Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEBIASAAN MAKAN

Disusun Oleh :
Indriani Hutagalung (P01031220100)
Iren Melini Br Sinuhaji (P01031220102)
Jumila Yanti Siregar (P01031220105)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURISAN GIZI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETEIKA
T.A 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Dan pnulis dapat menyelesaikan makalah g
berjudul Kebiasaan Makan tepat waktu.
Makalah Kebiasaan Makan disusun guna memenuhi tugas Bu Erlina Nasution, S,Pd,M.Kes
pada Mata kuliah sosiologi antropologi di Poltekkes Medan. Selain itu, penulis juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Kebiasaan Makan.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Erlina Nasution,


S.Pd,M.Kes selaku Mata Kulia Sosiologi Antarpologi. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Kabanjahe, 23 Februari 2021

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB 1....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH.........................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................5
1.3 TUJUAN PENULIS....................................................................................................................5
1.4 MANFAAT PENULISAN.........................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAAN................................................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN KEBIASAAN MAKAN.....................................................................................6
2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MAKAN................................................6
2.4 KEBIASAAN MAKAN DI INDONESIA..................................................................................9
BAB III................................................................................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................11
3.2 SARAN.....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................12
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan setiap warga


negara.Peningkatan kemajuan dan kesejahteraan bangsa sangat bergantung pada kemampuan
dan kualitas sumber daya manusia nya.Era globalisasi yang dicirikan oleh pesatnya
perdagangan, industri pengolahan pangan, jasa dan informasi akan mengubah gaya hidup dan
pola konsumsi makan masyarakat, terutama di perkotaan.

Melalui rekayasa ilmu pengetahuan dan teknologi maka selera terhadap produk
teknologi pangan tidak lagi bersifat lokal, tetapi menjadi global. Dalam waktu relative singkat
telah diperkenalkan selera makanan gaya fast food maupu health food yang popular di
Amerika dan Eropa.Budaya makan telah berubah menjadi tinggi lemak jenuh dan gula,
rendah serat, dan rendah Zat Gizi mikro. Perubahan selera makan ini cenderung menjauhi
konsep makan seimbang sehingga berdampak negative terhadap kesehatan dan Gizi
kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan, dan pemilihan makanan.
kebiasaan makandalam kelompok memberikan dampak pada distribusi makanan antar
anggota kelompok. Dan mutu serta jumlah bagian tiap anggota hampir selalu didasarkan pada
status hubungan antar anggota, bukan atas dasar pertimbangan gizi .Mahasiswa sebagai
bagian dari masyarakat Indonesia dan khususnya sebagai generasi penerus bangsa diharapkan
memiliki prilaku hidup sehat.Aktivitas yang padat serta kehidupan social pada mahasiswa
sangat mempengaruhi prilaku hidup sehatnya khususnya pola makan nya sehar-hari seperti
makan yang tidak teratur, tidak sarapan pagi atau bahkan tidak makan siang serta sering
mengonsumsi mie instant sebagai makanan pengganti pada saat tertentu seperti waktu pagi
dan malam hari.

 
1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang, penulis mencoba merumuskan pertanyaan yang


akan dicari pemecahannya baik pembahasan menurut analisa maupun teor-teori yang
menjadi acuan pembuatan makalah ini. Adapun rumusan masalah berdasarkan judul yang
akan diajukan dalam tugas ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian kebiasaan makan ?


2. Apa saja faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan ?
3. Apa saja contoh kebiasaan makan yang baik dan yang buruk?
4. Bagaimana kebiasaan makan yang ada di Indonesia?

1.3 TUJUAN PENULIS


Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian kebiasaan makan


2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan
3. Untuk mengetehui contoh kebiasaan makan yang baik dan yang buruk
4. Untuk mengetahui kebiasaan makan yang ada di Indonesia

