Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KONSEP DAN TEORI

DALAM PENGAMBILANG KEPUTUSAN

Untuk Melengkapi Tugas Komunikasi Konseling

Dosen Pembimbing :

Sheilla Tania Marcelina,S.Keb, Bd., M.Kes

Disusun Oleh :

Yusmar Izza Hindrati (P17311203034)


Athaya Duscha Dypa (P17311203038)
Fahsyaidyta Tera P. A (P17311203042)
Fitri Fadilathul Khasanah (P17311203047)
Amalia Indah Lestari (P17311204051)
Vara Hiveria Clarizaa (P17311204055)
Dian Fitriani (P17311204059)
Dhea Ayu Safitri (P17311204063)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEBIDANAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“Konsep dan Teori dalam Pengambilan Keputusan” ini yang alhamdulillah dapat selesai tepat
pada waktunya.
Makalah ini berisikan informasi mengenai Konsep dan Teori Pengambilan Keputusan.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai hal-hal
penting berkaitan dengan Konsep dan Teori Pengambilan Keputusan.
Selama proses penyusunan makalah, penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan
dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada:
1. Ibu Sheilla Tania Marcelina ,S.Keb, Bd., M.Kes. selaku dosen mata kuliah
Komunikasi Konseling.
2. Teman-teman kelas 1B Prodi Sarjana Terapan Kebidanan dan Profesi Bidan
Malang.

3. Sumber-sumber yang telah membantu kami dalam melengkapi materi makalah ini.

4. Pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu persatu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Malang, 05 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep dalam pengambilan keputusan 3


2.2 Teori Inti dalam Pengambilan Keputusan 3
2.3 Contoh Kasus dan Penyelesaian dalam Pengambilan Keputusan 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengambilan keputusan merupakan langkah penting dalam melakukan suatu tindakan.
Pengambilan keputusan diperlukan dalam melakukan komunikasi efektif, komunikasi
interpersonal, dan konseling. Bidan memiliki peran sebagai pengelola, pelaksana, peneliti,
pendidik, advokasi, dan penghubung. Dalam menjalankan setiap peran tersebut, bidan
selalu dihadapkan dengan masalah pengambilan keputusan. Peran pengambilan keputusan
merupakan peran sebagai menejer, yang diperlukan untuk mengambil suatu tindakan
dengan tepat, cepat, dan benar. Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu
hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu
jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan
keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. Keputusan dibuat untuk mencapai
tujuan melalui pelaksanaan atau tindakan.
Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan
manajemen. Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan
keputusan sepanjang proses perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat
dalam proses perencanaan ditujukan kepada pemilihan alternative program dan
prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi
masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan
perhitungan dan berbagai dampak yang mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap
implementasi atau operasional dalam suatu organisasi, para manajer harus membuat
banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan
kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan,
pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai
pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang telah dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


Berikut beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah kami:
1. Bagaimana konsep dalam pengambilan keputusan?
2. Bagaimana teori inti dalam pengambilan keputusan?

1
3. Bagaimana contoh kasus dan penyelesaian dalam pengambilan keputusan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berikut beberapa tujuan penulisan dalam makalah kami:
1. Mampu memahami konsep dalam pengambilan keputusan.
2. Mampu memahami teori inti dalam pengambilan keputusan.
3. Mengetahui contoh kasus dan penyelesaian dalam pengambilan keputusan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternative perilaku tertentu dari dua
atau lebih alternative Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka
menyelesaikan/memecahkan permasalahan atau persoalan (problem solving).
Pengambilan keputusan hal yang sangat urgen bagi setiap orang terutama bagi para
pimpinan atau manajer. Proses pengambilan keputusan merupapan bagian dasar dan
integral dalam praktik suatu profesi dan berperan sangat penting karena akan
menentukan tindakan selanjutnya. Menurut George R.Terry pengambilan keputusan
adalah memilih alternatif yang ada. Ada lima hal pokok dalam pengambilan
keputusan :
1. Intuisi berdasarkan perasaan lebih subyektif dan mudah terpengaruh.
2. Pengalaman mengenai pengetahuan praktis dan sering terpapar suatu kasus,
meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap suatu kasus.
3. Fakta keputusan lebih riel, valid dan baik.
4. Wewenang lebih bersifat rutinitas.
5. Rasional keputusan bersifat obyektif, trasparan, konsisten.

