KMB KEL 2
KMB KEL 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ISPA adalah radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang
disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun riketsia, tanpa atau
disertai radang parenkim paru (Alsagaff & Mukty, 2010). Infeksi saluran pernafasan
akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih
dari saluran napas mulai dari hidung hingga kantong paru (alveoli) termasuk jaringan
adneksanya seperti sinus/rongga disekitar hidung (sinus para nasal), rongga telinga
tengah, dan pleura (Widoyono,2011).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Riskesdas pada tahun 2013
didapatkan angka kejadian ISPA di Indonesia sebanyak (25, 0 %), tidak jauh berbeda
pada tahun 2007 sebanyak (25,5 %). Sedangkan berdasarkan data di DKI Jakarta pada
tahun 2013 didapatkan angka kejadian ISPA sebanyak (25,2 %), sedangkan pada tahun
2007 sebanyak (22,60 %). Karasteristik penduduk dengan ISPA yang tertinggi terjadi
pada kelompok umur 1 – 4 tahun (25,8 %). Menurut jenis kelamin, tidak berbeda
antara laki – laki dan perempuan. Penyakit ini lebih banyak dialami pada kelompok
penduduk dengan kuintil indeks kepemilikan terbawah dan menengah bawah.
(Riskesdas, 2013).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh WHO pada tahun 2007 didapatkan
angka kejadian ISPA sebanyak (98 %). Penyakit ISPA merupakan penyakit utama
morbiditas dan mortalitas penyakit menular didunia. Sekitar 4 juta manusia meninggal
akibat ISPA setiap tahunnya, sehingga ISPA masih merupakan penyakit yang
mengakibatkan kematian cukup tinggi. (WHO, 2007).
Berdasarkan data statistik yang ada di Puskesmas Sumur Batu diperoleh pada
Tahun 2016 sebanyak (17,7 %).(Administrasi Puskesmas Sumur Batu, 2016).
Sedangkan Berdasarkan data statistik yang ada di Puskesmas Utan Panjang diperoleh
pada Tahun 2016 sebanyak (22,2%).(Administrasi Puskesmas Utan Panjang, 2016).
Tanda dan gejala secara umum yang sering didapat adalah: retinitis, nyeri
tenggorokan , batuk-batuk dengan dahak kuning/putih kental, nyeri retrostenal dan
konjungtivitis, suhu badan meningkat antara 4-7 hari, disertai malaise, mialgia, nyeri
kepala, anoreksia, mual, muntah-muntah dan imsomnia. Kadang-kadang dapat juga
terjadi diare. Bila peningkatkan suhu berlangsung lama biasanya menunjukkan adanya
penyulit. (Alsagaff & Mukty, 2010).
Apabila ISPA tidak ditangani dapat menimbulkan dampak kepenyakit kronis
seperti terjadinya penyakit bronchitis, broncopneumonia, ppok dan pleuritis.
Sedangkan komplikasi yang terjadi pada penderita ispa meliputi otitis media, sinusitis,
brochitis, broncopneumonia, pleuritis. (Alsagaff & Mukty, 2010)
Mengingat besarnya kasus dan dampak yang dapat terjadi pada kasus ISPA,
diperlukan peran perawat keluarga dalam menurunkan angka kejadian dan dampak
pada individu dan keluarga adapun peran perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan, edukator, motivator. Asuhan keperawatan yang diberikan secara
komprehensif melalui upaya promotif (peningkatan kesehatan) dengan memberikan
pendidikan kesehatan yaitu dengan penyulihan tentang ISPA dan pemberian lefleat
pada keluarga, upaya preventif (pencegahan) dengan mengatur diit, banyak minum air
putih, makan buah – buahan dan tidak makan – makanan yang berlemak, kuratif
(pengobatan) minum obat secara teratur dan rehabilitatif (pemulihan) olahraga secara
teratur. Sedangkan peran keluarga penting dalam pencegahan ISPA pada balita seperti
memberikan asi eksklusif, imunisai dasar yang lengkap, makanan bergizi dan
kebersihan lingkungan.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang
pemenuhan kebutuhan dasar keluarga Tn.S khususnya An.A dengan Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Oksigen Dalam Gangguan Sistem pernapasan ”ISPA” di Jalan Utan
Panjang RT.07 RW.02 Jakarta Pusat.
