Lapkas Pak Baginda
Lapkas Pak Baginda
BAB I
PENDAHULUAN
jantung dengan angka kematian sekitar 4,4 juta orang pertahun. Insiden
25% pasien dengan stroke meninggal dalam bulan pertama dan 40%
meninggal dalam tahun pertama setelah serangan akut dan separuh dari
Hipertensi hingga saat ini disebut sebagai faktor resiko utama untuk
semua jenis stroke baik infark maupun perdarahan serebral. Dari data
oleh karena oklusi trombotik arteri, emboli arteri ke arteri atau kombinasi
infark lakuner. Stroke kardioembolik juga lebih sering pada individu dengan
BAB II
3
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PRIBADI
Umur : 63 Tahun
Agama : Islam
2.2 ANAMNESIS
keluhan lemah pada tungkai dan lengan bagian kanan secara tiba-tiba sampai tidak
ANAMNESE TRAKTUS
ANAMNESA KELUARGA
ANAMNESA SOSIAL
Pendidikan : SLTA
PEMERIKSAAN JASMANI
5
PEMERIKSAAN UMUM
Nadi : 92 x/menit
Temperatur : 37 oC
PARU-PARU
ABDOMEN
6
Perkusi : Timpani
GENITALIA
STATUS NEUROLOGI
KRANIUM
PERANGSANGAN MENINGEAL
Kaku Kuduk :-
Tanda Kernig :-
Tanda Lasegue :-
Tanda Brudzinski I :-
Tanda Brudzinski II :-
Muntah :-
Sakit Kepala :-
Kejang :-
Normosmia : + +
Anosmia : - -
Parosmia : - -
Hiposmia : - -
Lapangan Pandang
Normal : + +
Refleks Ancaman : + +
Warna : - -
Batas : - -
Ekstavasio : - -
Arteri : - -
Vena : - -
8
Nistagmus : - -
Lebar : 3 mm 3 mm
Deviasi Konjugate : - -
Strabismus : - -
NERVUS V Kanan
Motorik
Sensorik
Refleks kornea
Langsung : +/+
Refleks bersin :+
NERVUS VII
Motorik
Mimik : +
Kerut kening : +
Meniup sekuatnya : +
Memperlihatkan gigi : +
Tertawa : +
Sensorik
Hiperakusis : TDP
Refleks stapedial :+
Auditorius
Pendengaran : + +
Vestibularis
NERVUS IX, X
Uvula : Medial
Disfagia :-
Disartria :-
Disfonia :-
Refleks Muntah :+
NERVUS XI
NERVUS XII
Lidah
Tremor :-
Atrofi : -
Fasikulasi : -
SISTEM MOTORIK D S
Kekuatan Otot :
Tremor :-
Khorea :-
Ballismus :-
Mioklonus :-
Ateotsis :-
Distonia :-
Spasme :-
Tic :-
Dan lain-lain :-
TES SENSIBILITAS
REFLEKS
Biceps : ++
++
Triceps : ++ ++
Pemeriksaan
APR : +++ ++
KPR : +++ ++
Strumple : - ++
Babinski : + -
Oppenheim : - -
Chaddock : - -
Gordon : - -
Schaeffer : - -
Hoffman – Tromner: + -
Klonus Lutut : - -
Klonus Kaki : - -
Refleks Primitif : - -
KOORDINASI
13
Lenggang :+
Bicara :+
Menulis :+
Percobaan Apraksia : +
Test telunjuk-telunjuk: +
Tes Telunjuk-hidung : +
VEGETATIF
Vasomotorik :+
Sudomotorik :+
Pilo-erektor :+
Miksi : + (kateter)
Defekasi :-
VERTEBRA
Bentuk
Normal :+
Scoliosis :-
Hiperlordosis :-
Pergerakan
14
Leher :+
Pinggang :+
GEJALA-GEJALA SEREBELLAR
Ataksia :-
Disartria :-
Tremor :-
Nistagmus :-
Fenomena Rebound :-
Vertigo :-
Dan lain-lain :-
GEJALA-GEJALA EKSTRAPRAMIDAL
Tremor :-
Rigiditas :-
Bradikinesia :-
Dan lain-lain :-
15
FUNGSI LUHUR
Ingatan Baru :+
Ingatan Lama :+
Orientasi
Diri :+
Tempat :+
Waktu :+
Situasi :+
Afasia
Represif :-
Ekspresif :-
Agnosia
Agnosia visual :-
Agnosia jari-jari :-
Akalkulia :-
Disorientasi Kanan-Kiri :-
16
PEMERIKSAAN PENUNJANG
HEMATOLOGI
Index Eritrosit
MCH 30.8 pg 26 – 34
MCHC 34.6 % 32 – 36
Eosinofil 6 %* 1–3
