Disusun Oleh:
1. Hairani Sasole
2. Juster P Heumasse
3. Jumadil
4. Meilin Makoto
5. Rosmini Kaimudin
6. Vensca Lohy
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada klien dengan
ganguan tetanus
.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian dari penggunaan NAPZA
2. Mengetahui faktor penyebab penggunaan NAPZA
3. Mengetahui gejala klinis penggunaan NAPZA
4. Mengetahui dampak penggunaan NAPZA
5. Mengetahui proses keperawatan pada gangguan penyalahgunaan
NAPZA meliputipengkajian, analisa data dan diagnosa, intervensi
dan evaluasi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Narkotika adalah suatu zat atau obat yg berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semisintetis yg dpt menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan ( Undang-
undang RI No.22 thn 1997 ttg Narkotika)
Psikotropika adalah suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku.
b. Demografi
Usia : 18- 25 tahun
Jenis kelamin : laki-laki > wanita
Ras dan etnik : kulit hitam > kulit putih
Daerah padat pendudukmetropolitan lebih tinggi
Daerah barat > timur
c. Kormobiditas
1. Ditemukan 76% laki-laki dan 65% wanita
2. Paling sering penggunaan alcohol dan zat lain
3. Gangguan kepribadian atau autisosial
4. Depresi dan bunuh diri
A. Golongan Narkotika
1) Narkotika Golongan I :
2) Narkotika Golongan II :
B. Golongan Psikotropika
Menurut Kepmenkes RI No. 996/MENKES/SK/VIII/2002, psikotropika
adalah zat atau obat, baik sintesis maupun semisintesis yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Zat yang
tergolong dalam psikotropika (Hawari, 2006) adalah: stimulansia yang
membuat pusat syaraf menjadi sangat aktif karena merangsang syaraf
simpatis. Termasuk dalam golongan stimulan adalah amphetamine, ektasy
(metamfetamin), dan fenfluramin. Amphetamine sering disebut dengan
speed, shabu-shabu, whiz, dan sulph. Golongan stimulan lainnya adalah
halusinogen yang dapat mengubah perasaan dan pikiran sehingga perasaan
dapat terganggu.Sedative dan hipnotika seperti barbiturat dan
benzodiazepine merupakan golongan stimulan yang dapat mengakibatkan
rusaknya daya ingat dan kesadaran, ketergantungan secara fisik dan
psikologis bila digunakan dalam waktu lama.
1) Psikotropika Golongan I :
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai
potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh :
ekstasi, shabu, LSD).
2) Psikotropika Golongan II :
4) Psikotropika Golongan IV :
2) Inhalasi
Yaitu gas yang dihirup dan solven (zat pelarut) mudah menguap
berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang
keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang
sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku,
Bensin.
3) Tembakau
Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat. Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat,
pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi
bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering
menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang
berbahaya.
Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan, NAPZA
dapat digolongkan menjadi 3 golongan :
3. Golongan Halusinogen
c. Usia
Mayoritas pecandu narkoba adalah remaja. Alasan remaja
menggunakan narkoba karena kondisi sosial, psikologis yang
membutuhkan pengakuan, dan identitas dan kelabilan emosi; sementara
pada usia yang lebih tua, narkoba digunakan sebagai obat penenang.
d. Dorongan Kenikmatan dan Perasaan Ingin Tahu
Narkoba dapat memberikan kenikmatan yang unik dan
tersendiri.Mulanya merasa enak yang diperoleh dari coba-coba dan
ingin tahu atau ingin merasakan seperti yang diceritakan oleh teman-
teman sebayanya. Lama kelamaan akan menjadi satu kebutuhan yang
utama.
e. Pemecahan Masalah
Pada umumnya para pecandu narkoba menggunakan narkoba untuk
menyelesaikan persoalan.Hal ini disebabkan karena pengaruh narkoba
dapat menurunkan tingkat kesadaran dan membuatnya lupa pada
permasalahan yang ada.
2. Faktor Eksternal
a. Keluarga
Keluarga merupakan faktor yang paling sering menjadi penyebab
seseorang menjadi pengguna narkoba. Berdasarkan hasil penelitian
tim UKM Atma Jaya dan Perguruan Tinggi Kepolisian Jakarta pada
tahun 1995, terdapat beberapa tipe keluarga yang berisiko tinggi
anggota keluarganya terlibat penyalahgunaan narkoba, yaitu:
1) Keluarga yang memiliki riwayat (termasuk orang tua) mengalami
ketergantungan narkoba.
