AKTIVA TETAP
Tim Dosen Akuntansi Pajak
Akuntansi Perpajakan #2:
Aktiva Tetap
TUJUAN ADMINISTRATIF
DIHARAPKAN UNTUK DIGUNAKAN SELAMA LEBIH DARI 1 PERIODE/TAHUN
Pengakuan
Ciri Aset
PSAK 16
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar
imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau
konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan pada aset ketika
pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain, contohnya PSAK
53: Pembayaran Berbasis Saham.
Harga Perolehan Jual Beli Aktiva Tetap
PSAK 16
Biaya Perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari:
harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi
diskon dan potongan lain;
setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aktiva tersebut ke lokasi dan kondisi
yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen;
Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorati lokasi aset tetap, kewajiban
tersebut timbul ketika aset tetap diperoleh atau sebagai konsekuensi penggunaan aset tetap selama periode
tertentu untuk tujuan selain untuk memproduksi persediaan selama periode tersebut.
Harga Perolehan Jual Beli Aktiva Tetap
Contoh: Entitas membeli suatu komponen suku cadang dari suatu mesin. Suku cadang tersebut
spesifik dan harganya material dibandingkan dengan nilai aset tersebut. Jangka waktu pemakaian
suku cadang tersebut lebih satu tahun.
Suku cadang dikategorikan sebagai aset pada saat pembelian, dengan syarat komponen yang
akan diganti dihapuskan dari pembukuan.
Harga Perolehan Harga Perolehan Jual Beli Aktiva Tetap - Fiskal
• Komponen biaya perolehan (harga perolehan) menurut akuntansi tersebut merupakan komponen
harga perolehan fiskal, pengeluaran tersebut berkaitan dengan kewajiban memotong atau memungut
PPh-pihak lain atau bukan
• Pajak Masukan atas perolehan barang modal (aktiva tetap) yang digunakan untuk memproduksi atau
menjual Barang Kena Pajak (BKP) dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran, tidak termasuk harga
perolehan aktiva tetap
Harga Perolehan Fiskal
• Pajak Masukan sebesar Rp.90.000.000,-
dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran,
bukan merupakan harga perolehan:
• Biaya pengangkutan merupakan objek
pemotongan PPh:
• Biaya pemasangan dan profesional fee (bukan
kontraktor) dipotong PPh Pasal 23 sebesar
2% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN.
Harga Perolehan Fiskal
Harga Perolehan Fiskal
Perolehan Aktiva Tetap Secara Gabungan
Apabila asset diperoleh secara gabungan, maka harga perolehan masing-masing asset tetap ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan
berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing asset yang bersangkutan
Contoh:
Harga perolehan bangunan termasuk tanah Rp 300.000.000,00 (termasuk biaya notaris, bea balik nama, BPHTB, dll)
Jawaban:
Cost 4.100 PPh 22 = 2,5% x 65.975.000
Insurance 410 = 1.649.375
Freight 615 PPN = 10% x 65.975.000
5.125 = 6.597.500
DPP dan pencatatan akuntansi dapat mempergunakan acuan kurs yang berbeda.
DPP menggunakan kurs KMK, pencatatan akuntansi menggunakan kurs Tengah BI.
Pengalihan Umum Aset Tetap
Pasal 11 Ayat (8), dan (9) UU PPh
secara fiskal tidak dibedakan pertukaran aktiva tetap sejenis dan tidak sejenis, harus dihitung keuntungan
atau kerugiannya pada tahun yang bersangkutan.
Harga Perolehan atau Harga Penjualan dalam hal terjadi Tukar-
Menukar Harta
Dalam hal terjadi tukar-menukar harta dengan harta lain, maka nilai perolehan atau nilai
penjualan harta tersebut adalah:
1. Bagi pihak pembeli, harga perolehan harta adalah harga yang seharusnya dikeluarkan
berdasarkan harga pasar.
2. Bagi pihak penjual, harga penjualan harta adalah harga yang seharusnya diterima
berdasarkan harga pasar (Pasal 10 ayat (2) UU PPh)
3. Donasi
Nilai Perolehan atau Pengalihan
Aktiva Tetap
Akuntansi:
akuntansi komersial sedikit mengatur aset yang diperoleh dari
sumbangan (donasi)
PSAK 16:
Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat
sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan
mengkreditkan akun ”Modal Donasi”, bukan merupakan
penghasilan bagi yang menerima.
