FL Dengan
Disusun oleh :
Kelompok 1 (Kelas A)
Adolf G. Kawatu Ariane Korompis Desti M. Popa
Alfandi Poluan Catherina Nongka Dewa Rezha Adhitya
Andika Loho Christina Kapantouw Fajrini Mokoagouw
Andri Tinungki Cindy Mamuaja Felin Kolinu
Andrew Regar
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kecemasan dapat dialami oleh siapapun dan dimanapun serta kapan pun
tergantung dari faktor pencetus dari kecemasan tersebut. Fakta membuktikan bahwa di
seluruh lapisan dunia kecemasan paling banyak terjadi setiap harinya.hal ini
disebabkan semakin kongkretnya masalah yang terjadi saat ini.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Kecemasan adalahperasaan takut yang tidak jelas dan tidak di dukung oleh
situasi. Gangguan kecemasan adalah sekelompokkondisi yang member gambaran
penting tentangansietas yang berlebihanyang disertai respon perilaku, emosional
dan fisiologis individu yang mengalami gangguan ansietas.(Videback, 2008:
307).
Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai respon (penyebab tidak spesifik
atau tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut dan tidak menentu sebagai
sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan datang
memperkuat individu mengambil tindakan menghadapi ancaman.
Kejadian dalam hidup seperti menghadapi tuntutan, persaingan, serta
bencana dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan psikologis.Salah
satu contoh dampak psikologis adalah timbulnya kecemasan atau ansietas.(AH.
Yusuf,2015:89)
B. Penyebab
3
2. Emosi yang ditekan, kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu
menemukan jalan keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal
ini, terutama jika dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu
yang sangat lam.
1. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam
dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya
terlihat jelas didaam pikiran.
2. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang
berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.
3. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.
Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan
dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut yang
mempengaruhi kesehatan kepribadian penderitanya.
Menurut (Stuart dan Sundeen, 1998: 177)Beberapa teori penyebab kecemasan
pada individu antara lain:
1. Teori psikoanalatik terjadi karna adanya konflik yang terjadi antara emosinal
elemen kepribadian , yaitu id dan super ego. Id mewakili insting, super ego
mewakili hati nurani, sedangkan ego berperan menengahi konflik yang terjadi
antara dua elemen yang bertentangan. Timbulnya kecemasn merupakan upaya
peningkatan ego dan bahaya.
2. Teori interpersonal
Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap adanaya penolakan dan tidaka
adanya penerimaan interpersonal.
4
Kajian keluaraga menunjukkan pola interaksi yang terjadi dalam keluarga.
Kecemasan enunjukkan adanya pola interaksi yang maladaptive dalam system
keluarga.
C. Jenis-jenis kecemasan
Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan didalam
dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsanagan dari luar.
Membagi kecemasan menjadi tiga jenis kecemasan yaitu:
D. Rentang respon
5
Respons adaptif
a. Faktor predisposisi
6
1. Ancaman terhadap integritas kulitketegangan yang mengancam integritas
fisik yang meliputi:
• Sumber internal meliputi kegagalan mekanisme fisisologis sistem imun,
regulasi suhu tubuh, perubhan biologis normal
• Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polusi lingkunag, kecelakaan, kekuranagan nutrisi, tidakadekuatnya tempat
tinggal
2. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal
f. Gejala somatik rasa sakit pada otot dan tulang, berdebar-debar, sesak nafas,
gangguan pencernaan, sakit kepala, gangguan perkemihan, tangan terasa dngin
dan lembab, dan lain sebagainya (Eko prabowo, 2014: 124-125).
7
G. Akibat
H. Mekanisme koping
I. Penatalaksanaan
8
mencakupfisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan
psikoreligius.Selengkapnya seperti pada uraian berikut.
a.Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengancara:
3. Cukup olahraga
4. Tidak merokok
b. Terapi psikolofarmaka
c. Terapi somatic.
Gejala atau keluhan fisik (somatic) sering dijumpai sebagai gejala ikutan
atau akibat dari kecemasan yang berkepanjangan.Untuk menghilangkan
keluhan- keluhan somatic (fisik) itu dapat diberikan obat-oabatn yang
ditujukan pada organ pada tubuh yang bersangkutan.
d. Psikoterapi
9
3. Psikoterapi rekontruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali
(rekontruksi) kepribadian yang teah menglami goncangan akibat
stresor.
4. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien,
yaitu kemampuan untuk berfikir secara rasonal, konsentrasi dan
daya ingkat.
