Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Bumi hanyalah berupa salah satu planet dari tata surya dalam alam semesta ini
yang berpenghuni, adanya makhluk hidup. Pada awalnya, bumi masih belum memiliki
kandungan air, yang ada hanyalah litosfer dan atmosfer. Atmosfer semakin lama semakin
dingin, dan akhirnya terbentuklah air (H2O) yang masih berbentuk gas, kemudian berbentuk
uap, dan akhirnya setelah suhu cukup rendah dan diperkirakan 1000 C, terbentuklah embun
dan hujan. Mulailah saat itu, terbentuk sungai, danau, dan lautan, tetapi belum terdapat
kehidupan.
Setiap kali orang mempelajari terjadinya kehidupan di bumi ini, selalu bermula dari
problema mengenai dari mana datangnya hidup, dari mana asalnya dan bagaimanakah
terjadinya hidup ini. Nampaknya rasa ingin tahu manusia terhadap ”datangnya” hidup ini
telah timbul berabad-abad bahkan lebih dari dua ribu tahun yang lalu dan hingga saat ini pun
orang masih bertanya-tanya tentang asal-mula kehidupan. Boleh dikatakan bahwa tak
seorangpun tahu dari mana asal kehidupan di bumi, sebab nenek moyang kita sekalipun tidak
pernah menceritakan asal-usul kehidupan.
Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas yaitu sebagai beikut :
1
BAB II
KAJIAN TEORI
Kehidupan adalah fenomena atau perwujudan adanya hidup, yaitu keadaan yang
membedakan organisme (makhluk hidup) dengan benda mati. Berbagai jenis organisme dapat
ditemukan di dalam biosfer bumi. Ciri umum organisme-organisme tersebut tumbuhan,
hewan, fungi, protista, archaea, dan bakteri ialah bentukan sel berbahan dasar karbon dan air
dengan pengaturan kompleks dan informasi genetik yang dapat diwariskan. Organisme-
organisme tersebut melakukan metabolisme, mampu tumbuh dan berkembang, tanggap
terhadap rangsangan, berkembang biak, dan beradaptasi terhadap lingkungannya melalui
seleksi alam. Suatu entitas dengan ciri-ciri di atas disebut sebagai organisme hidup, yaitu
makhluk hidup. Namun demikian, tidak semua definisi kehidupan menganggap semua ciri
tersebut penting. Contohnya, kemampuan untuk memiliki keturunan dengan modifikasi
sering dianggap sebagai satu-satunya ciri utama kehidupan. Definisi ini mencakup virus,
yang umumnya tidak tercakup dalam definisi yang lebih sempit karena virus tidak memiliki
sel dan tidak melakukan metabolisme.
Evolusi makhluk hidup merupakan salah satu teori yang dikaji atau dipelajari
oleh Biologi. Evolusi sebagai cabang Biologi dalam ilmu Sains, adalah ilmu yang
mempelajari tentang perubahan yang terjadi secara berangsur-angsur menuju kesesuaian
dengan waktu dan tempat. Sebagai ilmu pengetahuan, kajian evolusi didasarkan atas data
keanekaragaman dan keseragaman makhluk hidup dalam tingkat komunitas, dan kemudian
dalam perkembangan berikutnya didukung oleh data-data penemuan fosil, sehingga tidak
pernah dapat menerangkan dengan lengkap apa yang pernah terjadi pada masa lampau.
2
menyangkut struktur maupun fungsi, secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Dengan
demikian, perubahan yang merupakan hasil perkembangan itu berlangsung dalam waktu yang
amat panjang, yaitu jutaan tahun seiring dengan evolusi alam semesta.
Selama perjalanan teori evolusi, sejak pertama kali digagas sampai sekarang, telah
mengalami tahapan-tahapan penting. Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan
Charles Darwin, namun sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zaman
Aristoteles. Darwin adalah ilmuwan pertama peletak dasar-dasar ilmiah teori evolusi, karena
telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini. Konsep utama
teori Darwin mengenai evolusi adalah tentang seleksi alamyang dianggap oleh mayoritas
komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi. Tahap
perkembangan teori evolusi dibedakan menjadi tiga besar :
(1) Masa Pra Darwin, Pemikiran-pemikiran evolusi tentang nenek moyang bersama
dan transmutasi spesies telah ada paling tidak sejak abad ke-6 SM ketika hal ini
dijelaskan secara rinci oleh seorang filsuf Yunani, Anaximander. Beberapa orang
dengan pemikiran yang sama meliputi Empedocles, Lucretius, biologiawan Arab
Al Jahiz, filsuf Persia Ibnu Miskawaih, Ikhwan As-Shafa, dan filsuf Cina
Zhuangzi. Pada masa pra Darwin, teori evolusi organik memperkirakan bahwa
sejak kehidupan muncul di bumi, telah terjadi suatu proses berkesinambungan.