Pasal 4 ayat (1) d (4) UU PPh
Yang menjadi Objek Pajak…termasuk… keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta
termasuk:
keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan, kecuali yang
diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan
keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang
menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan
Atas warisan.
4. Dibangun Sendiri
Dibangun Sendiri - Komersial
Nilai Perolehan
Biaya yang dikeluarkan sampai aset tersebut siap digunakan:
Material dan tenaga kerja
Overhead → biaya variabel dan porsi dari fixed overhead yang terkait langsung dengan pembangunan aset.
Biaya bunga selama proses pembangunan (PSAK 26)
Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya, dikenakan Pajak Pertambahan Nilai dengan pertimbangan
untuk mencegah terjadinya penghindaran pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.
Untuk melindungi masyarakat yang berpenghasilan rendah dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas kegiatan membangun sendiri, maka diatur
batasan kegiatan membangun sendiri dengan Keputusan Menteri Keuangan.
5. Setoran Modal
Perlakuan Akuntansi atas Setoran Modal Berupa Aktiva Tetap
PSAK No. 21
Setoran saham dalam bentuk barang (inbreng), menggunakan nilai wajar aktiva bukan kas
yang diserahkan, yaitu nilai appraisal tanggal transaksi yang disetujui Dewan Komisaris
untuk PT yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek, atau nilai kesepakatan Dewan Komisaris
dan penyetor bentuk uang.
Ketentuan Perpajakan atas Setoran Modal Berupa Aktiva Tetap
Pasal 4 ayat (3) huruf c UU PPh
harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh WP Badan sebagai pengganti saham atau sebagai
pengganti penyertaan modal, bukan merupakan objek PPh
Pasal 10 ayat (5) UU PPh
dasar penilaian harta bagi WP Badan yang menerima setoran modal yang berupa barang atau aktiva tetap
adalah nilai pasar dari harta atau barang tersebut.
Pasal 4 ayat (1d) UU PPh
keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan atau badan lainya sebagai pengganti
saham atau penyertaan modal, merupakan objek PPh.
Pengalihan Aktiva Tetap
Penjualan atau pengalihan harta - Komersial
Pada dasarnya Harta tetap tidak untuk dijual karena bukan sebagai barang dagangan, tetapi sebagai penunjang perusahaan untuk
menjalankan usahanya (bisa di gunakan untuk produksi, tempat usaha, sebagai peralatan kerja dan lain sebagainya) selama umur
ekonomis yang sudah di tentukan.
Langkah awal tentukan nilai buku mesin per tgl 6 September 2019
* Beban Penyusutan:
Nilai Perolehan – Nilai residu = 250.000.000 – 0 = 50.000.000/ thn = Rp 4.166.666,67 / Bulan
Umur Ekonomis 5 Thn 12 Bln
* Akumulasi Penyusutan:
September 2018 s/d september 2019 = 12 Bulan
Akumulasi Penyusutan = 12 bln x 4.166.666,67 = + Rp 50.000.000
*Nilai Buku
Nilai perolehan Rp 250.000.000
Akumulasi penyusutan Rp 50.000.000
Nilai Buku Rp 200.000.000
Jurnal Penjualan atau pengalihan harta - Komersial
Sehingga dapat di hitung untung atau ruginya penjualan Harta Tetap tersebut
Harga Jual – Nilai Buku = Rp 210.000.000 – Rp 200.000.000 = Rp 10.000.000 (Laba Penjualan)
Penyerahan Barang Kena Pajak, antara lain, berupa mesin, bangunan, peralatan, perabotan, atau Barang Kena Pajak lain yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena Pajak dikenai pajak.
Namun, Pajak Pertambahan Nilai tidak dikenakan atas pengalihan Barang Kena Pajak yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan
usaha dan pengalihan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yaitu kendaraan bermotor berupa sedan dan station
wagon, yang menurut ketentuan Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c Pajak Masukan atas perolehan aktiva tersebut tidak dapat dikreditkan.
Ilustrasi (Nilai Pengalihan)
PT. Maha, PT. Jonggring, dan PT. Saloka terlibat dalam transaksi pengalihan aset di
tahun 2012. Berikut merupakan informasi terkait harta yang dimiliki oleh ketiga PT.
Dasar waktu
a. metode Garis Lurus (Straight Line)
b. Metode Saldo Menurun (Double Declining)
Dasar penggunaan
a. metode jam jasa (service hours method)
b. metode unit produksi (productive output method)
Metode Penyusutan – Fiskal
Pasal 11 Ayat (8), dan (9) UU PPh