Anda di halaman 1dari 9

Validitas Konstruk Instrumen General Self Efficacy Scale Versi Indonesia ......

Riangga Novrianto

Validitas Konstruk Instrumen General Self Efficacy Scale Versi Indonesia

Riangga Novrianto, Anggia Kargenti Evanurul Marettih, Hasbi Wahyudi

Fakultas Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau


email:riangganovrianto@gmail.com

Abstrak

Artikel INFO General Self-Efficacy Scale (GSES) merupakan instrumen pengukuran self efficacy
yang menyeluruh dalam berbagai situasi yang dikembangkan oleh Schwarzer dan
Diterima:15 April 2019
Direvisi :13 Mei 2019 Jerusalem (1995). Penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas konstruk instrumen
Disetujui: 17 Mei 2019
General Self-Efficacy Scale (GSES) yang diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Subjek
DOI: penelitian adalah mahasiswa UIN Sultan Syarif Kasim Riau dengan sampel 585 orang.
http://dx.doi.org/10.24014/ Metode confirmatory factor analysis (CFA) digunakan untuk menguji konstruk instrumen
jp.v14i2.6943
ini dengan menggunakan software LISREL 8.80 (Jöreskog & Sörbom, 2006). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan aitem General Self-Efficacy Scale (GSES)
yang berjumlah 10 aitem bersifat unidimensional. Seluruh aitem General Self-Efficacy
Scale (GSES) hanya mengukur satu faktor sehingga model satu faktor yang diteorikan
dalam General Self-Efficacy Scale (GSES) dapat diterima.

Kata Kunci: Validitas Konstruk, General Self-Efficacy Scale, Confirmatory Factor


Analysis.

Construct Validity of Indonesian Version General Self Efficacy Scale

Abstract

General Self-Efficacy Scale (GSES) is an instrument to measure generalized sense of


self-efficacy in various situations which developed by Schwarzer and Jerusalem (1995).
The aim of this research was to examine the construct validity of the General Self-Efficacy
Scale (GSES). 585 students of UIN Sultan Syarif Kasim Riau participated in this research.
Confirmatory Factor Analysis (CFA) was conducted to examine the construct validity of
this instrument using LISREL 8.80 (Jöreskog & Sörbom, 2006). Results indicated that all
of ten-items of the General Self Efficacy (GSES) were unidimensional. All items of the
General Self-Efficacy Scale (GSES) only measure one factor which confirmed the one-
factor model assumed by the theory.

Keywords: Construct Validity, General Self-Efficacy Scale, Confirmatory Factor


Analysis.

Pendahuluan mengembangkan tujuan hidup yang lebih aktif


Self-efficacy didefinisikan sebagai (Rimm & Jerusalem, 1999). Bandura (1997)
keyakinan individu pada kemampuannya juga mengemukakan bahwa self-efficacy
untuk melakukan tindakan yang dibutuhkan mempengaruhi bagaimana individu berfikir,
untuk memperoleh hasil yang diharapkan merasakan sesuatu, memotivasi dirinya,
(Bandura, 1997). Self-efficacy berkaitan dan berperilaku. Self-efficacy telah banyak
dengan pengendalian lingkungan yang diteliti dalam berbagai bidang, mulai dari
menggambarkan individu dapat mengatasi bidang pendidikan (Schunk, 1991; Chemers,
berbagai tantangan dengan tindakan Hu, & Garcia, 2001; Morton, Mergler, &
adaptif dan memperkuat individu untuk Boman, 2014), bidang industri dan organisasi

