Anda di halaman 1dari 26

Dosen Pembembing : Shalahuddin

LAPORAN REKAYASA PONDASI

OLEH :

TRI HIDAYANTI
1807035486

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D3


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2020

BAB I
PONDASI TIANG PANCANG

A. Pengertian Tiang Pancang

Pengertian tiang pancang adalah tiang yang merupakan bagian dari konstruksi pondasi
bangunan yang digunakan untuk membantu mengurangi tekanan dari bangunan beserta seluruh
isinya terutama jika tinggi bangunan lebih dari 3 lantai sementara struktur tanah di bawah
bangunan terlalu lembek dimana tanah keras berada jauh di bawah. Tiang pancang seringkali
juga disebut dengan paku bumi.

Pada umumnya tiang pancang berfungsi dan digunakan sebagai berikut :

1. Untuk meneruskan beban bangunan ke tanah pendukung yang kuat yang terdapat diatas
air atau tanah lunak
2. Untuk meneruskan beban ke tanah yang relatif kuat sampai kedalaman tertentu sehingga
pondasi bangunan mampu memberikan dukungan yang cukup untuk mendukung beban
tersebut oleh gesekan sisi tiang dengan tanah disekitarnya
3. Untuk menopang bangunan akibat tekanan hidrostatis atau momen penggulingan yang
dipengaruhi oleh gaya angkat ke atas
4. Untuk menahan gaya-gaya horizontal dan yang dipengaruhi oleh gaya angkat ke atas
5. Untuk memadatkan tanah pasir, agar bertambahnya kapasitas dukungan tanah tersebut

B. Pelaksanaan Tiang Pancang


1. Tiang Pancang Baja

Pondasi Tiang Baja Profil Pondasi tiang baja umumnya berbentuk pipa atau profil H dan
umuumnya tiang jenis ini ringan, kuat, mampu menahan beban yang berat dan penyambungan
tiang dapat dilakukan dengan sangat mudah, yaitu dengan metode pengelasan.

Tiang baja pipa dapat dipancang dengan bagian ujung yang tertutup maupun terbuka.
Pemancangan dengan bagian ujung yang terbuka lebih menguntungkan dari segi kedalaman
penetrasi yang dapat dicapai dibandingkan pada tiang baja pipa yang dipancang dengan bagian
ujung yang tertutup. Pemancangan tiang baja dapat dikombinasikan dengan pengeboran bila
diperlukan, misalnya bila penetrasi tiang pada tanah yang berbatu. Penggunaan tiang baja pipa
dengan ujung yang terbuka memudahkan pekerja untuk mengeluarkan tanah yang berada pada
bagian dalam pipa dan dapat diisi kembali dengan beton jika diperlukan.

Kuat tarik baja:


U22 = 2200 kg/cm2
U24 = 2400 kg/cm2
U32 = 3200 kg/cm2
U39 = 3900 kg/cm2
U48 = 4800 kg/cm2
Contoh soal: tentukan daya dukung ijin jika diketahui jenis jenis kuat tarik baja U 24 = 2,4
Ton/ cm2, Hp = 200 x 0.52, As = 6.84 m2.10-3

Q all = A S σ all

Jawab: 6,84 x 2,4 = 164,16 ton

2. Concrete pile
Concrete Pile adalah tiang pancang dengan material beton berkekuatan tinggi yang
dikhususkan untuk kepentingan pondasi sebuah bangunan, struktur dibuat secara khusus
untuk menenerima beban dari tekanan atas bangunan. Tiang pancang ini mempunyai dua
jenis kategori yaitu precast piles dan cast-in-situ piles.

1. Precast piles (dicetak pabrik) adalah tiang pancang yang sangat kuat dan biasanya
dipasang di tempat yang jauh dari keramaian.
a. Keuntungan pemakaian precast prestressed concrete pile:
 Kapasitas beban pondasi yang dipikulnya tinggi.
 Tiang pancang tahan terhadap karat.
 Kemungkinan terjadinya pemancangan keras dapat terjadi.

cast-in-situ piles adalah tiang pancang yang dipasang di daerah kota. Pondasi
adalah bagian terbawah dari suatu struktur yang memberikan dasar untuk super-
struktur yang tepat. Ada dua jenis fondasi yaitu fondasi dalam dan fondasi dangkal.

