Anda di halaman 1dari 69

AKUNTANSI PERPAJAKAN

AKTIVA TETAP
Tim Dosen Akuntansi Pajak
Akuntansi Perpajakan #2:
Aktiva Tetap

1 Aktiva Tetap menurut Akuntansi (PSAK)

2 Aktiva Tetap menurut Ketentuan Perpajakan

3 Transasksi terkait Aktiva Tetap

4 Penyusutan dan Amortisasi

5 Keuntungan dan Kerugian Pengalihan Aktita Tetap


POKOK BAHASAN

1. Pengertian 2. Perolehan 3. Pengalihan

PENYUSUTAN PENURUNAN NILAI DAN REVALUASI


Pengertian Aktiva Tetap
PSAK 16

Pengertian Aktiva Tetap


DIGUNAKAN DALAM PRODUKSI

PENYEDIAAN BARANG ATAU JASA

AKTIVA BERWUJUD DIMILIKI UNTUK:

DISEWAKAN KEPADA PIHAK LAIN

TUJUAN ADMINISTRATIF
DIHARAPKAN UNTUK DIGUNAKAN SELAMA LEBIH DARI 1 PERIODE/TAHUN
Pengakuan
Ciri Aset

Pengakuan biaya perolehan awal


Ciri Aset Tetap Harus memenuhi 2 kriteria kapitalisasi:
• Digunakan dalam operasi dan tidak untuk di jual kembali • Kemungkinan besar manfaat ekonomis aset mengalir
• Bersifat jangka panjang dan biasanya disusutkan ke perusahaan di masa mendatang, dan
• Memiliki wujud • Biaya perolehannya dapat diukur secara andal
Perolehan Aktiva Tetap
Perolehan Aktiva Tetap
1. Pembelian
Harga Perolehan Jual Beli Aktiva Tetap

PSAK 16
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar
imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau
konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan pada aset ketika
pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain, contohnya PSAK
53: Pembayaran Berbasis Saham.
Harga Perolehan Jual Beli Aktiva Tetap
PSAK 16
Biaya Perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari:
harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi
diskon dan potongan lain;
setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aktiva tersebut ke lokasi dan kondisi
yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen;
Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorati lokasi aset tetap, kewajiban
tersebut timbul ketika aset tetap diperoleh atau sebagai konsekuensi penggunaan aset tetap selama periode
tertentu untuk tujuan selain untuk memproduksi persediaan selama periode tersebut.
Harga Perolehan Jual Beli Aktiva Tetap

Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung, adalah:


a) Biaya imbalan kerja yang timbul dari pembangunan atau akuisisi aset tetap.
b) Biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
c) Biaya handling dan penyerahan awal;
d) Biaya perakitan dan instalasi
e) Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik (setelah dikurangi hasil penjualan produk
tersebut)
f) Komisi profesional
Komponen Biaya Perolehan Aset Tetap
Biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa asset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya
asset dapat digunakan sesuai intensi

Biaya Yang dapat


Diatribusi Langsung

• Harga beli, Estimasi awal biaya pemindahan asset


• bea impor dan pajak lainnya yang tetap dan restorasi lokasi asset tetap
tidak dapat ditagih lagi oleh entitas Biaya Perolehan Estimasi Biaya
ke otoritas pajak, Pembongkaran
• biaya pengangkutan,
• dikurangi diskon, rabat dan
sejenisnya

Biaya Aset Tetap


Bukan Komponen Biaya Perolehan
a) Biaya pembukaan fasilitas baru
b) Biaya pengenalan produk baru
c) Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru termasuk biaya pelatihan staf
d) Administrasi dan overhead umum
e) Biaya saat alat belum beroperasi penuh
f) Kerugian awal operasi
g) Biaya relokasi dan reorganisasi operasi entitas.
h) Hasil dari aset sebelum dimanfaatkan (hasil parkir dari lahan yang belum digunakan).
i) Laba internal jika aset tersebut merupakan persediaan perusahaan.
Nilai Perolehan, PPN, dan PPnBM