1.4 MANFAAT PENULISAN


Adapun manfaat penulisan adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang teknologi dan kebiasaan


makan.
2. Sebagai ajang berpikir ilmiah dan kreatif bagi penulis
BAB II

PEMBAHASAAN
2.1 PENGERTIAN KEBIASAAN MAKAN

Kebiasaan makan adalah cara individu atau kelompok individu memilih pangan apa yang
dikonsumsi sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis,pisikologi dan sosial budaya. Kebiasaan
makan bukanlah bawaan sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar .Perubahan kebiasaan makan
dapat disebabkan oleh faktor pendidikan Gizi dan Kesehatan serta aktivitas pemasaraan atau ditribusi
pangan. Dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan seperti lingkungan budaya (culture
envriomental) lingkungan alan ( natural envitomental) serta populasi .Kebiasaan makan remaja
dipengaruhi oleh banyak faktor.Pertubumbuhan remaja meningkatkan partisipasi oleh banyak faktor
Pertumbuhan remaja meningkatkan partisipasi dalam kehidupan sosial dan aktivitas remaja sehingga
dapat menimbulkan dampak terhadap apa yang fimakan remaja tersebut. Remaja mulai dapat
membeli dan mempersiapkan makanan untuk mereka sendiri dan biasanya remaja lebih suka makanan
serta instant yang berasal dari luar rumah seperti fast food

2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MAKAN

Kebiasaan makan adalah suatu kebiasaan kelompok masyarakat tertentu atau


keluarga dalam hal pemenuhan kebutuhan makanan meliputi jenis dan macam yang
dikonsumsi setiap hari. Berdasarkan uraian diatas menurut Mary E. Barasi faktor-faktor yang
mempengaruhi pola makan yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal.

a. Menurut Mary E. Barasi (2009)

Pola makan seseorang pada dasarnya tidak dapat terbentuk dengan sendirinya, faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan makanan seseorang adalah sebagai berikut:

1) Faktor internal

a) Faktor fisiologis: rasa lapar atau rasa kebutuhan untuk makan dan rasa kenyang
(menghentikan asupan makanan/ mencegah proses makan selanjutnya).

b) Faktor Psikologis

(1) Nafsu makan yaitu keinginan terhadap makanan tertentu, berdasarkan pengalaman.
(2) Aversi (pantangan) yaitu menghindari makanan tertentu, berdasarkan (apa yang dianggap
sebagai) pengalaman masa lalu.

(3) Preferensi (kesukaan), dibentuk dari seringnya kontak dengan makanan tersebut dan
proses belajar dini (ketika pertama kali diperkenalkan pada makanan).

(4) Emosi (mood, stres), makanan tertentu dikaitkan dengan emosi positif atau negatif.

(5) Tipe kepribadian, kepekaan terhadap pemicu eksternal dan internal yang mempengaruhi
asupan makan.

2) Faktor eksternal

a) Budaya

Budaya adalah alah satu faktor penentu dalam pemilihan makanan, budaya memberikan dan
memperkuat identitas dan rasa memiliki, dan mempertegas perbedaan dari budaya lain.
Pengaruh budaya mungkin sangat jelas terlihat pada (makanan pokok, sebagian besar
hidangan populer) atau tersamar (bumbu yang digunakan, cara memasak). Temuan bahwa
imigran mempertahankan identitas budayanya dengan mempertahankan pilihan makanannya
telah dilaporkan oleh banyak penelitian.

b) Agama

Agama sering menentukan konteks pemilihan makanan secara luas. Beberapa agama
di dunia memiliki peraturan tentang makanan yang diperbolehkan, dan kapan makanan
tersebut boleh atau tidak boleh dimakan. Larangan ditetapkan mengenai jenis daging, daging
secara umum dan cara memasak dan kombinasi makanan juga diatur oleh ketentuan ini.
Peraturan mungkin juga meliputi lama puasa, ritual dan perayaan. Penganut agama-agama
ini membatasi pilihan makanan mereka, tetapi juga memperoleh rasa identitas.

c) Keputusan etis

Cara menghasilkan makanan dapat dipengaruhi pemilihan makanan. Ada banyak


keprihatinan mengenai cara pemeliharaan hewan untuk dimakan dan cara bertani yang
merusak lingkungan. Pendukung suatu prinsip etika mungkin mengubah pilihan makanannya
agar sesuai dengan prinsip yang dianutnya, memilih makanan produk organik menjadi vegan
atau vegetarian.

d) Faktor ekonomi
Dalam kelompok budaya atau agama manapun, akses terhadap makanan (kemampuan
memperoleh makanan) dalam hal uang atau barang penukar merupakan faktor kritikal dalam
menentukan pilihan makanan. Semakin tinggi status ekonominya, semakin banyak jumlah
dan jenis makanan yang dapat diperoleh.Sebaliknya, orang yang hidup dalam kemiskinan
atau berpenghasilan rendah memiliki kesempatan yang sangat terbatas untuk memilih
makanan. Ini mungkin merupakan akibat dari tidak tersedianya makanan di daerah mereka,
kurangnya uang untuk membeli makanan, atau keduanya.