Organisme yang hidup berasal dari bentuk-bentuk sebelumnya. Variasi-variasi
yang besar adalah sabagai hasil respons makhluk hidup terhadap perubahan
lingkungan. Respons ini berupa perubahan struktur dan fungsi tubuh makhluk
individu hidup yang kemudian dilangsungkan kepada generasi selanjutnya melalui
suatu proses pewarisan sifat yang telah mengalami perubahan itu.
(2) Masa Darwin, Pada Masa Seleksi Alam (Darwin, Wallace), organisme di bumi
yang beraneka ragam itu merupakan hasil dari seleksi alam. Kondisi alam yang
selalu berubah (dinamik), baik yang berupa faktor nirhayat (abiotik) maupun
3
hayat (biotik), adalah sebagai penyeleksi. Individu yang mampu menyesuaikan
diri (karena kuat, tahan penyakit, dsb) terhadap perubahan alam akan dapat
bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu akan terseleksi (tereliminasi, mati).
Struktur dan fungsi tubuh makhluk yang telah lolos dari seleksi merupakan sifat
yang akan diwariskan kepada generasi penerusnya.
(3) Masa Pasca Darwin, Pada masa ini masyarakat ilmiah lebih komunikatif,
dibandingkan pada masa sebelumnya, sehingga para ahli bisa melihat keterkaitan
antara ilmu satu dengan lainnya. Penemuan oleh Hugo de Vries dan lainnya pada
awal 1900-an memberikan dorongan terhadap pemahaman bagaimana variasi
terjadi pada sifat tumbuhan dan hewan. Seleksi alam menggunakan variasi
tersebut untuk membentuk keanekaragaman sifat-sifat adaptasi yang terpantau
pada organisme hidup. Walaupun Hugo de Vries dan genetikawan pada awalnya
sangat kritis terhadap teori evolusi, penemuan kembali genetika dan riset
selanjutnya pada akhirnya memberikan dasar yang kuat terhadap evolusi, bahkan
lebih meyakinkan daripada ketika teori ini pertama kali diajukan.
4
2.3 Hipotesis Evolusi
Diperoleh dari hipotesis yang dikemukakan para pakar tidak terlepas dari cara
hukuman seseorang dari zaman ke zaman, oleh karena itu ada beberapa hipotesis yang agak
kurang tepat kedengarannya. Namun sebaliknya, ada beberapa hipotesis yang benar-benar
ditinjau dari segi logika. Maka untuk lebih menetralisasi agar pertentangan tidak lebih
meruncing paham evolusi sering juga disebut sebagai Hipotesis Evolusi, yang kebenarannya
masih perlu diuji lebih lanjut. Sebagai ilmu pengetahuan, entah disebut sebagai teori ataupun
hipotesis, evolusi meliputi konsep-konsep esensial (pokok, penting), yaitu :
1. Perubahan evolusi adalah perubahan komposisi genetik suatu populasi pada satuan
waktu tertentu.
2. Alam berfungsi sebagai “pengarah” dalam proses evolusi populasi makhluk hidup.
3. Faktor (atau juga sering disebut sebagai agen) terpenting dalam proses evolusi
adalah Seleksi Alam.
a. Adaptasi organisme
5. Kehidupan di muka bumi berubah dari waktu ke waktu, ada yg muncul dan ada
yang punah.