5. Psikoterapi psikodinamik, untuk menganalisa dan menguraikan
proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa
seseorang tidak mampu menghadapi stresor psikososial sehingga
mengalami kecemasan.
6. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan,
agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor
krluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.
e. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubunganya dengan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan
yang merupakan stresor psikososial.
J Pohon masalah
Kerusakan interaksi sosial Efek
Gangguan suasana
Masalah Utama
perasaan cemas
10
K. Diagnosa keperawatan
Tujuan khusus 1 :
Intervensi:
4. Identifikasi pola perilaku pasien atau pendekatan yang dapat menimbulkan perasaan
negatif
5. Bersama pasien mengenali perilaku dan respon sehingga cepat belajar dan
berkembang.
Tujuan khusus 2 :
Pasien dapat mengenali ansietasnya
Intervensi:
1. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaanya
4. Gunakan pertanyaan terbuka untuk mengalihkan dari topik yang mengancam ke hal
yang berkaitan dengan konflik
5. Gunakan konsultasi untuk membantu pasien mengungkapkan perasaanya.
11
Tujuan khusus 3 :
Pasien dapat memperluas kesadaranya terhadap perkembangan ansietas
Intervensi :
1. Bantu pasien menjelaskan situasi dan interaksi yang dapat segera menimbulkan
ansietas
2. Bersama pasien meninjau kembali penilaian pasien terhadap stressor yang dirasakan
mengancam dan menimbulkan konflik
3. Kaitkan pengalaman yang baru terjadi dengan pengalaman masa lalu yang relevan
Tujuan khusus 4 :
Pasien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif
Intervensi :
1. Gali cara pasien mengurangi ansietas dimasa lalu
2. Tunjukan akibat maladaptif dan destruktif dari respon koping yang digunakan
3. Dorong pasien untuk menggunakan respon koping adaptif yang dimilikinya
4. Bantu pasien untuk menyusun kembali tujuan hidup, memodifikasi tujuan,
menggunakan sumber dan menggunakan ansietas sedang
5. Latih pasien dengan menggunakan ansietas sedang
7. Libatkan pihak yang berkepentingan sebagai sumber dan dukungan sosial dalam
membantu pasien menggunakan koping adaptif yang baru
Tujuan khusus 5 :
Pasien dapat menggunakan tekhnik relaksasi
Intervensi :
1. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri
2. Dorong pasien untuk menggunakan relaksasi dalam menurunkan tingkat ansietas.
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
Nama klien : Tn. FL
Umur : 40 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Orang yang berarti : Isteri dan anak-anak
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : S1
Tanggal pengkajian : 20 Oktober 2020
Diagnosa medik : CKD
Penampilan : Klien berpenampilan rapi
STATUS MENTAL
a. Penampilan
Klien berpenampilan rapi, pakaian yang digunakan sesuai, rambut klien disisir rapi
b. Pembicaraan
Klien berbicara dengan jelas dan menjawab pertanyaan yang diberikan dengan tepat
13
c. Aktivitas motorik
Saat wawancara klien tampak tenang saat berbicara, tidak ada gerakan yang diulang-
ulang atau gemetar. Namun saat membicarakan penyakitnya klien tampak sedikit
cemas
d. Alam perasaan
Klien mengungkapkan perasaan cemasnya terhadap penyakit yang dialaminya
e. Afek
Afek yang ditimbulkan klien sesuai dengan stimulus yang diberikan
f. Interaksi selama wawancara
Selama proses wawancara, klien menjawab pertanyaan dengan baik, klien kooperatif
namun terlihat sedikit cemas
g. Persepsi
Klien mengatakan tidak ada gangguan persepsi
h. Proses berpikir
Selama wawancara pembicaraan klien singkat dan tidak terbelit-belit
i. Isi pikir
Klien mengatakan tidak ada gangguan dengan isi pikir
j. Waham
Klien mengatakan tidak ada waham
k. Tingkat kesadaran
Komposmentis
l. Memori
Klien mengatakan dapat mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya baik dimasa
lalu maupun sekarang dibuktikan dengan klien menceritakan masa lalunya
m. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Selama wawancara konsentrasi klien baik, fokus pada apa yang ditanyakan.