1
Jurnal Psikologi, Volume 15 Nomor 1, Juni 2019

(Akhtar, Ghayas, & Adil, 2012), hingga bidang dalam bidang tertentu.
kesehatan (Buckley, 2014). General self-efficacy berfokus
Bandura (1997) mengemukakan pada keyakinan yang luas dan stabil
bahwa self-efficacy tersusun dari 3 dimensi, pada kemampuan individu untuk dapat
yaitu: (1) magnitude (tingkat kesulitan menghadapi berbagai situasi menekan
tugas yang dilakukan individu), (2) strength secara efektif (Luszczynska, Gutiérrez-Doña,
(keyakinan individu dengan kompetensinya & Schwarzer, 2005). General self-efficacy
dalam melakukan suatu tugas tertentu), dapat menjelaskan cakupan yang lebih luas
(3) generality (luas bidang keyakinan mengenai perilaku individu ketika konteksnya
individu dalam melakukan tugas tertentu). tidak terlalu spesifik. Scheier & Carver (1992)
Self-efficacy umumnya dipahami sebagai juga mengemukakan bahwa pengukuran self-
konstruk mengacu pada tugas atau domain efficacy pada konteks umum cukup stabil
tertentu (Luszczynska, Gutiérrez-Doña, & dalam berbagai domain dan waktu pengukuran
Schwarzer, 2005). Tetapi, beberapa ahli yang berbeda. Terdapat beberapa skala yang
lainnya juga mengembangkan konsep self- dikembangkan untuk mengukur general self-
efficacy yang menyeluruh yang merujuk efficacy antara lain yang dikembangkan oleh
pada keyakinan individu secara menyeluruh Sherer et al., (1982) dan Schwarzer dan
pada kemampuannya dalam mengatasi Jerusalem (1995).
berbagai tuntutan atau situasi yang disebut General Self-Efficacy Scale pada
dengan general self-efficacy (Sherer et al., mulanya dikembangkan oleh Matthias
1982; Schwarzer & Jerusalem, 1995). Hal Jerusalem dan Ralf Schwarzer pada tahun
ini diperkuat oleh pendapat Sherer et al., 1979 yang terdiri dari 20 aitem (Scholz et
(1982) yang menjelaskan bahwa pengalaman al., 2002). Pada tahun 1995 instrumen ini
keberhasilan dan kegagalan individu dimodifikasi menjadi 10 aitem (Teo & Kam,
akan berpengaruh pada self-efficacy yang 2014). General Self-Efficacy Scale telah
menyeluruh. diterjemahkan ke dalam 32 bahasa dan
Meskipun Bandura (dalam Lönnfjord dipergunakan dalam penelitian di berbagai
& Hagquist, 2017) menentang konsep negara. Scholz et al., (2002) mengemukakan
“skala serbaguna”, ia mengakui bahwa bahwa instrumen ini memiliki konsistensi
self-efficacy dapat digeneralisasikan ketika internal pada berbagai sampel di banyak
terdapat persamaan yang terstruktur secara negara dengan nilai Cronbach’s alpha yang
kognitif dalam berbagai kegiatan oleh berkisar antara .75 hingga .91. Selain itu,
individu. Contohnya adalah ketika terdapat dalam penelitian longitudinal juga ditemukan
berbagai macam tugas yang memerlukan koefisien stabilitas (test re-test reliability)
kemampuan yang tidak jauh berbeda yang cukup baik berkisar antara .47 hingga
atau ketika kemampuan yang dibutuhkan .75 (Scholz et al., 2002).
untuk menyelesaikan berbagai aktivitas Schwarzer et al., (1997) mengemukakan
diperoleh secara bersamaan. Bandura bahwa General Self-Efficacy Scale dirancang
(dalam Lönnfjord & Hagquist, 2017) juga untuk dapat mengukur self-efficacy individu
menjelaskan “transformasi pengalaman” dalam cakupan yang luas, dan instrumen
yang dapat memperkuat keyakinan individu ini tidak dapat digunakan sebagai pengganti
di bidang lainnya ketika kesuksesan diraih instrumen yang mengukur self-efficacy pada