Pada abad ke-18 sejumlah naturalis termasuk kakek Darwin, Erasmus Darwin
berpendapat bahwa makhluk hidup berevolusi seiring perubahan lingkungan. Ahli biologi
Prancis Jean-Baptiste de Lamarck diingat bukan karena pemikiran visionernya yang
menyatakan bahwa perubahan evolusi menjelaskan pola pada fosil dan kecocokan organism
dengan lingkungannya karena ia mengajukan mekanisme yang salah untuk menjelaskan
bagaimana evolusi terjadi. Pada tahun 1809 Lamarck menerbitkan hipotesisnya ketika
Darwin dilahirkan. Dengan membandingkan spesies hidup dan bentuk fosil, Lamarck
menemukan sesuatu yang tampaknya merupakan sejumlah garis keturunan merupakan
5
rangkaian kronologis dari fosil yang lebih tua ke fosil yang lebih muda dan mengarah ke
spesies yang masih ada saat ini. Lamarck menalar bahwa leher yang panjang dan berotot
milik jerapah yang masih hidup saat ini telah dievolusikan selama beberapa generasi seiring
rentangan leher jerapah yang semakin tinggi. Lamarck juga mengira bahwa evolusi terjadi
karena organisme memiliki dorongan bawaan untuk menjadi lebih kompleks, akan tetapi
Darwin menolak gagasan tersebut, namun ia juga menduga bhwa variasi muncul dalam
proses evolusi sebagian melalui pewarisan sifat yang diperoleh.
Banyak yang berpendapat mengenai dari mana asal mula kehidupan itu. Mereka
berpendapat berdasarkan pemikiran mereka dan didukung dengan teori-teori yang telah
mereka buat. Teori-teori tersebut saling menjatuhkan dan mereka terus berusaha mencari
kebenaran yang didasari rasa keingintahuan mereka akan awal muala kehidupan dibumi ini.
Bagaimana makhluk hidup pertama lahir masih merupakan misteri yang belum bisa diungkap
para ilmuan. Secara umum teori asal usul kehidupan ada dua, yaitu Abiogenesis dan
Biogenesis. Adapun teori-teori tersebut antara lain:
1. Teori Abiogenesis
Menurut teori ini, kehidupan terjadi secara spontan dan berasal dari materi tak hidup.
Teori ini, beranggapan bahwa kehidupan berawal dari benda mati. Misalnya, tikus berasal
dari tumpukan sampah dan belatung berasal dari daging yang membusuk. Teori abiogenesis
ini disebut juga teori generatio spontanea.
Teori abiogenesis ini pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles (384–332 SM).
Dengan ditemukannya mikroskop, teori ini semakin didukung. ohn eedham adalah orang
yang mendukung teori ini. Pada pertengahan 1700, ia melakukan percobaan dengan
memanaskan kaldu untuk membunuh semua mikroorganisme yang ada. Kemudian, ia
menuangkan air kaldu ke dalam tabung reaksi dan menutupnya dengan gabus. Dalam
beberapa hari, tabung dipenuhi oleh bakteri. Ia menyimpulkan bahwa bakteri dibentuk dari
sisa-sisa mikroorganisme yang mati oleh panas sebelumnya. Dari percobaan tersebut, ia
menyimpulkan bahwa teori abiogenesis adalah benar.
6
2. Teori Biogenesis
Fr
ancesco Redi melakukan percobaan pertama untuk membuktikan teori biogenesis
7
Percobaan Spallanzani ini diperbarui oleh percobaan Louis Pasteur menggunakan
labu leher angsa. Hal ini dikarenakan kritikan para pendukung teori abiogenesis terhadap
percobaan Spallanzani. Mereka menyatakan bahwa percobaan yang dilakukan Spallanzani
menghancurkan “komponen penyokong kehidupan” dengan tidak adanya udara dan
pemanasan berlebih (Mclaren Rotundo, 1985: 30). Oleh karena itu, Pasteur menggunakan
labu leher angsa.
Percobaan yang dilakukan pada 1861 ini, berhasil menumbangkan teori abiogenesis.