Pembayaran atas Perolehan


Aset

Komponen yang Dikapitalisasi Komponen Tak dikapitalisasi


Komponen yang Dikapitalisasi
atau Dibebankan dan Tak Dibebankan

Biaya Pendukung PPN Masukan yang


Biaya Pokok Pajak Lain PPN Masukan yang
(Instalasi, PPnBM tidak dapat
Aset (Bea Masuk) dapat dikreditkan.
Angkutan) dikreditkan.
Pengeluaran Setelah Perolehan
Aktiva Tetap
Pengeluaran yang dapat dikapitalisasikan pada harga perolehan aktiva tetap adalah
pengeluaran yang dapat memperpanjang masa manfaat atau menambah manfaat
keekonomian;
Biaya pemeliharaan dan perbaikan  diakui beban di laporan laba rugi komprehensif
periode berjalan
 Perawatan
 Suku cadang kecil

Penggantian aset akan menambah aset jika:


 Memenuhi kriteria aset (memiliki masa manfaat lebih dari satu periode dan diukur dengan andal)
 Komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai aset
Pengeluaran Terkait Aktiva Tetap

 Materialitas digunakan sebagai tambahan kriteria untuk menentukan, apakah


pengeluaran akan dicatat sebagai aset tetap
 Pengeluaran yang memenuhi kriteria aset tetap namun tidak material dari sisi jumlah
seringkali tidak dikapitalisasi dan dicatat sebagai beban pada periode berjalan.
 Suatu aset secara individu tidak material, namun pembelian dalam jumlah banyak 
material sehingga dikapitalisasi
Pengakuan Aktiva Tetap
 Suku cadang utama dan peralatan siap pakai termasuk aset tetap jika
 digunakan lebih dari satu periode
 hanya digunakan untuk aset tertentu
 komponen yang diganti tidak diakui lagi.

 Contoh: Entitas membeli suatu komponen suku cadang dari suatu mesin. Suku cadang tersebut
spesifik dan harganya material dibandingkan dengan nilai aset tersebut. Jangka waktu pemakaian
suku cadang tersebut lebih satu tahun.
 Suku cadang dikategorikan sebagai aset pada saat pembelian, dengan syarat komponen yang
akan diganti dihapuskan dari pembukuan.
Harga Perolehan Harga Perolehan Jual Beli Aktiva Tetap - Fiskal

Pasal 10 ayat (1) UU PPh


Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta yang tidak dipengaruhi
hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) adalah jumlah yang sesungguhnya
dikeluarkan atau diterima, sedangkan apabila terdapat hubungan istimewa adalah jumlah yang
seharusnya dikeluarkan atau diterima.
Harga Perolehan Harga Perolehan Jual Beli Aktiva Tetap - Fiskal

• Komponen biaya perolehan (harga perolehan) menurut akuntansi tersebut merupakan komponen
harga perolehan fiskal, pengeluaran tersebut berkaitan dengan kewajiban memotong atau memungut
PPh-pihak lain atau bukan
• Pajak Masukan atas perolehan barang modal (aktiva tetap) yang digunakan untuk memproduksi atau
menjual Barang Kena Pajak (BKP) dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran, tidak termasuk harga
perolehan aktiva tetap
Harga Perolehan Fiskal
• Pajak Masukan sebesar Rp.90.000.000,-
dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran,
bukan merupakan harga perolehan:
• Biaya pengangkutan merupakan objek
pemotongan PPh:
• Biaya pemasangan dan profesional fee (bukan
kontraktor) dipotong PPh Pasal 23 sebesar
2% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN.
Harga Perolehan Fiskal
Harga Perolehan Fiskal
Perolehan Aktiva Tetap Secara Gabungan
Apabila asset diperoleh secara gabungan, maka harga perolehan masing-masing asset tetap ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan
berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing asset yang bersangkutan
Contoh:
Harga perolehan bangunan termasuk tanah Rp 300.000.000,00 (termasuk biaya notaris, bea balik nama, BPHTB, dll)