2) Keluarga dengan manajemen yang kacau, yang terlihat dari
pelaksanaan aturan yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah dan
ibu (misalnya ayah bilang ya, ibu bilang tidak).
3) Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya
penyelesaian yang memuaskan semua pihak yang berkonflik.
Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan
anak, maupun antar saudara.
4) Keluarga dengan orang tua yang otoriter.
5) Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang menuntut
anggotanya mencapai kesempurnaan dengan standar tinggi yang
harus dicapai dalam banyak hal.
6) Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi kecemasan
dengan alasan yang kurang kuat, mudah cemas dan curiga, sering
berlebihan dalam menanggapi sesuatu.
b. Faktor Kelompok Teman Sebaya (Peer Group)
Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu
cara teman-teman atau orang-orang seumur untuk mempengaruhi
seseorang agar berperilaku seperti kelompok itu. Peer group terlibat
lebih banyak dalam delinquent dan penggunaan obat-obatan. Dapat
dikatakan bahwa faktor-faktor sosial tersebut memiliki dampak yang
berarti kepada keasyikan seseorang dalam menggunakan obat-obatan,
yang kemudian mengakibatkan timbulnya ketergantungan fisik dan
psikologis.
c. Faktor Kesempatan
Ketersediaan narkoba dan kemudahan memperolehnya juga dapat
disebut sebagai pemicu seseorang menjadi pecandu. Pengalaman feel
good saat mencoba drugs akan semakin memperkuat keinginan untuk
memanfaatkan kesempatan dan akhirnya menjadi pecandu. Seseorang
dapat menjadi pecandu karena disebabkan oleh beberapa faktor
sekaligus atau secara bersamaan.Karena ada juga faktor yang muncul
secara beruntun akibat dari satu faktor tertentu.
2.6 Tanda dan Gejala
1. Pengobatan
Terapi pengobatan bagi klien NAPZA misalnya dengan detoksifikasi.
Detoksifikasi adalah upaya untuk mengurangi atau menghentikan gejala
putus zat, dengan dua cara yaitu:
a. Detoksifikasi tanpa subsitusi
Klien ketergantungan putau (heroin) yang berhenti menggunakan zat
yang mengalami gajala putus zat tidak diberi obat untuk
menghilangkan gejala putus zat tersebut. Klien hanya dibiarkan saja
sampai gejala putus zat tersebut berhenti sendiri.
b. Detoksifikasi dengan substitusi
Putau atau heroin dapat disubstitusi dengan memberikan jenis opiat
misalnya kodein, bufremorfin, dan metadon. Substitusi bagi pengguna
sedatif-hipnotik dan alkohol dapat dari jenis anti ansietas, misalnya
diazepam. Pemberian substitusi adalah dengan cara penurunan dosis
secara bertahap sampai berhenti sama sekali.
2. Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh dan
terpadu melalui pendekatan non medis, psikologis, sosial dan religi agar
pengguna NAPZA yang menderita sindroma ketergantungan dapat
mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin.Tujuannya
pemulihan dan pengembangan pasien baik fisik, mental, sosial, dan
spiritual. Sarana rehabilitasi yang disediakan harus memiliki tenaga
kesehatan sesuai dengan kebutuhan (Depkes, 2001).
Rehabilitasi dalam hal ini yang akan dibahas adalah modalitas terapi
Therapeutic Community (TC) yang menggunakan pendekatan perubahan
perilaku. Therapeutic Community direkomendasikan bagi pasien yang sudah
mengalami masalah penggunaan NAPZA dalam waktu lama dan berulang
kali kambuh atau sulit untuk berada dalam kondisi abstinen atau bebas dari
NAPZA. TC dapat digambarkan sebagai model yang cocok atau sesuai
dengan pasien yang membutuhkan lingkungan yang mendukung dan
dukungan lain yang bermakna dalam mempertahankan kondisi bebas NAPZA
atau abstinen.
1. Kita mengakui bahwa kita tidak berdaya terhadap adiksi kita sehingga
hidup kita menjadi tidak terkendali.