Kemampuan dalam mengambil keputusan adalah sangat penting bagi klien


untuk menyelesaikan masalah kegawat daruratan terutama yang berhubungan dengan
kebidanan. Dalam konseling pengambilan keputusan mutlak diambil oleh klien, bidan
hanya membantu agar keputusan yang diambil klien tepat. Empat strategi membantu
klien dalam mengambil keputusan:

1. Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya. beri kesempatan klien


untuk melihat lagi beberapa alternatif pilihannya, agar tidak menyesal atau
kecewa terhadap pilihannya.
2. Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan pilihan, dengan melihat
kembali keuntungan atau konsekuensi positif dan kerugiannya atau
konsekuensi negatif.

3
3. Membantu klien mengevaluasi pilihan. Setelah klien menetapkan pilihan,
bantu klien mencermati pilihannya.
4. Membantu klien menyusun rencana kerja, untuk menyelesaikan.

Pola dasar berpikir dalam konteks organisasi meliputi:

1. Penilaian situasi (Situational Approach): untuk menghadapi pertanyaan “apa


yg terjadi?”.
2. Analisis persoalan (Problem Analysis): dari pola pikir sebabakibat.
3. Analisis keputusan (Decision Analysis): didasarkan pada pola berpikir
mengambil pilihan.
4. Analisis persoalan potensial (Potential Problem Analysis): didasarkan pada
perhatian peristiwa masa depan, yang mungkin & dapat terjadi. Inti
pengambilan keputusan berarti memilih alternatif, alternatif yang terbaik (the
best alternative).

Pengambilan keputusan terletak dalam perumusan berbagai alternatif tindakan


sesuai dengan yang sedang dalam perhatian dan dalam pemilihan alternatif yang tepat.
Pengambilan keputusan tersebut dilakukan setelah evaluasi/penilaian mengenai
efektivitasnya dalam mencapai tujuan yang dikehendaki pengambil keputusan.
Lingkungan situasi keputusan: Lingkungan eksternal meliputi aspek sosial, budaya,
ekonomi, politik, alam dan pembatasan-pembatasan suatu negara berupa “kuota”.
Sedangkan lingkungan internal meliputi mutu rendah, kurangnya promosi, pelayanan
konsumen tidak memuaskan dan sales/agen tidak bergairah. Pengambilan keputusan
yang baik harus mempertimbangkan: kondisi, kehendak, konsekuensinya. Langkah
dalam pengambilan keputusan yang baik:

1. Identifikasi kondisi yang dihadapi oleh klien.


2. Susunlah daftar kehendak atau pilihan keputusan.
3. Untuk setiap pilihan, buatlah daftar konsekuensinya (POSITIF dan NEGATIF)

Hal-hal yang perlu ditekankan kepada klien dalam pengambilan keputusan


menurut Fitramaya (2003):

1. Hati-hati dan bersikap bijaksana dalam pengambilan keputusan karena


berkaitan dengan masalah kehamilan, persalinan dan masa nifas. Pengambilan

4
keputusan dibuat setelah klien diberi informasi secukupnya untuk menimbang
pilihan sesuai dengan situasinya.
2. Bantu klien dalam pengambilan keputusan dengan memberikan saran yang
sesuai dengan riwayat kesehatannya, keinginan pribadi dan situasi.
3. Keputusan merupakan hak dan menjadi tanggung jawab klien.
4. Konseling bukan proses informasi, melainkan informasi setelah konselor
memperoleh data atau informasi tentang keadaan dan Bahan Ajar Komunikasi
Dalam Praktik Kebidanan Israini Suriati.& Yusnidar kebutuhan klien dan
informasi yang diberikan sesuai dengan kondisi klien dan kebutuhannya.