Jenis Aset Harga Wajar Alokasi Harga Perolehan

Tanah 150.000.000 15/25 X 300.000.000 = 180.000.000

Bangunan 100.000.000 10/25 X 300.000.000 = 120.000.000

Total 250.000.000 300.000.000


Perolehan Aktiva Tetap Secara Angsuran
PT ABC membeli sebuah mobil dengan harga pembelian sebesar Rp 120.000.000,00 yang dibayar dalam 24
kali angsuran, masing-masing Rp5.000.000,00 per bulan dengan bunga 20%.
Penetapan bunga:
Berdasarkan tingkat bunga efektif (bunga semakin lama semakin menurun karena jumlah pinjaman juga
menurun)
Berdasarkan tingkat bunga tetap (angsuran dan bunga yang dibayarkan besarnya sama setiap periode)
Perolehan Aktiva Tetap Secara Angsuran
Perlakuan Akuntansi:
Aset yang dibeli dengan pembayaran ditangguhkan dinilai setara nilai tunainya. Perbedan nilai tunai dengan
pembayaran diakui sebagai beban bunga.
Ketentuan Perpajakan:
Penjelasan Pasal 6 ayat 1 UU PPh
“pengeluaran yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, pembebanannya dilakukan
melalui penyusutan atau melalui amortisasi”
Beban bunga dikapitalisir ke dalam harga perolehan aktiva tetap atau disusutkan atau diamortisasi
selama masa manfaat aktiva tetap.
Jual Beli Aktiva Tetap Antara Pihak-pihak Yang Memiliki Hubungan
Istimewa

Kriteria HUBUNGAN ISTIMEWA (Pasal 18 ayat (4) UU PPh)


• WP mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah 25% (dua puluh lima persen)
pada WP lain, atau hubungan antara WP dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen)
pada dua atau lebih, demikian pula hubungan antara dua WP atau lebih yang disebut terakhir.
• WP menguasai WP lainnya atau dua atau lebih WP berada dibawah penguasaan yang sama baik langsung
maupun tidak langsung.
• Terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus dan atau
kesamping satu derajat.
Harga Perolehan atau Harga Penjualan dalam hal terjadi Jual
Beli Harta
Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta ditentukan sebagai
berikut:
• Tidak dipengaruhi hubungan istimewa:
a. Bagi pihak pembeli, harga perolehan harta adalah harga yang sesungguhnya dibayar;
b. Bagi pihak penjual, harga penjualan harta adalah harga yang sesungguhnya diterima.
• Dipengaruhi hubungan istimewa:
a. Bagi pihak pembeli, harga perolehan harta adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan;
b. Bagi pihak penjual, harga penjualan harta adalah jumlah yang seharusnya diterima.
Ilustrasi - (PPN dan PPnBM)
CV. Elbrus melakukan pembelian kendaraan secara impor menggunakan API dengan nilai kontrak $ 4.100. Perusahaan menanggung biaya
asuransi, dan pengangkutan masing – masing 10% dan 15% dari cost, ditambah Bea Masuk Rp 15.750.000,00. Atas impor tersebut, dikenakan
PPh 22, PPN, dan PPnBM bertarif 30%. Jika kurs port berlaku Rp 9.600,00/ USD dan kurs KMK berlaku Rp 9.800,00/ USD, bagaimanakah
pencatatan dilakukan oleh CV. Elbrus?

