Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM SERAT TEKSTIL

UJI MIKROSKOP

I. MAKSUD DAN TUJUAN


Mengetahui dan memahami pengklasifikasian serat berdasarkan morfologi bentuk
penampang melintang dan membujur serat dengan melakukan uji mikroskop.

II. TEORI DASAR


2.1. Pengertian Serat
Serat adalah suatu benda halus yang mempunyai perbandingan panjang dan diameter
yang sangat besar.

2.2. Identifikasi Serat Tekstil


Identifikasi serat terutama didasarkan pada beberapa sifat khusus dari serat yaitu
morfologi, sifat kimia dan sifat fisika serat. Pengamatan dengan mikroskop meliputi
pengamatan penampang membujur dan melintang, dimensinya adanya lumen dan
sebagainya.
Untuk dapat mengidentifikasi jenis serat tidak dapat dilakukan hanya satu cara uji
saja, tetapi dengan penggabungan berbagai cara uji, baru dapat ditentukan jenis serat yang
di uji.
Adapun identifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Uji Pembakaran
2. Uji Berat Jenis
3. Uji Mikroskop I ( penampang membujur )
4. Uji Mikroskop II ( penampang melintang )
5. Uji Pelarutan I
6. Uji Pelarutan II
7. Uji MC/MR
8. Uji Kualitatif
9. Uji Kuantitatif

2.3. Mikroskop
Mikroskop terdiri atas kaki mikroskop yang dibuat berat dan kokoh agar mikroskop dapat
berdiri stabil. Mikroskop memiliki tiga system lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler,
dan kondensor. Fungsi lensa-lensa tersebut yaitu :
a. Lensa okuler fungsinya memperbesar benda yang dibentuk oleh lensa okuler. Letak
lensa ini yaitu, dekat dengan mata.
b. Lensa obyektif fungsinya untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar
benda yang diamati. Umumnya ada 3 lensa objektif dengan pembesaran 4x, 10x, dan
40x. Letak dari lensa ini yaitu, dekat dengan benda yang diamati (dekat dengan obyek).
c. Kondensor fungsinya sebagai lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan
cahaya yang masuk dalam mikroskop. Letak dari lensa ini yaitu dibawah meja preparat
diatas diafragma.
   Pada mikroskop modern terdapat alat penerang di bagian dasar mikroskop
berfungsi untuk menerangi preparat. Pada mikroskop yang tanpa alat penerangan
mempunyai cermin datar dan cekung yang terdapat di bawah kondensor. Cermin
berfungsi untuk mengarahkan cahaya yang berasal dari sumber cahaya luar kedalam
kondensor.

Komponen-komponen mikroskop
1. LENSA OKULER, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini
berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif. 
2. LENSA OBJEKTIF, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini 
membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver
untuk menentukan perbesaran lensa objektif. 
3. TABUNG MIKROSKOP (TUBUS), tabung ini berfungsi untuk mengatur focus dan
menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler. 
4. MAKROMETER (PEMUTAR KASAR), makrometer berfungsi untuk
menaikturunkan tabung mikroskop secara cepat. 
5. MIKROMETER (PEMUTAR HALUS), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil dari pada makrometer. 
6. REVOLVER, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan
cara memutarnya. 
7. REFLEKTOR, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung.
Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin kemeja objek melalui
lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan
ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka
menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya. 
8. DIAFRAGMA, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk. 
9. KONDENSOR, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk,
alat ini dapat putar dan di naikturunkan. 

10. MEJA MIKROSKOP, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di
amati. 
11. PENJEPIT KACA, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek
agar tidak mudah bergeser.
12.  LENGAN MIKROSKOP, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop. 
13. KAKI MIKROSKOP, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop. 
14. SENDI INKLINASI (PENGATUR SUDUT), untuk mengatur sudut atau tegaknya
mikroskop .
2.4. Morfologi Bentuk Penampang Serat

Morfologi bentuk penampang serat

1. Serat Kapas

Penampang membujur Penampang melintang

2. Serat Rami
Penampang membujur Penampang melintang

3. Serat Sutra

Penampang membujur Penampang melintang

4. Serat Wol

Penampang membujur Penampang melintang

5. Serat Rayon Viskosa


Penampang membujur Penampang melintang

6. Serat Poliester

Penampang membujur Penampang melintang

7. Serat Poliamida

Penampang membujur Penampang melintang

8. Serat poliakrilat

Penampang membujur Penampang melintang

III. ALAT DAN BAHAN


3.1. Alat 3.2. Bahan
1. Mikroskop Bermacam macam serat:
1. Kapas
2. Kaca Preparat
2. Rayon Viskosa
3. Jarum Jahit Dan Benang 3. Rami
4. Gabus Kecil 4. Sutera
5. Silet Tajam 5. Wool
6. poliester
7. Poliakrilat
8. Poliamida / Nylon
9. Poliester : Kapas
10. Poliester : Wool
11. Poliester : Rayon