2. Kita menjadi yakin bahwa ada kekuatan yang lebih besar dari kita
sendiri yang dapat mengembatikan kita kepada kewarasan.
3. Kita membuat keputusan untuk menyerahkan kemauan dan arah
kehidupan kita kepada kasih Tuhan sebagaimana kita mamahamiNya.
4. Kita membuat inventaris moral diri kita sendiri secara penuh,
menyeluruh dan tanpa rasa gentar.
5. Kita mengakui kepada Tuhan, kepada diri kita sendiri dan kepada
seorang manusia lainnya, setepat mungkin sifat dari kesalahan-
kesalahan kita.
6. Kita siap sepenuhnya agar Tuhan menyingkirkan semua kecacatan
karakte kita.
7. Kita dengan rendah hati memohon kepadaNya untuk menyingkirkan
semua kekurangan-kekurangan kita.
8. Kita membuat daftar orang-orang yang telah kita sakiti dan menyiapkan
diri untuk meminta maaf kepada mereka semua.
9. Kita menebus kesalahan kita secara langsung kepada orang-orang
tersebut bila mana memungkinkan, kecuali bila melakukannya akan
justru melukai mereka atau orang lain.
10. Kita secara terus menerus melakukan inventarisasi pribadi kita dan
bila mana kita bersalah, segera mengakui kesalahan kita.
11. Kita melakukan pencarian melalui doa dan meditasi untuk
memperbaiki kontak sadar kita dengan Tuhan sebagaimana kita
memahamiNya, berdoa hanya untuk mengetahui kehendakNya atas
diri kita dan kekuatan untuk melaksanakannya.
12. Setelah mengalami pencerahan spiritual sebagai hasil dari langkah-
langkah ini, kita mencoba menyampaikan pesan ini kepada para
pecandu dan untuk menerapkan prinsip-prinsip ini dalam segala hal
yang kita lakukan.
1. Fungsi Perawat
a. Independent
b. Interdependent
c. Dependent
b. Edukator/pendidik
c. Advokat
Di indonesiaa saat ini sudah ada peraturan yyang menyebutkan
bahwa pengguna NAPZA dapat dikirim ke panti rehabilitasi untuk
menjalani perawatan sebagai ganti hukuman kurungan. Namun
sayangnya, seemenjak peraturan tersebut berlaku tahhun 1997 (UU
no.22 tahun 1997 tentang narkotika & UU no.5 tahun 1997 tentang
psikotropika). Beelum banyaak yaang dikirim ke panti rehabilitasi
ataas perintah hhaki di pengadilan. Hal ini terjadi terutama karna
masih kurangnya batasabn aantar pengguna dan pengedar di dalam
UU narkotika yang berlaku. Disinilah peran perawat
dillakksannakan yait sebgai protektor dann avokat. Peran ini
dilaksanakan denagn upaya melindungi klien, selalu “ berbicara
untuk pasien” dan menjadi penengah antara pasien dan orang llain,
membantu dan mendukung klien dalam membuat keputusan serta
berpartisipasi dalam penyusunan kebijakan kesehatan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus:
Warga mengatakan bahwa mereka sering melihat remaja keluar dari sebuah
rumah dengan keadaan kacau diantaranya jalan sempoyongan, wajah berkeringat
dan pucat, mata cekung dan merah, bicara cedal. Saat dilakukan bersih desa,
warga menemukan banyak botol-botol miras, pil-pil ekstasi, jarum suntik di
beberapa titik yang ada di desa tersebut. Data dari polsek setempat, ditemukan
ladang ganja disalah satu perkebunan milik warga di dusun air buaya. Pihak
warga maupun polisi setempat menemukan korban kecelakaan di area tikungan,
Data dari polsek juga menunjukkan bahwa tindak kejahatan terutamanya
pemalakan atau pemerasan dilakukan oleh remaja. Warga juga mengatakan bahwa
remaja sering memaksa-maksa minta uang pada sembarang orang dan mereka
akan marah jika tidak diberikan. Mereka juga tak segan memukul jika keinginan
mereka tak segera dituruti.Banyak orang tua yang mengatakan,uang yang
diberikan pada anakmya seharusnya digunakan untuk membayar sekolah
disalahgunakan untuk membeli narkoba.
