Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“Latar Belakang diajarkannya Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan


Tinggi”

Dosen Pembina: La Bilu, S.Pd.M.Si.

Oleh:
Feby Haspika Basri
C1D120009
Kelas A

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALUOLEO

2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
saya bisa menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat waktu, dengan judul “Latar
Belakang diajarkannya Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi”. Terimakasih
pula kepada seluruh pihak yang telah ikut membantu hingga telah usai disusunnya
makalah ini.

Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Pada makalah ini membahas tentang pengertian kewarganegaraan,
tujuan, landasan, ruang lingkup serta hubungan pendidikan kewarganegaraan dengan
Peningkatan Wawasan Kebangsaan dan Semangat Nasionalisme Mahasiswa.

Tak lupa juga saya sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah
ini, dan saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi diri saya sendiri
khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Akhir kata, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan
segala bentuk kerendahan hati, saran – saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
diharapkan dari para pembaca guna kedepannya untuk peningkatan kualitas makalah ini
dan makalah -makalah lainnya pada waktu mendatang.

Kendari. 9 Maret 2021

Feby Haspika Basri

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan............................................................3


2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan..................................................................5
3. Landasan – Landasan Pendidikan Kewarganegaraan.........................................7
4. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan...................................................9
5. Hubungan Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dngan Peningkatan
Wawasan Kebangsaan dan Semangat Nasionalisme Mahasiswa........................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu bidang kajian dalam konteks
pendidikan nasional yang memiliki peran strategis untuk meningkatkan kembali wawasan
kebangsaan dan semangat nasionalisme mahasiswa. Karena itu, untuk memperkuat peran
Pendidikan Kewarganegaraan, maka pemerintah mewajibkan diberikan pada setiap
satuan pendidikan termasuk perguruan tinggi. Sebagaimana dalam pasal 37 ayat (1)
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa
“Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”. Jika dikaji lebih jauh maka
pemerintah melalui undang-undang tersebut memiliki tujuan menyiapkan generasi muda
(mahasiswa) agar memiliki wawasan kebangsan dan semangat nasionalisme, karena
mahasiwa merupakan kader bangsa yang akan meneruskan tonggak kepemimpinan
bangsa dan negara Indonesia. Karena itu, negara bertanggung jawab untuk
mempersiapkan generasi muda/mahasiswa yang memiliki wawasan kebangsaan yang
tinggi dan juga memiliki semangat nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sebagaimana Winataputra (2014):
Secara holistic pendidikan kewarganegaraan bertujuan agar setiap warga Negara
muda (young citizens) memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai
dan moral Pancasila, nilai dan norma Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, nilai dan komitmen Bhinneka tunggal Ika, dan komitmen bernegara
kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu secara sadar dan terencana peserta didik
sesuai dengan perkembangan psikologis dan konteks kehidupannya secara sistemik
difasilitasi untuk belajar berkehidupan demokrasi secara utuh, yakni belajar tentang
demokrasi (learning about democracy), belajar dalam iklim dan melalui proses
demokrasi (learning through democracy), dan belajar untuk membangun demokrasi
(learning for democracy).
Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi merupakan sumber nilai dan
pedoman dalam pengembangan dan penyelengaraan program studi, guna mengantarkan
1
mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya. Hal ini
berdasarkan pada suatu realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi
bangsa yang harus memiliki visi intelektual, religius, berkeadaban, berkemanusiaan dan
cinta tanah air dan bangsanya. Dengan adanya mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
diharapkan dapat membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya, agar secara
konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta
tanah air dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan bermoral. Berkaitan dengan itu
mahasiswa diharapkan akan mampu untuk menjaga dan meneruskan cita-cita
pembangunan bangsa dengan sungguh-sungguh mencintai bangsanya sendiri, dengan
tidak membeda-bedakan setiap suku, ras, maupun agama yang mendiami di bumi pertiwi
Indonesia. Dengan wawasan kebangsaan dan juga semangat nasionalisme maka hal ini
diharapkan agar kita dapat menjaga keutuhan Negara agar tidak terpecah belah.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai pendidikan karakter adalah
upaya untuk memperkuat karakter anak bangsa, sehingga menjadi warga negara yang
baik yang akan mengahasilkan sumber daya manusia berkualitas tidak hanya ilmu
pengetahuannya saja melainkan karakter yang baik bermoral dan beretika yang akan
mencerminkan sebuah negara yang baik. Menurut Samani & Hariyanto (2014:41)
Karakter dimaknai sebagai cara berpikir atau bertindak yang dimiliki oleh setiap individu
dalam hidup, baik di lingkungan keluarga, masyarakat dan bangsa, dan negara.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dapat dibahas mengenai latar belakang diajarkannya pendidikan
kewarganegaraan di perguruan tinggi yaitu:
1. Jelaskan Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan!
2. Jelaskan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan!
3. Jelaskan Landasan – Landasan Pendidikan kewarganegaraan!
4. Jelaskan ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan!
5. Jelaskan Hubungan Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan Peningkatan
Wawasan Kebangsaan dan Semangat Nasionalisme Mahasiswa!