2
Validitas Konstruk Instrumen General Self Efficacy Scale Versi Indonesia ...... Riangga Novrianto

domain yang spesifik (contohnya, academic Self-Efficacy Scale serta pentingnya


self-efficacy, teaching self-efficacy, dan work pengujian validitas konstruk terhadap
self-efficacy). General Self-Efficacy Scale sebagai alat
Schwarzer dan Jerusalem (1995) ukur yang bermanfaat dan banyak digunakan
menjelaskan bahwa General Self-Efficacy dalam penelitian di berbagai negara. Namun
Scale adalah instrumen yang bersifat sejauh ini, belum ada penelitian yang menguji
unidimensional, atau hanya mengukur satu validitas konstruk dari aitem-aitem General
faktor yaitu general self-efficacy. Berbagai Self-Efficacy Scale yang telah diadaptasi
penelitian lain juga menemukan hasil yang ke bahasa Indonesia. Oleh karena itu, pada
mendukung unidimensionalitas dari General penelitian ini peneliti akan menguji validitas
Self-Efficacy, diantaranya yaitu Crandall, konstruk General Self-Efficacy Scale yang
Rahim, dan Yount (2015) yang menemukan telah diadaptasi ke bahasa Indonesia.
bahwa General Self-Efficacy versi Qatar
bersifat unidimensional. Selanjutnya, Rimm Metode
dan Jerusalem (1999) yang memperoleh Partisipan
hasil bahwa General Self-Efficacy versi Sampel dalam penelitian ini adalah
Estonia memiliki karakteristik psikometri yang mahasiswa UIN Sultan Syarif Kasim Riau.
memuaskan dan dapat membedakan sub- Jumlah sampel adalah 585 orang, yang terdiri
kelompok dari sampel penelitian. Kemudian dari 179 orang laki-laki dan 406 perempuan.
Lönnfjord dan Hagquist (2017) yang Pengambilan sampel dalam penelitian
menemukan bahwa General Self-Efficacy ini menggunakan teknik simple random
Scale memiliki karakteristik psikometri yang sampling.
baik dan menghasilkan hasil pengukuran
yang konsisten. Tidak jauh berbeda, Pengukuran
Sukmak, Sirisoonthon, dan Meena (2002) Instrumen yang digunakan di dalam
juga memperoleh hasil bahwa General Self- penelitian ini adalah adaptasi General Self-
Efficacy Scale versi Thailand memiliki validitas Efficacy Scale yang mengukur self-efficacy
dan reliabilitas yang baik serta bersifat secara menyeluruh. Untuk menyesuaikan
unidimensional. instrumen dengan karakteristik sampel
Schwarzer dan Jerusalem (1995) penelitian, maka peneliti melakukan adaptasi.
menjelaskan bahwa General Self-Efficacy Adaptasi dilakukan baik secara bahasa dan
Scale adalah instrumen yang bersifat jumlah pilihan jawaban.
unidimensional, atau hanya mengukur satu Berdasarkan jumlah pilihan jawaban,
faktor yaitu general self-efficacy. Berbagai General Self-Efficacy Scale terdiri dari 10
penelitian lain juga menemukan hasil yang aitem dan menggunakan skala model Likert
mendukung unidimensionalitas dari General dengan empat pilihan jawaban, yaitu: “sangat
Self-Efficacy, diantaranya yaitu Crandall, tidak sesuai” hingga “sangat sesuai”. Namun
Rahim, dan Yount (2015) yang menemukan di dalam penelitian ini peneliti menggunkan
bahwa General Self-Efficacy versi Qatar opsi tengah (netral). Penggunaan opsi tengah
bersifat unidimensional. dimaksudkan untuk memfasilitasi partisipan
Beberapa penelitian di atas menunjukkan yang memiliki sikap moderat terhadap
properti psikometri dan validitas dari General pernyataan yang diberikan (Klopfer & Madden,

3
Jurnal Psikologi, Volume 15 Nomor 1, Juni 2019

1980). Tidak disediakannya opsi tengah menentukan aitem-aitem (variabel teramati)