DS:
1. Tokoh
masyarakat/warga
mengatakan sering terjadi
tawuran antar pemuda
Dusun air buaya dengan
Dusun air ikan
2. Warga mengatakan di
desanya banyak remaja
yang hamil di luarnikah
3. Laporan dari kepala
desa setempatdan data yang
ada bahwa organisasi
masyarakat atau karang
taruna tidak aktif
4. Laporan dari polisi
banyak terjadi pemalakan
3. DS: Resiko tinggi cedera pada
Warga mengatakan bahwa remaja di dusun air buaya
mereka sering melihat remaja Rt.05/Rw.02 berhubungan
keluar dari sebuah rumah dengan perilaku dan dampak
dengan keadaan kacau penyalahgunaan NAPZA
diantaranya jalan
sempoyongan.
DO:
Pihak warga maupun polisi
setempat menemukan korban
kecelakaan di area tikungan,
setelah di periksa ternyata ada
pengaruh obat NAPZA
Resiko
peningkatan
1 3 3 3 9
penyalahguna
an NAPZA
Resiko
peningkatan
2 kenakalan 3 2 3 8
remaja pada
remaja
Resiko
tinggi
3 cedera 3 2 2 7
pada
remaja
Pencegahan Sekunder
1. Bentuklah hubungan dengan
pemakai dan coba tingkatkan
kesadaran akan akibat
pemakaian zat
2. Munculkan alasan untuk
berubah
3. Perkuat efikasi/kemampuan
diri untuk berubah
4. Lakukan pemeriksaan penuh
(full assessment) terhadap
pemakai
5. Anjurkan untuk
mengembangkan gaya hidup
sehat
6. Bantu pasien untuk
memutuskan langkah terbaik
untuk berubah
Perubahan tersier
1. Ajarkan beberapa
keterampilan pada pemakai
dan cara mengembangkan
starategi untuk hidup bebas
tanpa narkoba
2. Anjurkan untuk selalu
menerapkan strategi hidup
sehat tanpa narkoba untuk
mencegah kekambuhan
3. Persiapkan pemakai terlebih
dulu untuk memahai tahapan
kambuh
4. Gambarkan apa penyebab
kambuh dan bantu perbarui
kontemplasi lalu terapkan
rencana aksi lebih efektif
5. Persiapkan lingkungan dimana
pemakai tinggal agar bisa
menerima kembali
2. Kenakalan remaja Setelah dilakukan - Partnership 1. Kumpul Karang taruna yang 80% remaja Mahasiswa
pada remaja di tindakan - Proses lama dan pokjakes membentuk mendapat
desa X rt. 05 rw.02 keperawatan Kelompok pengurus karang taruna yang undangan
berhubungan selama 5 minggu - Pendidikan baru Poster terpasang Kader
dengan diharapkan : Kesehatan di depan
2. Pasang poster dan pengumuman
peningkatan - Empowerment posyandu dan di Pokjakes
melalui kader untuk kegiatan
penyalahgunaan penyuluhan. masing-masing
NAPZA RT
3. Berikan materi penyuluhan
70% remaja dan
tentang : Penyalahgunaan
50% kader di
NAPZA
pokjakesan tokoh
4. Lakukan cara menanggulangi masyarakat hadir
kenakalan remaja. pada acara
penyuluhan
80% remaja yang
diberi pertanyaan
dapat menjawab
dengan benar
3 Resiko cedera pada Setelah dilakukan - Partnership 1. Identifikasi tingkat gejala 80% remaja Mahasiswa
remaja di desa X rt tindakan - Proses putus alkohol, misalnya mendapat FIK-UNIK
keperawatan
05 rw 02 Kelompok tahap I diasosiasikan undangan
selama 5 minggu
berhubungan diharapkan : - Pendidikan dengan tanda/gejala Poster terpasang Kader
dengan perilaku 1. Remaja tidak Kesehatan hiperaktivitas (misalnya di depan
dan dampak menggunakan Empowerment tremor, tidak dapat posyandu dan di Pokjakes
penyalahgunaan NAPZA beristirahat, mual/muntah, masing-masing
NAPZA diaforesis, takhikardi, RT
hipertensi); tahap II 70% remaja dan
dimanifestasikan dengan 50% kader di
peningkatan hiperaktivitas pokjakes an
ditambah dengan tokoh masyarakat
halusinogen; tingkat III hadir pada acara
gejala meliputi DTs dan penyuluhan
hiperaktifitas autonomik 80% remaja yang
yang berlebihan dengan diberi pertanyaan
kekacauan mental berat, dapat menjawab
ansietas, insomnia, demam. dengan benar
2. Bentuk organisasi karang
taruna, dengan kader remaja
yang sudah dilatih untuk
menyalurkan hobi atau
mengisi waktu luang.
