Anda di halaman 1dari 6

KESELAMATAN PASIEN DAN KESELAMATAN KESEHATAN

KERJA DALAM KEPERAWATAN

Laporan Identifikasi Pengelolaan B3 di Rumah Sakit

Dosen Pengampu: Ns. Dicky Endrian Kurniawan, S.Kep., M.Kep.

Oleh:

Annisa Zahra Mustofavi


NIM 192310101131
Kelas D 2019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2020
Tugas K5

Membaca pp no. 101 tahun 2014 (boleh mencari jurnal atau buku yang lain)
1. Mengidentifikasi bahan B3 yang ada di rumah sakit dan golongkan termasuk
bahan yang mana
2. Apa yang harus dilakukan jika menemukan limbah B3 tersebut (min. 5
bahan)

Jawaban:
1. Identifikasi bahan B3 yang terdapat di rumah sakit

a. Limbah B3 Mudah Meledak merupakan limbah yang pada suhu dan


tekanan standar yaitu 25oC (dua puluh lima derajat Celcius) atau 760
mmHg (tujuh ratus enam puluh millimeters of mercury) dapat meledak,
atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika sehingga dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan sekitarnya.
b. Limbah B3 Mudah Menyala merupakan limbah berupa cairan yang
mengandung alkohol kurang dari 24% (dua puluh empat persen) volume
dan/atau pada titik nyala tidak lebih dari 60oC (enam puluh derajat
Celcius) atau 140oF (seratus empat puluh derajat Fahrenheit) akan
menyala jika terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala
lain pada tekanan udara 760 mmHg (tujuh ratus enam puluh millimeters of
mercury).
c. Limbah B3 reaktif merupakan limbah yang memiliki salah satu atau
lebih sifat-sifat berikut:
 Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil sehingga dapat
mengakibatkan perubahan tanpa peledakan.
 Limbah yang jika bercampur dengan air berpotensi menghasilkan
ledakan, menghasilkan gas, uap, atau asap.
 Merupakan Limbah sianida, sulfida dimana pada kondisi pH antara
2 (dua) dan 12,5 (dua belas koma lima) dapat menghasilkan gas,
uap, atau asap beracun.
d. Limbah B3 Infeksius merupakan limbah yang terkontaminasi organisme
pathogen dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan
penyakit pada manusia rentanuntuk. Berikut bahan yang termasuk dalam
kelompok limbah infeksius yaitu:
a. Darah dan cairan tubuh. (Darah atau produk darah: Serum, Plasma,
Komponen darah lainnya. Cairan tubuh: Semen, Sekresi vagina,
Cairan serebrospinal, Cairan pleural, Cairan peritoneal, Cairan
perikardial, Cairan amniotik, dan Cairan tubuh lainnya yang
terkontaminasi darah.
b. Limbah laboratorium yang bersifat infeksius,
c. Limbah hasil dari kegiatan isolasi,
d. Limbah hasil dari kegiatan yang menggunakan hewan uji.

e. Limbah B3 Korosif merupakan limbah yang memiliki salah satu atau


lebih sifat-sifat berikut:
 Limbah dengan pH sama atau kurang dari 2 (dua) untuk Limbah
bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 (dua belas koma
lima) untuk yang bersifat basa.
 Limbah yang dapat mengakibatkan tingkat iritasi yang ditandai
dengan adanya kemerahan atau eritema dan pembengkakan atau
edema.

f. Limbah B3 Beracun merupakan limbah yang memiliki karakteristik


beracun berdasarkan uji penentuan karakteristik beracun melalui TCLP,
Uji Toksikologi LD50, dan uji sub-kronis.

2. Pengelolaan yang harus dilakukan jika menemukan limbah B3 tersebut


yakni:

a. Pengelolaan limbah B3 infeksius


Pengolahan limbah ini memerlukan sterilisasi terlebih dahulu atau
langsung ditangani pada insinerator. Limbah patologis menunggu waktu
hingga 2 minggu (disimpan di unit patologi anatomi) baru dilakukan
insenerasi.
b. Pengelolaan limbah B3 Korosif
Limbah-limbah korosif harus diletakkan dan dijauhkan dari adanya kontak
antara limbah yang tidak sesuai. Limbah yang bersifat reaktif atau korosif
memerlukan bangunan penyimpan yang memiliki konstruksi dinding yang
mudah dilepas untuk memudahkan keadaan darurat dan dibuat dari bahan
konstruksi yang tahan api dan korosi.
c. Pengelolaan limbah B3 reaktif
Penanganan limbah dapat dilakukan di dalam area rumah sakit itu sendiri,
dan umumnya disimpan untuk menunggu waktu paruhnya telah habis,
untuk kemudian disingkirkan sebagai limbah non-radioaktif biasa.
d. Pengelolaan limbah B3 Farmasi
 Limbah farmasi dalam jumlah kecil dapat diolah dengan insinerator
pirolitik (pyrolytic incinerator), rotary kiln, dikubur secara
aman, sanitary landfill, dibuang ke sarana air limbah atau inersisasi.
Tetapi dalam jumlah besar harus menggunakan fasilitas pengolahan
yang khusus seperti rotary kiln, kapsulisasi dalam drum logam, dan
inersisasi.
 Limbah padat farmasi dalam jumlah besar harus dikembalikan kepada
distributor, sedangkan bila dalam jumlah sedikit dan tidak
memungkinkan dikembalikan, supaya dimusnahkan melalui
insinerator pada suhu di atas 1.000 0
e. Pengelolaan limbah B3 Mudah Meledak
 Limbah kontainer bertekanan dapat ditangani dengan daur ulang
atau penggunaan kembali. Apabila masih dalam kondisi utuh dapat
dikembalikan ke distributor untuk pengisian ulang gas. Agen
halogenida dalam bentuk cair dan dikemas dalam botol harus
diperlakukan sebagai limbah bahan kimia berbahaya untuk
pembuangannya.
 Pembuangan limbah kontainer bertekanan yang tidak
diperbolehkan adalah pembakaran atau insinerasi karena dapat
meledak.
DAFTAR PUSTAKA

Purwanti, A. A. 2018. Pengelolaan Limbah Padat Bahan Berbahaya dan Beracun


(B3) Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Jurnal Kesehatan
Lingkungan 10(3): 291-298.

Pusparini, D., dkk. 2018. Pengelolaan Limbah Padat B3 di Rumah Sakit Dr. Saiful
Anwar Malang. Jurnal Envirotek. 10(2): 34-42.

Anda mungkin juga menyukai