dikhawatirkan akan menyebabkan partisipan yang mengukur faktor tertentu (Wijanto,
merasa “dipaksa” untuk memilih pilihan 2008).
jawaban secara bipolar. Pilihan jawaban yang
disediakan terdiri dari lima pilihan jawaban, Prosedur dan Analisis Data
“sangat tidak sesuai”, “tidak sesuai”, “netral”, Adapun langkah-langkah untuk mempe-
“sesuai”, dan “sangat sesuai”. roleh aitem yang baik pada CFA adalah
Proses adaptasi dilakukan dengan sebagai berikut (Umar, 2011):
menerjemahkan General Self-Efficacy Scale 1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait
ke dalam bahasa Indonesia, selain itu peneliti yang didefinisikan secara operasional
juga menyesuaikan konteks bahasa maupun sehingga dapat disusun pertanyaan atau
budaya dari instrumen yang digunakan. pernyataan untuk mengukurnya. Trait ini
Peneliti kemudian memastikan aitem-aitem disebut faktor, sedangkan pengukuran
yang diterjemahkan tidak melenceng dari terhadap faktor ini dilakukan melalui
tujuan ukurnya. Setelah itu, peneliti melakukan analisis terhadap respon atas aitem-
proses back-translation (menerjemahkan aitemnya.
kembali hasil terjemahan ke bahasa aslinya 2. Diteorikan setiap aitem hanya mengukur
oleh pihak yang independen dan kompeten) satu faktor saja, begitu pula sub-indikator
yang dibantu oleh tenaga pengajar di hanya mengukur satu faktor juga, artinya
Fakultas Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim setiap aitem maupun subtes bersifat
Riau yang merupakan native speaker dalam unidimensional.
bahasa Inggris untuk memastikan tidak ada 3. Dengan data yang tersedia dapat
perubahan makna pada aitem-aitem yang digunakan untuk mengestimasi matriks
diadaptasi. korelasi antar-aitem yang seharusnya
Dalam penelitian ini validitas konstruk diperoleh jika memang unidimensional.
dari General Self-Efficacy Scale diuji dengan Matriks korelasi antar-aitem menurut
Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan H0 disebut sigma (Σ), kemudian
bantuan software LISREL 8.80 (Jöreskog dibandingkan dengan matriks dari data
& Sörbom, 2006). CFA adalah bagian dari empiris yang disebut matriks (S). Jika
analisis faktor yang digunakan untuk menguji teori tersebut itu benar (unidimensional)
sejauh mana masing-masing indikator maka tentunya tidak ada perbedaan
merefleksikan dimensi dari sebuah konstruk antara matriks Σ dengan matriks S atau
(Pedhazur, 1997). Dalam hal ini, sejauh dapat juga dinyatakan sebagai Σ - S = 0.
mana aitem-aitem dari sebuah instrumen 4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis
penelitian valid dalam mengukur apa yang nihil yang kemudian diuji dengan chi-
hendak diukur. CFA berbeda dengan EFA square. Jika chi-square tidak signifikan p
(Exploratory Factor Analysis) yang digunakan > .05 maka hipotesis nihil tersebut “tidak
untuk mengetahui jumlah faktor yang hendak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas
diukur dan menentukan pengelompokan aitem tersebut dapat diterima bahwa aitem
yang mengukur faktor tertentu. Di dalam CFA, ataupun subtes instrumen hanya
peneliti membentuk model terlebih dahulu, mengukur satu faktor saja.
menetapkan jumlah faktor (variabel laten) dan 5. Adapun dalam memodifikasi model

4
Validitas Konstruk Instrumen General Self Efficacy Scale Versi Indonesia ...... Riangga Novrianto

pengukuran dilakukan dengan cara konstruk self-efficacy. Hasil CFA yang


membebaskan parameter berupa korelasi dilakukan dengan model satu faktor diperoleh
kesalahan pengukuran. Hal ini terjadi model tidak fit dengan chi-square = 264.74,
ketika suatu aitem mengukur selain faktor df = 35, p-value = 0.00000, RMSEA = 0.106
yang hendak diukur. Setelah beberapa (lihat Gambar 1).
kesalahan pengukuran dibebaskan untuk 0.65 A I T E M 1