Jika fondasi ditempatkan tepat di bawah bagian paling bawah dari struktur
super, hal itu disebut sebagai fondasi dangkal. Fondasi dalam adalah jenis fondasi
yang dibedakan dari fondasi dangkal berdasarkan kedalamannya tertanam ke dalam
tanah. Karena strata daya dukung yang baik, kapasitas tidak tersedia di dekat tanah,
maka pondasi dalam diperlukan untuk mencapai lapisan bantalan.

BAB II
DATA SONDIR

Uji sondir disebut juga static dutch cone penetrometer test. Uji penetrasi kerucut atau
sondir dilakukan untuk mengetahui hubungan nilai tahanan ujung (qc) dan tahanan kulit (fs)
dengan kedalaman lapisan tanah (depth), sehingga kekuatan tanah dari masing-masing lapisan
dapat ditentukan.

Adapun peralatan yang digunakan untuk melaksanakan uji sondir adalah :

1. Mesin sondir ringan 2,5 ton.


2. Pipa sondir lengkap dengan batang dalam.
3. Manometer kapasitas 0-60 kg/cm2 dan 0-300 kg/cm2.
4. Alat konus atau bikonus.
5. Angker dengan perlengkapannya.
6. Kunci pipa,kunci inggris,dan kunci lainnya.
7. Oli,minyak hidrolik dan alat pembersih.

Prosedur Pelaksanaan uji sondir :

1. Tentukan titik sondir yang tidak berdekatan dengan pohon, tiang listrik atau gangguan
lainnya. Tanah yang akan disondir dibersihkan dan diratakan.
2. Letakkan alat uji sondir di atas tanah tersebut. Bila sudah tepat dia atas titik yang akan
disondir,pasang angker alat uji sondir agar tepat dan kokoh,tidak miring dan tidak
terangkat pada saat dilakukan uji sondir.
3. Pasang manometer pada alat sondir.
4. Isi mesin sondir dengan oli dan usahakan bebas dari gelembung udara.
5. Pasang bikonus atau konus pada pipa sondir,kemudian pasang pada mesin sondir.
Usahakan penetrasi bikonus menyentuh tanah.
6. Siapkan peralatan bacaan,yaitu tutuplah kran yang ada pada alat sondir dan aturlah
jarum manometer pada posisi nol.
7. Buka kran penyalur tekanan pada manometer,kemudian jalankan mesin sondir dengan
kecepatan 10-20 mm/dtk sampai penetrasi bikonus mencapai kedalaman 20 cm. Baca
manometer dimana terdapat dua pembacaan dengan arloji manometer akan
menyimpang dua kali. Simpangan pertama menunjukkan nilai qc dan simpangan kedua
menunjukkan nilai (qc + fs)
Pembacaan dilakukan setiap penurunan 20 cm dan pengujian dihentikan pada bacaan
± 150 kg/cm2 atau pada kedalaman yang diinginkan atau sesuai dengan kemampuan
alat sondir.

Daya dukung tiang pancang dapat dicari dengan menggunakan data sondir:

Qu=Q p +Qs (Rumus Umum)

Q q c− A Fs. P . L
u=¿ + ¿
3 5

Keterangan:
Qu = Daya dukung ultimate tiang pancang
qc = Tahanan ujung (kg/cm2)
A = Luas Permukaan Tiang Pancang
Fs = Komulatif gesekan kulit (kg/cm)
P = Keliling penampang tiang pancang
L = Panjang tiang pancang

Uji sondir dihentikan apabila qc baru mencapai 100 kg/cm2 tetapi kedalaman uji telah
mencapai 25 m atau walaupun kedalaman baru 6 m tetapi nilai qc mencapai 150-170 kg/cm2.