IV. CARA KERJA


UNTUK PENGAMATAN PANDANGAN MEMBUJUR DARI SERAT:
 Serat diletakan sejajar diatas kaca objek dan dipisahkan satu sama lain agar tidak
menumpuk.
 Kemudian menuntup dengan cover glass dan dari arah samping ditetesi medium
kemudian kelebihan air dihisap dari sisi yang lain (menggunakan kertas
hisap/saring).
 Mengamati preparat dibawah mikroskop.
 Pembesaran dilakukan mulai dari 5x, 10x, 40x, 45x, 100x.
UNTUK PENGAMATAN PANDANGAN MELINTANG DARI SERAT:
 Jarum jahit yang berisi benang ditusukan ditengah tengah gabus. Kemudian jarum
ditarik kembali dengan meninggalkan lengkungan benang pada gabus.
 Sekelompok serat yang telah diberi lak merah dimasukan kedalam lengkungan
benang, kemudian benang ditarik keluar sehingga serat masuk kedalam tengah
tengah gabus dan terjepit ditengah tengah gabus, lak dibiarkan mengering.
 Setelah lak kering, mengiris gabus setipis mungkin gabus dengan silet yang tajam
sehingga ditengah tengah gabus ikut terpotong secara melintang.
 Mengamati irisan melintang dibawah mikroskop dengan cara seperti pada irisan
membujur .
 Mengamati preparat dibawah mikroskop.
 Pembesaran dilakukan mulai dari 5x, 10x, 40x, 45x, 100x.
VI. DISKUSI

Dalam praktikum ini serat kapas memiliki penampang membujur seperti pita terpilin
dan melintang seperti ginjal dikarenakan serat kapas merupakan serat alam yang pada
masa pertumbuhannya tergantung kondisi iklim tropis dan tanah. sehingga pengaruh
bentuk penampang terutama melintang tergantung pada kondisi alam tersebut dan
kedewasaan seratnya, semakin dewasa serat semakin bentuk melintangnya serti ginjal.
Pada rami bentuk penampang membujur yang berbuku buku dan penampang
melintangya yang hampir sama dengan kapas hanya saja terdapat cabang pada garis
tengahnya ini, terpengaruh oleh sifat alamiah batang tanaman Bochmerianivea sehingga
serat biasa digunakan sebagai tali temali.

Pada serat protein seperti sutra bentuk penampang membujurnya polos bersih dan
melintangnya berbentuk segitiga tidak simetris ini kemungkinan terpengaruh oleh jenis
ulat sutranya serta makanan yang dimakan oleh serat sutra tersebut. Pada percobaan ini
kemungkinan besar serat sutra yang dihasilkan dari ulat jenis bomyx mori karena ulat
jenis ini akan menghasilkan serat sutra yng memiliki penampang membujur yang polos
dan bersih. Pada serat protein wol gambar penampang membujur nya bersisik dan
melintangnya bulat tak beraturan seperti pada rambut .

Sedangkan pada serat buatan bentuk penampang membujur dan melintangnya


dipengaruhi oleh lubang spineret yang digunakan pada mesin, saat proses pembuatan
serat dan juga metode pemintalan yang digunakan, seperti metode pemintalan leleh
akan menghasilkan penampang melintang yang bulat contohnya serat poliester dan
nylon/poliamida, metode pemintalan kering akan menghasilkan bentuk penampang
melintang seratnya hampir bulat dan metode pemintalan basah akan menghasilkan
bentuk penampang yang mempunyai lekukan pada sisi sisi seratnya contoh rayon
viskosa.

VII. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan pada praktikum ini bentuk penampangnya adalah
 Serat kapas
Membujur : seperti pita perpilin
Melintang : seperti ginjal
 Serat rayon viskosa
Membujur : Terdapat garis lurus kearah panjang dan terdapat bintik bintik sepanjang alur
serat
Melintang : Bergerigi disamping dan tidak simetris
 Serat Rami
Membujur : Berbuku buku dan pinggiran tebal
Melintang : Seperti serat kapas, namun garis tengah seperti garis retakan atau bercabang
 Serat Sutra
Membujur : Halus , lurus bersih dan polos
Melintang : Berbentuk segitiga tidak simetris

Melintang : Bulat didalam terdapat bintik bintik (poliester).  Serat Wol


Membujur : Bersisik pinggirnya seperti rambut
Melintang : Hampir bulat tak beraturan sisi sisinya
 Serat Poliester
Membujur : Lurus polos berwarna abu
Melintang : Bulat terdapat bintik ditengahnya
 Serat poliakrilat
Membujur : Lurus polos berwarna kecoklatan
Melintang : Bentuk serat seperti kacang merah
 Serat Poliamida
Membujur : Lurus polos ada bagian bening disisi permukaannya.
Melintang : Bentuk hampir bulat seperti kacang mede polos
 Poliester : kapas
Membujur : berbintik dan seperti pita terpintir
Melintang : Seperti ginjal terdapat garis ditengah (kapas). Bulat didalam terdapat bintik bintik
(poliester)

 Poliester : rayon
Membujur : Serat lurus ditengah ada garis tak beraturan
Melintang : Bulat didalam terdapat bintik bintik (poliester). Bergerigi tak simetris (rayon).

 Poliester : wool
Membujur : Serat lurus bergaris polos ada serat berwarna biru
Melintang : Bulat didalam terdapat bintik bintik (poliester). Bulat tak beraturan (wool).

VIII. DAFTAR PUSTAKA


P. Soepriyono, S.Teks, dkk. 1973. Serat Serat Tekstil. Bandung: Institut Teknologi
Tekstil.
Istinharoh, ST. 2013. Pengantar Ilmu Tekstil 1. Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan
Kebudayaan.
Pedoman Praktikum Identifikasi Serat Tekstil, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
https://ekarahmayanti.wordpress.com/2013/04/19/mikroskop/.

Anda mungkin juga menyukai