2.2 Teori Inti Pengambilan Keputusan

Kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan tertentu yang
dilakukan oleh seorang aktor atau beberapa aktor berkenaan dengan suatu masalah.
Tindakan para aktor kebijakan dapat berupa pengambilan keputusan yang biasanya
bukan merupakan keputusan tunggal, artinya kebijakan diambil dengan cara
mengambil beberapa keputusan yang saling terkait dengan masalah yang ada.
Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai pemilihan alternatif terbaik dari
beberapa pilihan alternatif yang tersedia. Ada beberapa teori yang paling sering
digunakan dalam mengambil kebijakan yaitu :

1. Teori Rasional Komprehensif


Barangkali teori pengambilan keputusan yang biasa digunakan dan diterima
oleh banyak kalangan adalah teori rasional komprehensif yang mempunyai beberapa
unsur :

a. Pembuatan keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat


dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalah-
masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain (dapat diurutkan menurut
prioritas masalah)
b. Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran yang menjadi pedoman membuat
keputusan sangat jelas dan dapat diurutkan prioritasnya/kepentingannya
c. Bermacam-macam alternatif untuk memecahkan masalah diteliti secara
saksama
d. Asas biaya manfaat atau sebab-akibat digunakan untuk menentukan prioritas

5
e. Setiap alternatif dan implikasi yang menyertainya dipakai untuk
membandingkan dengan alternatif lain
f. Pembuat keputusan akan memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan,
nilai, dan sasaran yang ditetapkan.
Ada beberapa ahli antara lain Charles Lindblom , 1965 (Ahli Ekonomi dan
Matematik) yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan itu sebenarnya tidak
berhadapan dengan masalah-masalah yang konkrit akan tetapi mereka seringkali
mengambil keputusan yang kurang tepat terhadap akar permasalahan. Teori rasional
komprehensif ini menuntut hal-hal yang tidak rasional dalam diri pengambil
keputusan. Asumsinya adalah seorang pengambil keputusan memiliki cukup
informasi mengenai berbagai alternatif sehingga mampu meramalkan secara tepat
akibat-akibat dari pilihan alternatif yang ada, serta memperhitungkan asas biaya
manfaatnya.dan mempertimbangkan banyak masalah yang saling berkaitan.
Pengambil keputusan seringkali memiliki konflik kepentingan antara nilai-nilai
sendiri dengan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat. Karena teori ini
mengasumsikan bahwa fakta-2 dan nilai-nilai yang ada dapat dibedakan dengan
mudah, akan tetapi kenyataannya sulit membedakan antara fakta dilapangan dengan
nilai-nilai yang ada. Ada beberapa masalah diberbagai negara berkembang seperti
Indonesia untuk menerapkan teori rasional komprehensif ini karena beberapa alasan
yaitu :

a. Informasi dan data statistik yang ada tidak lengkap sehingga tidak bisa dipakai
untuk dasar pengambilan keputusan. Kalau dipaksakan maka akan terjadi
sebuah keputusan yang kurang tepat.
b. Teori ini diambil/diteliti dengan latar belakang berbeda dengan negara
berkembang ekologi budayanya berbeda.
c. Birokrasi dinegara berkembang tidak bisa mendukung unsur-unsur rasional
dalam pengambilan keputusan, karena dalam birokrasi negara berkembang
kebanyakan korup sehingga menciptakan hal-hal yang tidak rasional.