Labu leher angsa yang dipanaskan tetap dapat memungkinkan udara masuk ke dalam labu,
tetapi tidak ada mikroorganisme yang hidup setelah beberapa hari. Melalui percobaan ini,
Louis Pasteur membuktikan bahwa terdapat mikroorganisme di udara, air, dan tanah, yang
dapat menyebabkan kontaminasi pada air kaldu. Berdasarkan hasil percobaan,
berkembanglah teori biogenesis yang menyatakan bahwa:
a. mne vivum e vivo, semua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya
b. mne ovum e vivo, semua telur berasal dari makhluk hidup; dan
c. mne ovum e ovo, semua makhluk hidup dari telur
Ketidakpuasan para Ilmuwan terhadap apa yang dikemukakan para tokoh teori
Abiogenesis maupun Biogenesis mendorong para Ilmuwan lain untuk terus mengadakan
penelitian tentang asal usul kehidupan. Antara pakar-pakar tersebut antara lain : Harold Urey,
Stanley Miller, dan A.I.Oparin. mereka berpendapat bahwa organisme terbentuk pertama kali
di bumi ini berupa makhluk bersel satu. Para pakar biologi, astronomi, dan geologi sepakat,
8
bahwa planet bumi ini terbentuk kira-kira antara 4,5-5 miliar tahun yang lalu. Keadaan pada
saat awal terbentuknya sangat berbeda denagn keadaan pada saat ini. Pada saat itu suhu
planet bumi diperkirakan 4.000-8.000oC. pada saat mulai mendingin, senyawa karbon beserta
beberapa unsur logam mengembun membentuk inti bumi, sedangkan permukaannya tetap
gersang, tandus, dan tidak datar. Karena adanya kegiatan vulkanik, permukaan bumi yang
masih lunak tersebut bergerak dan berkerut terus menerus. Ketika mendingin, kulit bumi
tampak melipat-lipat dan pecah.
Pada saat itu, kondisi atmosfer bumi juga berbeda dengan kondisi saat ini. Gas-gas
ringan seperti Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2), Helium (He), dan Argon (Ar)
lepas meninggalkan bumi akrena gaya gravitasi bumi tidak mampu manahannya. Dia
atmosfer juga terbentuk senaywa-senyawa sederhana yang mengandung unsure-unsur
tersebut, seperti uap air (H2O), Amonia (NH3), Metan (CH4), dan Karbondioksida (CO2).
Senyawa sederhana tersebut tetap berbentuk uap dan tertahan dilapisan atas atmosfer.
Ketuika suhu atmosfer turun sekitar 100oC terjadilah hujan air mendidih. Peristiwa ini
berlangsung selama ribuan tahun. Dalam keadaan semacam ini pasti bumi saat itu belum
dihuni kehidupan. Namun, kondisi semacam itu memungkinkan berlangsungnya reaksi kimia,
karena teredianya zat (materi) dan energi yang berlimpah. Timbul pertanyaan, bagaimana
proses terjadinya kehidupan dibumi ini ? Pertanyaan inilah yang mendorong beberapa
Ilmuwan untuk mengemukakan pendapat serta melakukan experiment. Di antara Ilmuwan
tersebut antara lain Harold Urey dan Stanley Miller.
Harold Urey adalah ahli Kimia berkebangsaan Amerika Serikat. Dia menyatakan
bahwa pada suatu saat atmosfer bumi kaya akan molekul zat seperti Metana (CH4), Uap air
(H2O), Amonia(NH2), dan karbon dioksida (CO2) yang semuanya berbentuk uap. Karena
adanya pengaruh energi radiasi sinar kiosmis serta aliran listrik halilintar terjadilah reaksi
diantara zat-zat tersebut menghasilkan zat-zat hidup. Teori evolusi Kimia dari Urey tersebut
biasa dikenal dengan teori Urey. Menurut Urey, zat hidup yang pertama kali terbentuk
mempunyai susunan menyerupai virus saat ini. Zat hidup tersebut selama berjuta-juta tahun
mengalami perkembangan menjadi berbagai jenis makhluk hidup. Menurut Urey,
terbentuknya makhluk hidup dari berbagai molekul zat di atmosfer tersebut didukung kondisi
sebagai berikut :
9
a) kondisi 1 : tersedianya molekul-molekul Metana, Amonia, Uap air, dan hydrogen
yang sangat banyak di atmosfer bumi
b) kondisi 2 : adanya bantuan energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan
radiasi sinar kosmis yang menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk molekul
zat yang lebih besar.
c) kondisi 3 : terbentuknya zat hidup yang paling secerhana yang susunan kimianay
dapat disamakan dengan susunan kimia virus, dan
d) kondisi 4 : dalam jangka waktu yang lama (berjuta-juta tahun), zat idup yang
terbentuk tadi berkembang menjadi seejnis organisme (makhluk hidup yang lebih
kompleks).
Miller adalah murid Harold Urey yang juga tertarik terhadap masalah asal usul
kehidupan. Didasarkan informasi tentang keadaan planet bumi saat awal terbentuknya, yakni
tentang keadaan suhu, gas-gas yang terdapat pada atmosfer waktu itu, dia mendesain model
alat laboratorium sederhana yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis Harold
Urey.
