Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 71

ISBN : 978-602-73690-3-0

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT


PADA KOPERASI SERBA USAHA BERKAH TIRAM JAYA
MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

Heri Nurdiyanto1 , Sulung Yoga Minarto2


Program Studi Teknik Informatika, STMIK Dharma Wacana
Jl.Kenanga No.03 Mulyojati 16C Metro Barat Kota Metro 34125
Email : herinurdiyanto@gmail.com1 , Sulungyogaminarto@gmail.com 2

Abstract
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sistem yang dapat membantu seseorang dalam
mengambil keputusan yang akurat dan tepat sasaran. Banyak permasalahan yang dapat diselesaikan
dengan menggunakan SPK, salah satunya adalah penentuan kelayakan nasabah penerima kredit. Ada
beberapa metode yang dapat digunakan dalam membangun suatu SPK diantaranya analytical
hierarchy process (AHP). AHP merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam
memecahkan permasalahan yang bersifat multikriteria, seperti dalam SPK penentuan kelayakan
nasabah penerima kredit. Penelitian ini menggunakan metode AHP dalam menentukan kelayakan
nasabah penerima kredit pada Koperasi Serba Usaha Berkah Tiram Jaya. Dalam penentuan
kelayakan nasabah penerima kredit, ada beberapa kriteria yang menjadi dasar pengambilan
keputusan antara lain usia, perkerjaan, status keanggotaan, pendidikan, produktivitas usaha,
kolektabilitas, besar simpanan awal, jangka waktu angsuran, besar bunga, penghasilan perbulan,
pengeluaran perbulan, tanggungan keluarga, jaminan, status kredet, dan kredibilitas. Adapun hasil
akhir dalam penelitian ini adalah hasil prioritas global kriteria nasabah, yang diurutkan dari yang
tertinggi hingga terendah, sehingga pihak koperasi dapat dengan mudah mengambil keputusan
dengan melihat hasil tersebut.
Keyword : SPK, Kredit, koperasi, ahp

1. Pendahuluan kredit antara lain menetapkan standar


1.1 Batasan Masalah untuk menerima atau menolak resiko
Koperasi simpan pinjam adalah salah tersebut, yaitu dengan menentukan siapa
satu jenis koperasi yang ada di Indonesia yang berhak menerima kredit yang telah
yang mempunyai kegiatan utama adalah memenuhi standar yang ditetapkan
menyediakan jasa penyimpana dan koperasi seperti bagaimana karakter
pinjaman dana kepada anggota koperasi nasabah, kapasitas melunasi kredit,
dengan tujuan memajukan kesejahteraan kemampuan modal yang dimiliki
anggota khususnya pada masyarakat nasabah dan jaminan yang dimiliki
pada umumnya. Koperasi Serba Usaha nasabah untuk menanggung resiko kredit
Berkah Tiram Jaya adalah jenis koperasi dan kondisi keuangan nasabah.
simpan pinjam aktif, yang memanfaatkan Berdasarkan latar belakang yang terjadi,
dana dari anggota yang berupa simpanan bahwa Koperasi Serba Usaha Berkah
kemudian menyalurkan kembali kepada Tiram Jaya pada proses penyeleksian
anggota dalam bentuk kredit atau kriteria dalam menentukan kelayakan
pinjaman. Jenis kredit yang digunakan anggota untuk menerima kredit masih
adalah jenis kredit menurut waktu yang belum akurat. untuk itu dibutuhkan
pengembaliannya memerlukan jangka sebuah metode yang dapat menyeleksi
waktu pendek, menengah dan panjang. kriteria-kriteria dalam menentukan
Didalam jangka waktu tersebut koperasi kelayakan anggota untuk menentukan
juga sering menghadapi resiko. Misalnya kredit. Dalam penelitian ini peneliti
koperasi tidak menerima pembayaran merancang dan membangun sistem
dimuka ataupun sering terjadinya pendukung keputusan pemberian kredit
penunggakan atau keterlambatan dalam pada Koperasi Serba Usaha
pembayaran dikarenakan berbagai alasan BerkahTiram Jaya dengan menggunakan
nasabah. Oleh karena itu, koperasi metode AHP(Analytic Hierarchy
menentukan kebijakan dalam pemberian Process) yang diharapkan dapat