B. Tujuan Penulis
1. Tujuan Umum
ISPA adalah radang akut saluran pernapasan atau maupun bawah yang
disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun rietsia, tanpa atau
disertai radang parenkim paru. (Alsagaff & Mukty, 2010).
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung hingga
kantong paru (alveoli) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus/rongga disekitar
hidung (sinus para nasal), rongga telinga tengah, dan pleura (Widoyono,2011).
2. Etiologi ISPA
Ispa disebabkan beberapa hal :
a. Bakteri meliputi Diplococcus pneumoniae, Pneumococcus, Streptacoccus pyogenes,
Staphylococcus aureus, Haemophilus influenze, dan lain – lain.
b. Jamur meliputi Aspergilus sp., Candinda albicans, Histoplasma, dan lain – lain.
c. Virus meliputi Orthomyxovirus, Paramyxovirus, Metamyxovirus, Adenovirus, dan
lain-lain
d. ISPA dapat disebabkan oleh virus, bakteria maupun riketsia, sedangkan infeksi
bakterial sering merupakan penyulit ISPA yang disebabkan oleh virus, terutama bila
ada epidemi atau pandemi. Penyulit bakterial umumnya disertai peradangan parenkim.
(Alsagaff & Mukty, 2010).
- Faktor yang mempengaruhi fungsi pernapasan
1) Hiperventilasi
b. Nyeri tenggorakan
f. Malaise
h. Anoreksia, mual
6. Penatalaksanaan Ispa
a. Penatalaksanaan Medis
-Antipiretik dan analgetik : Asetoal, Parecetamol, Metampiron
-Antitusif : Kodein – HCL, Noskapin
-Antibiotik
- Vitamin C
b. Penatalaksanaan Keperawatan 1) Kompres air hangat/dingin
3) Inhalasi buatan
4) Fisioterapi dada
Dalam bab ini penulis menguraikan laporan kasus Pemenuhan Kebutuhan Dasar
pada Keluarga Tn.S khusunya pada An.A dengan masalah ISPA yang berada di wilayah
Utan Panjang RT 07 RW.02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta
Pusat. Dalam proses pengumpulan data penulis menggunakan teknik wawancara, observasi
dalam pemeriksaan fisik pada seluruh anggota keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada keluarga binaan yang belangsung
selama 7 hari mulai dari tanggal 3 April 2017 sampai 10 April 2017 dengan melakukan
kunjungan sebanyak 5 kali pertemuan. Asuhan keperawatan keluarga dilaksanakan melalui
pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: pengkajian,
analisa data dan perumusan masalah keperawatan, prioritas diagnosa keperawatan dengan
teknik skoring, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
A. Pengkajian Keperawatan
Dalam Pengumpulan data merupakan langkah awal pengkajian dalam
melaksanakan asuhan keparwatan keluarga. Dari hasil pengumpulan data pada keluarga
diperoleh data-data sebagai berikut :
1. Identitas Keluarga
a. Kepala Keluarga
1) Nama KK : Tn.S
2) Usia : 46 Tahun
3) Pendidikan : SD
4) Pekerjaan : Wiraswasta
5) Agama : Islam
6) Alamat : Jln. Utan Panjang Rt.07 Rw.02
b. Reaksi Serologis
Reaksi serologis yang digunakan anatara lain adalah pengikatan komplemen,
reaksi hambatan hemadsorpsi, reaksi hambatan hemaglutinasi, reaksi netralisasi, RIA
serta ELISA.
c. Diagnostik Virus secara langsung
Dengan cara khusus yaitu imonofluoresensi RIA, ELISA dapat didentifikasi
virus influenza, RSV dan mikoplasma pneumonia, mikropon electron juga
dipergunakan pada pemeriksaan virus corona. Selain itu, jumlah leukosit dan hitung
jenis. Leukositosis dengan peningkatan sel PMN di dalam darah maupun sputum
menandakan ada infeksi sekunder oleh karena bakteri. Jarang terjadi leokositosis yang
paling sering jumlah leukosit normal atau rendah (Alsagaff & Mukty, 2010).