Basofil 0% 0–1
N. Stab 0 %* 2–6
N. Seg 53 % 53 – 75
Limfosit 35 % 20 – 45
Monosit 5% 4–8
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah
Fungsi Hati
Fungsi Ginjal
Ureum 20 mg/dL 20 – 40
Keluhan Utama:
Seorang pasien datang ke RS Haji Medan dengan keluhan lemah pada tungkai dan
lengan bagian kanan secara tiba-tiba sampai tidak dapat berdiri. Os merasakan
STATUS PRESENS
Nadi : 88 x/i
Temperatur : 37oC
STATUS NEUROLOGI
Refleks Fisiologis
tangan kanan pasien dan refleks babinski pada kaki bagian kanan pasien.
Perangsangan Meningeal:DBN
19
Kekuatan Otot
DIAGNOSA
1. stroke hemoragik
2. Ensefalopati toksik/metabolic
3. Ensefalitis
tumor otak)
5. Trauma kepala
6. Migren hemiplegik
7. Abses otak
8. Sklerosis multipel
20
2.4 PENATALAKSANAAN
Bed Rest
Head Up 30O
IVFD RL 20 gtt/i
Amlodipin 1x10mg
Novalgin IV
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Stroke adalah suatu sindrom yang ditandai dengan gejala dan atau tanda
klinis yang berkembang dengan cepat yang berupa gangguan fungsional otak
fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi
bedah atau membawa kematian), yang tidak disebabkan oleh sebab lain selain
Pada masyarakat barat, 80% penderita mengalami stroke iskemik dan 20%
3.1.2 Epidemiologi
kematian akibat penyakit pembuluh darah lebih banyak disbanding penyakit lain,
yaitu sekitar 15 juta tiap tahun atau sekitar 30% dari kematian total pertahunnya,
dan 4,5 juta diantaranya disebabkan oleh stroke. Di negara ASEAN penyakit
tahunnya, dengan insidensi sekitar 234 per 100.000 penduduk. Dari jumlah
diatas umur 45 tahun dan dua per tiga penderita stroke berumur diatas 65 tahun.
Stroke terjadi lebih banyak pada pria daripada wanita. Hal ini terjadi karena
22
wanita hidup lebih lama dadripada pria,sehingga kejadian stroke terjadi pada usia
3.1.3 Etiologi
Stroke disebabkan oleh dua hal utama, yaitu penyumbatan arteri yang
penyakit jantung koroner dapat terjadi kerena adanya dua atau lebih faktor resiko
(multirisk factors), bukan hanya satu faktor. Pemicu stroke ini antara lain
kecenderungan menu harian berlemak, pola dan gaya hidup tidak sehat,
penyakit gondok, penyakit anak ginjal), kondisi jiwa (temperamen tipe A – tipe
orang yang tidak sabar, terburu-buru, selalu ingin cepat), dan seberapa banyak
tubuh terpapar dengan radikal bebas (free radical-oksidan) dan orang-orang yang
1. Stroke Iskemik
darah otak (stroke nonperdarahan = infark). Otak dapat berfungsi dengan baik jika
aliran darah yang menuju ke otak lancar dan tidak mengalai hambatan. Namun
jika persediaan okesigen dan nutrisi yang dibawa oleh sel-sel darah dan plasma
terhalang oleh suatu bekuan darah atau terjadi thrombosis pada dinding arteri yang
mensuplai otak maka akan terjadi stroke iskemik yang dapat berakibat kematian
23
jaringan otak yang disuplai. Stroke iskemik dapat disebabkan oleh tiga macam
a. Trombosis
Trombosis adalah obstruksi aliran darah yang terjadi pada proses oklusi
b. Emboli
2. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik, yang merupakan sekitar 15% sampai 20% dari semua
2005).