Prosiding Heri Nurdiyanto;Sulung yoga Minarto


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 71
ISBN : 978-602-73690-3-0

membantu koperasi Serba Usaha Berkah ketidakpastian tersedianya data


Tiram Jaya dalam menyeleksi kriteria- statistik yang akurat. Adakalanya
kriteria untuk menentukan kelayakan timbul masalah keputusan yang sulit
anggota menerima kredit. untuk diukur secara kuantitatif dan
perlu diputuskan secepatnya dan
1.2 Rumusan Masalah sering disertai dengan variasi yang
bagaimana merancang suatu sistem yang beragam dan rumit sehingga data
dapat membantu pihak Koperasi Serba tersebut tidak mungkin dapat dicatat
Usaha Berkah Tiram Jaya dalam secara numerik karena data kualitatif
mengambil keputusan untuk menentukan saja yang dapat diukur yaitu
siapa yang layak menerima kredit berdasarkan pada persepsi,
berdasarkan urutan nilai prioritas preferensi, pengalaman, dan intuisi
tertinggi.
2.2 Sistem Pendukung Keputusan
2. Kajian Literatur Sistem pendukung keputusan
2.1 AHP merupakan suatu pendekatan untuk
Pada dasarnya, proses pengambilan mendukung pengambilan keputusan.
keputusan adalah memilih suatu Sistem pendukung keputusan,
alternatif. AHP umumnya digunakan menggunakan CBIS yang fleksibel,
dengan tujuan untuk menyusun interaktif, dan dapat diadaptasi, yang
prioritas dari berbagai alternatif dikembangkan untuk mendukung
pilihan yang ada dan pilihan-pilihan solusi untuk masalah manajemen
tersebut bersifat kompleks atau spesifik yang tidak terstruktur.
multikriteria. Sistem pendukung keputusan
Penentuan prioritas inilah yang menggunakan data, memberikan
merupakan bagian penting dari antarmuka pengguna yang mudah,
penggunaan metode AHP. Pada dan dapat menggabungkan pemikran
dasarnya metode AHP merupakan pengambil keputusan. Sebagai
suatu teori umum tentang suatu tambahan, sistem pendukung
konsep pengukuran. Metode ini keputusan biasanya mengunakan
digunakan untuk menemukan suatu berbagai model dan dibangun oleh
skala rasio baik dari perbandingan suatu proses interaktif dan iterative.
pasangan yang bersifat diskrit Ia mendukung semua fase
maupun kontinu. Perbandingan- pengambilan keputusan dan dapat
perbandingan ini dapat diambil dari memasukan suatu komponen
ukuran aktual atau dari suatu skala pengetahuan.
dasar yang mencerminkan kekuatan Karakteristik dan kapabilitas sistem
perasaan dan prefensi relatif. pendukung keputusan dapat dilihat
Peralatan utama AHP adalah sebuah pada gambar 1
hirarki fungsional dengan input
utamanya persepsi manusia akan
prioritas antara satu elemen dengan
elemen yang lainnya. Keberadaan
hirarki memungkinkan dipecahnya
masalah kompleks atau tidak
terstruktur dalam sub-sub masalah,
lalu menyusunnya menjadi suatu Gambar 1. Karakteristik SPK
bentuk hirarki.
Metode AHP yang dikembangkan 2.3 Koperasi
oleh Thomas L. Saaty dapat Dalam Undang-Undang
memecahkan masalah kompleks, Perkoperasian Nomor 17 Tahun
dimana kriteria yang diambil cukup 2012 Pasal 1 butir (1), yang
banyak, struktur masalah yang dimaksud dengan Koperasi adalah
belum jelas, ketidakpastian persepsi badan hukum yang didirikan oleh
pembuat keputusan serta orang perseorangan atau badan

Prosiding Heri Nurdiyanto;Sulung yoga Minarto


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 71
ISBN : 978-602-73690-3-0

hukum Koperasi, dengan pemisahan Mulai

kekayaan para anggotanya sebagai


modal untuk menjalankan usaha, Pengumpulan Data

yang memenuhi aspirasi dan Kebutuhan


kebutuhan bersama di bidang
ekonomi, sosial, dan budaya sesuai Analisis Sistem

dengan nilai dan prinsip Koperasi


Perancangan Perangkat Lunak

2.4 Kredit Tidak


Implementa
Dalam Undang-Undang si
Perkoperasian Nomor 17 Tahun
Ya
2012 Pasal 1 butir (14), Pinjaman Tidak

adalah penyediaan uang oleh Pengujian


koperasi simpan pinjam kepada
Ya
anggota sebagai peminjam
berdasarkan perjanjian, yang Penulisan Laporan

mewajibkan peminjam untuk


melunasi dalam jangka waktu Selesai

tertentu dan membayar jasa.