Kemampuan berhitung baik
n. Kemampuan penilaian
Saat diberikan pilihan seperti klien mendahulukan makan atau mandi, klien memilih
mengutamakan makan. Klien mengatakan nutrisi lebih utama
14
LATAR BELAKANG STATUS SOSIAL BUDAYA
a. Pekerjaan
Klien mengatakan bekerja sebagai kepala sekolah di salah satu sekolah menengah
kejuruan
b. Hubungan sosial
Klien mempunyai 3 orang anak
Klien mengatakan jika ada masalah klien menceritakan kepada isteri dan anak-anak
yang pasti akan membantu memecahkan masalah yang dialami
c. Sosio-budaya
Klien mengatakan tidak ada hambatan dalam sosial dan budaya
d. Gaya hidup
Klien mengatakan sering mgnhabiskan waktu dirumah dan di sekolah, sesekali klien
bersama keluarga pergi ke pantai untuk tamasya
RIWAYA KELUARGA
a. Genogram
Keterangan
: Meninggal
X
: Laki- Laki
: Perempuan
: Klien
15
b. Masalah keluarga dan krisis
Klien tinggal bersama anak dan isterinya, isteri klien selalu menemani klien saat ke
RS untuk hemodialisa
c. Interaksi dalam keluarga
Saat sakit interaksi dalam keluarga tidak terganggu karena klien dapat berinteraksi
dengan baik
PENGKAJIAN FISIK
1. TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 100x/menit
S : 36,5 ˚C
RR : 22x/menit
2. Riwayat penyakit
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit menular
3. Kebiasaan yang berhubungan dengan status kesehatan
Klien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol
4. Merokok
Klien tidak merokok
5. Alkohol dan obat-obatan
Klien tidak mengkonsumsi alkohol
6. Istirharat dan tidur
Tidur : 5-6 jam klien mengalami kesulitan tidur dan sering terjaga di malam hari
Istirahat : 1-2 jam
7. Nutrisi
Klien mengatakan makan 2x sehari (siang dan malam). Pagi klien hanya minum teh
dan makan kue. Klien minum 7-8 gelas/hari
8. Eliminasi
BAK : 5-6x sehari, warna kemerahan
BAB : 1-2x sehari, warna cokelat konsistensi lunak
9. Tingkat aktivitas
Klien dapat beraktivitas secara mandiri
16
10. Tingkat energi
Klien masih kuat walaupun sudah berumur 40 tahun
PENGELOMPOKAN DATA
DS DO
Klien mengatakan cemas dan takut Klien tampak cemas
dengan penyakit yang dialaminya klien sulit tidur
TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 100x/ Menit
RR : 22x/ menit
S : 36,5 ˚C
ANALISA DATA
No Data Masalah
1 DS : Kecemasan
klien mengatakan cemas dan takut dengan
penyakit yang dialaminya
DO :
klien tampak cemas
klien sulit tidur
TD : 140/90 mmHg
N : 100x/ menit
R : 22x/menit
POHON MASALAH
17
Kerusakan interaksi sosial Effect
Gangguan suasana
Masalah utama
perasaan cemas
18
3.3. Perencanaan Keperawatan
Ruangan :
19
lambat dan berirama
6. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi,
nafas dalam, relaksasi otot progresif
7. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi
yang dipilih
8. Anjurkan sering mengulangi atau melatih
teknik yang di pilih
9. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
(mis nafas dalam, peregangan atau imajinasi
terbimbing)
20
3.4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Nama : Tn. FL
Ruangan : -
RM. No : -
21
08.40 : menjelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi, nafas dalam,
relaksasi otot progresif
22
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Nama : Tn. FL
Ruangan : -
RM. No : -
23
relaksasi otot progresif
24
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Nama : Tn. FL
Ruangan : -
RM. No : -
25
relaksasi otot progresif
26
BAB IV
PEMBAHASAN
27
keperawatan ini dipakai untuk menyelesaikan diagnosa keperawatan ansietas
berhubungan dengan krisis situasional pada Tn. FL
4.5. Evaluasi
28
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kecemasan didefenisikan suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, rasa
ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang
tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sudeens, 1998)
Kecemasan mungkin hadir dari beberapa tingkat dalam kehidupan setiap
individu, tetapi derajat dan frekuensi dengan yang memanifestasikan berbeda secara luas.
Respon masing-masing individu memiliki kecemasan berbeda. Tetapi emosional yang
memprovokasi kecemasan untuk merangsang kreativitas atau kemampuan pemecahan
masalah, yang lainnya dapat bergerak ke tingkat patologis
Kecemasan terdiri dari beberapa tingkat yaitu ansieatas ringan, ansietas sedang
dan ansietas berat dan panik
5.2. Saran
Keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang sangat serius dan sangat penting.
Masalah-masalah tersebut dapat di anggap sebagai ancaman atau tantangan yang akan
berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun global.