8. Komplikasi Ispa
Komplikasi yang sering terjadi antara lain :
a. Otitis media.
b. Sinusitis.
c. Bronchitis.
d. Bronkopneumonia.
9. Pencegahan ISPA
PEMERIKSAAN FISIK
Komponen Tn.S
Kepala Kulit kepala bersih, tidak ada benjolan, dan rambut tidak rontok.
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran vena
jugularis
5555 5555
TB 160 cm
BB 76 kg
TTV TD : 120/90 mmHg
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
S : 36,7 0C
Kesadaran Composmetis
TAHAP PENGKAJIAN
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah
Ny.O nengatakan bahwa ISPA adalah penyakit ISPA adalah penyakit batuk-batuk, pilek
dan demam. Ny.O mengatakan penyebab dari penyakitnya adalah bakteri, cuaca, tanda dan
gejala yang dirasakan oleh An.A meliputi batuk-batuk selama 14 hari, pilek, demam naik
turun, mual muntah, tidak nafsu makan.
3. Analisa Data
Setelah data fokus terkumpul maka data – data yang ada dirumuskan dalam analisa
data untuk mengetahui masalah kesehatan yang terjadi, adapun analisa data yang
disusun dalam tabel 3.1 dibawah ini. Tabel 3.1 Analisa Data Keluarga Tn.S khususnya
An.A
No Data Fokus Masalah Diagnosa Keperawatan
Kesehatan
1 DS : ISPA Ketidak efektifan bersihan
1. Ny.O nengatakan bahwa ISPA adalah jalan nafas pada keluarga
penyakit batuk-batuk, pilek, demam dan Tn.S khusunya An.A
sesak napas berhubungan dengan
2. Ny.O mengetahui apa penyebab dari Ketidakmapuan keluarga
dalam merawat anggota
penyakitnya yaitu bakteri dan cuaca keluarga yang sedang sakit
ISPA
3. Ny.O mengatakan tanda dan gejala yang
dirasakan oleh An.A meliputi batuk-batuk
selama 14 hari, pilek, demam, sesak napas.
1. Kesadaran: Composmetis
2. TTV : N : 82 x/mnt
3. RR : 22 x/mnt
4. S : 37,2 0C
5. Terdengar suara ronchi diintercota 2 6.
Klien tampak adanya cairan putih dihidung
7. Dada klien tampak tidak simetris.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Berdasarkan hasil analisa data sebagaimana tertera pada tabel 3.1 maka diagnosa
keperawatan yang dimunculkan pada kasus keluarga dengan Ispa adalah :
a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.S khusunya An.A
berhubungan dengan Ketidak mapuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sedang sakit ISPA
b. Resiko infeksi menular pada keluarga Tn.S khusunya An.A berhubungan dengan
Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
2. Skoring Masalah Keperawatan
Dalam menentukan prioritas diagnosa keperawatan keluarga menggunakan teknik
skoring keperawatan berdasarkan masalah yang telah disusun dalam analisa data.