Gambar 2. Kerangka Pemecahan
Unsur-unsur dalam kredit, sebagai Masalah
berikut :
1) Adanya dua pihak, yaitu pihak 4. Hasil dan Pembahasan
pemberi kredit dan pihak 4.1 Analisis Sistem Berjalan
penerima kredit Analisis sistem merupakan kegiatan
2) Adanya kepercyaan menguraikan suatu sistem informasi
3) Adanya persetujuan yang utuh dan nyata kedalam komponen
4) Adanya penyerahan barang, jasa yang bertujuan untuk mengidentifikasi
atau uang dari pemberi kepada serta mengevaluasi masalah-masalah
penerima yang muncul, sehingga mengarah pada
5) Adanya unsur waktu suatu solusi untuk perbaikan maupun
6) Adanya unsur resiko pengembangan kearah yang lebih baik
7) Adanya unsur bunga sebagai dan sesuai dengan kebutuhan. Berikut
kompensasi adalah prosedur dalam pemberian kredit
pada Koperasi Serba Usaha Berkah
Tiram Jaya.
3. Metode Penelitian
3.1 Metode Pengembangan Sistem Nasabah Koperasi

Metode pengembangan sistem yang


digunakan oleh penulis yaitu metode Mengajukan pinjaman Memberikan formulir

pengembangan system berorientasi Mengisi formulir

objek desain dan analisis atau yang


disebut dengan OOAD (Object Menyerahkan formulir dan persyaratan Cek formulir dan persyaratan

Oriented Analysis and Design). Tidak

Ya

3.2 Kerangka Pemecahan Masalah Keputusan pinjaman

Tidak

Ya

Perjanjian pinjaman

Menerima pinjaman Pencairan pinjaman

Gambar 3 Diagram Aktivitas Skenario


Proses Kelayakan Peminjaman Kredit

Prosiding Heri Nurdiyanto;Sulung yoga Minarto


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 71
ISBN : 978-602-73690-3-0

Setelah menyusun nilai matriks kiteria, maka


4.2 Analisis Pemecahan Masalah tahap selanjutnya adalah menghitung nilai
Menggunakan Metode AHP normalisasi matriks dengan cara membagi nilai
Struktur hirarki SPK pemberian masing masing sel dengan jumlah masing masing
kredit kolomnya.
Tabel 2. Nilai normalisasi matriks berpasangan
20-29
30-49
Usia
40-49
>50
Pegawai negri
Perkerjaan Wiraswasta
Wirausaha
Status Anggota
keanggotaan Calon Anggota

Bukan anggota
SD
SMP
Pendidikan SMA
Perguruan tinggi
<1000 baglog

Produktivitas
usaha
1000-5000 baglog
3. Menghitung vektor bobot kriteria
5000-10.000 baglog

>10.000 baglog
Setelah mendapat nilai normalisasi, kemudian
Kolektabilitas
Lancar langah selanjutnya adalah menghitung nila vetor
Kurang lancar
Macet bobot kriteri dengan cara membagi jumlah dari
Besar simpanan
< 1 juta
1-5 juta
setiap baris dengan dengan banyaknya kriteria.
SPK
awal < 5 juta Tabel 3. Nilai vektor bobot kriteria
5 bulan
Jangka waktu 12 bulan
angsuran <12 bulan
1% perbulan
Besar Bunga 2% perbulan
3% perbulan
< 3 juta
Penghasilan 3-5 juta
perbulan 5-10 juta
> 10 juta
< 3 juta
Pengeluaran 3-5 juta
perbulan 5-10 juta
> 10 juta
1 anak
Tanggungan 2 anak
keluarga
> 2 anak
Jaminan Surat tanah
Surat kendaraan
Produktivitas usaha
Lancar
Kriteria usia adalah kriteria paling penting
Status kredit Kurang lancar
Macet
karena memiliki nilai bobot paling tinggi
Sangat Baik dibandingkan dengan prioritas lainnya.
Baik
Kredibilitas Kurang baik