Contoh Soal:

1) Diketahui:
Kedalaman 2.2 meter
Tiang pancang menggunakan diameter 30 cm²
1 2 2
Luas tiang pancang berbentuk bulat = A= xπx 30 =706. 5 c m
4
Qc = 90 kg/cm²
fs= 73 Kg/cm²
P= πx 30=94.2 cm
L= 2,20 m ~ 220 cm
Jawab :
qc x A fsxPxL
Q u= +
3 5
90 kg /cm² x 706.85 cm ² 73 kg/c m2 x 94.2 c m2 x 220 cm
Qu= +
3 5
Qu=32376.5 4 k g
Qu=323.7654 ¿ n

1) Diketahui :
Kedalaman 1 meter
Tiang pancang menggunakan diameter 30 cm²
1 2 2
Luas tiang pancang berbentuk bulat = A= xπx 30 =706. 5 c m
4
P= πx 30=94.2 cm
L= 1 m ~ 100 cm

qc = 13 kg/cm2
Fs = 24 kg/cm

Jawab :

q c . A FS . P . L
Qu= +
3 5

13 kg/cm ² x 706. 5 cm² 24 kg /c m2 x 94.2 c m2 x 10 0 cm


Qu= +
3 5
Qu=4827.75 k g
Qu=48.2775¿ n
Proyek : Pemb. Main Stadium Riau Tanggal : Jan-20
Lokasi : Kampus UNRI Panam Diuji oleh : Edi
No. Uji : 2
NB : Apt = 10cm2 , A end point conus = 10cm , Abiconus = 150cm2
Depth Bacaan Manometer Tahanan ujung qc Friksi kulit fs Friksi Friksi kulit Rasio
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) kulit lokal komulatif friksi (%)
ke- 1 ke- 2 (kg/cm2) (kg/cm)
1) 2) 3) 4) = 2) x (Apt / 5) = 3) -2) x 6) = 5) x 7) 8) = 5) /
Aend point (Apt/Abiconus) 20 cm 4)x 100
conus)
0.2 2 4 2 0.13 2067 2.67 6.67
0.4 4 8 4 0.27 5.33 8 6.67
0.6 12 15 12 0.2 4 12 1.67
0.8 16 21 16 0.33 6.67 18.67 2.08
1 13 16 13 0.2 4 22.67 1.54
1.2 21 25 21 0.27 5.33 28 1.27
1.4 27 34 27 0.47 9.33 37.33 1.73
1.6 58 64 58 0.4 8 45.33 0.69
1.8 32 37 32 0.33 6.67 52 1.04
2 68 72 68 0.27 5.33 57.33 0.39
2.2 90 96 90 0.4 8 65.33 0.44
2.4 65 75 65 0.67 13.3 76.67 1.03
2.6 98 100 98 0.13 2.67 81.33 0.14
2.8 102 112 102 0.67 13.3 94.67 0.65
3 112 115 112 0.2 4 98.67 0.18
3.2 130 137 130 0.47 9.33 108 0.36
3.4 145 152 145 0.47 9.33 117.33 0.32
3.6 150 155 150 0.33 6.67 124 0.22
3.8

Tabel 2.1 Data Sondir


Gambar 2.1 Grafik Sondir
BAB III

DATA SPT (STANDAR PENETRATION TEST)

SPT (Standard penetration test) adalah salah satu jenis uji tanah yang sering digunakan
untuk mengetahui daya dukung tanah selain CPT. SPT dilaksanakan bersamaan dengan
pengeboran untuk mengetahui baik perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh
terganggu dengan teknik penumbukan.

Bagian – bagian alat SPT :


