Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makanan ringan atau yang lebih sering dikenal dengan cemilan, telah menjadi
makanan wajib yang harus dimiliki di rumah sebagai teman nonton tv atau belajar,
bahkan di kamar pribadi disediakan cemilan khusus sebelum tidur. Banyak jenis cemilan
yang biasa dikonsumi oleh masyarakat, mulaidari snack yang mengandung banyak perasa
buatan bahkan pewarna sitensis yang tidak baik untuk kesehatan kita. Padahal masih
banyak jenis cemilan lain yang sehat bagi tubuh kita, seperti gethuk, kripik tela, tape tela,
dan tela goreng yang berbahan baku dari singkong, cemilan ini tentu lebih menyehatkan
dibanding dengan cemilan yang mengandung zat-zat berbahaya.
Banyaknya usaha kecil dan menengah yang memproduksi makanan ringan/cemilan
berbahan baku singkong, seperti tape singkong, gethuk, telatela, dan kripik singkong,
telah menginspirasi kami untuk memanfaatkan limbah yang dihasilkan dari industri
tersebut, yaitu limbah kulit singkong yang tidak digunakan lagi oleh pengusaha makanan.
Bagian dari kulit singkong yang dianggap limbah dari singkong ini juga masih memiliki
kandungan karbohidrat.
Pemanfaatan limbah singkong untuk diolah menjadi cemilan merupakan salah satu
bentuk untuk mengatasi limbah kulit singkong. Bila di masyarakat telah dikenal makanan
yang berasal dari singkong kemudian dijadikan Kripik Singkong, maka kami berinovasi
untuk menghasilkan cemilan baru dari kulit singkong dengan nama
KINGKONG CHRISPY. Cemilan ini merupakan salah satu jawaban atas keinginan
masyarakat yang menginginkan cemilan yang lezat, enak, dan berbeda dengan yang lain
namun tetap memperhatikan aspek kesehatannya, karena tidak mengandung zat-zat
berbahaya.
KINGKONG CHRISPY ini dibuat dari kulit singkong yang menjadi limbah dari para
pengusaha makanan yang berbahan baku singkong. Cemilan ini akan kami kemas
semenarik mungkin agar mampu menarik minat masyarakat untuk mencobanya dan
akhirnya menjadikan KINGKONG CHRISPY sebagai cemilan di rumah mereka. Produk
yang kami tawarkan adalah cemilan baru dan tentunya lebih sehat dibandingkan cemilan-
cemilan yang ada di pasaran karena tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi
kesehatan. Di samping itu, kami berusaha menyajikan produk dengan penyajian menarik
dan kemasan yang higienis. Dengan demikian kami dapat memenuhi harapan masyarakat
dalam menyajikan cemilan yang menyehatkan dan bebas dari bahan kimia yang
berbahaya bagi kesehatan manusia.

1.2 Tujuan Penulisan Rencana Bisnis


Tujuan penulisan rencana bisnis (Bussiness Plan) pendirian IKM Kripik Kulit
Singkong adalah:
a. Analisa dan penentuan langkah-langkah strategis terhadap peluang yang ada
dalam perkembangan Kripik kulit singkong
b. Analisa kemungkinan ancaman dan hambatan yang akan terjadi dalam pendirian
IKM, sehingga dapat memperkecil resiko bisnis.
c. Analisa kelayakan investasi sebagai pilihan bisnis baru yang menarik dan
memberikan alternatif dalam pendirian kripik kulit singkong.