Gambar 4. Struktur hirarki SPK pemberian kredit 4. Memeriksa konsistensi


Setelah mendapatkan nilai vektor bobot kriteria,
1. Nilai matriks kriteria kemudian langkah selanjutnya adalah memeriksa
Menyusun kriteria-kriteria calon nasabah konsistensi hirarki dengan cara mengalikan nilai
penerima kredit pada matriks berpasangan. masukan matriks dengan nilai vektor bobot
Tabel 1 Nilai matriks perbandingan berpasangan kriteria.
Tabel 4. Nilai konsistensi matriks

2. Normalisasi
5. Nilai lamda

Prosiding Heri Nurdiyanto;Sulung yoga Minarto


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 71
ISBN : 978-602-73690-3-0

Setelah mendapat nilai konsistensi matriks,


kemudian langkah selanjutnya adalah mencari System

nilai lamda maksimal dengan cara membagi Beranda

jumlah tiap baris nilai konsistensi matruks Uji prioritas

dengan jumlah kriteria. <<include>>


Tabel 5. Nilai lamda kriteria Hasil priortas User
Penentuan priortas <<include>>
Admin

Login admin

<<include>>

Prioritas sub kriteria


Prioritas kriteria
Ganti login
<<include>>
<<include>>

Penentuan priortas
<<include>>
<<include>>

Nilai sub kriteria


<<include>>
Halaman Admin

<<include>> Global prioritas

<<include>> <<include>>

Hasil deteksi
Log out
prioritas

Gambar 5. Rancangan use case SPK pemberian


kredit
4.2.1.2. Rancangan Ativity Diagram

Nilai CI= (Lamda max – n )/(n-1) Halaman awal

=( 0,247294815-15)/(15-1)
= -14,75270519 / 14 Uji prioritas Login

= -1,053764656
Input data nasabah Username/password

Nilai CR = CI / RI Hasil prioritas


Tidak

= -1,053764656 / 1,59 Ya Ya
Ulangi
= -0,662745067 (CR < 0,1 , nilai Tidak
Halaman admin

Acceptable )

Ganti login Prioritas kriteria Nilai sub kriteria Hasil deteksi priooritas

4.2.1. Rancangan UML (Unified Modelling


Prioritas sub kriteria Penentuan prioritas Global prioritas

Language)

Algoritma uml pada bab ini merupakan algoritma Logout

uml yang akan menjelaskan alur program yang


akan dibangun untuk sesuai dengan kebutuhan.
Dalam sistem pendukung keputusan ini, penulis Gambar 6. Rancangan Activity diagram SPK
menjelaskan dengan beberapa bentuk algoritma pemberian kredit
uml antara lain adalah menggunakan usecase
diagram, aktiviti diagram, diagram urutan dan 4.2.1.3. Rancangan Sequence Diagram
class dagram. Sequence diagram menggambarkan interaksi
antar objek di dalam dan di sekitar sistem
4.2.1.1. Rancangan Usecase (termasuk pengguna, display, dan sebagainya)
Usecase diagram dapat menjelaskan beberapa berupa pesan yang digambarkan terhadap waktu.
proses yang dapat dilakukan oleh pengelola Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal
(admin) dan pengguna (user). Seorang admin (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek
dapat melihat informasi, menampilkan informasi, yang terkait).
menghapus informasi, mengedit informasi,
mengupdate informasi baik itu terkait penentuan
prioritas kredit dan faktor- faktor pendukungnya.
Sedangkan Seorang pengguna dapat melakukan
uji prioritas setiap nasabah.

