INDONESIA
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas perkuliahan mata kuliah Politik Hukum
yang diampu oleh Dr. Agus Riwanto, S.H., S.Ag., M.Ag.
Disusun Oleh :
Muhammad Isnaini Nur Iqbal
NIM. S322008014
MAGISTER HUKUM
PRODI ILMU HUKUM MINAT HUKUM BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
I. LATAR BELAKANG................................................................................................1
II. RUMUSAN MASALAH :..........................................................................................2
III. METODE PENELITIAN..........................................................................................3
IV. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................3
A.Hukum Islam..............................................................................................................3
1.Syari‘at.....................................................................................................................3
2.Fikih.........................................................................................................................4
3.Hukum Islam............................................................................................................4
B. Asas-Asas Hukum Islam............................................................................................4
1.Asas Keadilan...........................................................................................................4
2.Asas Kepastian Hukum............................................................................................4
3.Asas Kemanfaatan....................................................................................................6
4.Asas kebolehan atau mubah.....................................................................................6
5.Asas kemaslahatan hidup.........................................................................................6
6.Asas kebebasan dan kesukarelaan............................................................................7
7.Asas kekeluargaan atau asas kebersamaan yang sederajat........................................7
8.Asas mendahulukan kewajiban dari hak...................................................................7
9.Asas perlindungan hak.............................................................................................7
C. Politik Hukum..............................................................................................................8
D. Pluralisme Hukum........................................................................................................9
V. PEMBAHASAN...........................................................................................................11
A. Kedudukan Hukum Islam di dalam Hukum Indonesia...............................................11
1.Sejarah perkembangan Hukum Islam.....................................................................11
2.Kedudukan Hukum Islam.......................................................................................14
B. Politik Hukum Positivisasi Hukum Islam...................................................................15
VI. SIMPULAN..............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................18
I. Latar Belakang
Pertama ialah cakupan waktu, Islam ada sejak awal penciptaan hingga
akhir zaman, dari Nabi pertama Adam AS, hingga Nabi terakhir Muhammad
ﷺ, ajaran mereka satu, yaitu penghambaan kepada Al-Khāliq.
Kedua cakupan ruang, Islam tidak diturunkan untuk bangsa arab saja, atau
bangsa mana pun di belahan bumi ini, ia adalah rahmat bagi seluruh alam.
Ketiga cakupan sistem, Islam merupakan sistem yang komprehensif yang
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. 2 Tidak saja aspek spiritual atau
ibadah namun juga mengatur aspek-aspek muamalah seperti ekonomi, sosial,
budaya, politik, hukum, dan lain sebagainya.
1
Jasiman, Mengenal dan memahami Islam (Solo: PT. Era Adicitra Intermedia, 2011), 250.
2
Ibid., 251.
complete civilization (Islam bukan sekedar sistem theologi, tetapi merupakan
suatu peradaban yang lengkap) .3
Karena, ada kebutuhan akan landasan dan dasar hukum bagi hakim
dalam memeriksa dan memutuskan perkara demi keseragaman dan kepastian
hukum. Hukum Islam bisa berlaku dalam sebuah negara harus melalui
positivisasi dengan cara memasukkan prinsip-prinsip hukum ke dalam
peraturan perundang-undangan.4 Upaya legislasi atau positivisasi hukum
islam ini tidak dapat leas dari sejarah dan politik hukum yang ada di masa
tersebut.
3
(Veithzal Rivai, dan Rifki Ismail 2013:166)
4
Masruhan, “Positivisasi hukum islam di indonesia era reformasi,” Islamica 6, no. 1 (2011): 120.
III. Metode Penelitian
A. Hukum Islam
1. Syari‘at
5
Ja’far Baehaqi, “Transformasi hukum Islam dalam hukum perbankan syariah di Indonesia,” Ijtihad :
Jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan 14, No. 2, no. 2 (2014): 213.
2. Fikih
3. Hukum Islam
1. Asas Keadilan
6
Mohammad Daud Ali, Hukum Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 129.
Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain,
tetapi Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang
Rasul.7
ص ْي َد َواَ ْنتُ ْم ُح ُر ٌم ۗ َو َم ْن قَتَلَهٗ ِم ْن ُك ْم ُّمتَ َع ِّمدًا فَ َج ۤزَ ا ٌء ِّم ْث ُل َما َّ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا اَل تَ ْقتُلُوا ال
ْارةٌ طَ َعا ُم َم ٰس ِك ْينَ اَو َ َّقَتَ َل ِمنَ النَّ َع ِم يَحْ ُك ُم بِ ٖه َذ َوا َع ْد ٍل ِّم ْن ُك ْم هَ ْدي ًۢا ٰبلِ َغ ْال َك ْعبَ ِة اَوْ َكف
ُ ق َوبَا َل اَ ْم ِر ٖه ۗ َعفَا هّٰللا ُ َع َّما َسلَفَ ۗ َو َم ْن عَا َد فَيَ ْنتَقِ ُم هّٰللا ُ ِم ْنهُ َۗوهّٰللا َ ْ لِّيَ ُذوoصيَا ًماِ ك َ َِع ْد ُل ٰذل
َز ْي ٌز ُذو ا ْنتِقَ ٍامِ ع
Artinya sebagai berikut:
7
“Qur’an Kemenag,” LPMQ Kemenag, n.d., https://quran.kemenag.go.id/.