No Tanggal/Jam No.Dx Implementasi
1. 25-02-2021 I Pencegahan primer
1. Memberikan penyuluhan tentang dampak dari penyalahgunaan narkoba
2. Memberikan bimbingan atau penyuluhan untuk taat beragama dan patuh terhadap hukum
kepada semua lapisan masyarakat
3. Menyalurkan kegiatan masyarakat terutama generasi muda yang ada kepada kegiatan positif
seperti olahraga, kesenian dan lain-lain
4. Melakukan kerja sama dengan keluarga, sekolah, masyarakat ataupun komunitas tertentu
untuk mengembangkan program pencegahan yang menekankan pada aspek pendidikan
( edukasi
5. Menganjurkan pada keluarga untuk meningkatkan support system dan memberi dukungan
terhadap anak-anak serta remaja selama dalam fase perkembangan.
Pencegahan Sekunder
1. Membentuklah hubungan dengan pemakai dan coba tingkatkan kesadaran akan akibat
pemakaian zat
2. Memunculkan alasan untuk berubah
3. Memperkuat efikasi/kemampuan diri untuk berubah
4. Menlakukan pemeriksaan penuh (full assessment) terhadap pemakai
5. Mengnjurkan untuk mengembangkan gaya hidup sehat
6. Membantu pasien untuk memutuskan langkah terbaik untuk berubah
Perubahan tersier
1. Mengajarkan beberapa keterampilan pada pemakai dan cara mengembangkan starategi untuk
hidup bebas tanpa narkoba
2. Menganjurkan untuk selalu menerapkan strategi hidup sehat tanpa narkoba untuk mencegah
kekambuhan
3. Memersiapkan pemakai terlebih dulu untuk memahai tahapan kambuh
4. Mengambarkan apa penyebab kambuh dan bantu perbarui kontemplasi lalu terapkan rencana
aksi lebih efektif
5. Memersiapkan lingkungan dimana pemakai tinggal agar bisa menerima kembali
2. 25-02-2021 II
1. Mengumpulkan Karang taruna yang lama dan pokjakes membentuk pengurus karang taruna
yang baru
2. Memasang poster dan pengumuman melalui kader untuk kegiatan penyuluhan
3. Memberikan materi penyuluhan tentang : Penyalahgunaan NAPZA
4. Melakukan cara menanggulangi kenakalan remaja
3. 25-02-2021 III 1. Mengidentifikasi tingkat gejala putus alkohol, misalnya tahap I diasosiasikan dengan
tanda/gejala hiperaktivitas (misalnya tremor, tidak dapat beristirahat, mual/muntah,
diaforesis, takhikardi, hipertensi); tahap II dimanifestasikan dengan peningkatan
hiperaktivitas ditambah dengan halusinogen; tingkat III gejala meliputi DTs dan hiperaktifitas
autonomik yang berlebihan dengan kekacauan mental berat, ansietas, insomnia, demam.
2. Membentuk organisasi karang taruna, dengan kader remaja yang sudah dilatih untuk
menyalurkan hobi atau mengisi waktu luang.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus menerus
bahkan sampai setelah terjadi masalah.Ketergantungan zat menunjukkan
kondisi yang parah dan sering dianggap sebagai penyakit.Peran perawat
mempengaruhi pada keberhasilan dalam mencapai tujuan dan hasil akhir yang
diharapkan dalam perawatan.Dimana asuhan keperawatan pada pasien
penyalahgunaan NAPZA ditekankan pada aspek psikososial, kejiwaan,
komunitas dan keagamaan. Peran keluarga dan lingkungan juga sangat
diperlukan untuk mempercepat proses pemulihan pasien penyalahgunaan
NAPZA. Kebanyakan dari pengguna menjadikan NAPZA sebagai pelarian
atau pemecahan suatu masalah.