Prosiding Heri Nurdiyanto;Sulung yoga Minarto


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 71
ISBN : 978-602-73690-3-0

3. Tampilan aplikasi dalam bentuk grafis dan


Input Input Input Nilai
SPK Login
Halaman
admin
Ganti
login
sub
kritera
prioritas
kriterai
prioritas
kriterai
sub
kriteria
Global
prioritas hasil Logout user friendly dapat membuat pengguna lebih
user admin
Akses Username/
pass
mudah dan nyaman dalam menggunakan
Ya
Tidak
aplikasi ini.
Ganti login
Sistem ini hanya menjadi alat bantu
Prioritas sub kriteria
bagi pengambil keputusan,
Proritas kriteria

Penentuan prioritas
keputusan akhir tetap berada di
Nilai sub kriteria
tangan pengambil keputusan
Log out Global prioritas
Hasil deteksi prioritas
5.2 Saran
akses
Log out
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran
yang sebaiknya dilakukan guna pengembangan
sistem ini menjadi lebih baik, diantaranya
Gambar 7. Rancangan Squence diagram SPK sebagai berikut:
pemberian kredit 1. Penggabungan metode Analytical
Hierarachy Process (AHP) dengan metode
matematika lain dapat membuat niai-nilai
4.2.1.4. Rancangan Class Diagram
subatribut subkriteria
pendukung keputusan yang dihasilkan lebih
reg
- idsub - idreg
- idgejala
akurat dan terperinci.
- Idatribut - nama
- idgejala - alamat
- idkerusakan
- gejala
2. Dalam aplikasi ini, perlu ditambahkan
+daftar
nasabah
+menampilkan
subkriteria
sebuah halaman yang dapat digunakan
similarity untuk menghitung bobot kriteria sehingga
similarityprioritas subkriteria1

- idreg
- idreg
- idkasus - idgejala1 tidak memerlukan bantuan sebuah tool
- idatribut - idreg
- idkasus
- similarity
- similarity - idgejala
- idatribut
untuk mendapatkan nilai bobot setiap
+menampilkan hasil
prioritas nasabah
kedekatan
kriteria.
- idkedekatan

Prioritas global
kriteria - idgejala
- kedekatan
3. Pembuatan laporan dalam bentuk print out
Detail prioritas global
- id kasus
- idatribut
- atribut - iddetail +input bobot
dapat memudahkan seksi kredit dalam
- nama - bobot - idkasus matrik
- idkerusakan
+menampilkan
- idgejala
-idatribut
melihat nilai prioritas masing-masing
+menampilkan
prioritas global
bobot kriteria
+input prioritas global
penerima Kredit.
prioritas

- idkerusakan
- kerusakan
- ket

+input prioritas
6. Referensi
global
Efraim Tuban, Jay Aronson, Ting P L,
Gambar 8. Rancangan class diagram SPK 2005, Dicision Support System and
pemberian kredit Intelligent System, Andi.yogyakarta

Nurdiyanto, H., & Meilia, H. (2016).


5. Kesimpulan SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
5.1 Kesimpulan PENENTUAN PRIORITAS
Dari hasil pengujian sistem yang telah dilakukan, PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL
maka dapat diambil beberapakesimpulan DAN MENENGAH DI LAMPUNG
daiantaranya sebagai berikut: TENGAH MENGGUNAKAN
ANALITICAL HIERARCHY PROCESS
1. Dalam proses pemberian keputusan, sering
(AHP). SEMNASTEKNOMEDIA
kali seksi kredit tidak memberikan ONLINE, 4(1), 3-3.
keputusan sebagai mana mestinya, dimana
nasabah yang memiliki faktor kekeluargaan Nurdiyanto, H., & Hermanto, H. (2016).
dengan seksi kredit akan mendapatkan Signature Recognition Using Neural
prioritas tertinggi tanpa mementingkan Network Probabilistic. International
bobot dari masing-masing nasabah lainya. Journal of Advances in Intelligent
2. Sistem Pendukung keputusan Pemberian Informatics, 2(1).
Kredit pada Koperasi Serba Usaha Berkah
Tiram Jaya ini dapat membantu pihak Pressman S R, 2010. Rekayasa
Koperasi dalam menentukan nasabah Perangkat Luna (Buku 1), Andi.
penerima kredit dengan mengambil nilai Yogyakarta.
hasil akhir nasabah dengan prioritas
tertinggi.

Prosiding Heri Nurdiyanto;Sulung yoga Minarto

Anda mungkin juga menyukai