2. Teori Inkremental

Teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari banyak


masalah yang harus dipertimbangkan dan merupakan model yang sering ditempuh

6
oleh pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambil keputusan. Teori ini memiliki
pokok-pokok pikiran sebagai berikut:

a. Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan
untuk mencapainya merupakan hal yang saling terkait
b. Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa alternatif
yang langsung berhubungan dengan pokok masalah, dan alternatif-alternatif
ini hanya dipandang berbeda secara inkremental atau marjinal
c. Setiap alternatif hanya sebagian kecil saja yang dievaluasi mengenai sebab dan
akibatnya
d. Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan didefinisikan secara teratur
dan memberikan kemungkinan untuk mempertimbangkan dan menyesuaikan
tujuan dan sarana sehingga dampak dari masalah lebih dapat ditanggulangi
e. Tidak ada keputusan atau cara pemecahan masalah yang tepat bagi setiap
masalah. Sehingga keputusan yang baik terletak pada berbagai analisis yang
mendasari kesepakatan guna mengambil keputusan
f. Pembuatan keputusan inkremental ini sifatnya dalam memperbaiki atau
melengkapi keputusan yang telah dibuat sebelumnya guna mendapatkan
penyempurnaan.
Karena diambil berdasarkan berbagai analisis maka sangat tepat diterapkan bagi
negara-negara yang memiliki struktur majemuk. Keputusan dan kebijakan diambil
dengan dasar saling percaya diantara berbagai pihak sehingga secara politis lebih
aman. Kondisi yang realistik di berbagai negara bahwa dalam mengambil
keputusan/kebijakan para pengambil keputusan dihadapkan pada situasi kurang baik
seperti kurang cukup waktu, kurang pengalaman, dan kurangnya sumber-sumber lain
yang dipakai untuk analisis secara komprehensif. Teori ini dapat dikatakan sebagai
model pengambilan keputusan yang membuahkan hasil terbatas, praktis dan dapat
diterima. Ada beberapa kelemahan dalam teori incremental.

a. keputusan–keputusan yang diambil akan lebih mewakili atau mencerminkan


kepentingan dari kelompok yang kuat dan mapan sehingga kepentingan
kelompok lemah terabaikan.
b. Keputusan diambil lebih ditekankan kepada keputusan jangka pendek dan
tidak memperhatikan berbagai macam kebijakan lain

7
c. Dinegara berkembang teori ini tidak cocok karena perubahan yang
inkremental tidak tepat karena negara berkembang lebih membutuhkan
perubahan yang besar dan mendasar.
d. Menurut Yehezkel Dror (1968) gaya inkremental dalam membuat keputusan
cenderung menghasilkan kelambanan dan terpeliharanya status quo.

3. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning Theory)

Beberapa kelemahan tersebut menjadi dasar konsep baru yaitu seperti yang
dikemukakan oleh ahli sosiologi organisasi Aitai Etzioni yaitu pengamatan terpadu
(Mixed Scanning) sebagai suatu pendekatan untuk mengambil keputusan baik yang
bersifat fundamental maupun inkremental. Keputusan-keputusan inkremental
memberikan arahan dasar dan melapangkan jalan bagi keputusan-keputusan
fundamental sesudah keputusan-keputusan itu tercapai. Model pengamatan terpadu
menurut Etzioni akan memungkinkan para pembuat keputusan menggunakan teori
rasional komprehensif dan teori inkremental pada situasi yang berbeda-beda. Model
pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan pendekatan kompromi yang
menggabungkan pemanfaatan model rasional komprehensif dan model inkremental
dalam proses pengambilan keputusan.