3.1.4 Patofisiologi
24
disebabkan oleh oklusi fokal pembuluh darah otak yang menyebabkan turunnya
suplai oksigen dan glukosa ke bagian otak yang mengalami oklusi. Oklusi ini
dapat disebabkan oleh pembentukan trombus pada tempat oklusi tersebut (stroke
terbawa aliran darah dan menyumbat arteri di otak (stroke iskemik embolik).
Stroke iskemik terjadi pada otak yang mengalami gangguan pasokan darah
adalah plak atau timbunan lemak yang mengandung kolesterol yang ada dalam
darah. Penyumbatan bisa terjadi pada pembuluh darah besar (arteri karotis),
pembuluh darah (arteri) menebal dan kasar, sehingga aliran darah tidak lancar dan
tertahan. Oleh karena darah berupa cairan kental, maka ada kemungkinan akan
terjadi gumpalan darah (trombosis), sehingga aliran darah makin lambat dan lama-
pasokan darah yang membawa nutrisi dan oksigen yang diperlukan oleh darah.
Sekitar 87% kasus stroke disebabkan oleh stroke iskemik atau infark. Penurunan
aliran darah yang semakin parah dapat menyebabkan kematian jaringan otak.
umum daerah regional otak yang iskemik terdiri dari bagian inti (core) dengan
tingkat iskemia terberat dan berlokasi di sentral. Daerah ini akan menjadi nekrotik
dalam waktu singkat jika tidak ada reperfusi. Di luar daerah core iskemik terdapat
Sel–sel otak dan jaringan pendukungnya belum mati akan tetapi sangat
dapat dikelilingi oleh suatu daerah hiperemik akibat adanya aliran darah kolateral
(luxury perfusion area). Daerah penumbra iskemik inilah yang menjadi sasaran
terapi stroke iskemik akut supaya dapat direperfusi dan sel-sel otak berfungsi
kembali. Reversibilitas tergantung pada faktor waktu dan jika tidak terjadi
Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron otak secara bertahap,
yaitu :
Tahap 1 :
b. Pengurangan O2
c. Kegagalan energi
Tahap 2 :
b. Spreading depression
Tahap 3 : Inflamasi
Tahap 4 : Apoptosis
26
3.1.5 Klasifikasi
dari 24 jam.
Kelainan atau gejala neurologis menghilang antara lebih kurang dari 24 jam
sampai 1 minggu.
Pada keadaan ini gejala atau tanda neurologis fokal terus berkembang di
mana terlihat semakin berat dan memburuk setelah 48 jam. Defisit neurologis
Kelainan neurologis yang sudah lengkap menetap atau permanen dan tidak
berkembang lagi.
Faktor resiko stroke dibagi menjadi dua, yaitu faktor resiko yang tidak dapat
a) Usia
Semakin tua usia seseorang akan semakin mudah terkena stroke. Stroke
dapat terjadi pada semua usia, namun lebih dari 70% kasus stroke sering terjadi
b) Jenis kelamin
Laki-laki lebih mudah terkena stroke. Hal ini dikarenakan lebih tingginya
c) Genetik
resiko stroke. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti gen mana yang
Faktor resiko stroke yang dapat diubah ini penting untuk dikenali.
Penangan berbagai faktor resiko ini merupakan upaya untuk mencegah stroke.
a) Hipertensi
50 juta orang di Amerika Serikat dan hampir satu miliar orang di seluruh
c) Diabetes Melitus
Diabetes merupakan salah satu faktor resiko stroke iskemik yang utama. Diabetes
akan meningkatkan resiko stroke dua kali lipat. Peningkatan kadar gula darah
berhubungan lurus dengan resiko stroke (semakin tinggi kadar gula darah semakin
d) Merokok
stroke sampai dua kali lipat ada hubungan yang linier antara jumlah batang rokok
yang diisap setiap hari dengan peningkatan resiko strok. Resiko stroke akan
e) Dislipidemia
LDL, kolestrol HDL, trigliserida, dan Lp(a). kolestrol dibentuk di dalam tubuh
yang terdiri dari dua bagian utama yaitu kolestrol LDL dan kolestrol HDL.
kolestrol LDL disebut juga “kolestrol jahat”, yang membawa kolestrol dari hati ke
dalam sel. jumlah kolestrol LDL yang tinggi dapat menyebabkan penimbunan
target (jantung, otak, dan ginjal). Proses tersebut pada otak akan mengakibatkan
besar.
