Makanan ringan atau yang lebih sering dikenal dengan cemilan, telah menjadi makanan wajib yang harus dimiliki di rumah sebagai teman nonton tv atau belajar, bahkan di kamar pribadi disediakan cemilan khusus sebelum tidur. Banyak jenis cemilan yang biasa dikonsumi oleh masyarakat, mulaidari snack yang mengandung banyak perasa buatan bahkan pewarna sitensis yang tidak baik untuk kesehatan kita. Padahal masih banyak jenis cemilan lain yang sehat bagi tubuh kita, seperti gethuk, kripik tela, tape tela, dan tela goreng yang berbahan baku dari singkong, cemilan ini tentu lebih menyehatkan dibanding dengan cemilan yang mengandung zat-zat berbahaya. Banyaknya usaha kecil dan menengah yang memproduksi makanan ringan/cemilan berbahan baku singkong, seperti tape singkong, gethuk, telatela, dan kripik singkong, telah menginspirasi kami untuk memanfaatkan limbah yang dihasilkan dari industri tersebut, yaitu limbah kulit singkong yang tidak digunakan lagi oleh pengusaha makanan. Bagian dari kulit singkong yang dianggap limbah dari singkong ini juga masih memiliki kandungan karbohidrat. Pemanfaatan limbah singkong untuk diolah menjadi cemilan merupakan salah satu bentuk untuk mengatasi limbah kulit singkong. Bila di masyarakat telah dikenal makanan yang berasal dari singkong kemudian dijadikan Kripik Singkong, maka kami berinovasi untuk menghasilkan cemilan baru dari kulit singkong dengan nama KINGKONG CHRISPY. Cemilan ini merupakan salah satu jawaban atas keinginan masyarakat yang menginginkan cemilan yang lezat, enak, dan berbeda dengan yang lain namun tetap memperhatikan aspek kesehatannya, karena tidak mengandung zat-zat berbahaya. KINGKONG CHRISPY ini dibuat dari kulit singkong yang menjadi limbah dari para pengusaha makanan yang berbahan baku singkong. Cemilan ini akan kami kemas semenarik mungkin agar mampu menarik minat masyarakat untuk mencobanya dan akhirnya menjadikan KINGKONG CHRISPY sebagai cemilan di rumah mereka. Produk yang kami tawarkan adalah cemilan baru dan tentunya lebih sehat dibandingkan cemilan- cemilan yang ada di pasaran karena tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Di samping itu, kami berusaha menyajikan produk dengan penyajian menarik dan kemasan yang higienis. Dengan demikian kami dapat memenuhi harapan masyarakat dalam menyajikan cemilan yang menyehatkan dan bebas dari bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
1.2 Tujuan Penulisan Rencana Bisnis
Tujuan penulisan rencana bisnis (Bussiness Plan) pendirian IKM Kripik Kulit Singkong adalah: a. Analisa dan penentuan langkah-langkah strategis terhadap peluang yang ada dalam perkembangan Kripik kulit singkong b. Analisa kemungkinan ancaman dan hambatan yang akan terjadi dalam pendirian IKM, sehingga dapat memperkecil resiko bisnis. c. Analisa kelayakan investasi sebagai pilihan bisnis baru yang menarik dan memberikan alternatif dalam pendirian kripik kulit singkong.