Kedalam alat yang diciptakannya, Miller memasukan gas Hidrogen, Metana, Amonia,
dan Air. Alat tersebut juaga dipanasi selama seminggu, sehingga gas-gas tersebut dapat
bercampur didalamnya. Sebagai pengganti energi aliran listrik halilintar, Miller mengaliri
perangkat alat tersebut dengan loncatan listrik bertegangan tinggi. Adanya aliran listrik
bertegangan tinggi tersebut menyebabkan gas-gas dalam alat Miller bereaksi membentuk
10
suatu zat baru. Kedalam perangkat juga dilakukan pendingin, sehingga gas-gas hasil reaksi
dapat mengembun. Pada akhir minggu, hasil pemeriksaan terhadap air yang tertampung
dalam perangkap embun dianalisis secar kosmografi. Ternyata air tersebut mengandung
senyawa organic sederhana, seperti asam amino, adenine, dan gula sederhana seperti ribose.
Eksperimen Miller ini dicoba beberapa pakar lain, ternyata hasilnya sama. Bila dalam
perangkat eksperimen tersebut dimasukkan senyawa fosfat, ternyata zat-zat yang dihasilkan
mengandung ATP, yakni suatu senyawa yang berkaitan dengan transfer energi dalam
kehidupan. Lembaga cpenelitian lain, dalam penelitiannya menghasilkan senyawa-senyawa
nukleotida. Nukleotida adalah suatu senyawa penyusun utama ADN (Asam Deoksiribose
Nukleat) dan ARN (Asam Ribose Nukleat), yaitu senaywa khas dalam inti sel yang
mengendalikan aktivitas sel dan pewarisan sifat. Eksperimen Miller dapat memberiakan
petunjuk bahwa satuan- satuan kompleks didalam sistem kehidupan seperti Lipida,
Karbohidrat, Asam Amino, Protein, Mukleotida dan lain-lainnya dapat terbentuk dalam
kondisi abiotik. Teori yang terus berulang kali diuji ini diterima para ilmuwan secara luas.
Namun, hingga kini masalah utama tentang asal-usul kehidupan tetap merupakan rahasia
alam yang belum terjawab. Hasil yang mereka buktikan barulah mengetahui terbentuknya
senyawa organik secara bertahap, yakni dimulai dari bereaksinya gas-gas diatmosfer purba
dengan energi listrik halilintar. Selanjutnay semua senyawa tersebut bereaksi membentuk
senyawa yang lebih kompleks dan terkurung dilautan. Akhirnya membentuk senyawa yang
merupakan komponen sel.
Alexander Oparin adalah Ilmuwan Rusia. Didalam bukunya yang berjudul The Origin
of Life (Asal Usul Kehidupan). Oparin menyatakan bahwa pada suatu ketika atmosfer bumi
kaya akan senyawa uap air, CO2, CH4, NH3, dan Hidrogen. Karena adanya energi radiasi
benda-benda angkasa yang amat kaut, seperti sinar Ultraviolet, memungkinkan senyawa-
senyawa sederhana tersebut membentuk senyawa organik atau senyawa hidrokarbon yang
lebih kompleks. Proses reaksi tersebut berlangsung dilautan.
11
maupun di permukaan daratan. Adanya energi yang berlimpah, misalnya sinar Ultraviolet,
dalam jangka waktu yang amat panjang memungkinkan lautan menjadi timbunan senyawa
organik yang merupakan sop purba atau Sop Primordial, senyawa kompleks sederhana saat
itu begitu berlimpah, baik di lautan maupun di permukaan bumi sehingga membentuk
kompleks yang disebut sup purba atau sup primordial. Setelah terbentuknya sup purba,
pembentukan materi genetik dan membran sel merupakan dua langkah penting sebelum
adanya kehidupan. Materi genetik pertama dan enzim pertama kemungkinan berupa RNA.