saling berkorelasi, maka akan diperoleh


0.46 A I T E M 2

0.59
0.62 A I T E M 3
0.74

model yang fit, maka model terakhir 0.65 A I T E M 4


0.62
0.59
0.67
GSE 1.00

inilah yang akan digunakan pada langkah


0.55 A I T E M 5
0.64
0.67
0.59 A I T E M 6
0.72

selanjutnya. 0.55 A I T E M 7
0.70
0.68

6. Jika model fit, maka langkah selanjutnya


0.48 A I T E M 8

0.50 A I T E M 9

adalah melihat apakah aitem signifikan 0.54 A I T E M 1 0

Chi-Square=264.74, df=35, P-value=0.00000, RMSEA=0.106

atau tidak mengukur apa yang hendak


Gambar 1. Path Diagram CFA Sebelum
diukur dengan menggunakan t-value. Modifikasi Model
Jika hasil t-value tidak signifikan (t < Untuk itu peneliti melakukan modifikasi
1.96) maka aitem tersebut tidak signifikan terhadap model dimana kesalahan pengukuran
dalam mengukur apa yang hendak diukur pada beberapa aitem diperbolehkan
dan harus dieliminasi. berkorelasi dengan kesalahan pengukuran
7. Selanjutnya, melihat arah dari koefisien pada aitem lainnya. Maka diperoleh model fit
muatan faktor (factor loading). Jika suatu dengan chi-square = 34.87, df = 26, p-value
aitem memiliki muatan faktor negatif, = 0.11444, RMSEA = 0.024. Karena p-value
maka aitem tersebut harus dieliminasi telah menghasilkan nilai p > .05 ( tidak
karena tidak sesuai dengan pengukuran. signifikan) maka dinyatakan bahwa models
8. Sebagai kriteria tambahan, dapat satu faktor (unidimensional) dapat diterima,
dilihat pula banyaknya korelasi parsial bahwa seluruh aitem hanya mengukur satu
antar kesalahan pengukuran, yaitu faktor saja yaitu self-efficacy (lihat Gambar
kesalahan pengukuran pada suatu aitem 2).
yang berkorelasi dengan kesalahan
pengukuran pada aitem lainnya. Jika
0.76 A I T E M 1
0.25
0.50 A I T E M 2

pada suatu aitem terdapat terlalu banyak 0.64 A I T E M 3


0.49
0.71
0.20 0.14

korelasi seperti ini (misalnya lebih dari 0.14


0.70 A I T E M 4
0.60
0.55
GSE 1.00
0.69
A I T E M 5

tiga), maka aitem tersebut juga akan


0.09 0.53
0.67
0.68
0.55 A I T E M 6
0.73

dieliminasi. Alasannya adalah karena -0.07


0.53 A I T E M 7
0.70
0.70
-0.13
-0.07

aitem yang demikian mengukur hal lain 0.08


0.47 A I T E M 8

0.51 A I T E M 9

selain apa yang hendak diukur. 0.51 A I T E M 1 0

Chi-Square=34.87, df=26, P-value=0.11444, RMSEA=0.024

Hasil
Gambar 2. Path Diagram CFA Setelah
Pada General Self-Efficacy Scale Modifikasi Model
terdapat 10 aitem. Peneliti telah melakukan uji Selanjutnya peneliti melihat signifikan
validitas konstruk pada instrumen ini dengan atau tidaknya aitem-aitem instrumen dalam
menguji apakah 10 aitem yang ada bersifat mengukur faktor yang hendak diukur sekaligus
unidimensional, artinya hanya mengukur untuk menentukan apakah aitem tersebut

