Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

ISPA adalah radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang
disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun riketsia, tanpa atau
disertai radang parenkim paru (Alsagaff & Mukty, 2010). Infeksi saluran pernafasan
akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih
dari saluran napas mulai dari hidung hingga kantong paru (alveoli) termasuk jaringan
adneksanya seperti sinus/rongga disekitar hidung (sinus para nasal), rongga telinga
tengah, dan pleura (Widoyono,2011).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Riskesdas pada tahun 2013
didapatkan angka kejadian ISPA di Indonesia sebanyak (25, 0 %), tidak jauh berbeda
pada tahun 2007 sebanyak (25,5 %). Sedangkan berdasarkan data di DKI Jakarta pada
tahun 2013 didapatkan angka kejadian ISPA sebanyak (25,2 %), sedangkan pada tahun
2007 sebanyak (22,60 %). Karasteristik penduduk dengan ISPA yang tertinggi terjadi
pada kelompok umur 1 – 4 tahun (25,8 %). Menurut jenis kelamin, tidak berbeda
antara laki – laki dan perempuan. Penyakit ini lebih banyak dialami pada kelompok
penduduk dengan kuintil indeks kepemilikan terbawah dan menengah bawah.
(Riskesdas, 2013).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh WHO pada tahun 2007 didapatkan
angka kejadian ISPA sebanyak (98 %). Penyakit ISPA merupakan penyakit utama
morbiditas dan mortalitas penyakit menular didunia. Sekitar 4 juta manusia meninggal
akibat ISPA setiap tahunnya, sehingga ISPA masih merupakan penyakit yang
mengakibatkan kematian cukup tinggi. (WHO, 2007).
Berdasarkan data statistik yang ada di Puskesmas Sumur Batu diperoleh pada
Tahun 2016 sebanyak (17,7 %).(Administrasi Puskesmas Sumur Batu, 2016).
Sedangkan Berdasarkan data statistik yang ada di Puskesmas Utan Panjang diperoleh
pada Tahun 2016 sebanyak (22,2%).(Administrasi Puskesmas Utan Panjang, 2016).
Tanda dan gejala secara umum yang sering didapat adalah: retinitis, nyeri
tenggorokan , batuk-batuk dengan dahak kuning/putih kental, nyeri retrostenal dan
konjungtivitis, suhu badan meningkat antara 4-7 hari, disertai malaise, mialgia, nyeri
kepala, anoreksia, mual, muntah-muntah dan imsomnia. Kadang-kadang dapat juga
terjadi diare. Bila peningkatkan suhu berlangsung lama biasanya menunjukkan adanya
penyulit. (Alsagaff & Mukty, 2010).
Apabila ISPA tidak ditangani dapat menimbulkan dampak kepenyakit kronis
seperti terjadinya penyakit bronchitis, broncopneumonia, ppok dan pleuritis.
Sedangkan komplikasi yang terjadi pada penderita ispa meliputi otitis media, sinusitis,
brochitis, broncopneumonia, pleuritis. (Alsagaff & Mukty, 2010)
Mengingat besarnya kasus dan dampak yang dapat terjadi pada kasus ISPA,
diperlukan peran perawat keluarga dalam menurunkan angka kejadian dan dampak
pada individu dan keluarga adapun peran perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan, edukator, motivator. Asuhan keperawatan yang diberikan secara
komprehensif melalui upaya promotif (peningkatan kesehatan) dengan memberikan
pendidikan kesehatan yaitu dengan penyulihan tentang ISPA dan pemberian lefleat
pada keluarga, upaya preventif (pencegahan) dengan mengatur diit, banyak minum air
putih, makan buah – buahan dan tidak makan – makanan yang berlemak, kuratif
(pengobatan) minum obat secara teratur dan rehabilitatif (pemulihan) olahraga secara
teratur. Sedangkan peran keluarga penting dalam pencegahan ISPA pada balita seperti
memberikan asi eksklusif, imunisai dasar yang lengkap, makanan bergizi dan
kebersihan lingkungan.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang
pemenuhan kebutuhan dasar keluarga Tn.S khususnya An.A dengan Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Oksigen Dalam Gangguan Sistem pernapasan ”ISPA” di Jalan Utan
Panjang RT.07 RW.02 Jakarta Pusat.