Jawaban:
Cost 4.100 PPh 22 = 2,5% x 65.975.000
Insurance 410 = 1.649.375
Freight 615 PPN = 10% x 65.975.000
5.125 = 6.597.500

DPP = (5.125 x 9.800) + 15.750.000 PPnBM = 30% x 65.975.000


= 50.225.000 + 15.750.000 = 19.792.500
= 65.975.000
Ilustrasi
(PPN dan PPnBM)
Jawaban :
Nilai dikapitalisasi = (5.125 x 9.600) + 15.750.000 + 19.792.500
= 49.200.000 + 35.542.500
= 84.742.500
Jurnal
Kendaraan 84.742.500
Pajak dibayar di muka PPh 22 1.649.375
PPN Masukan 6.597.500
Kas 92.989.375

DPP dan pencatatan akuntansi dapat mempergunakan acuan kurs yang berbeda.
DPP menggunakan kurs KMK, pencatatan akuntansi menggunakan kurs Tengah BI.
Pengalihan Umum Aset Tetap
Pasal 11 Ayat (8), dan (9) UU PPh

Nilai sisa buku diakui sebagai kerugian, dan nilai


penjualan atau nilai penggantian asuransi diakui
sebagai penghasilan.

Atas pengalihan yang bersifat


umum.
Jika nilai penggantian asuransi baru diketahui di
masa mendatang, maka pencatatan kerugian dan
penghasilan dapat dilakukan di masa mendatang,
berdasar izin Dirjen Pajak.
2. Pertukaran
PSAK 16 terkait Pertukaran Aktiva Tetap
Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar nilai wajar aset
yang dilepas atau diperoleh (mana yang lebih andal)

kecuali: – Tidak memiliki substansi komersial, atau Substansi Komersial

– Nilai wajar aset yang diterima dan diserahkan tidak


dapat diukur secara andal Nilai wajar
Aset dipertukarkan

 Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang


diserahkan.
Perlakuan Akuntansi
terkait Pertukaran Aktiva Tetap
Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis, laba (rugi) pertukaran diakui langsung pada tahun yang
bersangkutan.
Pertukaran AT sejenis (serupa), yang memiliki manfaat yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan
memiliki suatu nilai wajar yang serupa (tanpa tambahan uang), tidak ada laba (rugi) yang diakui.
Ketentuan Perpajakan
terkait Pertukaran Aktiva Tetap

Pasal 10 ayat (2)


Nilai perolehan atau nilai penjualan dalam hal terjadi tukar-menukar harta adalah jumlah yang seharusnya
dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar.

secara fiskal tidak dibedakan pertukaran aktiva tetap sejenis dan tidak sejenis, harus dihitung keuntungan
atau kerugiannya pada tahun yang bersangkutan.
Harga Perolehan atau Harga Penjualan dalam hal terjadi Tukar-
Menukar Harta

Dalam hal terjadi tukar-menukar harta dengan harta lain, maka nilai perolehan atau nilai
penjualan harta tersebut adalah:
1. Bagi pihak pembeli, harga perolehan harta adalah harga yang seharusnya dikeluarkan
berdasarkan harga pasar.
2. Bagi pihak penjual, harga penjualan harta adalah harga yang seharusnya diterima
berdasarkan harga pasar (Pasal 10 ayat (2) UU PPh)
3. Donasi
Nilai Perolehan atau Pengalihan
Aktiva Tetap
Akuntansi:
akuntansi komersial sedikit mengatur aset yang diperoleh dari
sumbangan (donasi)
PSAK 16:
Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat
sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan
mengkreditkan akun ”Modal Donasi”, bukan merupakan
penghasilan bagi yang menerima.
Pasal 4 ayat (1) d (4) UU PPh
Yang menjadi Objek Pajak…termasuk… keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta
termasuk:
keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan, kecuali yang
diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan
keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang
menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan

Bagi Pihak yang memberikan


Pasal 4 ayat (3) a UU PPh
Yang dikecualikan dari objek pajak adalah:
1. bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau
disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib
bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh
pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Pemerintah; dan
2. harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan
pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan,
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan;

Bagi Pihak yang menerima


Nilai Perolehan atau Pengalihan Aktiva Tetap
Fiskal (Pasal 10 ayat (4)):
Berlaku nilai sesuai nilai sisa buku dari pihak yang melakukan pengalihan atau nilai yang
ditetapkan Dirjen Pajak, untuk:

Memenuhi Pasal 4 ayat 3 (a) dan (b)