5
Jurnal Psikologi, Volume 15 Nomor 1, Juni 2019

perlu dieliminasi atau tidak. Dalam hal ini yang Pembahasan


diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien Hasil uji validitas konstruk pada General
muatan faktor dari masing-masing aitem. Self-Efficacy Scale menunjukkan bahwa
Pengujiannya dilakukan dengan melihat aitem-aitem instrumen ini secara signifikan
t-value pada setiap koefisien muatan faktor, bersifat unidimensional, yaitu benar hanya
dengan kriteria t > 1.96. Pada Tabel 1 dapat mengukur konstruk self-efficacy secara
diketahui bahwa seluruh aitem signifikan (t > menyeluruh. Artinya tidak terdapat perbedaan
1.96). antara data yang diperoleh dengan teori.
Hasil ini didukung oleh temuan yang
Tabel 1. Muatan Faktor Aitem General Self-
Efficacy Scale Setelah Model Fit diperoleh oleh peneliti-peneliti sebelumnya
Nomor Standar (Schwarzer et al., 1997; Rimm & Jerusalem,
Koefisien t-value Sig.
aitem eror
1999; Scholz et al., 2002; Luszczynska,
AITEM 1 .49 .04 11.83 V
AITEM 2 .71 .04 18.71 V
Gutiérrez-Doña, & Schwarzer, 2005;
AITEM 3 .60 .04 15.16 V Scherbaum, Cohen-Charash, & Kern,
AITEM 4 .55 .04 13.55 V 2006; Löve, Moore, & Hensing, 2011) yang
AITEM 5 .69 .04 17.84 V menemukan bahwa General Self-Efficacy
AITEM 6 .67 .04 17.12 V bersifat unidimensional, valid dan reliabel pada
AITEM 7 .68 .04 18.00 V
berbagai populasi penelitian dan pada budaya
AITEM 8 .73 .04 18.95 V
AITEM 9 .70 .04 18.14 V
yang berbeda. Hanya saja model satu faktor
AITEM 10 .70 .04 18.37 V yang diajukan pada awalnya tidak langsung fit
Keterangan: V = signifikan (t > 1.96); X = dan menunjukkan p-value yang signifikan (p <
tidak signifikan .05) sehingga memperlukan modifikasi model
Selanjutnya melihat muatan faktor dari aitem di mana kesalahan pengukuran pada setiap
apakah ada yang bermuatan faktor negatif. aitem diperbolehkan untuk berkorelasi.
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa seluruh Secara keseluruhan tidak terdapat
aitem bermuatan faktor positif, sehingga tidak muatan faktor negatif pada setiap aitem,
ada aitem yang harus dieliminasi karena sehingga tidak ada aitem yang perlu dieliminasi
bermuatan faktor negatif. karena bermuatan faktor negatif. Demikian
Pada model pengukuran ini juga pula setelah ditinjau berdasarkan t-value,
terdapat kesalahan pengukuran aitem yang seluruh aitem valid dan tidak ada aitem yang
saling berkorelasi. Secara keseluruhan perlu dieliminasi karena memiliki t-value <
terdapat 9 korelasi kesalahan pengukuran. 1.96. Akan tetapi yang perlu menjadi catatan
Aitem-aitem dengan kesalahan pengukuran adalah terdapat beberapa aitem yang memiliki
yang paling banyak berkorelasi dengan korelasi parsial antar kesalahan pengukuran
kesalahan pengukuran lainnya adalah aitem yang cukup banyak yaitu pada aitem nomor
nomor 1, nomor 6, dan nomor 9 dengan 1, 6, dan 9 dengan masing-masing korelasi
korelasi parsial masing-masing sebanyak parsial sebanyak 3 kali. Mendekati ambang
3 kali. Oleh karena korelasi parsial antara batas korelasi parsial yang mengharuskan
kesalahan pengukuran aitem tidak terlalu untuk mengeliminasi aitem (korelasi parsial
banyak (tidak lebih dari 3 kali) maka tidak ada diatas 3), sehingga perlu dipertimbangkan
aitem yang harus dieliminasi. untuk penggunaan di dalam pengukuran.
Di dalam penelitian ini terdapat beberapa