e) Pendidikan/kesadaran tentang kesehatan

Faktor ini berasal dari lingkungan eksternal dan menentukan besarnya perhatian
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan makanan dan gizi, dan seberapa jauh masalah
kesehatan menentukan pilihan makanan. Sebagian besar penghalang, termasuk beberapa
faktor eksternal yang dibahas di sini, mungkin ikut mempengaruhi proses ini. Pengenalan
akan resiko dari diet yang tidak sehat, relevansinya bagiseseorang, dan kemampuan untuk
menindaklanjutinya dengan pemilihan makanan merupakan prasyarat kunci.

f) Media dan periklanan

Kedua hal ini memberi informasi tentang beberapa makanan, biasanya makanan yang
diproses atau diproduksi di pabrik dan mungkin kurang baik nilai gizinya karena banyak
mengandung lemak, garam dan gula. Semakin sering diiklankan, semakin dikenalilah produk
tersebut dan semakin banyak pula permintaan akan prosuk tersebut. Anak dari keluarga
berpenghasilan rendah yang sering menonton televisi paling banyak mengkonsumsi makanan
yang diiklankan.

b. Menurut Worthington (2000)

Banyak faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan diantaranya adalah


meningkatnya partisipasi dalam kehidupan sosial dan aktivitas anak sekolah merupakan
bagian dari pertumbuhan dan perkembangan anak yang terus meningkat, hal tersebut akan
berdampak terhadap pola konsumsi makan anak tersebut. Faktor yang mempengaruhi pola
konsumsi makan menurut Worthington (2000) membaginya menjadi dua yaitu faktor internal
yang terdiri dari IMT, umur, jenis kelamin, pengetahuan gizi, nilai dan norma, pemilihan dan
arti makanan, kebutuhan fisiologis tubuh, body image/ citra diri, perkembangan psikososial,
kesehatan (riwayat penyakit) dan faktor eksternal yang meliputi tingkat ekonomi keluarga,
pekerjaan, pendidikan orang tua, sosial dan budaya, peran orang tua, teman sebaya,
pengalaman individu, pengaruh media.

2.3 KEBIASAN MAKAN YANG BAIK DAN BURUK

Pola makan yang buruk menjadi pemicu timbulnya berbagai penyakit degeneratif, seperti
hypertensi, diabetes mellitus, hyper lipid dengan penyakit “turunannya” seperti penyakit jantung
koroner (PJK), stroke, gagal ginjal, obesitas dan lain-lainnya. Pola makan pada masa remaja harus
diwaspadai untuk meredam kasus obesitas dikalangan remaja, karena pada saat ini terjadi
perubahan banyak ragam gaya hidup, perilaku, juga pola makan. Pada remaja, masalah pemilihan
makanan tidak lagi didasarkan pada kandungan gizinya tetapi lebih banyak sekedar sosialisasi
dengan teman sebaya, untuk kesenangan dan agar tidak kehilangan status.

Pada masa remaja pengaruh teman sebaya lebih menonjol dari pada peran keluarga
(Khomsan, 2003). Remaja lebih mudah menerima pengaruh globalisasi,pengaruh pola makan
“kebarat-baratan“ (eropa) dengan tinggi lemak, tinggi kalori dan rendah serat menjadi makanan
yang menarik misalnya seperti fast food atau junk food. Menurut Mujianto (1994), 15-20% remaja
Indonesia biasa mengkonsumsi ayam goreng dan burger produk luar negeri. Sekitar 87% remaja

suka makan diluar, seperti es campur, bakso dan jajanan lainya (Gunawan, 1996). Pola hidup pasif
dan pola makanan yang tinggi lemak, rendah serat, seperti diatas dapat sebagai pemicu peningkatan
prevalensi obesitas.