B. Tujuan Penulis

1. Tujuan Umum

Diperolehnya pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga pada


pemenuhan kebutuhan dasar klien dengan gangguan sistem pernapasan : ISPA
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar ISPA
1. Pengertian

ISPA adalah radang akut saluran pernapasan atau maupun bawah yang
disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun rietsia, tanpa atau
disertai radang parenkim paru. (Alsagaff & Mukty, 2010).
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung hingga
kantong paru (alveoli) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus/rongga disekitar
hidung (sinus para nasal), rongga telinga tengah, dan pleura (Widoyono,2011).
2. Etiologi ISPA
Ispa disebabkan beberapa hal :
a. Bakteri meliputi Diplococcus pneumoniae, Pneumococcus, Streptacoccus pyogenes,
Staphylococcus aureus, Haemophilus influenze, dan lain – lain.
b. Jamur meliputi Aspergilus sp., Candinda albicans, Histoplasma, dan lain – lain.
c. Virus meliputi Orthomyxovirus, Paramyxovirus, Metamyxovirus, Adenovirus, dan
lain-lain
d. ISPA dapat disebabkan oleh virus, bakteria maupun riketsia, sedangkan infeksi
bakterial sering merupakan penyulit ISPA yang disebabkan oleh virus, terutama bila
ada epidemi atau pandemi. Penyulit bakterial umumnya disertai peradangan parenkim.
(Alsagaff & Mukty, 2010).
- Faktor yang mempengaruhi fungsi pernapasan

1) Hiperventilasi

Hiperventilasi adalah peningkatan pergerakan udara masuk dan keluar dari


paru. Selama hiperventilasi, frekuensi dan kedalaman pernapasan meningkat, dan lebih
banyak CO2 yang dibuang daripada yang dihasilkan.
2) Hipoventilasi
Hipoventilasi adalah penurunan pergerakkan udara masuk dan keluar dari paru.
Denga hipoventilasi, CO2 sering kali menumpuk dalam darah, sebuah kondisi yang
disebut hiperkarbia (hiperkapnia).
3) Hipoksia
Hipoksia adalah suatu kondisi ketidak cukupan oksigen ditempat manapun di
dalam tubuh, dari gas yang diinspirasi ke jaringan. Hipoksia dapat dihubungkan dengan
setiap bagian dalam pernapasan – ventilasi, difusi gas, atau transport gas oleh darah
dan dapat disebabkan oleh setiap kondisi yang mengubah satu atau semua bagian
dalam proses tersebut. (Kozier, 2010).
5. Manifestasi Klinis Ispa
Tanda dan gejala secara umum yang sering didapat adalah:
a. Retinitis

b. Nyeri tenggorakan

c. Batuk – batuk dengan dahak kuning / putih kental.

d. Nyeri retrostenal dan konjungtivitis.

e. Suhu badan meningkat antara 4 – 7 hari

f. Malaise

g. Mialgia, nyeri kepala

h. Anoreksia, mual

i. Muntah – muntah dan insomnia.

j. Kadang – kadang dapat juga terjadi diare

k. Bila peningkatan suhu berlangsung lama biasanya menunjukkan bahwa penyulit.


(Alsagaff & Mukty, 2010).

6. Penatalaksanaan Ispa

a. Penatalaksanaan Medis
-Antipiretik dan analgetik : Asetoal, Parecetamol, Metampiron
-Antitusif : Kodein – HCL, Noskapin
-Antibiotik
- Vitamin C
b. Penatalaksanaan Keperawatan 1) Kompres air hangat/dingin

2) Perasan jeruk nipis dicampur kecap/madu

3) Inhalasi buatan

4) Fisioterapi dada

7. Pemeriksaan penunjang Ispa


Diagnosis ISPA oleh karena virus dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
laboratorium terhadap jasad renik itu sendiri. Ada tiga cara pemeriksaan yang lazim
dikerjakan, yaitu :
a. Biakan Virus
Bahan berasal dari secret hidung atau hapusan dinding belakang faring
kemudian dikirim dalam media gelatin lactalbumine dan ekstrak yeast (GLY) dalam
suhu 40C. Untuk enterovirus dan adenovirus selain bahan diambil dari dua tempat
dapat juga diambil dari tinja dan hapusan rektum. Untuk pembiakan Mikoplasma
pneumonia digunakan media tryticase, soya boilon dan bovine albumin (TSB).
BAB III
TINJAUAN KASUS

Dalam bab ini penulis menguraikan laporan kasus Pemenuhan Kebutuhan Dasar
pada Keluarga Tn.S khusunya pada An.A dengan masalah ISPA yang berada di wilayah
Utan Panjang RT 07 RW.02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta
Pusat. Dalam proses pengumpulan data penulis menggunakan teknik wawancara, observasi
dalam pemeriksaan fisik pada seluruh anggota keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada keluarga binaan yang belangsung
selama 7 hari mulai dari tanggal 3 April 2017 sampai 10 April 2017 dengan melakukan
kunjungan sebanyak 5 kali pertemuan. Asuhan keperawatan keluarga dilaksanakan melalui
pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: pengkajian,
analisa data dan perumusan masalah keperawatan, prioritas diagnosa keperawatan dengan
teknik skoring, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