6
Validitas Konstruk Instrumen General Self Efficacy Scale Versi Indonesia ...... Riangga Novrianto

keterbatasan, diantaranya adalah proses instrumen yang valid dalam mengukur self-
adaptasi instrumen yang belum melaksanakan efficacy secara menyeluruh pada mahasiswa.
sepenuhnya tahapan-tahapan dalam proses Instrumen ini juga dapat digunakan sebagai
adaptasi lintas-budaya instrumen. Panduan instrumen penelitian bagi para peneliti dan
adaptasi lintas-budaya instrumen yang sering mahasiswa yang tertarik untuk meneliti
dirujuk seperti “Guidelines for the Process variabel self-efficacy dalam berbagai bidang
of Cross-Cultural Adaptation of Self-Report seperti pendidikan, klinis, industri dan
Measures” (Beaton, Bombardier, Guillemin, organisasi yang tidak mengacu pada domain
& Ferraz, 2000). Di dalam panduan adaptasi yang spesifik. Selain itu, instrumen ini juga
instrumen yang dikemukakan oleh Beaton et al., diharapkan dapat digunakan bagi peneliti
(2000) terdapat lima tahapan adaptasi lintas- selanjutnya yang ingin meneliti self-efficacy
budaya instrumen yang salah satu tahapnya secara menyeluruh pada subjek penelitian
adalah expert comittee (pemeriksaan aitem- lain, seperti siswa, karyawan, atau pada
aitem instrumen sebelum oleh beberapa ahli populasi khusus lainnya.
sebelum dilakukan uji-coba). Peneliti selanjutnya diharapkan dapat
Di dalam penelitian ini peneliti hanya menguji validitas instrumen ini dengan
melakukan adaptasi bahasa dan konteks menggunakan teknik lainnya, misalnya
serta back-translation (menerjemahkan dengan validitas konvergen, validitas
kembali hasil terjemahan ke bahasa aslinya diskriminan, maupun dengan metode
oleh pihak yang independen dan kompeten). multitrait-multimethod (MTMM).
Diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk
dapat melaksanakan secara keseluruhan Daftar Pustaka
Akhtar, S., Ghayas, S., & Adil, A. (2012). Self-
tahapan adaptasi lintas-budaya instrumen agar Efficacy and Optimism as Predictors
diperoleh aitem-aitem yang berkualitas baik. of Organizational Commitment among
Bank Employees. International Journal
Selain itu, penelitian ini juga masih terbatas
of Research Studies in Psychology,
pada sampel mahasiswa. Perluasan variasi 5(1). 1-10.
sampel dapat dipertimbangkan agar dapat Bandura, A. (1997). Self-Efficacy: The Exercise
of Control. New York: Freeman.
mengetahui bagaimana validitas konstruk Beaton, D. E., Bombardier, C., Guillemin, F., &
instrumen pada sampel yang berbeda. Ferraz, M. B. (2000). Guidelines for the
Kesimpulan Process of Cross-Cultural Adaptation of
Self-Report Measures. SPINE, 25(4).
Uji validitas konstruk pada General Self- 3186-3191.
Efficacy Scale menunjukkan bahwa aitem- Buckley, J. (2014). Exercise Self-Efficacy
aitem instrumen ini bersifat unidimensional Intervention in Overweight and Obese
Women. Journal of Health Psychology,
yang hanya mengukur satu faktor yaitu self- 19(1). 1-11.
efficacy dan mendukung model satu faktor Chemers, M. M., Hu, L., Garcia, B. F. (2001).
Academic Self-Efficacy and First-Year
yang diteorikan. Aitem-aitem instrumen
College Adjustment Performance and
ini seluruhnya memiliki t-value > 1.96 dan Adjustment. Journal of Educational
bermuatan faktor positif. Sehingga General- Psychology, 93(1). 55-64.
Crandall, A., Rahim, H. F. A., & Yount, K. M.
Self Efficacy Scale terbukti valid dalam (2015). Validation of the General Self-
mengukur konstruk self-efficacy dalam Efficacy Scale among Qatari Young
konteks yang menyeluruh. Women. Eastern Mediterranean Health
Journal, 21(12). 891-896.
Instrumen ini dapat digunakan sebagai Jöreskog, K. & Sörbom, D. (2006). LISREL