Berlaku nilai sesuai harga pasar untuk:

Tidak Memenuhi Pasal 4 ayat 3 (a)


Pengalihan Khusus Aset Tetap
Pasal 11 Ayat (10) UU PPh

Pengalihan dalam bentuk sumbangan


keagamaan yang bersifat wajib kepada
lembaga yang dibentuk atau disahkan
pemerintah; atau hibah kepada keluarga
dalam garis keturunan lurus satu derajat, Nilai sisa buku tidak diakui sebagai kerugian oleh
badan keagamaan, badan pendidikan, badan pihak yang melakukan pengalihan.
sosial sesuai ketentuan Menkeu.

Atas warisan.
4. Dibangun Sendiri
Dibangun Sendiri - Komersial
Nilai Perolehan
Biaya yang dikeluarkan sampai aset tersebut siap digunakan:
 Material dan tenaga kerja
 Overhead → biaya variabel dan porsi dari fixed overhead yang terkait langsung dengan pembangunan aset.
 Biaya bunga selama proses pembangunan (PSAK 26)

Tidak Termasuk Nilai Perolehan


Biaya dan jumlah yang abnormal dari bahan baku yang tidak terpakai, tenaga kerja, sumber daya lain yang terjadi dalam memproduksi
suatu asset yang dibangun sendiri diakui sebagai kerugian pada tahun yang bersangkutan.
Dibangun Sendiri - Fiskal
Pada prinsipnya biaya yang boleh dibiayakan sama dengan komersial.

Pasal 16C UU PPN


Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi
atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain yang batasan dan tata caranya diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan.

Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya, dikenakan Pajak Pertambahan Nilai dengan pertimbangan
untuk mencegah terjadinya penghindaran pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.

Untuk melindungi masyarakat yang berpenghasilan rendah dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas kegiatan membangun sendiri, maka diatur
batasan kegiatan membangun sendiri dengan Keputusan Menteri Keuangan.
5. Setoran Modal
Perlakuan Akuntansi atas Setoran Modal Berupa Aktiva Tetap

PSAK No. 21
Setoran saham dalam bentuk barang (inbreng), menggunakan nilai wajar aktiva bukan kas
yang diserahkan, yaitu nilai appraisal tanggal transaksi yang disetujui Dewan Komisaris
untuk PT yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek, atau nilai kesepakatan Dewan Komisaris
dan penyetor bentuk uang.
Ketentuan Perpajakan atas Setoran Modal Berupa Aktiva Tetap
Pasal 4 ayat (3) huruf c UU PPh
harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh WP Badan sebagai pengganti saham atau sebagai
pengganti penyertaan modal, bukan merupakan objek PPh
Pasal 10 ayat (5) UU PPh
dasar penilaian harta bagi WP Badan yang menerima setoran modal yang berupa barang atau aktiva tetap
adalah nilai pasar dari harta atau barang tersebut.
Pasal 4 ayat (1d) UU PPh
keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan atau badan lainya sebagai pengganti
saham atau penyertaan modal, merupakan objek PPh.
Pengalihan Aktiva Tetap
Penjualan atau pengalihan harta - Komersial
Pada dasarnya Harta tetap tidak untuk dijual karena bukan sebagai barang dagangan, tetapi sebagai penunjang perusahaan untuk
menjalankan usahanya (bisa di gunakan untuk produksi, tempat usaha, sebagai peralatan kerja dan lain sebagainya) selama umur
ekonomis yang sudah di tentukan.