8
Ibid.
yang dapat dihukum kecuali atas kuasa aturan hukum atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku untuk perbuatan tersebut.9
3. Asas Kemanfaatan
9
Mohammad Daud Ali, Hukum Islam, 129.
10
Ibid.
11
Ibid.
12
Ibid.
pihak bebas mengaturnya atas dasar kesukarelaan. Sumber dari asas
ini adalah QS An-Nisa (4) ayat 29.13
Asas ini bermakna bahwa setiap hak yang didapat dengan sah
dan halal harus dilindungi. Bila dilanggar, pihak yang dirugikan
berhak menuntut pemenuhan haknya.16
C. Politik Hukum
13
Ibid.
14
Ibid.
15
Ibid.
16
Ibid.
Dari pandangan Ilmu Hukum, Padmo Wahjono mengartikan
politik hukum sebagai sebuah kebijakan dasar yang di dalamnya
menentukan arah, bentuk, atau isi dari hukum yang akan dibentuk.17
Sementara itu Hakim Konstitusi Enny Nurbaningrum dalam sebuah
acara dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Sekretariat
Negara mengartikan Politik Hukum sebagai suatu sarana atau alat
yang digunakan untuk menciptakan sebuah sistem hukum nasional
yang dikehendaki, untuk kemudian memenuhi cita hukum yang telah
dicita-citakan.18
17
Frenki, “Politik hukum dan perannya dalam pembangunan hukum di indonesia pasca reformasi,”
Jurnal Asas 3, no. No 2 Juli 2011 (2011): 1.
18
Nano Tresna Arfana, “Enny Nurbaningsih: Hukum Merupakan Produk Politik,” Mahkaman
Konstitusi (mkri.id), 2020, https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=16605&menu=2.
19
Disarikan dari Perkuliahan Politik Hukum Dr. Hari Purwadi, S.H.,M.Hum, 2020
20
Isharyanto, Politik Hukum (Surakarta1: CV Kekata Group, 2016), 2.
Dijelaskan oleh Miro Cerar21, dalam kaitannya dengan hukum,
Politik dapat dimaknai sebagai kebijakan (policy), pemerintahan (polity),
dan politik (Politics). Perbedaan ketiganya terdapat dalam dimensinya :
D. Pluralisme Hukum
23
Ibid.
24
Ibid.
25
Anak Agung Istri Ari Atu Dewi, “Eksistensi Otonomi Desa Prakraman dalam Perspektif Pluralisme
Hukum,” Jurnal Magister Hukum Udayana 7, no. 3 (2014): 519.
26
Bakti, “Pluralisme Hukum dalam Mekanisme Penyelesaian Sengketa Sumber Daya Alam di Aceh,”
Kanun Jurnal Ilmu Hukum 17, no. 65 (2015): 136, doi:10.24815/kanun.v17i1.6056.
27
Dewi, “Eksistensi Otonomi Desa Prakraman dalam Perspektif Pluralisme Hukum,” 519.
28
Bakti, “Pluralisme Hukum dalam Mekanisme Penyelesaian Sengketa Sumber Daya Alam di Aceh,”
136.
29
Dewi, “Eksistensi Otonomi Desa Prakraman dalam Perspektif Pluralisme Hukum,” 519.
Pluralisme hukum terus berkembang, tidak hanya sekedar
mendikotomikan antara satu sistem hukum dengan sistem hukum
lainnya. Perkembangan kajiannya juga mulai mengarah pada gejala
transnasional law seperti hukum yang dihasilkan oleh organisasi
bilateral atau multilateral serta lembaga keuangan internasional,
beserta hubungan saling ketergantungan dengan hukum nasional dan
hukum lokal.30
V. Pembahasan
Dari awal masuk hingga saat ini, Islam terus berusaha agar
diterima di semua kalangan masyarakat Indonesia. Dari waktu ke
waktu tersebut juga nampak perubahan pendekatan ataupun kontribusi
Islam khususnya Hukum Islam di dalam kehidupan bangsa Indonesia.
31
Dahlia Haliah Ma’u, “Eksistensi Hukum Islam Di Indonesia (Analisis Kontribusi dan Pembaruan
Hukum Islam Pra dan Pasca Kemerdekaan Republik Indonesia),” Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah 15, no. 1
(2017): 20, doi:10.30984/as.v15i1.471.
32
Ibid.
merdeka.33 Akhirnya, pada saat proklamasi dengan melalui kompromi
dan tujuan menjaga keutuhan bangsa, Sila pertama Piagam Jakarta
tersebut tidak digunakan dan diganti menjadi “Ketuhanan Yang Maha
Esa”.