7
Jurnal Psikologi, Volume 15 Nomor 1, Juni 2019

8.80 for Windows. Computer Software. Generalized Self-Efficacy Scale. Dalam


Scientific Software International, Inc. Measures in Health Psychology A User’s
Klopfer, F. J., & Madden, T. M. (1980). The Portofolio, Causal and Control Beliefs
Middlemost Choice on Attitude Items. (pp. 35-37). Windsor: NFER-NELSON.
Personality and Social Psychology Schwarzer, R., et al., (1997). The Assessment
Bulletin, 6(1), 97‐101. of Optimistic Self-Beliefs; Comparison
Lönnfjord, V. & Hagquist, C. (2017). The of the German, Spanish,and Chinese
Psychometric Properties of the Swedish Versions of the General Self-Efficacy
Version of the General Self-Efficacy Scale. Applied Psychology: An
Scale; A Rasch Analysis Based on International Review, 46(1). 69-88.
Adolescent Data. Current Psychology, Sherer, M. et al., (1982). The Self-Efficacy
36(1). 1-13. Scale: Construction and Validation.
Löve, J., Moore, C. D., & Hensing, G. (2011). Psychological Reports, 51(2). 663-671.
Validation of the Swedish Translation of Sukmak, V., Sirisoonthon, A., & Meena,
the General Self-Efficacy Scale. Quality P. (2002). Validity of The General
of Life Research, 21(7). 1249-1253. Perceived Self-Efficacy Scale. Journal
Luszczynska, A. Gutiérrez-Doña, B., & of Psychiatric Association of Thailand,
Schwarzer, R. (2005). General Self- 47(1). 31-37.
Efficacy in Various Domains of Human Teo, T. & Kam, C. (2014). A Measurement
Functioning; Evidence from Five Invariance Analysis of the General
Countries. International Journal of Self-Efficacy Scale on Two Different
Psychology, 40(2). 80-89. Cultures. Journal of Psychoeducational
Morton, S., Mergler, A., & Boman, P. (2014). Assessment, 32(8). 762-767.
Managing the Transition: The Role of Umar, J. (2011). Analisis Faktor Konfirmatorik.
Optimism and Self-Efficacy for First- Manuskrip Tidak Dipublikasikan.
Year Australian University Students. Fakultas Psikologi, UIN Syarif
Australian Journal of Guidance and Hidayatullah Jakarta.
Counselling, 24(1). 90-108. Wijanto, S. H. (2008). Structure Equation
Pedhazur, E. J. (1997). Multiple Regression Modeling dengan LISREL 8.8: Konsep
in Behavioral Research: Explanation & Tutorial. Yogyakarta: Graha Ilmu.
and Prediction (3rd Edition). New York:
Thomson Learning, Inc.
Rimm, H., & Jerusalem, M. (1999). Adaptation
and Validation of an Estonian Version
of the General Self-Efficacy Scale
(ESES). Anxiety, Stress, & Coping: An
International Journal, 12(3). 329-345.
Scheier, M. F. & Carver, C. S. (1992). Effects of
Optimism on Psychological and Physical
Well-Being; Theoretical Overview and
Empirical Update. Cognitive Therapy
and Research, 16(2). 201-228.
Scherbaum, C. A., & Cohen-Charash, Y., &
Kern, M. J. (2006). Measuring General
Self-Efficacy, A Comparison of Three
Measures Using Item Response
Theory. Educational and Psychological
Measurement, 66(6). 1047-1063.
Scholz U. et al., (2002). Is General Self-Efficacy
a Universal Construct? Psychometric
Findings from 25 Countries. European
Journal of Psychological Assessment,
18(3). 242-251.
Schunk, D. H. (1991). Self-Efficacy and
Academic Motivation. Educational
Psychologist, 26(3). 207-231.
Schwarzer, R. & Jerusalem, M. (1995).

8
Validitas Konstruk Instrumen General Self Efficacy Scale Versi Indonesia ...... Riangga Novrianto

Lampiran
Adaptasi Bahasa Indonesia General Self-Efficacy Scale

Keterangan alternatif jawaban:


STS (Sangat Tidak Sesuai), TS (Tidak Sesuai), N (Netral), CS (Cukup Sesuai), SS (Sangat
Sesuai)
Contoh pengerjaan:

NO PERNYATAAN STS TS N CS SS
Saya dapat selalu menyelesaikan masalah yang sulit jika
1. 
saya berusaha keras

Keterangan: Artinya Anda merasa sangat sesuai dengan pernyataan di atas.

No. Pernyataan STS TS N CS SS

Saya dapat selalu menyelesaikan masalah yang


1 sulit jika saya berusaha keras.
Saya mampu mencari cara untuk menyelesaikan
2 masalah jika ada sesuatu yang menghambat
tujuan saya.
Mudah bagi saya untuk tetap pada tujuan dan
3 mencapai tujuan saya

Saya yakin bahwa saya dapat bertindak dengan


4 baik dalam situasi yang tidak terduga

Berkat kemampuan saya, saya tahu bagaimana


5 cara menghadapi situasi yang tidak terduga

Saya dapat menyelesaikan berbagai permasalahan


6 jika saya sungguh-sungguh dalam melakukannya
Saya dapat tetap tenang saat menghadapi
7 kesulitan karena saya dapat mengandalkan
kemampuan saya untuk mengatasi hal tersebut
Saat berhadapan dengan sebuah masalah, saya
8 mempunyai banyak ide untuk mengatasinya
Ketika berada dalam situasi sulit, saya dapat
9 memikirkan cara untuk keluar dari kesulitan
tersebut
Apapun yang terjadi, saya akan dapat
10 mengatasinya dengan baik

Anda mungkin juga menyukai