1.3 Metode Penyusunan Rencana Bisnis


Metode pengumpulan data dalam penulisan rencana kegiatan ini dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu:
a. Studi pustaka dengan mengumpulkan literatur, artikel dan data sekunder dari
beberapa sumber
b. Observasi ke pangsa pasar
1.4 Batasan-batasan Rencana Bisnis
Untuk menyamakan pemahaman akan batasan-batasan dalam penulisan rencana
kegiatan ini, maka dijelaskan beberapa asumsi sebagai berikut:
a. Industri
Bisnis pembuatan Pembuatan Kripik dalam bentuk IKM.
b. Lingkup Bisnis/Layanan yang Ditawarkan
Bisnis ini menawarkan produk Kripik berbahan baku Kulit Singkong.
c. Pasar Sasaran
Bisnis ini berada dalam kategori business to business (B to B) untuk konsumen
industri atau business to customer (B to C) untuk konsumen rumah tangga, dengan
target market utama kawasan industri (baik besar maupun kecil), industry pada
umumnya, dan rumah tangga dalam rangka penyebaran produk zat warna alami.
d. Pesaing
Pesaing utama dalam kegiatan IKM ini adalah industri Kripik produksi Industri
besar.
1.5 Sistematika Pembahasan
Proses penulisan rencana kegiatan IKM ini dilakukan dengan sistematika pembahasan
yang terdiri atas :
BAB I. PENDAHULUAN
Membahas latar belakang, tujuan penulisan rencana bisnis, metode penyusunan
rencana bisnis dan batasan–batasannya.
BAB II. ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
Membahas mengenai profil manajemen, struktur organisasi dan fungsi–fungsi
manajemen IKM.
BAB III. ASPEK TEKNIK OPERASIONAL
Membahas lokasi usaha, aksesibilitas, fasilitas penunjang, bahan baku, mesin
peralatan produksi, kapasitas produksi, target produksi, teknologi proses produksi dan
tenag kerja.
BAB IV. ASPEK PENGELOLAAN DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Membahas mengenai dampak lingkungan yang ditimbulkan dengan adanya
pembangunan IKM terhadap daerah di sekitarnya, upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan, penanganan limbah, serta perubahan–perubahan sosial dan ekonomi.
BAB V. ASPEK PEMASARAN
Membahas mengenai seberapa jauh IKM memahami dan dapat mempengaruhi pasar
atas rencana proyek yang akan dilaksanakan.
BAB VI. ANALISIS EKONOMI
Membahas setiap aspek keuangan yang berhubungan dengan pembangunan IKM.
BAB VII. ANALISIS RESIKO USAHA
Mengkaji resiko hasil usaha yang dihadapi IKM meliputi resiko internal maupun
resiko eksternal dalam operasional IKM.
BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah dilakukan pembahasan atas rencana bisnis maka akan diberikan kesimpulan
mengenai tingkat kelayakan operasional IKM dan saran–saran untuk keberlanjutan
operasional.
BAB II
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
2.1 Bentuk Perusahaan
Pabrik Pembuatan Kripik berbahan Kulit Singkong, direncanakan mempunyai :
Bentuk : Industri Kecil Menengah (IKM)
Lapangan Usaha : IKM Bahan Pangan
Lokasi Perusahaan : Mojosongo, Surakarta
Ciri-ciri IKM :
a. Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha
perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan
hukum termasuk koperasi;
b. Bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai
atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan Usaha Menengah atau
Besar;
c. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta, tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per
tahun.
d. Berdasarkan Kepmenkeu 571/KMK 03/2003, maka pengusaha kecil adalah
pengusaha yang selama satu tahun melakukan penyerahan barang kena pajak dan atau
jasa kena pajak dengan jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan bruto tak lebih
dari 600 juta.

2.2 Struktur Organisasi


Struktur organisasi merupakan salah satu faktor penting yang dapat menunjang
kelangsungan dan kemajuan perusahaan, karena berhubungan dengan komunikasi yang
terjadi dalam perusahaan demi tercapainya kerjasama yang baik antar karyawan. Struktur
organisasi yang digunakan pada perusahaan ini disajikan pada Gambar 1.
BAB III
ASPEK TEKNIK OPERASIONAL
3.1 Lokasi IKM
Lokasi suatu usaha dapat mempengaruhi persaingan maupun penentuan kelangsungan
usaha tersebut. Pemilihan lokasi yang tepat, ekonomis dan menguntungkan
dipengaruhi oleh banyak faktor maka sebelum mendirikan IKM ini perlu dilakukan
pertimbangan untuk melihat faktor primer serta sekundernya. IKM Zat Warna Alami
(ZWA) ini direncanakan didirikan di Tanjung Laut, Bontang, Kalimantan Timur
dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Ketersediaan Bahan Baku
S
b. Pemasaran Produk

3.2 Peralatan Produksi


3.3 Kapasitas Produksi dan Target Produksi
3.4 Teknologi dan Proses Produksi
3.5 Tenaga Kerja

Anda mungkin juga menyukai