33
Ibid., 21.
Pada masa Reformasi keberadaan Hukum Islam menjadi
semakin mudah ditemukan. Adanya UU mengenai Otonomi Daerah
juga berperan besar dalam penyebarluasan hukum Islam ini dinmana
setiap daerah diberi wewenang untuk mengatur wilayahnya sendiri.
Hal paling kentara terlihat di provinsi Nangroe Aceh Darussalam
dengan adanya Otonomi Khusus yang mana diberi keleluasaan untuk
menerapkan hukum Islam di wilayah tersebut. Perkembangan Hukum
Islam setelah masa refromasi ini juga menyebabkan transformasi yang
sangat cepat di bidang Ekonomi Syariah, seperti adanya UU
Perbankan Syariah dan berbagai produk yang bernuansa syariah
lainnya seperti saham syariah, reksadana syariah, dan obligasi syariah.
35
Ibid.
36
Sumarni, “Kedudukan Hukum Islam dalam Negara Republik Indonesia,” Al-’Adalah 10, no. 4
(2012): 452.
37
Bani Syarif Maula dan Institut, “POLITIK HUKUM DAN UPAYA POSITIVISASI HUKUM
ISLAM DI INDONESIA : DAN UNDANG-UNDANG PERADILAN AGAMA,” Jurnal Penelitian
Agama 16, no. 1 (2015): 35.
Soetandyo Wignjosoebroto, menyatakan bahwa positivisasi norma-
norma hukum adalah suatu proses politik yang amat menentukan bagi
perkembangan hukum sebagai suatu applied art.38 Dapat dipahami bahwa
upaya positivisasi hukum Islam di Indonesia mengalami naik turun sesuai
dengan kebijakan politik dan hukum yang diterapkan. Positivisasi hukum
Islam dalam pembangunan hukum nasional memiliki dua bentuk yaitu
pertama, dalam perspektif pembangunan hukum nasional maka positivisasi
hukum Islam tidak bisa dilakukan karena kondisi pluralitas bangsa
Indonesia.39 Kedua, hukum Islam dapat menjadi hukum positif di Indonesia
yang berlaku bagi umat Islam melalui proses legislasi yang sah seperti dalam
bidang muamalah atau hukum privat.40
Dapat dikatakan bahwa ada 3 pola legislasi hukum Islam dalam
peraturan perundang-undangan hukum nasional.41
1. Pola unifikasi dengan diferensiasi. Dalam hal ini hukum Islam
berlaku untuk setiap warga negara dengan beberapa pengecualian.
Misalnya, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan.
2. Hukum Islam diundangkan dan hanya berlaku bagi umat Islam.
Misalnya, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh.
3. Hukum Islam yang masuk dalam peraturan perundang-undangan
nasional dan berlaku untuk setiap warga negara seperti Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1990 Tentang Kesehatan.
38
Dey Ravena, “Wacana Konsep Hukum Progresif Dalam Penegakan Hukum Di Indonesia,” Jurnal
Wawasan Hukum 23, no. 2 (2010): 157.
39
M. Shohibul Itmam, Positivisasi Hukum Islam (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2015), 158.
40
Ibid.
41
Masruhan, “Positivisasi hukum islam di indonesia era reformasi,” 124.
VI. Simpulan
Cerar, Miro. “The Relationship Between Law and Politics.” Annual Survey of
International & Comparative Law 15, no. 1 (2009): 24.
https://scholarlycommons.law.northwestern.edu/cgi/viewcontent.cgi?
article=1001&context=facultyworkingpapers.
Dewi, Anak Agung Istri Ari Atu. “Eksistensi Otonomi Desa Prakraman dalam
Perspektif Pluralisme Hukum.” Jurnal Magister Hukum Udayana 7, no. 3
(2014).
Frenki. “Politik hukum dan perannya dalam pembangunan hukum di indonesia pasca
reformasi.” Jurnal Asas 3, no. No 2 Juli 2011 (2011): 1–8.
Ma’u, Dahlia Haliah. “Eksistensi Hukum Islam Di Indonesia (Analisis Kontribusi dan
Pembaruan Hukum Islam Pra dan Pasca Kemerdekaan Republik Indonesia).”
Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah 15, no. 1 (2017): 14–30. doi:10.30984/as.v15i1.471.
Mardani. “Kedudukan Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Nasional.” Jurnal Hukum
16 (2009): 268–88.
Maula, Bani Syarif, dan Institut. “POLITIK HUKUM DAN UPAYA POSITIVISASI
HUKUM ISLAM DI INDONESIA : DAN UNDANG-UNDANG PERADILAN
AGAMA.” Jurnal Penelitian Agama 16, no. 1 (2015).
Veithzal Rivai; Rifki Ismail. Islamic Risk Management for Islamic Bank. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2013.