1) Drop Hammer
2) Anvil (Bantalan)
3) Drill Rod
4) Split – Barel

Gambar 3.1 Cara Pengambilan SPT


Langkah-langkah pengujian SPT:
1. Tentukan titik lokasi pengujian.
2. Lakukan pengujian pada setiap perubahan lapisan tanah atau pada interval sekitar 1,50 m
s.d 2,00 m atau sesuai keperluan,
3. Tarik tali pengikat palu (hammer) sampai pada tanda yang telah dibuat sebelumnya (kira-
kira 75 cm),
4. Lepaskan tali sehingga palu jatuh bebas menimpa penahan
5. Ulangi b) dan c) berkali-kali sampai mencapai penetrasi 15 cm,
6. Hitung jumlah pukulan atau tumbukan N pada penetrasi 15 cm yang pertama;
7. Ulangi b), c), d) dan e) sampai pada penetrasi 15 cm yang ke-dua dan ke-tiga;
8. Catat jumlah pukulan N pada setiap penetrasi 15 cm:
15 cm pertama dicatat N1
15 cm ke-dua dicatat N2
15 cm ke-tiga dicatat N3
Jumlah pukulan yang dihitung adalah N2 + N3. Nilai N1 tidak diperhitungkan karen
masih kotor bekas pengeboran,
9. Bila nilai N lebih besar daripada 50 pukulan, hentikan pengujian dan tambah pengujian
sampai minimum 6 meter,
10. Catat jumlah pukulan pada setiap penetrasi 5 cm untuk jenis tanah batuan.
Gambar 3.2 Data SPT
Dapat disimpulkan bahwa:
A. GWL (Ground Water Level) didapat pada kedalaman 0.40 meter.
B. Pengambilan sampel asli (UDS) dengan cara :
1) Penentuan penyebaran dan interval titik pengambilan UDS disesuaikan dengan
kebutuhan desain dan kondisi geologi setempat atau interval 5 m.
2) Tabung contoh yang telah terisi segera disekat kedua ujungnya dengan lilin/parafin
serta diberi label.
3) Sampel UDS yang diambil segera di bawa ke laboratorium untuk dianalisa.
4) Kotak penyimpan contoh diberi label dengan informasi tercantum: nama/lokasi
proyek, nomor titik bor, nomor (urut) kotak penyimpan dan kisaran kedalaman
5) Contoh batuan yang sudah tersusun dalam kotak penyimpanan difoto.

Daya dukung tiang pancang dapat dicari dengan menggunakan data SPT:

nvalue=n 2+ n 3

Qu=Qp+Qs → RumusUmum

Qp= Ap . q p

Keterangan :

Ap = Luas Permukaan Tiang Pancang


q p = 40 N.L/D ≤ 400 N
N = Rata – rata SPT dekat ke ujung tiang ( 10 x D diatas & 4 x D dibawah ujung tiang )

Qs=P . L. Fav → Fav=2 N


( kNm )
2

Bored Pile ( Uncased ) => Qu = Qp

Contoh Soal :

Diketahui :
Tiang pancang diameter 30 cm
Dipancang => Kedalaman 35 m
10 x D => 10 x 35 = 350 cm = 3,5 m dari bawah ( 30 -3,5 = 26,5 )
4 x D => 4 x 35 = 140 cm = 1,4 m dari atas ( 30 + 1,4 = 31,4 )
Range : 26,5 – 31,4
( Dari : Grafik Bapak )
Nvalue : (60+55+50+45+50+55+60) : 7 = 53,57

Daya dukung tiang pancang :

q p = 40 N.L/D q p = 400 N
= 40 x 53,57 x 35 / 0,3 = 400 x 53,57
= 249.993,3 =21.428

q p= 21.428 yang dipakai


kN
Fav=2 N =2 x 53,57=107,14
m2

Qu= Ap .q p + P . L . Fav
Qu=( 0,07065 x 21.428 )+ ( 0,942 x 35 x 107,14 )
Qu=5046,2 kN
Qu=504,62 Ton
Gambar 3.3 Grafik SPT

BAB IV
DATA PDA (PILE DRIVING ANALYZER)

PDA Test termasuk salah satu jenis pengujian dinamik dengan menggunakan metoda
wave analysis dan sering disebut dengan re-strike test sesuai dengan sifat pengujiannya yang
melakukan re-strike atau pemukulan ulang pondasi tiang yang diuji.

Tujuan pengujian tiang pancang PDA adalah untuk mendapatkan data tentang :
1. Daya dukung aksial tiang
2. Keutuhan / integritas tiang.
3. Efisiensi energi yang ditransfer.