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian pendidikan kewarganegaraan

Secara bahasa, istilah "Civic Education" oleh sebagian pakar diterjemahkan ke


dalam bahasa Indonesia menjadi Pendidikan Kewargaan atau Pendidikan
Kewarganegaraan. Istilah "Pendidikan Kewargaan" diwakili oleh Azrgmdan Tim ICCE
(Indonesian Center for Civic Education) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta,
sebagai pengembang Civic Education pertama di perguruan tinggi. Penggunaan istilah
"Pendidikan Kewarganegaraan" diwakili oleh Winataputra dkk dari Tim CICED (Center
Indonesian for Civic Education), Tim ICCE.

Kata “Kewarganegaraan” dalam bahasa Latin disebut civicus, selanjutnya kata


civicus diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi civic, yang artinya mengenai warga
negara atau kewarganegaraan. Dari kata civic lahir kata “Civics”, yaitu Ilmu
Kewarganegaraan, dan "Civic Education", yaitu Pendidikan Kewarganegaraan.

Dari definisi etimologis tersebut dapat dijelaskan bahwa Pendidikan


Kewarganegaraan dirumuskan secara luas untuk mencakup proses penyiapan generasi
muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, dan secara
khusus, peran pendidikan termasuk di dalamnya persekolahan, pengajaran dan belajar,
dalam proses penyiapan warga Negara tersebut.

Salah seorang anggota Tim ICCE (2005:7), Zamroni menyatakan “Pendidikan


demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan
bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru,
bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak
warga masyarakat”

Menurut Nu”man Somantri dalam dikti (2014:7), Pendidikan Kewarganegaraan


adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan

3
sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah,
masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk
berfikir kritis, analitis, bersikap, dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup
demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan Kewarganegaraan
adalah mata kuliah wajib nasional yang harus diambil oleh seluruh mahasiswa pada
jenjang pendidikan diploma maupun sarjana. Namun demikian, pendidikan
kewarganegaraan harus disampaikan dengan metode dan pendekatan yang bukan
indoktrinasi melainkan dengan metode yang memungkinkan daya kritis mahasiswa
terhadap berbagai persoalan bangsa. Pendidikan kewarganegaraan diberikan agar
mahasiswa memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis, berkeadaban,
berdaya saing, disiplin dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional guna
mewujudkan tujuan nasional yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.

Menurut Kerr, Pendidikan Kewarganegaraan memiliki sebuah definisi yang luas


dalam perumusannya, melingkupi tahapan penyiapan generasi penerus bangsa yang
memiliki peran serta tanggung jawab sebagai seorang warga negara. Dalam arti khusus,
pendidikan kewargganegaraan merupakan segala materi yang ada dalam persekolahan,
pengajaran dan belajar, sebagai bagian dari proses mempersiapkan warga negara. 

Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi, PKn adalah mata pelajaran yang


memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural,
bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Dalam hal ini, PKn
berfungsi untuk mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelegence),
menumbuhkan partisipasi warga negara (civic participation) dan mengembangkan
tanggung jawab warga Negara untuk bela Negara (civic responsibility). Warga Negara
yang cerdas diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi Negara
dan bangsanya. Melalui partisipasi warga Negara akan membawa kemajuan negara,
karena tidak ada satu negara pun di dunia maju tanpa partisipasi aktif dari warga
negaranya. Begitu pula dengan tanggung jawab warga Negara atas persoalan yang
dihadapi negara dan bangsanya akan berkontribusi untuk kemajuan negara dan
bangsanya.

4
Menurut Stanley E Ptnord dan Etner F peliger, Kewarganegaraan merupakan
sbuah ilmu atau studi mengenai tugas dan kewajiban pemerintahan serta hak dan
kewajiban seorang warga negara.

Menurut Wolhoff, Kewarganegaraan ialah keanggotaan suatu bangsa tertentu,


yakni sejumlah manusia yng teerikat dengan yang lainnya dkarenakan suatu sebab yaitu
kesamaan bahasa, kehidupan dalam sosial dan berbudaya serta kesadaran nasionalnya.
Maka dari itu kewarganegaraan memiliki suatu kesamaan dengan hal kebangsaan,
perbedaannya terletak pada hak-hak yang dimiliki seseorang tersebut untuk berperan aktif
dalm hal perpolitikan di dalam negara tersebut. (baca juga: Peran konstitusi dalam negara
demokrasi)

Menurut Daryono, Kewarganegaraan merupakan pokok-pokok yang mencakup isi


tentang hak dan kewajiban warga negara. Sebab kewargangaraan merupakan
keanggotaang seseorang didalam satuan politik tertentu (dalam hal ini negara) yang
berkenaan dengan hal tersebut maka timbulah suatu hak untuk berpartisipasi di dalam
kehidupan politik di negara tersebut. Dan seseorang tersebut dinamakan warga negara.

Pendidikan kewarganegaraan dilakukan dan dikembangkan hampir di seluruh


dunia, meskipun dengan berbagai macam istilah atau penamaan. Mata kuliah ini sering
disebut dengan civic education, citizenship education, dan bahkan ada yang menyebut
sebagai democracy education. Mata kuliah ini memiliki peran strategis dalam
mempersiapkan warga negara yang cerdas, bertanggung jawab dan berkeadaban.
Berdasarkan rumusan "Civic International” bahwa pendidikan demokrasi penting untuk
pertumbuhan civic culture.

Berdasarkan beberapa pendapat, dapat disimpulkan Pendidikan Kewarganegaraan


adalah suatu mata pelajaran yang merupakan satu rangkaian proses untuk mengarahkan
peserta didik menjadi warga negara yang berkarakter bangsa Indonesia, cerdas, terampil,
dan bertanggung jawab sehingga dapat berperan aktif dalam masyarakat sesuai ketentuan
Pancasila dan UUD NRI 1945. Oleh karena itu dengan pendidikan kewarganegaraan
diharapkan intelektual Indonesia memiliki dasar kepribadian sebagai warga negara yang
demokrasi, religius berkemanusiaan dan berkeadaban.

5
2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan


dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan bersendikan
kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri para calon-
calon penerus bangsa yang sedang dan mengkaji dan akan menguasai imu pengetahuaan
dan teknologi serta seni.

Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia yang
berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, profesional, bertanggung jawab,
dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan kewarganegaraan yang berhasil
akan membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta
didik Sikap ini disertai perilaku yang:

1. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menghayati nilai – nilai
falsafah bangsa.
2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.
3. Rasional, dinamis, dan sabar akan hak dan kewajiban warga Negara
4. Bersifat professional yang dijiwai oleh kesadaran bela Negara
5. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk kepentingan
kemanusiaan, bangsa dan negara.

Menurut Martini, dkk (2013:3) tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan


tinggi yaitu membantu mahasiswa mengembangkan potensinya untuk menguasai ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sikap kewarganegaraan dan nilai-nilai yang diperlukan
dalam rangka penerapan ilmu, profesi dan keahliannya serta berpartisipasi dalam
kehidupan yang bermasyarakat dari komuniti setempat, bangsa dan dunia. Selain itu,
membantu mahasiswa menjadi warganegara yang cerdas, demokratik berkeadaban,
bertanggungjwab, dan menggalang kemampuan kompetitif bangsa di era globalisasi.

Melalui pendidikan Kewarganegaraan, Rakyat Indonesia diharapkan mampu


memahami, menganalisis, dan menjawab masalah-masalah yang di hadapi oleh
masyarakat, bangsa dan negaranya secara konsisten dan berkesinambungan dalam cita-
cita dan tujuan nasional seperti yang digariskan dalam pembukaan UUD 1945.

6
Pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai, yaitu membentuk kemampuan
individu mengembangkan dirinya yang kemampuan-kemampuan dirinya berkembang
sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya sebagai seorang individu, maupun
sebagai warganrgara dan warga masyarakat.

a. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan dilakukan secara sengaja dan terencana
untuk memilih materi, strategi, kegiatan, dan teknik pendidikan yang sesuai
b. Kegiatan pendidikan dapat diberikan di lingkngan keluarga, sekolah dan masyarakat
berupa pndidikan melalui jalur sekolah dan pendidikan jalur luar sekolah.
c. Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat
saling melengkapi dan memperkaya.

Agar pendidikan moral seperti dikemukakan di atas dapat diimplementasikan dan


tercapai sesuai harapan bangsa diperlukan rasa memiliki (sense of belonging), dasar
konsep pendidikan moral, rasa solidaritas yang tertinggi terhadap sesama (sense of
solidarity), dan rasa bertanggung jawab (sense of responsibility) terhadap dasar konsep
pendidikan moral itu sebagai bahan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan untuk
mengamalkan nilai- nilai luhur Pancasila.

3. Landasan – Landasan Pendidikan Kewarganegaraan


a) Landasan Ilmiah Pendidikan Kewarganegaraan
 Dasar pemikiran,  Penguasaan ilmu, teknologi, seni (ipteks) berlandaskan nilai
nilai keagamaan, moral, kemanusiaan dan nilai nilai budaya bangsa berperan
sebagai panduan dan pegangan hidup tiap Warga Negara dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
 Objek material, segala hal yang berkaitan dengan Warga Negara yg empirik/non
empirik meliputi wawasan, sikap dan perilaku Warga Negara dalam kesatuan
bangsa dan negara.
 Objek formal, hubungan antar Warga Negara dengan Negara termasuk hubungan
antar Warga Negara dan pembelaan Negara.
 Rumpun keilmuan, interdisipliner (antar bidang); Ilmu politik, hukum, filsafat,
sosiologi, Ekonomi Pembangunan, sejarah perjuangan bangsa dan ilmu budaya.
b) Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan
7
 UUD 1945; Pembukaan UUD 1945 alinea kedua dan keempat, pasal 27, pasal
30 (1), pasal 31 (1).
 Tap MPR Nomor II/MPR/1999.
 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
 Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.
 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
 SK Dirjen Dikti nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang rambu-rambu
pelaksanaan kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
c) Landasan Historis Pendidikan Kewarganegaraan
1) Perkembangan Civics di Amerika, pelajaran civics pertama kali diperkenalkan
pada tahun 1790 dalam rangka “meng-Amerikakan” bangsa Amerika (Theory
of Americanization). Negara Amerika yang terdiri dari imigran yang memiliki
latar belakang kultur bermacam-macam, oleh karena itu mereka harus di
Amerikakan supaya warganegaranya memiliki pesepsi yang sama tentang
Negara serta memahami hak dan kewajibanya sebagai warganegara Amerika.
2) Perkembangan Civics di Indonesia, yang diajarkan di SD, SMP, dan SMA.
3) Kewarganegaraan (1957): membahas cara memperoleh dan kehilangan
kewarganegaraan.
4) Civics (1961), membahas tentang sejarah kebangkitan nasional, UUD 1945,
pidato-pidato politik kenegaraan, yang terutama diarahkan untuk “ nation and
character building” bangsa Indonesia.
5) Pendidikan kewarganegaraan (1968) yang berdasarkan kurikulum 1968
berada dalam kelompok pembinaan jiwa pancasila untuk di SD maupun
menengah. Di SD terdiri dari pendidikan agama, kewarganegaraan, bahasa
Indonesia, bahasa daerah dan olahraga, sedangkan untuk SMA tanpa bahasa
daerah.
6) Pendidikan Moral Pancasila (PMP) Kurikulum 1975 yang bertujuan untuk
membentuk warganegara Pancasila yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Kemudian disempurnakan dengan kurikulum 1984.