Sikap yang positif terhadap diri sendiri, tumbuh kembang, aktualisasi diri, keutuhan,
kebebasan diri sangat diperlukan untuk dimiliki setiap individu
29
DAFTAR PUSTAKA
Hawari, D., 2008, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Mansjoer, A., 19999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Jakarta : Penerbit
Aesculapius
Nurjamah, I., 2004, Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa Manajemen, Proses
Keperawatan dan Hubungan Terapeutik Perawat-Klien, Yogyakarta : Penerbit MocoMedia
Stuart, G.W., dan Sudden, S.J., 1995, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, Jakarta : EGC.
Sulastri, S.Kep. 2013. Keperawatan Kesehatan Jiwa
30
LAMPIRAN
MASALAH KECEMASAN
Pertemuan ke-1
a. Orientasi
1. Salam Terapiutik
saat ini saya sedang praktek keperawatan jiwa perumahan tedeng. Ini dengan
2. Evaluasi
3. Kontrak
b. Kerja
Bapak mengatakan kalau merasa cemas dengan kondisi bapak? bapak, sudah
beberapa hari merasa cemas. Coba bapak ceritakan lebih lanjut tentang perasaan
31
bapak, kenapa bapak meraskan hal tersebut, apa yang bapak pikirkan? Oh, jadi
bapak takut mengenai kondisi ginjal bapak? Bagaimana kalau kita coba megatasi
kecemasan bapak dengan relaksasi dengan cara tarik napas dalam. Ini merupakan
salah satu cara untuk mengurangi kecemasan yang bapak rasakan.” “Bagaimana
kalau kita latihan sekarang. Saya akan lakukan, dan bapak memperhatikan saya,
lalu mengkuti yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya pak ? Pertama-tama bapak
tarik napas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan napas. Dalam hitungan ketiga
setelah itu bapak hempaskan udara melalui mulut dengan meniup udara secara
c. Terminasi
a) Evaluasi Subyektif
b) Evaluasi Objektif
c) Kontrak
“Baiklah. Bagaimana kalau kita lanjutkan percakapan kita besok pagi lagi
“Selanjutnya bapak harus mengingat-ingat apa yang sudah saya ajarkan ya?”
a.Orientasi
1. Salam Terapiutik
“Hallo Bu. Masih ingat dengan saya, saya Mahasiswa praktek yang
kemarin
2. Evaluasi
3. Kontrak
b. Kerja
ibu, apkah bapak masih merasa cemas saat ini?Baiklah kalau bapak masih
merasa cemas. Kemarin kita sudah mempelajari teknik napas dalam, apakah
bapak sudah melakukanya lagi? Kalau begitu kali ini kita akan mempelajari
meninju untuk mengencangkan otot bisep dan lengan bawah, dan rileks.
33
2) Kerutkan semua otot-otot diwajah bapak, mulai dari dahi, mata,
ketegangan itu lalu tarik nafas panjang dan perlahan-lahan hepaskan nafas
anda dan sambil kedurkan mulai dari dahi, mata, hidung, mulut. Leher,
hidung.
3) Luruskan kaki bapak lalu tegangkan rasakan tegang mulai dari jari kaki,
lutut, betis, paha, pantat, rasakan ketegangan beberapa saat, lalu kembali
c. Terminasi
1) Evaluasi Subyektif
2) Evaluasi Objektif
3) Kontrak
Pertemuan ke-3
34
Strategi Komunikasi Pelaksaanaan Tindakan Keperawatan
a.Orientasi
1. Salam Terapiutik
2. Evaluasi
3. Kontrak
b. Kerja
cemas hari ini? Baiklah, Kemarin kita sudah mempelajari teknik napas dalam
dan relaksasi otot, apakah bapak sudah melakukanya lagi? Kali ini kita akan
memelajari teknik hipnotis 5 jari. Pejamkan mata bapak, tarik napas lalu buang
perlahan .lakukan selama 3 kali. Tautkan ibu jari bapak kepada jari tulunjuk,
bayangkan ketika tubuh bapak begitu sehat. Tautkan ibu jari bapak pada jari
tengah, bayangkan ketika bapak mendapatkan hadiah atau barang yang anda
sukai. Tautkan ibu jari pada kepada jari manis, bayangkan ketika bapak berada
ditempat yang paling nyaman, tempat yang sangat bahagia. Tautkan ibu jari
35
bapak kepada jari kelingking, bayangkan ketika bapak mendapatkan suatu
c. Terminasi
1) Evaluasi Subyektif
2) Evaluasi Objektif
36
NIM : 711440118022
Kelas : IIIA
Hari/tanggal Jam Jenis Kegiatan
Senin, 19 15.00 Pembekalan PKK Keperawatan Jiwa tingakat 3 A
oktober 2020 dan 3 B (oleh Ibu Maria dan Bpk.Esrom)
37
08.40 Menjelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi, nafas
dalam, relaksasi otot progresif
38
nafas dalam, peregangan atau imajinasi terbimbing)
10.00
Melakukan terapi aktivitas kelompok
Kamis, 22 Melakukan intervensi keperawatan pertemuan ketiga
oktober 2020
08.00 Mengidentifikasi penurunan tingkat energi,
ketidakmampuan konsentrasi atau gejala lain yang
menganggu kemampuan kognitif
39
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Oksigen memegang peran penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak
adanya oksigen akan menyebabkan tubuh, mengalami kemunduran atau bahkan dapat
menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang
sangat utama dan sangat vital bagi tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas
dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ
sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan banyak kondisi yang
menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti
adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah
utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Pemenuh kebutuhan oksigen adalah
bagian dari kebutuhan fisiologis menurut hierarki Maslow.