Peralatan PDA test:


1. Pile Driving Analyzer (PDA)
2. Dua (2) strain transducer)
3. Dua (2) accelerometer yang didalamnya ada software CAPWAP (CAse Pile Wave
Analysis Program)
4. Kabel penghubung

Persiapan pengujian PDA test :


1. Penggalian tanah permukaan sekeliling kepala tiang, apabila kepala tiang sama rata
permukaan tanah
2. Pengeboran lubang kecil pada tiang untuk pemasangan strain transducer dan
accelerometer.
3. Pasang instrument.

Data yang diperlukan dalam PDA test :


1. Gambar yang menunjukkan lokasi dan identifikasi tiang
2. Tanggal pemancangan
3. Panjang tiang dan luas penampang tiang
4. Panjang tiang tertanam.
 Data Spesifikasi Tiang
Dimensi Panjang Panjang Panjang

No. Diameter dibawah


Tiang Tiang Tiang gages Tertanam

(cm) (m) (m) (m)

As RD-
R8 30 12.00 9.6 9.5

As R13-
RF' 30 12.00 10.3 9.6

As R11-
RB 30 12.00 10.5 10

As R4-
RA 30 12.00 10.2 9.5

As F - 3 30 12.00 11.4 11.1

Tabel 4.1 Data Spesifikasi Tiang

 Hammer dan system pembebanan


Jenis hammer yang digunakan dalam pengujian ini adalah drop hammer dengan
berat 1.5 ton. Dilengkapi dengan bantalan cushion dari plywood dengan ketebalan ±6cm.

Tinggi Energi Efisiensi


No.
Jatuh Tumbukan Hammer
Tiang
(m) (ton-m) (%)

As RD-
R8 1 0.95 63.33

As R13-
RF' 1 1.06 70.67

As R11-
RB 1 0.86 57.33

As R4- 1 1.54 85.56


RA

As F - 3 1 1.02 68.00

Tabel 4.2 Transfer Energi Tumbukan dan efisiensi hammer

 Tegangan pada material tiang


Tegangan Tegangan
Tekan Tarik
No.
Tiang Maksimum Maksimum

(Mpa) (Mpa)

As RD-
R8 20.6 0.40

As R13-
RF' 18.5 1.00

As R11-
RB 19.7 0.70

As R4-
RA 17.4 2.30

As F - 3 23.3 0.90

Tabel 4.3 Tegangan pada material tiang

 Keutuhan tiang
 
No. BTA LTD
Keutuhan Tiang
Tiang
(%) (m)  

As RD-
R8 100 - Baik

As R13- Terjadi perubahan


61 4.50 impedansi sebesar ±39%
RF'
pada kedalaamn ±4.5 m
dari level sensor, diduga
terjadi kerusakan sedang
pada kedalaman ini.

Terjadi perubahan
impedansi sebesar ±34%
As R11- pada kedalaamn ±4.5 m
66 4.50
RB dari level sensor, diduga
terjadi kerusakan sedang
pada kedalaman ini.

Terjadi perubahan
impedansi sebesar ±35%
As R4- pada kedalaamn ±4.5 m
65 4.70
RA dari level sensor, diduga
terjadi kerusakan sedang
pada kedalaman ini.

As F - 3 100 - Baik

Tabel 4.4 Keutuhan tiang

Prosedur pengujian PDA test :


1. Pengujian dinamis tiang didasarkan pada analisi gelombang satu dimensi yang terjadi
ketika tiang dipikul oleh palu.

2. Regangan dan percepatan selama pemancangan diukur menggunakan strain transducer


dan accelerometer. Dua buah strain tranducer dan dua buah accelerometer dipasang
pada bagian atas dari tiang yang diuji (kira-kira 1,5- x Diameter dari kepala Kepala
tiang)

3.  Pemasangan kedua instrumen pada setiap pengukuran dimaksudkan untuk menjamin


hasil rekaman yang baik dan pengukuran tambahan jika salah satu instrumen tidak
bekerja dengan baik

4.   Pengukuran di di rekam oleh PDA dan dianalisis dengan case method sudah umum
dikenal, berdasarkan teori gelombang satu dimensi.
Gambar 4.1 Tipikal Penyusunan Pengetasan PDA

