Anda di halaman 1dari 3

BAB III

ASPEK TEKNIK OPERASIONAL

3.1. Lokasi IKM


Salah satu aspek yang harus ditinjau dalam pendirian pabrik adalah
lokasi. Lokasi sangat penting karena berhubungan langsung dalam
kelangsungan operasi pabrik. Pertimbangan memilih lokasi pabrik bertujuan
untuk mendapat keuntungan yang optimum terhadap perusahan yang akan
dibangun. Ditinjau secara teknis dan ekonomi, lokasi pabrik harus strategis
terhadap sektor marketing (Coulson dan Richardson’s, 2005).
Lokasi suatu usaha dapat mempengaruhi persaingan maupun penentuan
kelangsungan usaha tersebut. Pemilihan lokasi yang tepat, ekonomis dan
menguntungkan dipengaruhi oleh banyak factor, maka sebelum mendirikan
IKM ini perlu dilakukan pertimbangan untuk melihat faktor primer serta
sekundernya. IKM ini direncanakan didirikan di Kecamatan Cicurug,
Sukabumi, Jawa Barat dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Ketersediaan bahan baku
Sukabumi merupakan salah satu sentra produksi jeruk terbesar di
Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2016 produksi
jeruk di Sukabumi mencapai 6.000 kwintal per tahun. Selain itu,
pemilihan lokasi IKM di Sukabumi karena dekat dengan PT. Nutrifood
Indonesia, PT. Djojonegoro C-1000, dan PT Wings Food yang
memproduksi minuman rasa jeruk. Limbah kulit jeruk dari ketiga
pabrik tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan
parfum IKM ini.
b. Pemasaran Produk
Sasaran produk parfum ini untuk memenuhi kebutuhan seperti
penghilang bau, identik dengan kepribadian, status sosial, serta gaya
hidup dari masyarakat di pulau Jawa. Sebagian besar industri parfum
menggunakan bahan kimia sebagai aroma dari parfum dan
menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan. Sehingga,
dengan adanya IKM ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan serta
menghasilkan produk yang memiliki harga jual rendah dengan kualitas
yang tidak kalah saing.
c. Sarana Transportasi
Transportasi di Sukabumi sudah baik, dekat dengan terminal, stasiun,
serta bandar udara, sudah banyak jalur darat yang berhubungan dengan
daerah lain. Sehingga Sukabumi menjadi daerah yang strategis
pendirian IKM ini.
d. Penyediaan Bahan Bakar dan Energi
Daerah Sukabumi merupakan kawasan industri, sehingga untuk
penyediaan bahan bakar dapat dengan mudah terpenuhi. Sedangkan
tenaga listrik diperoleh dari PLN.
e. Penyediaan Air
Dalam hal ini air untuk kebutuhan proses, rumah tangga, dan utilitas
dipenuhi dari air sungai sekitar industri serta PDAM daerah Sukabumi.
f. Kondisi Tanah dan Daerah
Kondisi tanah yang relatif masih luas dan merupakan tanah yang
datar, kondisi iklim yang relatif stabil sepanjang tahun sangat
menguntungkan. Di samping itu Sukabumi merupakan salah satu
kawasan industri di Indonesia sehingga pengaturan dan penanggulangan
mengenai dampak lingkungan diharapkan dapat dilaksanakan dengan
baik.
3.2. Mesin-mesin dan Peralatan Produksi
a. Dryer
Dryer berfungsi untuk proses pengeringan bahan baku yaitu kulit
jeruk sebelum proses ekstraksi minyak kulit jeruk.
b. Alat Pelunak dan Pemeras
Alat ini berfungsi untuk melunakkan kulit jeruk yang sudah kering
kemudian kulit jeruk diperas untuk mendapatkan cairan minyak.
c. Decanter dan Sentrifuge
Alat ini berfungsi untuk proses ekstraksi minyak kulit jeruk. Proses
yang terjadi yaitu pemisahan fraksi minyak dengan fraksi air dan fraksi
padat dengan caianya dengan metode sentrifugal. Prinsip kerjanya yaitu
cairan minyak yang masuk dari CST ke dalam decanter dipisahkan
menjadi dua fraksi yaitu fraksi padat dan cair. Kemudian dimurnikan
dengan centrifuge untuk memisahkan minyak dengan komponen
komponen padat yang masih ada dalam minyak.
d. Reaktor
Reaktor berfungsi untuk mencampurkan minyak atsiri yang sudah
murni dengan bahan-bahan lainnya.
3.3. Kapasitas Produksi dan Target Produksi
IKM ini didesain untuk memproduksi parfum sebanyak 6.250 botol per
hari dengan satu botolnya berisi 50 mL parfum. Diasumsikan 20 kg kulit
jeruk dapat digunakan untuk memproduksi 1.250 botol parfum. Sehingga,
IKM ini membutuhkan 100 kg kulit jeruk per hari untuk memproduksi
6.250 botol parfum.
3.4. Teknologi dan Proses Industri
Untuk mendapatkan parfum dari kulit jeruk yang pertama dilakukan
adalah mengambil minyak atsiri yang terkandung didalam kulit jeruk.
Perlakuan pertama yaitu proses pengeringan limbah kulit jeruk dengan
menggunakan alat dryer. Lama waktu pengeringan dengan dryer suhu 80°C
selama 12 jam.
Setelah didapatkan kulit jeruk yang kering, kulit jeruk akan memasuki
proses pelunakan dan pemotongan menjadi ukuran yang lebih kecil. Setelah
itu, kulit jeruk bisa memasuki proses pengambilan minyak dengan
menggunakan alat pemeras atau pengepres kulit jeruk. Setelah didapat
minyak yang masih tercampur dengan padatan kulit jeruk, minyak
memasuki proses dekantasi dengan menggunakan alat decanter selama
kurang lebih 8 jam. Proses ini bertujuan untuk memisahkan minyak dengan
padatan kulit jeruk. Setelah didapatkan minyak dilakukan proses
sentrifugasi dengan alat sentrifugasi untuk memisahkan minyak dengan
komponen padatan sisa dan ditambahkan dengan 5kg larutan Na2SO4.
Setelah itu minyak hasil sentrifugasi mengalami proses formulasi dan
percampuran dengan alkohol (sebagai pelarut) dan aroma lain sebagai
penambah wangi. Komposisi dari pewangi lain bisa disesuaikan dengan
selera konsumen.
3.5. Tenaga Kerja
Sukabumi merupakan salah satu daerah yang memiliki kepadatan
penduduk cukup tinggi di Indonesia, sehingga penyediaan tenaga, baik
tenaga kasar, tenaga menengah maupun tenaga ahli tidak menjadi masalah

Anda mungkin juga menyukai