Salah satu aspek yang harus ditinjau dalam pendirian pabrik adalah lokasi. Lokasi sangat penting karena berhubungan langsung dalam kelangsungan operasi pabrik. Pertimbangan memilih lokasi pabrik bertujuan untuk mendapat keuntungan yang optimum terhadap perusahan yang akan dibangun. Ditinjau secara teknis dan ekonomi, lokasi pabrik harus strategis terhadap sektor marketing (Coulson dan Richardson’s, 2005). Lokasi suatu usaha dapat mempengaruhi persaingan maupun penentuan kelangsungan usaha tersebut. Pemilihan lokasi yang tepat, ekonomis dan menguntungkan dipengaruhi oleh banyak factor, maka sebelum mendirikan IKM ini perlu dilakukan pertimbangan untuk melihat faktor primer serta sekundernya. IKM ini direncanakan didirikan di Kecamatan Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Ketersediaan bahan baku Sukabumi merupakan salah satu sentra produksi jeruk terbesar di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2016 produksi jeruk di Sukabumi mencapai 6.000 kwintal per tahun. Selain itu, pemilihan lokasi IKM di Sukabumi karena dekat dengan PT. Nutrifood Indonesia, PT. Djojonegoro C-1000, dan PT Wings Food yang memproduksi minuman rasa jeruk. Limbah kulit jeruk dari ketiga pabrik tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan parfum IKM ini. b. Pemasaran Produk Sasaran produk parfum ini untuk memenuhi kebutuhan seperti penghilang bau, identik dengan kepribadian, status sosial, serta gaya hidup dari masyarakat di pulau Jawa. Sebagian besar industri parfum menggunakan bahan kimia sebagai aroma dari parfum dan menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan. Sehingga, dengan adanya IKM ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan serta menghasilkan produk yang memiliki harga jual rendah dengan kualitas yang tidak kalah saing. c. Sarana Transportasi Transportasi di Sukabumi sudah baik, dekat dengan terminal, stasiun, serta bandar udara, sudah banyak jalur darat yang berhubungan dengan daerah lain. Sehingga Sukabumi menjadi daerah yang strategis pendirian IKM ini. d. Penyediaan Bahan Bakar dan Energi Daerah Sukabumi merupakan kawasan industri, sehingga untuk penyediaan bahan bakar dapat dengan mudah terpenuhi. Sedangkan tenaga listrik diperoleh dari PLN. e. Penyediaan Air Dalam hal ini air untuk kebutuhan proses, rumah tangga, dan utilitas dipenuhi dari air sungai sekitar industri serta PDAM daerah Sukabumi. f. Kondisi Tanah dan Daerah Kondisi tanah yang relatif masih luas dan merupakan tanah yang datar, kondisi iklim yang relatif stabil sepanjang tahun sangat menguntungkan. Di samping itu Sukabumi merupakan salah satu kawasan industri di Indonesia sehingga pengaturan dan penanggulangan mengenai dampak lingkungan diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik. 3.2. Mesin-mesin dan Peralatan Produksi a. Dryer Dryer berfungsi untuk proses pengeringan bahan baku yaitu kulit jeruk sebelum proses ekstraksi minyak kulit jeruk. b. Alat Pelunak dan Pemeras Alat ini berfungsi untuk melunakkan kulit jeruk yang sudah kering kemudian kulit jeruk diperas untuk mendapatkan cairan minyak. c. Decanter dan Sentrifuge Alat ini berfungsi untuk proses ekstraksi minyak kulit jeruk. Proses yang terjadi yaitu pemisahan fraksi minyak dengan fraksi air dan fraksi padat dengan caianya dengan metode sentrifugal. Prinsip kerjanya yaitu cairan minyak yang masuk dari CST ke dalam decanter dipisahkan menjadi dua fraksi yaitu fraksi padat dan cair. Kemudian dimurnikan dengan centrifuge untuk memisahkan minyak dengan komponen komponen padat yang masih ada dalam minyak. d. Reaktor Reaktor berfungsi untuk mencampurkan minyak atsiri yang sudah murni dengan bahan-bahan lainnya. 3.3. Kapasitas Produksi dan Target Produksi IKM ini didesain untuk memproduksi parfum sebanyak 6.250 botol per hari dengan satu botolnya berisi 50 mL parfum. Diasumsikan 20 kg kulit jeruk dapat digunakan untuk memproduksi 1.250 botol parfum. Sehingga, IKM ini membutuhkan 100 kg kulit jeruk per hari untuk memproduksi 6.250 botol parfum. 3.4. Teknologi dan Proses Industri Untuk mendapatkan parfum dari kulit jeruk yang pertama dilakukan adalah mengambil minyak atsiri yang terkandung didalam kulit jeruk. Perlakuan pertama yaitu proses pengeringan limbah kulit jeruk dengan menggunakan alat dryer. Lama waktu pengeringan dengan dryer suhu 80°C selama 12 jam. Setelah didapatkan kulit jeruk yang kering, kulit jeruk akan memasuki proses pelunakan dan pemotongan menjadi ukuran yang lebih kecil. Setelah itu, kulit jeruk bisa memasuki proses pengambilan minyak dengan menggunakan alat pemeras atau pengepres kulit jeruk. Setelah didapat minyak yang masih tercampur dengan padatan kulit jeruk, minyak memasuki proses dekantasi dengan menggunakan alat decanter selama kurang lebih 8 jam. Proses ini bertujuan untuk memisahkan minyak dengan padatan kulit jeruk. Setelah didapatkan minyak dilakukan proses sentrifugasi dengan alat sentrifugasi untuk memisahkan minyak dengan komponen padatan sisa dan ditambahkan dengan 5kg larutan Na2SO4. Setelah itu minyak hasil sentrifugasi mengalami proses formulasi dan percampuran dengan alkohol (sebagai pelarut) dan aroma lain sebagai penambah wangi. Komposisi dari pewangi lain bisa disesuaikan dengan selera konsumen. 3.5. Tenaga Kerja Sukabumi merupakan salah satu daerah yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi di Indonesia, sehingga penyediaan tenaga, baik tenaga kasar, tenaga menengah maupun tenaga ahli tidak menjadi masalah