Perawat mempunyai peran yang penting dalam pemenuhan kebutuhan oksigen dan
cara mengatasi masalah atau gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen tersut, Oleh
karena itu, perawat harus memahami konsep kebutuhan oksigen. Dalam makalah ini kami
menyajikan materi mengenai beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah
pemenuhan kebutuhan oksigen bagi manusia.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
C. Materi
Terlampir
41
D. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab
E. Strategi
1. Kontrak dengan pasien dan keluarga (waktu, tempat, topik)
2. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
3. Dengan tanya jawab langsung.
F. Proses Penyuluhan
NO KEGIATAN WAKTU PENYAJI SASARAN
1 Pembukaan 5 menit Mengucapkan salam Membalas salam
Memperkenalkan Memperhatikan dan
diri mendengarkan
2 Penyajian bahan 20 menit Menjelaskan Mendengarkan
tentang: pengertian teknik Mempraktekkan
Menjelaskan relaksasi nafas dalam
pengertianteknik Menjelaskan tujuan
relaksasi nafas relaksasi nafas dalam
dalam Menjelaskan manfaat
Menjelaskan tujuan relaksasi nafas dalam
relaksasi nafas Menjelaskan
dalam penatalaksanaan
Menjelaskan relaksasi nafas dalam.
manfaat relaksasi
nafas dalam
Menjelaskan
penatalaksanaan
relaksasi nafas
dalam.
3 Evaluasi 15 menit Memberi
kesempatan kepada
42
peserta untuk
bertanya untuk
mengevaluasi
peserta, apakah
peserta dapat
menjelaskan
kembali materi
penkes dengan
bertanya
Menyimpulkan
kembali materi yang
disajikan
Diharapkan 30%
memahami materi
4 Penutup 5 menit Penyaji 1. Menjawab salam
mengucapkan terima
kasih
Mengucapkan salam
penutup
A. Pengorganisasian
Presenter : Desti M. Popa
Observer : CI
B. Setting Tempat
Keterangan :
: klien : perawat
43
: keluarga
G. Evaluasi
1. Proses : Penyuluhan berjalan lancar.
Audiens tidak meninggalkan proses penyuluhan
2. Hasil :
Audiens dapat menjelaskan pengertian relaksasi nafas dalam
Audiens dapat menjelaskan tujuan relaksasi nafas dalam
Audiens dapat menjelaskan manfaat relaksasi nafas dalam
Audiens dapat menjelaskan 4-5 dari semua langkah relaksasi
MATERI
A. Pengertian
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang
dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam,
napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas
secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga
dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah.
Relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami
nyeri kronis. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen,
frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus
nyeri-ansietas-ketegangan otot
44
Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang
mengalami nyeri kronis. Relaksasi sempurna dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh
dan kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa relaksasi merupakan metode efektif
untuk menurunkan nyeri yang merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan dengan mekanismenya yang menghentikan siklus nyeri.
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan kita lakukan pada pasien.
3. Ciptakan lingkungan yang tenang
4. Usahakan tetap rileks dan tenang
45
5. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan
1,2,3
6. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas dan
bawah rileks
7. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
8. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-
lahan
9. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
10. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
11. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
12. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
13. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
14. Lakukan evaluasi
15. Cuci tangan
46
SAP TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI SENSORI
48