Anda di halaman 1dari 4

NAMA : MARCHELIN CICILIA MOUTO

KELAS : 1 B KEPERAWATAN

NIM : 201701071

DESA PENDOLO, KABUPATEN POSO, PROVINSI SULAWESI TENGAH

Desa pendolo terletak di bagian Pamona Selatan, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah
yang merupakan desa perbatasan antara Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Desa yang
aman, asri dan sejahtera. Kerukunan antar warga sangat terjaga erat, satu kampung serasa
semuanya adalah keluarga. Ada beberapa kekiatan yang teringat jelas di ingatan saya tentang
kampung kesayangan saya ini :

1. Karena di Pendolo mayoritas Kristen, jadi penanda waktu, jam ibadah dan jika ada
dilakukan kerja bakti atau kegiatan apapun itu maka diberitahukan lewat Toa dan
Lonceng gereja.
2. Kebersaamnya seperti ada keluarga yang akan menanam bibit padi, maka satu kampung
akan saling bergotoong royong membantu dengan bersama-sama menanam padi
bersama-sama di sawa.
3. Saat mau Panen, warga kampung bersama-sama saling gotong royong memanen padi
yang sudah siap panen. Semua pertolongan di lakukan tanpa ada upah apapun, semuaa itu
di lakukan hanya sekedar kebersamaaan, silahturahmi, dan kekelurgaan warga kampung.
4. Akan di tetapkan satu hari merupakan hari perayaan panen atau yang dikenal dengan kata
“Padungku”. Itu dirayakan di karenaakan mensyukuri semua rahmat karena satu
kampung telah panen hasil tani mereka.
5. Saat acara padungku atau hari perayaan hasil panen, maka semua warga kampung akan
merayakannya dengan memasak makanan, pasti tiap-tiap rumah sudah penuh dengan
asap dikeranakan orang orang yang memasak, nasi bambu atau yang dikenal ddengan
nama “inuyu”.
6. Saat perayaan seperti itu juga akan di lakukan paway hasil panen mengeliingi kampung
dan berkumpul di lapangan pendolo untuk merayakannya, dan biasanya selesai acara
warga akan menari yang sering di sebut dengan Dero poso.
7. Bila ada perayaan hari besar maka tiap rumah akan memasang lampu-lampu hias yang di
pasang pada sebatang bambu dan memasangnya depan rumah jadi pada saat malam hari
tiap rumah akan indah di lihat dengan lampu-lampu itu.
8. Pada hari kemerdekaan seperti 17 Agustus, warga akan sibuk dengan mewarnai pagar
dengan warna merah putih, memasang bendera merah putih, memasang umbul-umbul
serta kampung akan membuat lomba-lomba perayaaan 17 Agustus.
9. Jika di sebuah rumah akan melakukan perayaan besar maka warga kampung akan
bergotong royong datang membantu seperti memasang tenda, bersih bersih, dan memasak
bersama.
10. Jika ada acara di sebuah rumah, jika warga ingin pergi ke acara itu maka akan saling
memanggil untuk berjalan bersama-sama ke tempat acara.
11. Karena hari pasar di kampung hanya pada hari selasa dan hari rabu, maka pada ahri itu
warga akan berbondong bondong datang ke pasar bukan hanya kerena ingin memenuhi
kebutuhan hidup tetapi pada saat itulah kesempatan warga bertemu dengan keluarga yang
berada jauh dari mereka, bertemu dan berbincang.

Itulah beberapa kegiatan yang sangat saya ingat jelas dari kampung saya, yang
mmembuat saya ingin terus kembali datang kekampung saya. Namun sayangnya ada
beberapa kebersamaaan yang mulai di tinggalkan warga karena beberapa tuntutan lain dan
semakin moderennya zaman saat ini :

1. Awalnya jika ada yang melakukan penanaman bibit atau bertani dan pada saat panen
di lakukan bergotong royong, pada saat ini sayaa melihat kayaaknya kebiasaan itu
sudah tiidak ada. Kebanyakan orang yang akan melakukan penanaman bibit padi akan
menyewa beberapa orang untuk pergi menanam dan memanen.
2. Kalau hari perayaan panen sudah jarang melakukan pawai hasil tanih di karenakan
kelompok kelompok tani yang melakukan penanaman padi bersama sudah tidak ada
lagi, paling hanya memasak di tiap-tiap rumah dan semua warga melakukan
silahtuhrahmi dengan pasiar ke rumah-rumah.
3. Pada hari-hari perayaan besar sudah kurang orang yang memasang lampu warna
warni di bambu dan meletakkannya di depan rumah, jika ingin maka buat tapi jikat
tidak ingin tidak dipaksakan.
4. Pada hari kemerdekaan 17 Agustus, sudah tidak seramai dulu-dulu adanya lomba-
lomba yang meriah, warga kampung sudah tidak ada yang sibuk paling hanya
memasang bendera merah putih atau umbul – umbul depan rumah untuk
memperingati hari kemerdekaan.
5. Karena saat ini sudah zaman moderen warga sudah jarang berjalan kaki bersama
pergi ke tempat acara. Kebanyakan warga sudah memiliki kendaraan bermotor
maupun mobil sendiri.
6. Karena di Poso sudah ada di bangun Mall kebanyakan orang sudah jarang kepasar
paling hanya pergi membeli sayur-sayuran daan beberapa kebutuhan, kebanyakan
pergi ke Mall.
TUGAS IV

BUDAYA KEBERSAMAAN YANG HILANG DARI KAMPUNG HALAMAN

DI SUSUN OLEH

MARCHELIN CICILIA MOUTO

201701071

IB KEPERAWATAN

PRODI SI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU

T.A 2018

Anda mungkin juga menyukai