CAPWAP (Case Pile Wave Analysis Program)
Analisa lanjutan yang dilakukan bersama dengan pengujian PDA adalah analisa
CAPWAP yang merupakan salah satu metoda signal matching analysis (SMA). Analisa ini
menggunakan data yang diperoleh dari pengujian PDA untuk memberikan hasil analisa yang
lebih detail. Dari analisa CAPWAP kita akan mengetahui lebih rinci data yang diperoleh dari
pengujian PDA Test, dengan tambahan informasi :
a) tahanan ujung pondasi tiang tunggal
b) tahanan friksi pondasi tiang tunggal
c) Simulasi statik loading test
Gambar 4.2 Data dan Parameter Pengujian PDA Test
BAB V
KALENDERING TEST

Secara umum kalendering digunakan pada pekerjaan pemancangantiang pancang (beton


maupun pipa baja) untuk mengetahui daya dukung tanah secara empiris melalui perhitungan
yang dihasilkan oleh proses pemukulan alat pancang. Alat pancang disini bisa berupa diesel
maupun hammer maupun hydraulic hammer. Biasanya kalendering dalam proses pemancangan
tiang pancang merupakan ietm wajib yang harus dilaksanakan dan dijadikan laporan untuk
proyek.
Sebelum dilaksanakan kalendering biasanya juga dilakukan monitoring pemukulan saat
pemancangan yaitu untuk mengetahui jumlah pukulan tiap meter dan total sebagai salah satu
bentuk data yang dilampirkan beserta hitungan kalendering. Untuk itu sebelumnya tiang pancang
yang akan dipancang diberikan skala terlebih dulu tiap meternya menggunakan penanda
misalnya cat semprot / philox. Untuk menghitungnya disediakan terlebih dahulu counter agar
mudah dalam menghitung pukulan tiap meter dan totalnya.
Pelaksanaanya dilakukan pada saat 10 pukulan terakhir. Kapan saat dilaksanakan
kalendering adalah saat hampir mendekati top pile yang disyaratkan, Final Set 3 cm untuk 10
pukulan terakhir, atau bisa dilihat dari data bore log. Sebenarnya ada beberapa faktor lain
tergantung kondisi dilapangan.

Tahapan pelaksanaanya yaitu:


1. Saat kalendering telah ditentukan dihentikan pemukulannya oleh hammer
2. Memasang kertas millimeter block pada tiang pancang menggunakan selotip
3. Menyiapkan spidol yang ditumpu pada kayu, kemudian menempelkan ujung
spidol pada kertas millimeter
4. Menjalankan pemukulan
5. Satu orang melakukan kalendering dan satu orang mengawasi serta menghitung
jumlah pukulan
6. Setelah 10 pukulan kertas millimeter diambil
7. Tahap ini bisa dilakukan 2-3kali agar memperoleh grafik yang bagus
8. Usahakan kertas bersih, karena kalau menggunakan diesel hammer biasanya kena
oli dan grafiknya jadi kurang valid karena tertutup oli.
9. Setelah tahapan selesai hasil kalendering ditanda tangani kontraktor, pengawas,
dan direksi lapangan untuk selanjutnya dihitung daya dukungnya.

Hasilnya sebagai berikut:


Gambar 5.1 Kalendering Tiang

Biasanya kalendering test dapat menentukan apakah pemancangan sudah selesai atau
belum. Persyaratan dari PU adalah nilai S(Final Set) untuk 10 kali pukulan, tiang pancang hanya
boleh masuk MAKSIMAL 2,5 cm.dan Jika hasil akhir 1,5cm setelah 10 pukulan, berarti setiap
pukulan nilainya 0,15cm atau 1,5mm.

Untuk menghentikan pemancangan apabila dalam 10 pukulan, penetrasi tiang pancang


lebih kecil dari 2,5cm.

Rumus Pile Driving Formula ini digunakan untuk Precast Pile


Wr . h
Qu=
S+ C
Keterangan :
Wr = Berat hammer
H = tinggi jatuh hammer
S = Penetrasi tiang pancang per 1 pukulan
C = konstanta (tergantung jenis alat pancangnya)
Drop hammer C = 1in
Selain drop hammer (single/double acting) C=0,1in
BAB VI
LOADING TEST

Anda mungkin juga menyukai