4. Rasional terbatas dan satisficing.

Menurut Hebert A Simon . bahwa orang-orang memiliki keterbatasan dalam


pemikiran rasional . organisasi merupakan sesuatu yang sangat komplek dan para
manajer memiliki waktu untuk memproses kemampuan kognitif untuk memproses
informasi yang tepat mengenai keputusan yang komplek, mereka harus memilih
alternatif untuk mengidentifikasi solusi pertama yang akan muncul untuk
memecahkan masalah meski diperkirakan ada solusi yang lain yang lebih baik .
pembuat keputusan tidak dapat mempertaruhkan waktu dan pengeluaran dalam
rangka memperoleh informasi yang lengkap Model ini tergantung pada asumsi-
asumsi yang berbeda dengan apa yang menjadi asumsi pada model klasik dan
memfokuskan pada faktor-faktor organisasi yang mempengaruhi keputusan individu.
Model ini sering sekali dianggap deskriptif yang berarti menjelaskan bagaimana
manajer mengambil keputusan secara aktual dalam situasi yang komplek daripada

8
sekedar memberikan perintah bagaimana seharusnya membuat keputusan menurut
yang ideal.

5. Teori intuisi

Menyajikan pemahaman secara cepat terhadap situasi keputusan berdasarkan


pengalaman masa lalu tanpa pemikiran mendalam. Pengambilan keputusan secara
intuitif bukan merupakan hal yang sembarangan atau tidak masuk akal karena hal
tersebut didasarkan pada praktek bertahun tahun dan berdasarkan pengalaman yang
memudahkan manager untuk mengidentifikasi solusi secara cepat tanpa melalui
perhitungan seksama. Para pemimpin tergantung pada intuitif yang menentukan kapan
munculnya masalah dan untuk mensisntesiskan potongan data dan pengalaman yang
terpisah menjadi gambaran yang terintegrasi. Mereka juga menggunakan intuitif
untuk menilai hasil dari analisis secara rasional. Apabila analisis rasional tidak sesuai
dengan intuisinya para manajer akan menggali lebih mendalam sebelum menerima
usulan alternatifnya Intuisi membantu para manajer memahami situasi yang
bercirikan ketidakpastian dan ambigu yang telah terbukti tidak depan terhadap analisis
rasional.

2.3 Contoh Kasus dan Penyelesaian Pengambilan Keputusan


a. Kasus

Ibu J pergi ke bidan untuk melahirkan. Selanjutnya bidan


membantu proses persalinan dan mengalami macet sehingga harus dirujuk ke
rumah sakit, tetapi pihak keluarga (suami) tidak menyetujui dengan alasan
biaya dan menganggap keadaan isterinya masih dalam kondisi baik. Bidan
berupaya untuk merujuk dengan bersedia menanggung biaya rumah sakit.
Akhirnya suami setuju. Setelah sampai ke rumah sakit segera dilakukan proses
persalinan dengan sectio caesaria dan bayi meninggal. Setelah operasi kondisi
ku ibu jelek dan akhirnya meninggal karena pendarahan post operasi.

b. Kesalahan

Setelah mengetahui ibu bersalin dalam kondisi gawat, bidan tidak segera mengambil
keputusan merujuk namun melakukan tindakan manual untuk mengatasi partus
mancet selama 30 menit.

9
Waktu yang dibutuhkan suami untuk mengambil keputusan setuju merujuk ibu
bersalin ke rumah sakit sejak mendapatkan informasi dari bidan bahwa ibu bersalin
dirujuk ke rumah sakit sekitar 2 jam.

c. Penyelesaian Pengambilan Keputusan


- Pemahaman adanya masalah

Bidan : Mengenali tanda-tanda bahaya dari ibu bersalin

Keluarga : Keluarga mendapatkan informasi dari bidan bahwa ibu bersalin


keadaannya gawat.

- Pencarian alternatif

Bidan : Intervensi manual >< merujuk ke rumah sakit

Keluarga : Tidak perlu dirujuk >< dirujuk

- Evaluasi alternatif

Bidan : merujuk lebih baik karena intervensi manual gagal dan saran dari dokter
spesialis kebidanan dan penyakit kandungan rumah sakit.

