Anda di halaman 1dari 8

Alimuddin S Miru.

Hubungan Antara Motovasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar


Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR


MATA DIKLAT INSTALASI LISTRIK SISWA SMK NEGERI 3 MAKASSAR

Alimuddin S Miru
Dosen Jurusan Pendidkan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNM
e-mail: alimuddinsmiru@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif inferensial yang bertujuan untuk


mengetahui hubungan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata
diklat instalasi Listrik. Populasi penelitian adalah siswa kelas 1c Jurusan Listrik
SMK Negeri 3 Makassar, sedangkan sampel penelitian diambil menurut tabel Krecjie
dengan taraf kesalahan 5% sehingga dari jumlah populasi 36 orang diambil sampel
32 orang. Instrumen yang digunakan adalah angket dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan: (1) Motivasi belajar siswa berada pada kategori sedang
dengan persentase sebesar 46,8% (2) Prestasi belajar instalasi listrik siswa berada
pada kategori cukup tinggi dengan persentase sebesar 56,3%, (3) Terdapat
hubungan yang positif dan berarti antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar
instalasi listrik dengan koefisien korelasi ganda 0,353 dengan demikian, hipotesis
penelitian diterima, selanjutnya diketahui koefisien determinasi (R2) sebesar 0124.

Kata Kunci : Motivasi belajar, Prestasi belajar, Instalasi listrik

Kesuksesan pelaksanaan pendidikan di keinginan yang kuat dari dalam diri


sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, seseorang. Belajar merupakan faktor psikis
salah satunya adalah faktor siswa yang yang bersifat non-intelektual. Peranannya
merupakan subjek didik yang turut yang khas adalah dalam hal penumbuhan
menentukan keberhasilan proses pendidikan. gairah, merasa senang dan semangat untuk
Untuk mengoptimalkan keberhasilan dalam belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat,
pendidikan sekolah, maka semua faktor yang akan mempunyai banyak energi untuk
berkaitan dengan proses pendidikan atau melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar
proses belajar, harus diperhatikan sehingga siswa akan optimal kalau ada motivasi yang
dapat membantu tercapainya tujuan yang tepat.
diharapkan. Semangat dan perhatian siswa pada
Tujuan yang dimaksud adalah pelajaran instalasi listrik rata-rata cukup baik.
tercapainya prestasi belajar yang tinggi. Dengan sikap percaya diri dan cita-cita siswa
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk yang berbeda-beda yang dimilki siswa dalam
menelusuri faktor motivasi belajar pada mata dilat instalasi listrik, maka motivasi
peserta didik. Motivasi dikatakan sebagai antara siswa yang satu dengan lain berbeda-
sesuatu yang kompleks, karena motivasi beda pula. Motivasi belajar siswa sangat
akan menyebabkan terjadinya perubahan berpengaruh terhadap prestasi yang
energi yang ada pada diri manusia, sehingga diperoleh siswa dalam belajar. Siswa yang
akan berpengaruh terhadap gejala kejiwaan, mempunyai motivasi yang besar hasil yang
perasaan dan juga emosi, untuk kemudian dicapai lebih baik dibandingkan dengan
bertindak atau atau bersikap terhadap siswa yang mempunyai motivasi yang
sesuatu. Motivasi melakukan sesuatu kurang.
didorong oleh adanya tujuan atau
Alimuddin S Miru. Hubungan Antara Motovasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Berdasarkan latar belakang di atas, sekali untuk melakukan aktivitas belajar