Gen pertama berupa RNA rantai pendek yang dapat bereplikasi sendiri tanpa bantuan
protein. Proses replikasi RNA ini dapat terjadi melalui bantuan molekul RNA yang berfungsi
sebagai katalis. Para ilmuwan telah menemukan RNA yang disebut ribozim dan dapat
berfungsi mirip katalis. Selanjutnya, terjadi kerja sama antarmolekul yang menyebabkan
terjadinya translasi primitif dari gen RNA sederhana menjadi polipeptida. Translasi ini tidak
menggunakan ribosom atau RNA. Kumpulan molekul tersebut akan terkumpul ke dalam
bulatan membran mikroskopis yang terbuat dari fosfolipid. Bentuk kumpulan molekul dalam
membran tersebut dikenal dengan protobion. Adanya kerja sama antarmolekul memberikan
kemampuan pada protobion untuk bereplikasi dan melakukan metabolisme primitif.
Protobion berkembang menjadi bentuk kompleks yang mengandung DNA dan dapat
menggunakan banyak bahan mentah dari lingkungan.
12
Secara berangsur-angsur protobion digantikan organisme yang dapat membuat
molekul yang dibutuhkannya sendiri (autotrof) dengan bantuan cahaya matahari
(fotoautotrof) atau molekul berenergi tinggi dari lingkungannya (kemoautotrof). Adanya
autotrof memicu munculnya makhluk hidup yang dapat memanfaatkan produk autotrof,
misalnya heterotrof, atau merupakan autotrof juga. Autotrof dan heterotrof yang bergantung
pada makhluk hidup ini merupakan prokariot pertama. Prokariot menguasai bumi dari 3,5–2
milyar tahun yang lalu. Selama periode tersebut, prokariot mengubah atmosfer bumi sehingga
menyebabkan oksigen muncul 2,7 milyar tahun yang lalu sebagai hasil fotosintesis prokariot.
Perhatikan bagan skala waktu geologi pada Gambar berikut ini.
Analogi jam geologi dengan beberapa kejadian penting dalam sejarah bumi
13
Model pembentukan sel eukariot berdasarkan teori pelekukan membran dan
endosimbiosis
Fosil tertua yang diyakini para ilmuwan sebagai eukariot berasal dari sekitar 2,1
milyar tahun yang lalu. Eukariot ini merupakan nenek moyang Protista uniselular (alga) yang
kita kenal sekarang. Bagaimana eukariot uniselular berevolusi hingga terbentuk makhluk
hidup multiselular, seperti hewan dan tumbuhan sekarang ini? Pembentukan makhluk hidup
eukariot multiselular terjadi dalam beberapa tahap. Nenek moyang makhluk hidup
multiselular diduga berasal dari koloni Protista uniselular. Pada koloni, sel hasil pembelahan
dan individunya tetap menempel pada koloni. Selanjutnya, sel-sel dalam koloni terspesialisasi
dan saling bergantung satu sama lain. Setiap satu jenis sel semakin terspesialisasi, baik
bentuk maupun maupun fungsinya. Akhirnya, spesialisasi sel-sel mencapai perbedaan antara
sel seks (sel gamet) dan sel tubuh (sel somatis). Melalui evolusi milyaran tahun, nenek
moyang eukariot membentuk ganggang, jamur, hewan, dan tumbuhan. Sekitar 500 juta tahun
lalu, semua kehidupan berada di lautan dan mulai memasuki daratan. Beberapa alga hijau
yang hidup di sekitar danau diduga memiliki hubungan dengan tumbuhan darat primitif.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa seluruh hal-hal yang
terjadi didalam kehidupan sehari-hari dapat dipelajari dalam ilmu Biologi. Sehingga
pengertian biologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan
makhluk hidup. Biologi berdiri sebagai sebuah ilmu karena memiliki metode, yaitu metode
ilmiah. Metode ilmiah membuat ilmu bersifat logis, berrnetode, sistematis, berlaku umum
(dapat diuji ulang), dan empiris (sesuai kenyataan).
Menurut teori evolusi, makhluk hidup yang sekarang berbeda dengan makhluk hidup
jaman dahulu. Nenek moyang makhluk hidup sekarang yang bentuk dan strukturnya
(mungkin) berbeda mengalami perubahan-perubahan baik struktur maupun genetis dalam
waktu yang sangat lama, sehingga bentuknya jauh menyimpang dari struktur aslinya dan
akhirnya menghasilkan berbagai macam spesies yang ada sekarang. Jadi tumbuhan dan
hewan yang ada sekarang bukanlah makhluk hidup yang pertama kali berada di bumi, tetapi
berasal dari makhluk hidup di masa lampau.
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16