Keluarga : merujuk karena bidan bersedia menanggung biaya

- Keputusan merujuk

Bidan mengambil keputusan merujuk dengan memberikan anjuran kepada


keluarga untuk merujuk

Keluarga setuju ibu bersalin di rujuk ke rumah sakit

- Tindakan setelah pengambilan keputusan merujuk

Mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan membawa ibu bersalin ke


rumah sakit (biaya, kendaraan, pakaian, peralatan, dsb) dan setelah itu berangkat
ke rumah sakit.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kemampuan mengambil keputusan adalah hal terpenting bagi klien untuk


menyelesaikan masalah kegawat daruratan terutama yang berhubungan dengan
kebidanan. Empat strategi membantu klien mengambil keputusan yaitu membantu
klien meninjau kemungkinan pilihannya, mempertimbangkan keputusan pilihan,
mengevaluasi pilihan, dan menyusun rencana kerja untuk menyelesaikan. Pola dasar
berpikir dalam konteks organisasi meliputi penilaian situasi (situational approach),
analisis persoalan (problem analysis), analisis keputusan (decision analysis), dan
analisis persoalan potensial (potential problem analysis). Langkah dalam pengambilan
keputusan yang baik adalah identifikasi kondisi yang dihadapi klien, susunlah daftar
kehendak atau pilihan keputusan, dan untuk setiap pilihan, buatlag daftar
konsekuensinya (positif dan negatif).

Ada beberapa teori yang sering dgunakan dalam mengambil kebijakan yaitu
pertama, teori rasional komprehensif, teori ini menuntut hal hal yang tidak rasional
dalam diri pengambil keputusan. Kedua, yaitu teori inkremental Teori ini dalam
mengambil keputusan dengan cara menghindari banyak masalah ah yang harus
dipertimbangkan dan merupakan model yang sering ditempuh oleh pejabat-pejabat
pemerintah dalam mengambil keputusan. Ketiga, teori pengamatan terpadu (mixed
scsnning theory) merupakan pendekatan yang menggabungkan pemanfaatan model
rasiona komprehensif dan model inkremental dalam pengambilan keputusan.
Keempat, teori rasional terbatas dan statisficing. Kelima, teori itu isi menyajikan
pemahaman secara cepat terhadap situasi keputusan berdasarkan pengalaman masa
lalu tanpa pemikiran mendalam.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca tentang pembahasan makalah diatas.

11
DARTAR PUSTAKA

Patimah, Siti; Astuti, Endah Widhi; dan Tajmuati, Alif. 2016. PRAKTIKUM KEBIDANAN
DAN ETIKA LEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN. Jakarta : Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.

Sari, Sevia Puspita. 2019. Teori - Teori Dalam Pengambilan Keputusan.


https://osf.io/9bgqr/download/?format=pdf (diakses 5 Maret 2021)

Rizki, Faisal. 2016. Teori Pengambilan Keputusan.


http://faisallisme.blogspot.com/2016/10/teori-pengambilan-keputusan.html?m=1
(diakses 5 Maret 2021)

Asmar, Richi Lidya, n.d. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PELAYANAN


KEBIDANAN.
https://www.academia.edu/23683307/PENGAMBILAN_KEPUTUSAN_DALAM_PE
LAYANAN_KEBIDANAN (diakses 5 Maret 2021 )

Kurniawan, Luthfia Yuli, n.d. Konsep Pengambilan Keputusan.


https://osf.io/y2nk9/download/?format=pdf (diakses 5 Maret 2021)

Astuti, Sri Puji. 2008. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DAN BIDAN
DALAM MERUJUK IBU BERSALIN KE RUMAH SAKIT PADA KASUS KEMATIAN
IBU DI KABUPATEN DEMAK. Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Kesehatan
Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang.

Gusti, Silmi Aulia et al. 2018. PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIKBLOK 5.AETIKA


PROFESI, HUKUM KESEHATAN, POLITIK dan KEBIJAKAN DALAM
KEBIDANAN. Kebidanan, Kedokteran, Universitas Andalas, Padang.

12

Anda mungkin juga menyukai