3.2 SARAN
Upaya mencegah kekambuhan klien dengan penyalahgunaan
NAPZA sangat tergantung dari motivasi internal dari klien itu sendiri untuk
terlepas dari kecanduan. Tidak kalah penting dari hal itu juga peran serta
orang terdekat untuk senantiasa memberi dukungan dan memberikan
pengawasan kepada penderita.
Daftar Pustaka
A. ANALISA SITUASI
1. Peserta
a. Jumlah peserta : 50 orang
b. Usia 20-40 tahun
2. Ruangan
a. Ukuran ruang yaitu 10 x 8 meter
b. Keadaan penerangan dan ventilasi memadai
c. Prasarana yang tersedia diruangan yaitu kursi, LCD, Leaflet, dan
Laptop
3. Pengajar
Fasilitator ádalah pihak kepolisian
D. MATERI (terlampir)
E. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
F. MEDIA
1. Leaflet
2. Power point
G. KEGIATAN PENYULUHAN
Waktu Kegiatan Kegiatan responden
10 Mengucapkan salam Menjawab salam
menit Menjelaskan latar belakang Mendengarkan
perlunya pengetahuan tentang penjelasan yang
Penyalahgunaan Napza diberikan
Menjelaskan tujuan di berikan Mendengarkan
penyuluhan penjelasan yang
diberikan
Menjelaskan dampak diberikan
dari penyalahgunaan NAPZA
Menjelaskan pencegahan
NAPZA
Memberikan kesempatan kepada
audiens untuk bertanya
15 Meminta salah seorang audiens Menjelaskan apa itu
menit menjelaskan apa itu NAPZA NAPZA
Meminta salah seorang audiens Menyebutkan dan
menyebutkan jenis-jenis NAPZA menjelaskan
Meminta salah sorang audiens pertanyyan yang
menyebutkan bahaya diberikan pertanyaan
penyalahgunaan NAPZA yang diberikan
Meminta salah sorang audiens Menyebutkan dan
menyebutkan pencegahan menjelaskan
NAPZA pertanyaan yang
diberikan
10 Memberikan pesan moral kepada Mendengarkan
menit audiens penjelasan yang
Mengucapkan salam penutup diberikan
Menjawab salam
H. EVALUASI
Stándar evaluasi :
1. Peserta dapat mengetahui pengertian NAPZA
2. Peserta dapat menyebutkan jenis-jenis NAPZA
3. Peserta dapat menjelaskan bahaya penyalahgunaan NAPZA
4. Peserta dapat menjelaskan pencegahan NAPZA
.
I. SUMBER KEPUSTAKAAN
Margono, Hendy. 2002. Gangguan Mental Prilaku Akibat Penggunaan
Zat Psikoaktif. Kumpulan Catatan Kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa Program
Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Surabaya.
file:///C:/Users/user/Downloads/makalah-bahaya-narkoba-bagi-
remaja.html
file:///C:/Users/user/Downloads/contoh-karya-tulis-ilmiah-bahaya.html
file:///C:/Users/user/Downloads/Tanda%20atau%20Gejala%20Pengguna
%20Naroba%20_%20Nilna.R.Isna.htm
file:///C:/Users/user/Downloads/UPAYA-UPAYA
%20PENANGGULANGAN%20PENYALAHGUNAAN
%20NARKOTIKA%20DAN%20PSIKOTROPIKA%20%28Part
%202%29%20_%20Jefrihutagaung%27s%20Blog.htm
LAMPIRAN
PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA
DI KALANGAN REMAJA
A. PENGERTIAN NAPZA
Merupakan salah satu jenis obat psikoaktif yang secara kimiawi sama
dengan methamphetamine. Pada awalnya obat ini dipasarkan sebagai
obat penekan nafsu makan, namun saat ini banyak digunakan oleh
para pecandu sebagai drug halusinogen.
4. Gelek (mengandung kanabis)
Berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica. Pada tanaman
ini terkandung 3 zat utama yaitu tetrahidrokanabinol, kanabinol dan
kanabidiol.
5. Minuman beralkohol (bir, guiness, vodka)
Adalah hasil fermentasi peragian karbohidrat dari bulir padi-padian,
cassava, sari buah anggur, nira. Kadar alcohol yang diperoleh dari
hasil fermentasi adalah tidak lebih dari 14 %. Alcohol yang disebut
dengan mthyl alcohol adalah jenis alcohol yang sangat berbahaya.
