Renungan Pagi
Renungan Pagi
Selamat pagi anak-anak,…berkat Tuhan menyertaimu hingga sampai di tempat ini. Untuk itu sampaikan
syukurmu kepada Tuhan, ucapkan terima kasih kepada orang tuamu dan kepada semua orang yang
telah membantumu hingga kamu bisa sampai di tempat ini.
Pagi ini kami akan mengajak anak-anak semua untuk meluangkan waktu sejenak untuk masuk kedalam
diri kita sendiri-sendiri. Sekarang duduklah dengan rilek, tarik nafas dan kalau perlu pejamkan matamu.
…… Sekarang dengarkan kata hatimu sendiri-sendiri……dan dalam hatimu silahkan ucapkan dua kata ,
kata apa saja yang kamu ingin ucapkan untuk pagi ini……
Mungkin tampak sederhana dan mudah, tetapi banyak hal besar dimulai dari satu atau dua kata
tersebut. Ketika kita mengatakan : saya bisa , maka kita akan mencari seribu cara untuk membuktikan
bahwa kita memang benar-benar bisa. Tetapi sebaliknya kalau kita mengatakan : Tidak bisa, maka kita
akan mulai mencari seribu alasan untuk membuktikan bahwa kita memang benar-benar tidak bisa, kita
mulai menghindar untuk berbuat sesuatu dan akhirnya kita memang benar-benar tidak bisa. Atau kalau
kita mengatakan : Saya benci, maka kita akan mencari seribu keburukan untuk membenarkan kebencian
kita. Sebaliknya kita mengatakan : Saya mencintai, maka kita akan mencari seribu alasan untk rela
berkorban.
Anak-anak, Tuhan mengaruniakan kelebihan kepada manusia dibandingkan dengan ciptaan Tuhan
lainnya, agar dengan kelebihan itu kita bisa memproses diri kita menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Untuk itu mulai hari ini setiap hari senin anak-anak akan diajak merenungkan sesuatu guna mengawali
aktifitas satu minggu kedepan dengan rasa syukur dan suasana hati yang lebih baik, yang lebih positif
agar kita menjadi manusia yang selalu lebih baik dari hari ke hari.
Terima kasih anak-anak, kita akan mengakhiri dengan satu kata bijak : Orang penting hanya bicara
yang penting-penting, melakukan yang penting-penting. Orang benar hanya bicara yang benar dan
melakukan yang benar
Untuk mengakhiri renungan ini, katakan dalam hati mu : Tuhan, terima kasih untuk semuanya.
RENUNGAN PAGI : SENIN, 27 SEPT 2015 (2)
Selamat pagi anak-anak,… marilah kita mengawali pagi ini dengan merenungkan niat hati kita masing-
masing……..Sekarang, duduklah dengan baik,….tariklah nafas pelan-pelan dan rasakan udara yang
mengalir melalui saluran pernafasanmu. Itulah karunia Tuhan yang membuat kita hidup, yang sering kali
tidak kita sadari.
Sekarang tanyakan dalam hatimu masing-masing dan jawablah dengan jujur. Apa niat hatimu ketika
pertama kali kakimu melangkah dari rumah menuju sekolah ?.
Anak-anak, hati adalah pusat hidup, hati adalah dasar perbuatan kita, karena dari hati semua perbuatan
kita bermula. Hati adalah sumber kejahatan dan kebaikan. Hati yang buruk akan melahirkan pikiran yang
buruk, pikiran buruk melahirkan niat buruk, niat buruk melahirkan perbuatan buruk. Sebaliknya hati
yang baik akan melahirkan pikiran yang baik, pikiran yang baik akan melahirkan niat baik, niat yang baik
akan melahirkan perbuatan baik.
Hati juga menjadi kunci utama untuk bisa membukan mata, telinga dan pikiran kita. Jika hati kita
tertutup maka mata kita akan tertutup, telinga tertutup, dan pikiran tertutup, maka apapun yang
diajarkan tidak akan bisa memasuki telinga dan pikiranmu. Sebaliknya jika hati kita terbuka, mata kita
akan terbuka, telinga terbuka dan pikiran kita terbuka, sehingga apa yang diajarkan akan dengan mudah
masuk ke telinga dan pikiran kita.
Untuk itu marilah ita awali mimggu ini dengan niat hati yang baik, niat hati untuk sungguh-sungguh
belajar, membuka hati lebar-lebar untuk mau diajar, karena hanya dengan itu kamu bisa mendengar
dengan bai, dan berpikir dengan baik.
Merngakhiri renungan hari ini, dengarkan kata-kata bijak ini. :” Kebaikan bukan kahir dari kecerdasan,
kebaikan lahir dari hati yang baik “
RENUNGAN PAGI : SENIN, 04 OKTOBER 2015 (3)
“ Orang tua rela melakukan yang terburuk bagi dirinya sendiri, tetapi akan selalu melakukan yang
terbaik bagi anak-anaknya “
“Cinta orang tua seperti air yang membasahi bumi, tetapi begitu matahari terbit akan hilang tak
berbekas dan bumi akan menjadi kering, tetapi ia akan datang kembali dan terus datang agar bumi
tidak kekurangan air “
Kalau kamu di tanya ingin berhasil atau gagal, pasti kamu akan mengatakan ingin berhasil, ingin menjadi
orang sukses dengan pekerjaan bagus dan gaji besar atau menjadi orang yang harus bersusah payah
sekedar mendapatkan uang seribu-dua ribu rupiah ? Pasti kamu semua mengatakan, ingin suskses
dengan pekerjaan bagus dan gaji besar. Pilihanmu itu juga menjadi harapan orang tuamu, guru-gurumu
dan semua orang nyang mencintaimu.
Tetapi masalahnya adalah, berhasil atau sukses itu bukan pilihan melainkan hasil panen dari benih yang
kita tanam dan kita pupuk dari sekarang.
Coba renungkan, tanyakan dalam dirimu masing- masingbenih apa yang selama ini kamu tanam dan
kamu sirami setiap hari….mungkin kamu akan mendapati bahwa tanpa sadar kamu telah menanam
benih-benih kegagalan untuk dirimu sendiri, kemalasan, berlaku seenaknya, melalaikan tugas, lari dari
tanggng jawab , tidak jujur adalah benih-benih kegagalan yang mungkin tanpa kamu sadari kamu tanam
dan kamu pupuk setiap hari.
Kalau kamu sungguhingin berhasil, ingin menjadi orang sukses, tanamlah mulai dari sekarang benih-
benih keberhasilan : Rajin belajar dan bekerja, kerja keras tiak mudah putus asa, bertanggung jawab
terhadap tugas, hidup disiplin dan teratur, jujur dll adalah benih-benih keberhasilan yang hasilnya akan
bisa kita nikmati dikemudian hari. Maka pilihannya bukan gagal atau berhasil, melainkan benih apa yang
akan kita tanam dan kita kembangkan. Saran untuk kamu semua : tinggalka benih-benih kegagalan dan
gabnti dengan beih-benih keberhasilan. Mengakhiri renungan hari ini dengarkan kata-kata bijak ini :
“ Orang tidak menikmati hasil dari apa yang diinginkan, melainkan dari apa yang dikerjakan. Semua
orang menginginkan hasil baik, tetapi hanya mereka yang mengerjakan yang baik yang akan
menikmati kebaikan “