Beberapa penyebab perusahaan menjual aktiva tetapnya:


• Karena perusahaan membutuhkan tambahan dana, sehingga perusahaan terpaksa menjual aktiva tetapnya untuk modal kerja atau
membayar hutang.
• Karena perusahaan berganti teknologi, contohnya perusahaan menganti kendaraan motor yang berjenis 2 tak ke jenis mesin 4 tak
karna irit dan ramah lingkungan.
• Karena perusahaan akan ditutup ( tidak beroperasi)

Dua langkah yang dilakukan dalam prosedur penjualan aset tetap:


1. Update nilai buku aset tetap yang dijual
2. Hapus aset tetap
Jurnal Penjualan atau pengalihan harta - Komersial
Tgl 7 September 2019 PT.A menjual salah satu mesin seharga Rp 210.000.000 yang sebelumnya di beli dengan harga 250.000.000 pada tanggal 6
September 2018. PT A menggunakan metode penyusutan garis lurus tanpa nila residu, untuk umur ekonomisnya di tentukan 5 tahun.

Langkah awal tentukan nilai buku mesin per tgl 6 September 2019
* Beban Penyusutan:
Nilai Perolehan – Nilai residu = 250.000.000 – 0 = 50.000.000/ thn = Rp 4.166.666,67 / Bulan
Umur Ekonomis 5 Thn 12 Bln
* Akumulasi Penyusutan:
September 2018 s/d september 2019 = 12 Bulan
Akumulasi Penyusutan = 12 bln x 4.166.666,67 = + Rp 50.000.000
*Nilai Buku
Nilai perolehan Rp 250.000.000
Akumulasi penyusutan Rp 50.000.000
Nilai Buku Rp 200.000.000
Jurnal Penjualan atau pengalihan harta - Komersial
Sehingga dapat di hitung untung atau ruginya penjualan Harta Tetap tersebut
Harga Jual – Nilai Buku = Rp 210.000.000 – Rp 200.000.000 = Rp 10.000.000 (Laba Penjualan)

Jurnal Penjualan Aktiva


Kas/Bank Rp 210.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp 50.000.000
Mesin Rp 250.000.000
Laba Penjualan Rp 10.000.000
Penjualan atau pengalihan harta - Fiskal
Pasal 4 ayat (1) huruf d UU PPh
Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:
1. keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;
2. keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya;
3. keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apa pun;
4. keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan
badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan;
dan
5. keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan
pertambangan.

Pasal 4 ayat (2) huruf d UU PPh


Penghasilan yang dapat dikenai pajak bersifat final antara lain penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real
estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan.
Penjualan atau pengalihan harta - Fiskal
Pasal 16D UU PPN
Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan
oleh Pengusaha Kena Pajak, kecuali atas penyerahan aktiva yang Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 ayat (8) huruf b dan huruf c.

Penyerahan Barang Kena Pajak, antara lain, berupa mesin, bangunan, peralatan, perabotan, atau Barang Kena Pajak lain yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena Pajak dikenai pajak.

Namun, Pajak Pertambahan Nilai tidak dikenakan atas pengalihan Barang Kena Pajak yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan
usaha dan pengalihan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yaitu kendaraan bermotor berupa sedan dan station
wagon, yang menurut ketentuan Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c Pajak Masukan atas perolehan aktiva tersebut tidak dapat dikreditkan.
Ilustrasi (Nilai Pengalihan)

PT. Maha, PT. Jonggring, dan PT. Saloka terlibat dalam transaksi pengalihan aset di
tahun 2012. Berikut merupakan informasi terkait harta yang dimiliki oleh ketiga PT.