Kadar alcohol dari bir 3-5%. Wine 10-14%, whisky, rhum, gin, vodka,
brendi antara 50%.
6. Pil penenang / tidur (nitrazepam)
C. PENYEBAB
1. Penyebab Orang Memakai Narkoba
a. Faktor Internal Individu
1) Gangguan kepribadian
2) Faktor usia, masa akil balik, karakteristik fase perkembangan
3) Cara berpikir atau keyakinan yang keliru
b. Faktor Lingkungan Berasal Dari Luar Individu
1) Faktor keluarga
2) Tidak mengenal Tuhan
3) Komunikasi yang kurang baik
4) Lingkungan pergaulan
5) Ada pengaruh keluarga atau orang yang terdekat yang
menggunakan narkoba
2. Penyebab Anak/ Remaja Menyalahgunakan Narkoba
a. Memuaskan rasa ingin tahu
b. Ikut-ikutan teman
c. Solidaritas kelompok
d. Biar terlihat gaya
e. Mencari excitemen
f. Menghilangkan rasa bosan
g. Agar lebih percaya diri
h. Melupakan masalah
i. Menunjukan kehebatan kekuasaan
j. Suka kegiatan yang berisiko
k. Merasa sudah dewasa
l. Menunjukan sikap berontak
m. Mengurangi rasa sakit
G. DAMPAK NAPZA
Dampak napza bagi penggunanya tergolong menjadi jangka pendek dan
jangka panjang:
1. Jangka pendek:
a. Kenikmatan sesaat (menghilangkan stres, perasaan gembira dan
bebas yang terus menerus)
b. Menghilangkan rasa sakit (Menghilangkan rasa sakit dan lapar
serta menimbulkan gairah bercinta)
c. Penurunan fungsi tubuh-sulit bernapas, tekanan darah dan jantung
melemah, pupil mata mengecil
d. Mengantuk (pemakai merasa hangat, berat dan mengantuk)
e. Mabuk (dosis yang berlebihan menyebabkan pernafasan menjadi
lemah, suhu tubuh menurun dan denyut jantung menjadi tidak
teratur. Ketika nafas menjadi lemah akan menghentikan fungsi
alat-alat tubuh sehingga kematianpun terjadi).
2. Jangka panjang :
a. Narkotik (impotensi, kekebalan tubuh menurun, masa bodoh,
lamban, gangguan haid dan mengganggu janin bila hamil).
b. Alkohol (gangguan lambung, kanker saluran pencernaan dan
gangguan syaraf tepi).
c. Extacy (denyut jantung tidak teratur dan perdarahan otak/ stroke).
H. PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA
Penyembuhan ketergantungan NAPZA di bagi menjadi tiga bagian
yaitu pencegahan, terapi (pengobatan) dan rehabilitasi. Terapi di bagi
menjadi dua tahapan, detoksifikasi (membersihkan NAPZA dari tubuh)
dan pasca detoksifikasi (pemantapan), yang dalam pengobatannya
bermaksud bukan hanya fisik pasien yang disembuhkan tetapi juga
keiwaan, social dan keimanannya.
1. Peranan diri sendiri
a. Jangan pernah mencoba
b. Bergaul dengan selektif
c. Jadi diri sendiri
d. Melakukan kegiatan positif
e. Pendirian yang teguh
f. Kenali lingkungan dengan benar
g. Kenali dengan benar informasi tentang NAPZA
h. Mendekatkan diri dengan Tuhan
2. Peranan orang tua
a. Menciptakan keluarga yang harmonis
b. Menambahkan rasa tanggung jawab dan percaya diri
c. Menciptakan komuniaksi secara terbuka dan harmonis
d. Menyalurkan hobi dan bakatnya secara positif
e. Memperlakukan anak secara adil
3. Perananan masyarakat
a. Gerakan kampanye anti NAPZA
b. Bekerjasama dengan orang yang berpengaruh
4. Peranan pemerintah
a. UU tentang narkotika dan psikotropika
b. Pembentukan LSM
c. Pembentukan tempat rehabilitasi
Upaya yang dilakukan dengan menciptakan kegiatan yang positif dengan :
1. Taat beribadah
2. Bekerja
3. Belajar
4. Olahraga
5. Kesenian
6. Berorganisasi
7. Mengembangkan kelompok diskusi