,
frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus
nyeri-ansietas-ketegangan otot

44
Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang
mengalami nyeri kronis. Relaksasi sempurna dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh
dan kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa relaksasi merupakan metode efektif
untuk menurunkan nyeri yang merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan dengan mekanismenya yang menghentikan siklus nyeri.

B. Tujuan nafas dalam


Smeltzer & bare menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi nafas dalam adalah
untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasis paru,
meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi setres baik setres fisik maupun emosional yaitu
menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.

C. Manfaat relaksasi nafas dalam

1.   Membuat lebih mampu menghindari stress


2.   Mengurangi bahkan mengatasi masalah yang berhubungan dengan stress seperti: sakit
kepala, pusing, sulit tidur, hipertensi, mual, muntah, nyeri punggung dan nyeri lainnya.
3.   Menurunkan dan mengatasi kecemasan
4.   Membantu menyembuhkan penyakit tertentu seperti darah tinggi dsb
5.   Meningkatkan penampilan kerja dan social

D. Penatalaksanaan Teknik relaksasi nafas dalam

1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan kita lakukan pada pasien. 
3. Ciptakan lingkungan yang tenang
4. Usahakan tetap rileks dan tenang

45
5. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan
1,2,3
6. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas dan
bawah rileks
7. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
8. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-
lahan
9. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
10. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
11. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
12. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
13. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
14. Lakukan evaluasi
15. Cuci tangan

46
SAP TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI SENSORI

TAK Stimulasi Sensori: Menggambar


A. Pengertian
TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus menggambar pada pasien sehingga
terjadi perubahan perilaku.
B. Tujuan
1. Pasien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar
2. Pasien dapat memberi makna gambar
C. Indikasi
1. Pasien menarik diri
2. Pasien harga diri rendah (Wahyu P & Ina K, 2010 : 48).
D. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Tempat tenang dan nyaman
E. Alat
1. Kertas HVS
2. Pensil 2B (catatan : kalau tersedia krayon juga bisa digunakan).
F. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi (Lilik Ma’rifatul, 2011 : 243).
G. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis membuat kontrak dengan klien
b. Terapis menyiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar dalam suasana
ruang yang tenang dan nyaman).
2. Orientasi
a. Salam terapeutik (terapis mengucapkan salam)
b. Evaluasi/validasi (terapis menanyakan perasaan klien hari ini
c. Kontrak:
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK
2) Terapis menjelaskan aturan main TAK :
a) Klien mengikuti TAK dari awal sampai akhir
b) Jika akan keluar atau meninggalkan kelompok, klien harus meminta izin
terapis
c) Lama kegiatan 60 menit
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu menggambar dan
menceritakan hasil gambar kepada klien atau anggotakelompok lain
b. Terapis membagikan kertas dan pensil, satu pasang untuk setiap klien
c. Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan perasaan hatinya
d. Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling dan memberi penguatan
kepada klien untuk meneruskan menggambar. Jangan mencela klien.
e. Setelah selesai semua menggambar, terapis meminta masing-masing klien untuk
menceritakan gambar yang telah dibuatnya. Yang harus diceritakan adalah
gambar apa dan apa makna gambar tersebut menurut klien
47
f. Kegiatan poin e dilakukan sampai semua klien mendapat giliran
g. Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak klien
bertepuk tangan. (Lilik Ma’rifatul, 2011 : 244).
4. Terminasi
a. Evaluasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok
b. Tindak lanjut : terapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan
melalui gambar
c. Kontrak yang akan datang:
1) Terapis menyepakati TAK berikutnya
2) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK

H. Evaluasi dan Dokumentasi


No Aspek yang Dinilai Nama peserta TAK
.

1. Mengikuti kegiatan dari awal


sampai akhir

2. Menggambar sampai selesai

3. Menceritakan jenis gambar

4. Menceritakan makna gambar

48

Anda mungkin juga menyukai