1.3 Metode Penyusunan Rencana Bisnis
Metode pengumpulan data dalam penulisan rencana kegiatan ini dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: a. Studi pustaka dengan mengumpulkan literatur, artikel dan data sekunder dari beberapa sumber b. Observasi ke pangsa pasar 1.4 Batasan-batasan Rencana Bisnis Untuk menyamakan pemahaman akan batasan-batasan dalam penulisan rencana kegiatan ini, maka dijelaskan beberapa asumsi sebagai berikut: a. Industri Bisnis pembuatan Pembuatan Kripik dalam bentuk IKM. b. Lingkup Bisnis/Layanan yang Ditawarkan Bisnis ini menawarkan produk Kripik berbahan baku Kulit Singkong. c. Pasar Sasaran Bisnis ini berada dalam kategori business to business (B to B) untuk konsumen industri atau business to customer (B to C) untuk konsumen rumah tangga, dengan target market utama kawasan industri (baik besar maupun kecil), industry pada umumnya, dan rumah tangga dalam rangka penyebaran produk zat warna alami. d. Pesaing Pesaing utama dalam kegiatan IKM ini adalah industri Kripik produksi Industri besar. 1.5 Sistematika Pembahasan Proses penulisan rencana kegiatan IKM ini dilakukan dengan sistematika pembahasan yang terdiri atas : BAB I. PENDAHULUAN Membahas latar belakang, tujuan penulisan rencana bisnis, metode penyusunan rencana bisnis dan batasan–batasannya. BAB II. ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN Membahas mengenai profil manajemen, struktur organisasi dan fungsi–fungsi manajemen IKM. BAB III. ASPEK TEKNIK OPERASIONAL Membahas lokasi usaha, aksesibilitas, fasilitas penunjang, bahan baku, mesin peralatan produksi, kapasitas produksi, target produksi, teknologi proses produksi dan tenag kerja. BAB IV. ASPEK PENGELOLAAN DAN DAMPAK LINGKUNGAN Membahas mengenai dampak lingkungan yang ditimbulkan dengan adanya pembangunan IKM terhadap daerah di sekitarnya, upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan, penanganan limbah, serta perubahan–perubahan sosial dan ekonomi. BAB V. ASPEK PEMASARAN Membahas mengenai seberapa jauh IKM memahami dan dapat mempengaruhi pasar atas rencana proyek yang akan dilaksanakan. BAB VI. ANALISIS EKONOMI Membahas setiap aspek keuangan yang berhubungan dengan pembangunan IKM. BAB VII. ANALISIS RESIKO USAHA Mengkaji resiko hasil usaha yang dihadapi IKM meliputi resiko internal maupun resiko eksternal dalam operasional IKM. BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan pembahasan atas rencana bisnis maka akan diberikan kesimpulan mengenai tingkat kelayakan operasional IKM dan saran–saran untuk keberlanjutan operasional. BAB II ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN 2.1 Bentuk Perusahaan Pabrik Pembuatan Kripik berbahan Kulit Singkong, direncanakan mempunyai : Bentuk : Industri Kecil Menengah (IKM) Lapangan Usaha : IKM Bahan Pangan Lokasi Perusahaan : Mojosongo, Surakarta Ciri-ciri IKM : a. Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan hukum termasuk koperasi; b. Bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan Usaha Menengah atau Besar; c. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per tahun. d. Berdasarkan Kepmenkeu 571/KMK 03/2003, maka pengusaha kecil adalah pengusaha yang selama satu tahun melakukan penyerahan barang kena pajak dan atau jasa kena pajak dengan jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan bruto tak lebih dari 600 juta.
2.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan salah satu faktor penting yang dapat menunjang kelangsungan dan kemajuan perusahaan, karena berhubungan dengan komunikasi yang terjadi dalam perusahaan demi tercapainya kerjasama yang baik antar karyawan. Struktur organisasi yang digunakan pada perusahaan ini disajikan pada Gambar 1. BAB III ASPEK TEKNIK OPERASIONAL 3.1 Lokasi IKM Lokasi suatu usaha dapat mempengaruhi persaingan maupun penentuan kelangsungan usaha tersebut. Pemilihan lokasi yang tepat, ekonomis dan menguntungkan dipengaruhi oleh banyak faktor maka sebelum mendirikan IKM ini perlu dilakukan pertimbangan untuk melihat faktor primer serta sekundernya. IKM Zat Warna Alami (ZWA) ini direncanakan didirikan di Tanjung Laut, Bontang, Kalimantan Timur dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Ketersediaan Bahan Baku S b. Pemasaran Produk
3.2 Peralatan Produksi
3.3 Kapasitas Produksi dan Target Produksi 3.4 Teknologi dan Proses Produksi 3.5 Tenaga Kerja