29
g) Hemokonsentrasi
darah akan meningkat dengan tajam. Hematokrit juga dapat merintangi aliran
darah kolateral pada daerah otak yang iskemik sehingga mengakibatkan lesi
macam tampilan klinis, dari yang ringan hingga berat. Gambaran klinis stroke
iskemik dapat berupa kelemahan anggota tubuh (jarang pada kedua sisi).
3.1.8 Diagnosis
penyakitnya dan gejala serta tanda yang sesuai. Untuk mendapatkan diagnosis dan
instrument berikut
1. Siriraj Score
30
kesadaran, nyeri kepala dan terdapat reflek babinski atau dua dari ketiganya maka
kepala ini juga merupakan stroke non hemoragik. Sedangkan bila hanya
nyeri kepala dan reflek babinski maka merupakan stroke non hemoragik.
31
lain, menentukan terapi dan strategi pengelolaan terbaik, serta untuk memantau
a. CT dan MRI
kepala. Mesin CT dan MRI masing-masing merekam citra sinar X atau resonansi
Pada CT, pasien diberi sinar X dalam dosis sangat rendah yang digunakan
dada, tetapi dengan panjang ke radiasi yang jauh lebih rendah. Pemeriksaan
terutama pada tahap paling awal. CT dapat memberi hasil negatif-semu (yaitu,
tidak memperlihatkan adanya kerusakan) hingga separuh dari semua kasus stroke
iskemik.
Pemindaian dengan MRI biasanya berlangsung sekitar 30 menit. Alat ini tidak
dapat digunakan jika terdapat alat pacu jantung atau alat logam lainnya di dalam
tubuh. Selain itu, orang bertubuh besar mungkin tidak dapat masuk ke dalam
mesin MRI, sementara sebagian lagi merasakan ketakutan dalam ruangan tertutup
dan tidak tahan menjalani prosedur meski sudah mendapat obat penenang.
Pemeriksaan MRI aman, tidak invasif, dan tidak menimbulkan nyeri. MRI lebih
intrakranium ringan.
b. Ultrasonografi
aman, tidak menimbulkan nyeri, dan relatif cepat (sekitar 20-30 menit).
c. Angiografi otak
Angiografi otak adalah penyuntikan suatu bahan yang tampak dalam citra
menghasilkan gambar paling akurat mengenai arteri dan vena dan digunakan
d. Pungsi lumbal
33
Pungsi lumbal kadang dilakukan jika diagnosa stroke belum jelas. Sebagai
contoh, tindakan ini dapat dilakukan untuk menyingkirkan infeksi susunan saraf
pusat serta cara ini juga dilakukan untuk mendiagnosa perdarahan subaraknoid.
Prosedur ini memerlukan waktu sekitar 10-20 menit dan dilakukan di bawah
pembiusan lokal.
e. EKG
membutuhkan waktu hanya beberapa menit serta aman dan tidak menimbulkan
nyeri.
f. Foto toraks
Foto sinar-X toraks adalah proses standar yang digunakan untuk mencari
kelainan dada, termasuk penyakit jantung dan paru. Bagi pasien stroke, cara ini
pasien. Prosedur ini cepat dan tidak menimbulkan nyeri, tetapi memerlukan
kehati-hatian khusus untuk melindungi pasien dari pajanan radiasi yang tidak
dan untuk menyingkirkan penyakit lain yang mirip stroke. Pemeriksaan yang
direkomendasikan:
2. Laju endap darah untuk medeteksi terjadinya giant cell arteritis atau
vaskulitis lainnya.