2.4 KEBIASAAN MAKAN DI INDONESIA

Dirjen Binkesmas Depkes RI (2007, dalam Hastusi, 2012) menyatakan berbagai macam
faktor yang mempengaruhi pola makan atau perilaku makan seseorangadalah faktor budaya, faktor ini
cukup menentukan jenismakanan yang sering dikonsumsi. Demikian pula letakgeografis
mempengaruhi makanan yang diinginkannya.Faktor selanjutnya yaitu agama/kepercayaan, faktor
statussosial ekonomi, faktor personal preference, rasa lapar, nafsumakan dan rasa kenyang, serta
faktor kesehatan.Ambar (2011) menyatakan pola makan seseorangdibentuk dari latar belakang budaya
yang dimilikinya.Kepercayaan suatu masyarakat tentang makanan berakibat pada kebiasaan (praktek)
makan serta berakibat pula padakondisi gizinya. Efendi (2009) menjelaskan budaya dan makanan
memiliki hubungan yang sangat erat. Makanan berfungsi untuk mempertahankan dan meningkatkan
kondisi tubuh. Konsumsi dan penyajian makanan berkaitan dengan budaya individu, keluarga dan
komunitas setempat. Misalnya dalam suku Jawa, porsi makan antara anak dan orang tua berbeda.
Budaya mempengaruhi individu dan keluarga dalam menentukan makanan yang dikonsumsi. Setiap
suku acap kali mengaktualisasikannya secara berbeda. Misalnya Suku Padang yang khas
mengkonsumsi makanan yang berlemak tidak terbiasa makan sayur atau lalapan seperti suku Sunda.
Contoh lainnya, di Lumajang, Jawa Timur, daun kelor muda digunakan untuk disayur dan dimakan,
tetapi di Jakarta digunakan untuk memandikan mayat dan tidak dimakan. Lingkungan sosial
memberikan gambaran jelas tentang perbedaan pola makan. Setiap masyarakat atau suku mempunyai
perilaku makan berbeda sesuai kebiasaan yang dianut. Masyarakat mengkonsumsi bahan makanan
tertentu yang mempunyai nilai sosial sesuai dengan tingkat status sosial yang terdapat pada
masyarakat tersebut (Suhardjo, 1989 dalam Mapandin, 2006). Dalam penelitian ini, peneliti tertarik
untuk meneliti perilaku makan mahasiswa-mahasiswi asal Tolikara, Papua yang hidup sebagai
mahasiswa di Salatiga dalam perubahan lingkungan budaya. Menurut penuturan dari salah satu tokoh
masyarakat Papua, Pdt. Ibu Margarita J. Mali (2016) penduduk Tolikara Papua, lebih sering
mengkonsumsi ubi seperti ubi petatas keladi dan singkong sebagai makanan pokok. Selain itu daging
babi, ayam, dan babi hutan. Sebagai daerah pegunungan ikan yang sering dikonsumsi adalah ikan air

tawar. Masyarakat pedalaman lebih suka berburu untuk

mencari hasil bumi untuk dikonsumsi. Masyarakat juga melakukan tradisi bakar batu yang berupa
ritual memasak bersama-sama warga 1 kampung yang bertujuan untuk bersyukur dan sebagainya.
Tradisi ini dilakukan dengan batu dibakar hingga panas membara, kemudian ditumpuk di atas
makanan yang akan dimasak dan dimakan nantinya. Dari hasil wawancara dengan beberapa
mahasiswa asal Papua di Salatiga khususnya mahasiswa Tolikara tentang perilaku makan selama di
Salatiga ditemukan bahwa perilaku makan mahasiswa berbeda dengan perilaku makan sebelumnya
selama di Tolikara. Mahasiswa lebih sering mengkonsumsi makanan hanya sebanyak 2 kali

dalam sehari. Rasa makanan menjadi faktor utamapemilihan makanan. Tidak sedikit warung makan
di Salatiga yang menyajikan makanan dengan rasa yang sedikit berbeda dengan yang sering
dikonsumsi sebelumnya. Mahasiswa mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok menggantikan ubi
jalar yang dikonsumsi sebelumnya. Mahasiswa juga lebih sering mengkonsumsi mie instan karena
dinilai lebih cepat dan praktis. Mahasiswa mengatakan ada beberapa jenis makanan yang sering
dikonsumsi sebelumnya di Tolikara namun hampir bahkan tidak pernah dikonsumsi oleh mahasiswa
lagi selama di Salatiga.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan paparan diatas Kebiasaan makan adalah cara individu atau kelompok individu
memilih pangan apa yang dikonsumsi sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis,pisikologi dan
sosial budaya. Kebiasaan makan bukanlah bawaan sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar.

3.2 SARAN
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis meminta kritik yang
membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M. (2012). Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media

Aini, S. N. (2013). Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gizi Lebih

Pada Remaja Di Perkotaan. Unnes Journal of Public Health, 2(1), 2–8.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat.

(2007). Gizi dan Kesehatan Masayarakat. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai