Anda di halaman 1dari 5

RISKY PUTERI NUR OKTAVIANI

P17333119448
D4 KESLING TK 1/1B

PRAKTIKUM ANALISIS COD PADA AIR LIMBAH


KELAPA SAWIT

1. Dasar Teori
COD (Chemical Oxygen Demind) atau Kebutuhan Oksigen Kimia adalah jumlah oksigen
(mg. O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 liter sampel
air,dimana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigem. Angka COD merupakan
ukuran bagi pencemaran air yang diakibatkan oleh zat-zat organis yang secara alamiah dapat
dioksidaiskan melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut
dalam air. COD dapat dianalisis dengan menggunakan metode titrimetri berdasarkan SNI
6989.73:2009. Oksidasi terhadap bahan buangan organik akan mengikuti reaksi berikut ini :

CaHbOc + Cr2O72-+ H+→ CO2+ H2O + Cr3+ (2)


(warna kuning) (warna hijau)

Reaksi tersebut perlu pemanasan dan juga penambahan katalisator perak sulfat (Ag2SO4)
untuk mempercepat reaksi. Dengan menggunakan COD reaktor, maka zat organik yang bersifat
volatile tidak akan lenyap ke luar. Apabila dalam bahan buangan organik diperkirakan ada ion
klorida yang dapat mengganggu reaksi maka perlu ditambahkan merkuri sulfat untuk
menghilangkan gangguan tersebut, seperti dalam reaksi:

Hg2+ + 2Cl-→ HgCl2

Semua zat organik harus habis teroksidasi, maka zat pengoksidasi K 2Cr2O7 masih harus
tersisa sesudah direfluks. K2Cr2O7 yang tersisa di dalam larutan tersebut digunakan untuk
menentukan berapa oksigen yang telah terpakai. Sisa K2Cr2O7 tersebut ditentukan melalui titrasi
dengan ferro ammonium sulfat (FAS),dimana reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut :

6Fe2+ + Cr2O72- 6Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O


Indikator diperlukan untuk menentukan titik akhir titrasi yaitu di saat warna hijau-biru
menjadi cokelat-merah.
2. Metode Penelitian
a. Alat
 Neraca analitik
 Tabung COD
 Buret 50 ml
 Erlenmeyer 500 ml
 Pipet ukur 10 ml dan 25 ml
 Labu ukur
 Spatula
 Bulb
 Labu ukur 100 ml dan 1 liter
 Beker glass 200 ml
 Gelas ukur 25 ml
b. Bahan
 K2Cr2O7 0,25 N
 Ag2SO4 - H2SO4
 FAS, Fe (NH4) (SO4)2 . 6H2O
 Indikator ferroin
 HgSO4 kritsal
 Batu didih
c. Pembuatan reagen
 Larutan Indikator Ferroin
1) 1,10 phenanthrolin monohidrat ditimbang sebanyak 1,485 g
2) Masukkan kedalam labu ukur 100 ml
3) FeSO4 . 7H2O ditambahkan sebanyak 0,695 g
4) Diaddkan menggunakan aquades hingga 100 ml,homogenkan

 Larutan Asam Sulfat – Perak Sulfat (Ag2SO4 - H2SO4)


1) Ag2SO4 ditimbang sebanyak 5g
2) Larutkan dalam labu ukur 500 ml dengan (H2SO4)

 Larutan standar K2Cr2O7 0,250 N


1) K2Cr2O7 ditambahkan sebanyak 6,1295 g dengan neraca analitik
2) Larutkan dalam labu ukur 500 ml
3) Addkan menggunakan aquades sampai 500 ml

 Larutan standar FAS 0,05 N


1) Ferro Ammonium Sulfat ditimbang sebanyak 19,6 g
2) Masukkan kedalam labu ukur 1000 ml
3) Larytkan dengan 300 ml Aquades
4) Tambahkan H2SO4 20 ml
5) Diaddkan 1 liter

 Penetapan COD
1) Memipet sebanyak 25 ml sampel air limbah kedalam erlenmeyer 500 ml yang berisi
5-6 batu didih
2) Tambahkan 400 g HgSO4
3) Tambahkan 10 ml K2Cr2O7 0,25 N
4) Tambahkan 35 ml Ag2SO4 - H2SO4
5) Panaskan selama 2 jam sampai mendidih dengan alat refluks
6) Dinginkan, tambahkan aquades 50 ml
7) Tambahkan 3 tetes indikator ferroin
8) Titrasi dengan FAS, mencatat volume titran
9) Titrasi blanko, air sampel diganti dengan aquadest

3. Hasil Pengamatan
a. Hasil titrasi air limbah kelapa sawit :

No Volume FAS blanko N FAS Sampel Volume sampel


.
1. 25.05 ml 0.0496 20.95 10
2. 25.05 ml 0.0496 20.95 10

No V K2Cr2O7 V FAS
.
1. 50.4 50.3

4. Perhitungan
a. Standardisasi FAS
Diketahui : Ket :
V K2Cr2O7 = 50.4 ml
V FAS = 50.3 ml V1 : Volume larutan K2Cr2O7 yang digunakan
N FAS = 0.25 N V2 : Volume larutan FAS yang dibutuhkan
Jawab =
(V 1 ) ( N 1 ) N : Normalitas larutan K2Cr2O7
NFAS=
V2
10× 0.25
N FAS 1=
50.4 =0.0496 ¿
¿
10 ×0.25
N FAS2= =0.0497
50.3
0.0496+0.0497
NFAStot= =0.0496
2

b. Nilai COD
Diketahui :
Volume blanko (Aquadest) (a) = 25.05 ml
Volume air sampel (b) = 20.95 ml
Volume sampel = 10 ml
N FAS = 0,0496
Jawab :
( ( a−b ) × N × 8000 )
¿
Volume sampel
COD ( ( 25.05−20.95 ) ×0.0496 × 8000)
¿
10 ml
¿162.68 mg/l
5. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan kadar COD pada limbah kelapa
sawit sebesar 162.68 mg/l. Menurut Kep-51/MENLH/10/1995 menyatakan bahwa kadar
maksimal COD pada limbah cair kelapa sawit adalah sebesar 350 mg/l. Dengan demikian,
limbah cair hasil industry kelapa sawit layak untuk dibuang ke badan air.

6. Kesimpulan dan saran


a. Kesimpulan
Dari hasil uji COD (Chemical Oxygen Demind) diperoleh kadar limbah cair
industry kelapa sawit sebesar 162.68 mg/l. Dapat disimpulkan bahwa kadar COD tersebut
berada dibawajbatas maksimal yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Nomor :
Kep-51/MENLH/10/1995 tanggal 23 Oktober 1995 sehingga layak dibuang ke badan air
b. Saran
Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan terutama pada
perairan,sebaiknya para pabrik mengolah terlebih dulu limbah cairnya,sehingga sesuai
dengan standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup
DAFTAR PUSTAKA

Nurhasanah, Penentuan Kadar COD pada Limbah Cair Lelapa Sawit.Pabrik Karet dan
Domestik,2009

Anda mungkin juga menyukai