maka penting untuk mengetahui hubungan secara terus menerus, sebaliknya seorang
antara motivasi belajar terhadap prestasi yang memiliki motivasi instrinsik akan selalu
belajar mata diklat instalasi l istrik pada ingin melakukan aktivitas belajar. Keinginan
siswa SMK Negeri 3 Makassar. itu dilatar belakangi oleh keinginan posistif,
bahwa pelajaran yang dipelajari sekarang
1. Motivasi Belajar akan dibutuhkan kini dan masa yang akan
Kata motif diartikan sebagai daya datang.
penggerak dari dalam subjek untuk Siswa yang memiliki motivasi instrinsik
melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi cenderung akan menjadi orang yang terdidik,
mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata yang berpengetahuan, yang mempunyai
“motif” itu, maka motifasi dapat diartikan keahlian dalam bidang tertentu. Gemar
sebagai daya penggerak yang telah menjadi belajar adalah aktivitas yang tidak pernah
aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat terlepas dari kegiatan siswa yang memiliki
tertentu, terutama bila kebutuhan untuk motivasi instrinsik.
mencapai tujuan sangat dirasakan/ Sikap merupakan motivasi yang berasal
mendesak. (Sardiman, 2001:71). Menurut dari dalam diri seseorang. Menurut Sondang
Mc.Donald dalam Oemar Hamalik (2001,106) P Siagang (2004) sikap merupakan suatu
menyatakan bahwam otivasi adalah pernyataan evaluatif seseorang terhadap
perubahan energi dalam diri seseorang yang objek tertentu, artinya merupakan
ditandai dengan munculnya “feeling” dan pencerminan perasaan seseorang terhadap
didahului dengan tanggapan terhadap sesuatu. Perasaan ini menjadi konsep yang
adanya tujuan. mempresentasikan suka atau tidak sukanya
Motivasi merupakan faktor penentu (positif, negative atau netral) seseorang pada
dan berfungsi menimbulkan, mendasari dan sesuatu. Sikap muncul dari berbagai bentuk
mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi penilaian. Sikap dikembangkan dalam
dapat menentukan baik tidaknya dalam bentuk 3 model yaitu afeksi, kecenderungan
mencapai tujuan sehingga semakin besar perilaku dan kognitif. Respon afektif adalah
motivasinya akan semakin besar kesuksesan, respon fisiologis yang mengepresikan
tampak gigih, tidak mau menyerah, giat kesukaan individu pada sesuatu.
belajar untuk meningkatkan prestasi Kecenderungan perilaku adalah indikasi
belajarnya. Motivasi dapat timbul dari dalam verbal dari maksudseorang individu. Respon
diri siswa atau disebut motivasi instrinsik kognitif adalah pengevaluasian secara
namun juga timbul dari luar diri seorang kognitif terhadap suatu objek. Kebanyakan
siswa atau yang disebut motivasi ekstrinsik. sikap individu adalah hasil belajar sosial dari
a. Motivasi instrinsik lingkungannya.
Motivasi instrinsik merupakan energi b. Motivasi ekstrinsik
yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu Motivasi ekstrinsik merupakan
dirangsang dari luar, karena dalam setiap kebalikan dari motivasi instrinsik. Motivasi
individu sudah ada dorongan untuk ekstrinsik adalah energi yang aktif dan
melakukan sesuatu. Bila seorang siswa berfungsi karena adanya rangsangan dari
memiliki motivasi instrinsik dalam dirinya, luar untuk melakukan sesuatu. Motivasi
maka ia secara sadar akan melakukan suatu belajar dikatakan motivasi ekstrinsik bila
kegiatan yang tidak memerlukan motivasi siswa menempatkan tujuan belajarnya diluar
dari luar dirinya. faktor-faktor situasi belajar. Siswa belajar
Motivasi instrinsik sangat diperlukan karena hendak mencapai tujuan tertentu
dalam aktivitas belajar, terutama jika yang yang terletak diluar hal yang dipelajarinya.
dilakukan adalah belajar sendiri. Seorang Misalnya, untuk mencapai angka tinggi,
yang tidak memiliki motivasi instrinsik sulit meraih gelar, kehormatan dan sebagainya.
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009

Motivasi ekstrinsik bukan berarti Prestasi belajar instalasi lsitrik adalah


motivasi yang tidak diperlukan dan tidak hasil belajar yang dicapai siswa dalam mata
baik dalam pendidikan. Bagaimanapun juga diklat instalasi listrik dengan menggunakan
seorang siswa yang mendapat motivasi dari tes standar sebagai alat pengukur
luar pasti akan melakukan aktivitas belajar. keberhasilan murid, baik tes secara tertulis
Dengan demikian, maka siswa tersebut akan maupun tes secara lisan.
mendapat manfaat dari kegiatannya itu
3. Mata Diklat Instalasi Listrik
terlepas dari faktor yang memotivasi dirinya
Menurut Soepartono seperti yang
untuk melakukan aktivitas belajar. Dengan dikutip oleh Ahmad Fairly (2008:1), instalasi
demikian baik motivasi instrinsik maupun listrik berasal dari kata “installation” yang
motivasi ekstrinsik sama-sama berfungsi berarti memasang, jadi instalasi listrik adalah
sebagai pendorong, penggerak dan perlengkapan yang membangkitkan,
penyeleksi perbuatan. Ketiganya menyatu mengatur, dan membagikan tenaga listrik. Di
dalam sikap dan terimplikasi dalam dalam PUIL 2000 , dijelaskan bahwa instalasi
perbuatan. Dorongan adalah fenomena listrik adalah instalasi untuk pembangkitan,
psikologis dari dalam yang melahirkan hasrat distribusi, pelayanan, dan pemakain tenaga
untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan listrik.
yang akan dilakukan. Karena itu baik Berdasarkan pengertian di atas dapat
dorongan atau penggerak maupun ditarik kesimpulan bahwa Instalasi listrik
penyeleksi perbuatan yang akan dilakukan. adalah perangkat peralatan yang digunakan
Karena itulah baik dorongan atau penggerak untuk membangkitkan, membagi dan
maupun penyeleksi dapat menjadi indikator mengatur energi listrik dari pusat
motivasi seorang siswa untuk melakukan pembangkit sampai kepada beban-beban
aktivitas belajarnya. listrik dengan persyaratan dan ketentuan
2. Prestasi Belajar tertentu.
Belajar merupakan kegiatan setiap
orang. Pengetahuan, keterampilan, METODOLOGI
kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang Penelitian ini adalah penelitian ex-post
terbentuk, dimodifikasi dan berkembang facto yang bersifat korelasional. Disebut ex-
disebabkan karena belajar. Seperti kita post facto karena fakta yang dikumpulkan
ketahui bahwa istilah belajar bukan istilah sudah ada sebelumnya. Dan bersifat
yang asing dalam dunia pendidikan. Begitu koresioanl karena yang akan diselidiki adalah
memasyarakat nya istilah ini sehingga hubungan antara variabel. Variabel yang
beberapa ahli mengemukakan pendapatnya dimaksud adalah variabel bebas dan variabel
tentang belajar. terikat. Variabel bebas terdiri yaitu Motivasi
Sardiman (2001:20) menyatakan bahwa Belajar yang diberi simbol X. Sedangkan
belajar senantiasa merupakan perubahan variabel terikatnya adalah Prestasi Belajar
tingkah laku atau penampilan, dengan Instalasi Listrik yang diberi simbol Y.
serangkaian kegiatan misalnya dengan Penelitian ini diadakan di SMK Negeri 3
membaca, mengamati, mendengarkan, Makassar dan dilaksanakan pada bulan
meniru, dan lain sebagainya. Desember 2008.
Selanjutnya Slameto (2003:2) mengemukakan SMK Negeri 3 Makassar Jurusan listrik
bahwa belajar ialah suatu proses yang tahun pelajaran 2008/2009 kelas 1 terdiri dari
dilakukan individu untuk memperoleh 3 kelas yaitu kelas 1A, Kelas 1B, dan kelas 1C.
perubahan tingkah laku, pengetauan, Dalam penelitian ini yang menjadi populasi
keterampilan dan kegemaran sebagai hasil adalah siswa kelas 1C sebanyak 36 orang.
pengalaman individu itu sendiri dalam Peneliti mengambil kelas 1C karena kelas 1A
interaksinya dengan lingkungan. dan 1B merupakan kelas kerja sama dengan
BLPT Makassar. Adapun cara pengambilan
Alimuddin S Miru. Hubungan Antara Motovasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar

sampel yaitu dengan menggunakan teknik b. Prestasi Belajar Instalasi Listrik


random sampling. Berdasarkan tabel Hasil penelitian menunjukan skor rata-
penentuan jumlah sampel populasi tertentu rata (mean) yang diperoleh adalah 7,91 dari
yang diambil berdasarkan tabel Krecjie skor total 253 dengan nilai standar deviasi
dikutip oleh sugiyono (2007) yang 0,73. untuk pengkategorian prestasi belajar
menyatakan dalam melakukan perhitungan instalasi siswa, yang berada pada kategori
ukuran sampel didasarkan pada kesalahan 5 rendah dengan persentase sebesar 3,1% (skor
%. Jadi sampel yang diperoleh menunjukan < 6,82) atau dinyatakan siswa sebanyak 1
kepercayaan 95 % terhadap populasi. Jadi orang. Pada kategori sedang memiliki
berdasarkan hal tersebut di atas siswa yang persentase 21,8% (skor 6,82 – 7,91) dengan
menjadi sampel dari jumlah populasi adalah jumlah siswa sebanyak 7 orang, sedangkan
32 orang. Pengumpulan data merupakan pada kategori cukup tinggi memiliki
tahap yang sangat menentukan dalam proses persentase 56,3 % (skor 7,91 – 9) dengan
pelaksaan penelitian untuk mendapatkan jumlah siswa sebanyak 18 orang. Untuk
hasil yang baik. Pengumpulan data dalam kategori tinggi 18,8% (skor 9) dengan 6 orang
penelitian ini adalah menggunakan teknik siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan
dokumentasi dan angket (kuesioner). bahwa prestasi belajar instalasi listrik siswa
Uji coba instrumen yang dilaksanakan berada pada kategori cukup tinggi.
selama 1 bulan dengan jumlah responden 32 Untuk menguji kelinieran variable
orang siswa SMK Negrei 3 Makassar. Jumlah terikat dan variable bebas, dipergunakan
butir yang diujikan adalah sebanyak 45 butir analisis varians. Pedoman yang digunakan
untuk variabel X (Motivasi Belajar). Setelah untuk uji linieritas data adalah dengan
dianalisis ternyata diperoleh 42 butir yang menghitung nilai Fhitung pada lajur Dev.From
memenuhi kriteria valid dan 3 butir yang Linierity dari modul mean analisis varians,
gugur/tidak valid. Perhitungn selengkapnya sedangkan nilai Fhitung untuk melihat
dapat dilihat pada lampiran II. keberartian arah regresi berpedoman pada
lajur Linierity. Kriteria kelinieran adalah jika
HASIL DAN PEMBAHASAN Fhitung pada lajur Dev.From Linierity lebih kecil
Pada tahap ini mencakup 4 indikator dari nilai Ftabel pada taraf kesalahan 5 %,
yang dideskripsikan ke dalam 42 butir item maka hubungan antara variabel bebas dan
pertanyaan atau pernyataan. Hasil penelitian variabel terikat linier, sedangkan pada lajur
menunjukkan skor rata-rata (mean) yang Linierity bila nilai Fhitung lebih besar dari nilai
diperoleh adalah 173,0625 dari skor total Ftabel maka arah regresinya berarti.
5538,00 dengan nilai standar deviasi 15,59. Berdasarkan hasil analisis data. Maka
untuk pengkategorian motivasi belajar siswa, dapat disusun tabel rangkuman sebagai
yang berada pada kategori rendah dengan berikut:
persentase sebesar 9,3 % (skor 149,67) atau Tabel Rangkuman Hasil Uji Linieritas
dinyatakan siswa sebanyak 3 orang. Pada Linierity Dev.From Linierity
Var.
kategori sedang memiliki persentase 46,8% Ftabel Kes.
Fhitung Fhitung Ftabel Kes.
(skor 149,67 – 173,06) dengan jumlah siswa Y–X 9,982 4,26 Berarti 2,678 3,64 Linear
sebanyak 15 orang, pada kategori cukup
tinggi memiliki persentase 34,32% (skor Menurut Suharsimi (1997), jika nilai
173,06 – 196,445) dengan jumlah siswa Skewness berada di antara interval -1 dan +1,
sebanyak 11 orang. Untuk kategori tinggi maka data berdistribusi normal dengan taraf
memiliki persentase 9,3% (skor 97,91) dengan nyata a = 0,05. Hasil pengujian normalitas
jumlah siswa sebanyak 3 orang. Dengan dapat dilihat pada lampiran V uji normalitas,
demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi menunjukkan bahwa nilai Skewness Variabel
belajar siswa berada pada kategori sedang X berada di antara interval -1 dan +1 yaitu
dan mendekati cukup tinggi. 0,146. atau -1 ≤ 0,146≤ +1. Untuk variabel Y
dapat dilihat pada Tabel 6, diperoleh nilai
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009

Skewness -0,371. Jadi nilai Skewness berada dengan jumlah siswa sebanyak 7 orang,
di antara interval -1 dan +1 atau -1 ≤ -0,371 sedangkan pada kategori cukup tinggi
≤ +1. Hal ini menunjukkan bahwa data memiliki persentase 56,3 % dengan jumlah
variabel X dan variabel Y berdistribusi siswa sebanyak 18 orang. Untuk kategori
normal dengan taraf nyata a = 0,05. tinggi 18,8% dengan jumlah siswa sebanyak 6
Berdasarkan hasil analisis pada orang. Hasil penelitian yang diperoleh
lampiran tabel ANOVA (SPSS 11,5 for tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar
Windows) harga R sebesar 0,353 dan instalasi listrik siswa SMK Negeri 3 Makassar
signifikan pada taraf signifikan 5% (0,05). cukup tinggi. Namun demikian, pihak guru
Dari hasil analisis tersebut diketahui harga perlu meningkatkan apa yang telah dicapai
determinasi (R2) sebesar 0,124. Harga ini oleh siswanya supaya terjadi peningkatan
menunjukkan bahwa 12,4 % varians yang kearah yang lebih baik lagi.
terjadi pada prestasi belajar instalasi siswa Hasil analisis inferensial menunjukkan
dipengaruhi oleh motivasi belajar. Sedangkan bahwa variabel bebas (motivasi belajar)
87,6 % varians variabel lainnya ditentukan mempunyai hubungan yang positif dengan
oleh variabel-variabel lain yang tidak variabel terikat (prestasi belajar instalasi
dilibatkan dalam penelitian ini. listrik). Dari hasil analisis regresi sederhana
Untuk mengetahui keberartian terungkap bahwa nilai Fhitung yang diperoleh
persamaan regresi tersebut maka digunakan lebih besar dari nilai Ftabel yang ada (Fhitung=
statistik uji F. Dari hasil analisis regresi dapat 4,262 > Ftabel= 3,33). Dengan demikian, dapat
diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 4,262, dikatakan bahwa motivasi belajar
yang ternyata lebih besar dari Ftabel yaitu 3,33 mempunyai hubungan yang positif dengan
pada taraf signifikan 5%. Ini berarti bahwa prestasi belajar instalasi listrikl. Besarnya
persamaan regresi diperoleh dinyatakan hubungan tersebut dapat dilihat dari nilai
bermakna atau dengan kata lain hipotesis koefisien determinasi sebesar 0,124 yang
penelitian dinyatakan diterima. Hal ini berarti bahwa 12,4% prestasi belajar instalasi
memberikan penegertian bahwa motivasi listrik siswa dipengaruhi oleh motivasi
belajar siswa mempunyai hubungan positif belajar. Sedangkan 87,6% lainnya
dengan prestasi belajar instalasi listrik siswa dipengaruhi oleh variabel lain seperti fasilitas
SMK Negeri 3 Makassar. belajar, gaya belajar, ruangan belajar dan
Berdasarkan hasil analisis deskriftif lain-lain yang tidak dilibatkan dalam
diperoleh bahwa motivasi belajar (X) di SMK penelitian ini.
Negeri 3 Makassar dalam kategori rendah
dengan persentase sebesar 9,3% dengan SIMPULAN DAN SARAN
jumlah siswa sebanyak 3 orang, pada Berdasarkan hasil penelitian
kategori sedang memiliki persentase 46,8% sebagaimana yang telah dikemukakan pada
dengan jumlah siswa sebanyak 15 orang, bab sebelumnya, dapat dituliskan
pada kategori cukup tinggi memiliki kesimpulan bahwa terdapat hubungan
persentase 34,32% dengan jumlah siswa positif dan berarti antara motivasi belajar
sebanyak 11 orang. Hal ini berarti bahwa dengan prestasi belajar instalasi listrik siswa
motivasi belajar di SMK Negeri 3 Makassar SMK Negeri 3 Makassar dengan koefisien
masih tergolong Sedang. Sehingga motivasi korelasi ganda 0,353 dan koefisien
belajar siswa harus lebih ditingkatkan kearah determinasi 0,124. Jadi Motivasi Belajar
yang lebih baik lagi. mempengaruhi prestasi belajar mata diklat
Hasil analisis data yang diperoleh instalasi listrik sebesar 12,4% dan selebihnya
untuk prestasi belajar instalasi listrik siswa dipengaruhi oleh variabel lain seperti fasilitas
(Y) di SMK Negeri 3 Makassar pada kategori belajar, ruangan belajar, gaya belajar siswa,
rendah dengan persentase sebesar 3,1% dan lain-lain.
dengan jumlah siswa sebanyak 1 orang, pada Berdasarkan hasil penelitian, dikemu-
kategori sedang memiliki persentase 21,8%
Alimuddin S Miru. Hubungan Antara Motovasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar

kakan saran sebagai berikut: PUIL 2000, 2000. Persyaratan Umum Instlasi
1. Bagi guru, hendaknya mampu memupuk Listrik. Jakarta : BSN
dan mengembangkan motivasi belajar Razak Daruna.A, dkk.2005. Perkembangan
siswa untuk belajar instalasi listrik Peserta Didik. Makassar: Penerbit UNM
sehingga belajar siswa dapat ditingkatkan
Sardiman, 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar
kearah yang lebih baik lagi.
Mengajar. Jakarta : PT. Raja Gratindo
2. Diharapkan kepada siswa agar dapat
Persada
mengembangkan motivasi belajar yang
dimiliki sehingga dapat memperoleh Singgi D Gunarsa, 1986. Psikologi
prestasi yang lebih baik. Perkembangan Anak. Jakarta: Gunung
3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan Mulia
untuk meneliti variabel-variabel lain yang Slameto.2003. Belajar dan Faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar instalasi Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka
listrik siswa seperti fasilitas belajar, Cipta.
ruangan belajar, gaya belajar dan lain-
Sondang P Siagang, 2004, Teori Motivasi dan
lain.
Aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
DAFTAR PUSTAKA Suharsimi arikunto, 1997. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarata: Bumi
Abdul Hadis,2008. Psikologi Pendidikan.
Aksaara
Makassar : Basdan Penerbit UNM.
Sugiyono, 2007. Statistik untuk Penelitian.
Abdul Haling, dkk. Belajar dan Pembelajaran.
Bandung: Alfa Beta
Makassar : Badan Penerbit UNM.
Sudjana, 1995. Metoda Statistika. Bandung:
Daryanto 1999. Evaluasi pendidikan. Jakarta:
Tarsito.
PT Rineka Cipta.
Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian
Daryanto, 2002. Pengetahuan Teknik Listrik.
Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Supranto, 2001. Statistik Teori dan
Dedy Rusmadi, 2005.Belajar Instalasi Listrik.
penerapannya. Jakarta: Erlangga
Bandung: Pionir Jaya
Syamsurijal, 1995. Faktor-Faktor yang
Hariwijaya, Dkk.2005. Pedoman Penulisan
Menghambat Mahasiswa Jurusan
Karya Ilmiah, Skripsi dan Tesis.
Pendidikan Teknik Elektro FPTK-IKIP
Yogyakarta: Tugu Publisher.
Ujung Pandang dalam Menyelesaikan
Harten, P, Van & Setiawan E, Ir. 1991. Tugas Praktikum. Ujung Pandang:
Instalasi Listrik Arus Kuat 1. Bandung: Lembaga Penelitian IKIP Ujung
Bina Cipta. Pandang.
Oemar Hamalik, 2001. Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009

Anda mungkin juga menyukai