Keterangan Bus Hino Bus MB Bus Scania


Nilai Buku (Rp) 650.000.000 725.000.000 550.000.000
Akumulasi 300.000.000 325.000.000 200.000.000
Depresiasi (Rp)
Nilai Wajar (Rp) 425.000.000 375.000.000 425.000.000
Pemilik PT. Maha PT. Jonggring PT. Saloka
Ilustrasi - (Nilai Pengalihan)
Bagaimakah penentuan nilai perolehan atau pengalihan, serta pengakuan keuntungan atau kerugian yang
dilakukan untuk setiap transaksi berikut?
a. Bus Hino dipertukarkan dengan Bus Scania.
b. Bus MB dijual kepada PT. Maha dengan nilai kontrak Rp 325.000.000,00 akibat hubungan
istimewa.
c. Bus Hino dan MB dialihkan akibat penggabungan PT. pemilik.
d. Bus Hino dan MB dialihkan akibat penggabungan PT. pemilik yang diakui Menkeu memenuhi
unsur pooling of interest.
e. Bus Scania dialihkan kepada PT. Jonggring sebagai bentuk penyertaan modal atas 100 lot
saham dengan nominal Rp 400,00 per lembar.
f. Bus Scania dihibahkan kepada badan sosial yang diakui Kemenkeu.
Ilustrasi - (Nilai Pengalihan)
Jawaban :
a. Nilai perolehan = Nilai Wajar= Rp 425.000.000,00
PT. Maha mengakui keuntungan senilai Rp 75.000.000,00.
(425.000.000 – (650.000.000 – 300.000.000))
PT. Saloka mengakui keuntungan senilai Rp 75.000.000,00.
(425.000.000 – (550.000.000 – 200.000.000))
b. Nilai perolehan = Nilai Wajar= Rp 375.000.000,00
PT. Jonggring mengakui kerugian senilai Rp 25.000.000,00.
(375.000.000 – (725.000.000 – 325.000.000))
c. Nilai perolehan dicatat PT. baru = Nilai Wajar
= Rp 425.000.000,00 (Hino) dan Rp 375.000.000,00 (MB)
PT. Maha mengakui keuntungan senilai Rp 75.000.000,00.
(425.000.000 – (650.000.000 – 300.000.000))
PT. Jonggring mengakui kerugian senilai Rp 25.000.000,00.
(375.000.000 – (725.000.000 – 325.000.000))
Ilustrasi - (Nilai Pengalihan)
Jawaban :
d. Nilai perolehan dicatat PT. baru = Nilai Sisa Buku
= Rp 350.000.000,00 (Hino) dan Rp 400.000.000,00 (MB)
PT. Maha dan PT. Jonggring tidak mengakui keuntungan.
e. Nilai perolehan = Nilai Wajar= Rp 425.000.000,00
PT. Saloka mengakui keuntungan senilai Rp 75.000.000,00.
(425.000.000 – (550.000.000 – 200.000.000))
PT. Jonggring mencatat nilai Share Capital senilai Rp 200.000.000,00
(1.000 x 500 x 400)
PT. Jonggring mencatat nilai Share Premium senilai Rp 225.000.000,00
(425.000.000 – 200.000.000)
f. Nilai perolehan dicatat badan sosial = Nilai Sisa Buku
= 550.000.000 – 200.000.000
= Rp 350.000.000,00
PT. Saloka tidak mengakui keuntungan.
Penyusutan Aktiva Tetap
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
 Biaya perolehan dikurangi
Cost Model  Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai
aset

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :


– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal
Revaluation revaluasi, dikurangi
– Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan
Model nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
Metode Penyusutan - Komersial
Alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu asset selama umur manfaatnya.

Syarat suatu asset tetap berwujud dapat disusutkan adalah:


1.Diharapkan digunakan lebih dari satu periode akuntansi
2.Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas
3.Ditahan oleh entitas untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang dan jasa,
4.untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi.

Dasar waktu
a. metode Garis Lurus (Straight Line)
b. Metode Saldo Menurun (Double Declining)

Dasar penggunaan
a. metode jam jasa (service hours method)
b. metode unit produksi (productive output method)
Metode Penyusutan – Fiskal
Pasal 11 Ayat (8), dan (9) UU PPh

Penyusutan atas pengeluaran untuk


pembelian, pendirian, penambahan,
perbaikan, atau perubahan harta berwujud,
kecuali tanah yang berstatus hak milik, hak
guna bangunan, hak guna usaha, dan hak
pakai, yang dimiliki dan digunakan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1(satu) tahun dilakukan dalam
bagian-bagian yang sama besar selama
masa manfaat yang telah ditentukan bagi
harta tersebut.
Terima Kasih

Tim Dosen Akuntansi Pajak

Anda mungkin juga menyukai