8
7) Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (PPKN) kurikulum 1994,
kemudian disempurnakan dengan suplemen tahun 1999.
8) Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan yang diajarkan di perguruan
tinggi Pendidikan Kewiraan mulai diselenggarakan sebagai kurikulum
pendidikan tahun 1973/1974. Kemudian mengalami perubahan menjadi
Pendidikan kewarganegaraan dengan mengacu kepada:
a. UU Nomor 20 Tahun 1982 tentang petahanan keamanan Republik
Indonesia yang disempurnakan oleh UU Nomor3 Tahun 2002 tentang
Undang-Undang Pertahanan Negara.
b. UU Nomor 2 tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
c. Keputusan Mendiknas Nomor 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan
kurikulum . Pendidikan Tinggi dan penilaian hasil Belajar Mahasiswa.
d. SK Dirjen Dikti Nomor38/DIKTI/Kep.2002 jo. Nomor 43/2006 tentang
rambu-rambu pelaksanaan kelompok MPK.
e. Pendidikan Kewarganegaraan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
pendidikan Nasional.
f. Kewarganegaraan (PPKn) UU Nomor12 Tahun 2012.
4. Ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan
a. Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi, Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta
lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah Pemuda, Keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan Negara,
Keterbukaan dan jaminan keadilan.
b. Norma, hukum dan peraturan meliputi, Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib
di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-
norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistem hhukum dan peradilan
nasional, Hukum dan peradilan internasional.
c. Hak asasi manusia meliputi, Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota
masyarakat, Instrumen nasional dan Internasional HAM, Pemajuan, penghormatan
dan perlindungan HAM.

9
d. Kebutuhan warga Negara meliputi, Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga
masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat,
Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga Negara.
e. Konstitusi Negara meliputi, Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama,
Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar Negara
dengan konstitusi.
f. Kekuasaan Politik, meliputi, Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah
dan otonomi, Pemerintahan pusat, Demikrasi dan sistem politik, Budaya Politik,
Budaya Demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem Pemerintahan, Pers dalam
masyarakat demokrasi.
g. Pancasila meliputi, Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara,
Proses perumusan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi
terbuka.
h. Globalisasi meliputi, Globalisasi di Lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di
era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional, dan Mengevaluasi
globalisasi.
5. Hubungan Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Dengan
Peningkatan Wawasan Kebangsaan Dan Semangat Nasionalisme
Mahasiswa

Kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia saat ini mengalami


kemunduran dalam pemahaman wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme. Untuk
itu generasi muda mempunyai peranan penting dalam menjaga kelangsungan hidup
bangsa dan negara. Kesadaran awal yang harus kita tahu bahwa dalam penghayatan rasa
kebangsaan dan cinta tanah air adalah kenyataan bahwa kita telah menjadi bagian tetap
dari bangsa ini, bangsa Indonesia. Disinilah tempat kita lahir, berpijak, hidup, bertumbuh
dan berkembang, serta (mungkin saja) kita nanti akan menghembuskan nafas terakhir di
tanah air ini. Oleh karenanya, demi membangkitkan kembali semangat nasionalisme
generasi muda kita membutuhkan komitmen untuk meneguhkan semangat persatuan dan
kesatuan dengan memegang penuh semboyan negara, yakni “Bhinneka Tunggal Ika”.
Jadi jika landasan rasa kebangsaan di waktu yang lampau lebih didasari oleh rasa

10
kebersamaan masa lalu, sekarang dan ke depan rasa kebangsaan harus dilandasi oleh
kesamaan pandangan tentang masa depan bersama yang akan kita tuju sebagai “suatu
bangsa” (one of nation).

Penanaman dan pengembangan wawasan kebangsaan dan nasionalisme menuntut


pendidikan kewarganegaraan agar mampu mewujudkan apa yang menjadi tujuan dari
pendidikan kewarganegaraan itu sendiri. Kita harus mampu mempererat persatuan dan
kesatuan bangsa di atas segala perbedaan, baik perbedaan suku, ras, maupun agama.

Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi merupakan sumber nilai dan


pedoman dalam pengembangan dan penyelengaraan program studi, guna mengantarkan
mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya. Hal ini
berdasarkan pada suatu realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi
bangsa yang harus memiliki visi intelektual, religius, berkeadaban, berkemanusiaan dan
cinta tanah air dan bangsanya. Dengan adanya mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
diharapkan dapat membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya, agar secara
konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta
tanah air dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan bermoral. Berkaitan dengan itu
mahasiswa diharapkan akan mampu untuk menjaga dan meneruskan citacita
pembangunan bangsa dengan sungguhsungguh mencintai bangsanya sendiri, dengan
tidak membeda-bedakan setiap suku, ras, maupun agama yang mendiami di bumi pertiwi
Indonesia. Dengan wawasan kebangsaan dan juga semangat nasionalisme maka hal ini
diharapkan agar kita dapat menjaga keutuhan Negara agar tidak terpecah belah.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan Kewarganegaraan (citizenship education) merupakan salah satu


instrumen fundamental dalam bingkai pendidikan nasional, sebagai media bagi
pembentukan karakter bangsa (nation and character building) di tengah heterogenitas
dan pluralisme yang menjadi karakteristik utama bangsa Indonesia. Pendidikan
Kewarganegaraan berfungsi untuk mengembangkan kecerdasan warga negara (civic
intelegence), menumbuhkan partisipasi warga negara (civic participation) dan
mengembangkan tanggung jawab warga Negara untuk bela Negara (civic responsibility).
Warga Negara yang cerdas diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan yang
dihadapi Negara dan bangsanya. Tujuan pendidikan kewarganegaraan yaitu untuk
memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa mengenai hubungan
antara warganegara dengan negara, hubungan antara warganegara dengan warganegara,
dan pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warganegara yang dapat
diandalkan oleh bangsa dan negara. Pendidikan kewarganegaraan dapat meningkatkan
kualitas manusia indonesia yang berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh,
profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.

Dengan adanya mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi


diharapkan dapat membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya, agar secara
konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta
tanah air dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan bermoral.

12
DAFTAR PUSTAKA
Damri, M. P., Putra, F. E., & Kom, M. I. (2020). Pendidikan Kewarganegaraan. Prenada
Media.

Sofyan, F. S., & Sundawa, D. (2015). Hubungan mata kuliah Pendidikan


Kewarganegaraan dengan peningkatan wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme
mahasiswa. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 24(2), 185-198.

Rahman, A., SH, M., & Baso Madiong, S. H. (2017). Pendidikan Kewarganegaraan di


perguruan tinggi (Vol. 1). Celebes Media Perkasa.

https://pendidikanmu.com/2021/03/pengertian-pendidikan-kewarganegaraan-
tujuan-landasan-dan-ruang-lingkup.html

https://nadineagnesiaa.wordpress.com/2017/03/26/latar-belakang-pendidikan-
kewarganegaraan/

https://guruppkn.com/pengertian-pendidikan-kewarganegaraan-menurut-para-ahli

Anda mungkin juga menyukai