3.1.12 Penatalaksanaan
pertama supaya bersih dan bebas hambatan. Setelah itu dilakukan penilaian
mungkin diperlukan guedel atau jalan nafas hidung. Jika penderita dengan
harus dilakukan.
2) Sirkulasi (Circulation )
Termasuk komponen sirkulasi adalah denyut nadi, frekuensi detak jantung, dan
tekanan darah. Pemeriksaan tekanan darah harus dilakukan pada kedua sisi.
simetris. Jika mungkin, monitor kardiak dan tekanan darah, pemasangan pulse-
3) Disaritmia jantung
dekompensasi kordis (gagal jantung kongestif) atau infark miokard akut. Jika
sirkulasi telah stabil maka penilaian setiap 15 menit diperlukan untuk menilai
Beberapa hal yang berperan besar dalam menjaga TIK agar tidak meninggi
Mengatasi kejang
Mengatasi hipoksia
diikuti 0,25-0,5 mg/kg BB setiap 3-5 jam tergantung pada respon klinis
5) Drug/ Medication
pemulihan sirkulasi dan perfusi jaringan otak disebut sebagai terapi reperfusi.
Terapi reperfusi adalah pemberian antikoagu lan pada stroke iskemik akut. Obat-
37
obatan yang diberikan adalah heparin atau heparinoid. Obat ini diharapkan akan
pembuluh darah. Obat yang diakui FDA adalah pemakaian r-TPA (recombinant-
Tissue Plasminogen Activator) yang diberikan pada penderita stroke akut dengan
syarat-syarat tertentu baik intravena maupun intra arterial sebelum kurang dari 3
reperfusi jaringan otak dan perubahan ireversibel pada otak yang terkena,
keadaan pasien sudah stabil. Tatalaksana dan rehabilitasi dini di unit stroke dapat
3.1.13 Prognosis
usia pasien, penyebab stroke, dan kelainan lain yang berkaitan dengan akibat dari
stroke itu sendiri. Tidak kurang dari 80% pasien stroke bertahan paling tidak satu
bulan. Survival rate 10 tahun di masyarakat tercatat 35%. Setengah hingga dua
per tiga pasien yang selamat dari serangan akut memperoleh kembali fungsi
normal dan sisanya memerlukan perawatan lebih lanjut. Pasien yang selamat
pengendalian berbagai faktor risiko, dan perawatan baik oleh keluarga maupun
tenaga medis agar tidak terjadiserangan stroke ulang yang berakibat fatal.
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima
pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak
(menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan
yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol
dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik
3.2.2 Etiologi
(Triyanto, 2014)
2) Hipertensi sekunnder
a. Usia
Factor usia merupakan salah satu faktor resiko yang berpengaruh terhadap
2014)
b. Lingkungan
40
c. Obesitas
d. Rokok
e. Kopi
Substansi yang terkandung dalam kopi adalah kafein. Kafein sebagai anti-
a) Genetik
kembar monozigot (satu telur) dari pada heterozigot (beda telur). Riwayat
(Triyanto, 2014).
b) Ras
3.2.4. Patofisiologi
dengan mekanisme saraf yang juga ikut bekerja mengatur tekanan pembuluh
darah dapat terjadi selama hormon ini masih menetap didalam darah
yang terjadi pada lanjut usia (Smeltzer & Bare, 2008). Perubahan
lain :
a. Terjadi kerusakan susunan saraf pusat yang menyebabkan ayunan langkah tidak
mantap.
b. Nyeri kepala oksipital yang terjadi saat bangun dipagi hari karena peningkatan
d. Sakit kepala, pusing dan keletihan disebabkan oleh penurunan perfusi darah
f. Nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) akibat dari peningkatan aliran
darah yang menunjukkan kenaikan pada dua kali pengukuran tekanan darah
secara berturutan dan bruits (bising pembuluh darah yang terdengar di daerah
44
aorta abdominalis atau arteri karotis, arteri renalis dan femoralis disebabkan oleh
stenosis
atau aneurisma) dapat terjadi. Jika terjadi hipertensi sekunder, tanda maupun
mengalami sakit kepala, mual, muntah, palpitasi, pucat dan perspirasi yang sangat
3.2.6 Komplikasi
a. Jantung
b. Ginjal
unit fungsional juga ikut terganggu sehingga tekanan osmotik menurun kemudian
c. Otak
Tekanan tinggi di otak disebabkan oleh embolus yang terlepas dari pembuluh
darah di otak, sehingga terjadi stroke. Stroke dapat terjadi apabila terdapat
penebalan pada arteri yang memperdarahi otak, hal ini menyebabkan aliran darah
3.2.7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Nonfarmakologi
cara
Mempertahankan berat badan yang ideal sesuai Body Mass Index dengan rentang
18,5 – 24,9 kg/m2. BMI dapat diketahui dengan rumus membagi berat badan
dengan tinggi badan yang telah dikuadratkan dalam satuan meter. Obesitas yang
terjadi dapat diatasi dengan melakukan diet rendah kolesterol kaya protein dan
46
serat. Penurunan berat badan sebesar 2,5 – 5 kg dapat menurunkan tekanan darah
Mengurangi asupan sodium dilakukan dengan melakukan diet rendah garam yaitu
tidak lebih dari 100 mmol/hari (kira-kira 6gr NaCl atau 2,4 gr garam/hari), atau
dengan mengurangi konsumsi garam sampai dengan 2300 mg setara dengan satu
sendok teh setiap harinya. Penurunan tekanan darah sistolik sebesar 5 mmHg dan
tekanan darah diastolik sebesar 2,5 mmHg dapat dilakukan dengan cara
Mengonsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau lebih dari 1 gelas
per hari pada wanita dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga membatasi atau
(PERKI, 2015).
sebanyak 3-5 kali dalam sehari dapat membuat asupan potassium menjadi cukup.
5) Menghindari merokok
47
penyakit jantung dan stroke. Kandungan utama rokok adalah tembakau, didalam
tembakau terdapat nikotin yang membuat jantung bekerja lebih keras karena
6) Penurunan stress
Stress yang terlalu lama dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah sementara,
relaksasi seperti relaksasi otot, yoga atau meditasi yang dapat mengontrol sistem
saraf
b. Penatalaksanaan Farmakologi
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
Diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan berlebih dalam tubuh sehingga
saraf simpatis.
48
Fungsi dari obat jenis betabloker adalah untuk menurunkan daya pompa jantung,
Vasodilator bekerja secara langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot
efek samping penderita hipertensi akan mengalami batuk kering, pusing, sakit
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika obat-obatan jenis penghambat
1. Pengertian
49
Latihan slow deep breathing adalah tindakan yang dilakukan secara sadar untuk
otot, menurunnya pengiriman impuls saraf ke otak, menurunnya aktifitas otak dan
fungsi tubuh lain pada saat terjadinya relaksasi. Respons relaksasi ditandai dengan
Latihan slow deep breathing yang terdiri dari pernafasan abdomen (diafragma)
maksimal), nafas lambat dan cara menghembuskan nafas secara perlahan dengan
metode bernafas fase ekshalasi yang panjang (Smeltzer & Bare, 2008).
50
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
berkembang secara cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-
gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Stroke
hemiparesis, gangguan sensorik satu sisi tubuh, hemianopia atau buta mendadak,
2. Stabilisasi hemodinamik
berulang. Untuk mencegah terjadinya PSA berulang, pada pasien stroke PSA
akut, tekanan darah diturunkan hingga TDS 140-160 mmHg, sedangkan TDS 160-
180 mmHg sering digunakan sebagai target TDS dalam mencegah terjadinya
vasospasme.
hari-hari pertama setelah serangan stroke.Sasaran terapi adalah TIK < 20 mmHg
dan CPP > 70 mmHg. Penatalaksanaan pasien dengan peningkatan TIK adalah :
Hindari hipertemia
Jaga normovolemia
- Manitol 0,25-0,5 mg/kgBB selama > 20 menit, diulangi setiap 4-6 jam
dengan target ≤ 310 mOsm/L. Osmolalitas sebaiknya diperiksa 2 kali dalam sehari
5. Pengendalian kejang
Bila kejang berikan diazepam bolus lambat intravena 5-20 mg dan diikuti