Skoring keperawatan, sebagaimana dijelaskan pada tabel-tabel dibawah ini :
a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.S khusunya An.A
berhubungan dengan Ketidak mapuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sedang sakit ISPA
No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran
Aktual :3
Rendah : 1
b. Resiko infeksi menular pada keluarga Tn.S khusunya An.A berhubungan dengan
Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran
1 Sifat masalah 1 2/3 x 1 = 2/3 Masalah ini belum terjadi
sehingga perlu ditangani namun
Skala
Potensial : 1
Resiko :2
Aktual :3
Sebagian : 1
Tidak dapat : 0
Masalah tidak
dirasakan : 0
Total 4
C. Rencana Tindakan
Berdasarkan urutan diagnosa diatas maka, diagnosa yang menjadikan prioritas studi
kasus dalam karya tulis ilmiah ini adalah :
Ketidak efektifan Selama 5 kali Selama 1x30 menit Respon Verbal ISPA adalah infeksi saluran Diskusikan bersama
bersihan jalan nafas kunjungan
kunjungan, keluarga pernapasan akut yang keluarga pengertian
pada keluarga Tn.S rumah,
khusunya An.A bersihan jalan mampu mengenal terjadi secara tiba – tiba ispa dengan
berhubungan nafas
dengan Ketidak pada An. A yang menyerang hidung,
masalah ISPA pada menggunakan lembar
mapuan keluarga dapat teratasi tenggorokan saluran
dalam merawat keluarga. balik.
anggota keluarga bagian dalam sampai ke
yang sedang sakit Dengan cara : Tanyakan kembali
paru – paru. Biasanya
ISPA a. Menyebutkan kepada keluarga,
menyerang anak usia dua
pengertian ISPA tentang pengertian
bulan sampai lima tahun.
ISPA
Beri pujian atas usaha
yang dilakukan
keluarga.
Respon Verbal Menyebutkan 2 dari 3 Diskusikan bersama
penyebab ispa: keluarga
tentang
b. Menyebutkan penderi
a. tertular batuk penyebab ISPA.
ta
penyebab pilek
terjadinya ISPA Motivasi keluarga
b. imunisasi belum untuk menyebutkan
lengkap kembali penyebab
yang dilakukan
keluarga.
.
.
.
c. Respon Verbal Menyebutkan 3 dari 5 tanda 1. Diskusikan
Menyebutka dan dan gejala ISPA: dengan keluarga
n tanda dari tentang tanda
gejala ISPA 1) Batuk gejala ISPA
2) Pilek
2. Motivasi
3) Demam
keluarga untuk
4) Anoreksia
menyebutkan
5) Sakit kepala kembali tanda
gejala ISPA
3. Beri
reinforcement
positif atas
usaha yang
dilakukan
keluarga.
Selama 1x30 menit Respon Verbal Menyebutkan akibat bila Menjelaskan kepada
kunjungan, keluarga penyakit ISPA tidak diatasi keluarga mengenai
mampu mengambil dapat terjadi : akibat lanjut dari
penyakit ISPA
keputusan untuk a. Infeksi Telinga Motivasi keluarga
mengatasi penyakit Bagian Tengah untuk
ISPA b. Infeksi Selaput mengungkapkan
Otak kembali akibat
Menjelaskan
akibat yang terjadi lanjuut ISPA jika tidak
c. Infeksi Otak
bila penyakit di tangani
ISPA tidak di
Mendiskusikan
atasi.
kembali dengan
keluarga tentang
keinginan keluarga
untuk merawat
anggota keluarga.
panas
b. Teteskan 4-6 tetes
minyak kayu putih
c) Ambil 3 buah
jeruk nipis dan
potong menjadi
dua
f) Tambahkan
kecap
secukupnya,
biasanya cukup
berikan 3
sendok makan
fasilitas kesehatan
untuk mengatasi ISPA
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.
Data Objektif :
1. keluarga mampu menyebutkan pengertian ISPA dengan
benar
2. keluarga dapat menyebutkan penyebab ISPA
3. keluarga mampu menyebutkan tanda gejala ISPA
4. keluarga tampak kooperatif, dan dapat menjawab
pertanyaan dengan benar
5. keluarga dapat menyebutkan akibat lanjut dari ISPA
6. keluarga tampak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh
perawat dan keluarga terlihat sangat menyayangi An.A
7. keluarga nampak mengambil keputusan dengan benar
8. keluarga mampu menyebutkan cara pencegahan ISPA
dengan benar
9. keluarga mampu melakukan yang didemontrasikan oleh
perawat.
10. Klien mampu menyebutkan lingkungan yang aman
bagi penderita ISPA
11. Keluarga sudah melakukannya
12. Keluarga dapat meyebutkan manfaat pelayanan
kesehatan