A. Pengkajian Keperawatan
Dalam Pengumpulan data merupakan langkah awal pengkajian dalam
melaksanakan asuhan keparwatan keluarga. Dari hasil pengumpulan data pada keluarga
diperoleh data-data sebagai berikut :
1. Identitas Keluarga

a. Kepala Keluarga
1) Nama KK : Tn.S
2) Usia : 46 Tahun
3) Pendidikan : SD
4) Pekerjaan : Wiraswasta
5) Agama : Islam
6) Alamat : Jln. Utan Panjang Rt.07 Rw.02

b. Reaksi Serologis
Reaksi serologis yang digunakan anatara lain adalah pengikatan komplemen,
reaksi hambatan hemadsorpsi, reaksi hambatan hemaglutinasi, reaksi netralisasi, RIA
serta ELISA.
c. Diagnostik Virus secara langsung
Dengan cara khusus yaitu imonofluoresensi RIA, ELISA dapat didentifikasi
virus influenza, RSV dan mikoplasma pneumonia, mikropon electron juga
dipergunakan pada pemeriksaan virus corona. Selain itu, jumlah leukosit dan hitung
jenis. Leukositosis dengan peningkatan sel PMN di dalam darah maupun sputum
menandakan ada infeksi sekunder oleh karena bakteri. Jarang terjadi leokositosis yang
paling sering jumlah leukosit normal atau rendah (Alsagaff & Mukty, 2010).
8. Komplikasi Ispa
Komplikasi yang sering terjadi antara lain :
a. Otitis media.

b. Sinusitis.

c. Bronchitis.

d. Bronkopneumonia.

e. Pleuritis (Alsagaff & Mukty, 2010).

9. Pencegahan ISPA

Menurut Depkes RI, (2002) pencegahan ISPA antara lain :


a. Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik
Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah kita atau
terhindar dari penyakit yang terutama antara lain penyakit ISPA. Misalnya dengan
mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna, banyak minum air putih, olahraga
dengan teratur, serta istirahat yang cukup, kesemuanya itu akan menjaga badan kita
tetap sehat. Karena dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh kita akan semakin
meningat, sehingga dapat mencegah vius / bakteri penyakit yang akan masuk ke tubuh
kita.
b. Imunisasi
Pemberian imunisasi sangat diperlukan baik pada anak – anak maupun orang
dewasa. Imunisasi dilakukan untuk menjaga kekebalan tubuh kita supaya tidak mudah
terserang berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus / bakteri.
c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik akan mengurangi
polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah, sehingga dapat mencegah
seseorang menghirup asap tersebut yang bisa menyebabkan terkena penyakit ISPA.
Ventilasi yang baik dapat memelihara kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar tetap
segar dan sehat bagi manusia.
d. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh virus / bakteri yang
ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ini melalui udara yang
tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit penyakit ini biasanya berupa virus / bakteri
diudara yang umumnya berbentuk aerosol (anatu suspensi yang melayang diudara).
Adapun bentuk aerosol yakni Droplet, Nuclei (sisa dari sekresi saluran pernapasan
yang dikeluarkan dari tubuh secara droplet dan melayang diudara), yang kedua duet
(campuran antara bibit penyakit).

PEMERIKSAAN FISIK

Komponen Tn.S
Kepala Kulit kepala bersih, tidak ada benjolan, dan rambut tidak rontok.

Mata Konjungtiva : an anemis


Sklera : anikterik

Telinga Bersih, tidak ada cairan yang keluar

Hidung Bersih, tidak ada benjolan

Mulut Bersih, tidak ada stomatitis

Gigi Bersih, tidak ada caries

Leher Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran vena
jugularis

Dada dan Simetris, tidak ada otot bantu napas, suara


paru – paru vesikuler

Abdomen Tidak ada distensi


abdomen

Ekstrimitas Tidak ada


keluhan 5555 5555

5555 5555

TB 160 cm
BB 76 kg
TTV TD : 120/90 mmHg
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
S : 36,7 0C

Kesadaran Composmetis
TAHAP PENGKAJIAN
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah
Ny.O nengatakan bahwa ISPA adalah penyakit ISPA adalah penyakit batuk-batuk, pilek
dan demam. Ny.O mengatakan penyebab dari penyakitnya adalah bakteri, cuaca, tanda dan
gejala yang dirasakan oleh An.A meliputi batuk-batuk selama 14 hari, pilek, demam naik
turun, mual muntah, tidak nafsu makan.

3. Analisa Data
Setelah data fokus terkumpul maka data – data yang ada dirumuskan dalam analisa
data untuk mengetahui masalah kesehatan yang terjadi, adapun analisa data yang
disusun dalam tabel 3.1 dibawah ini. Tabel 3.1 Analisa Data Keluarga Tn.S khususnya
An.A
No Data Fokus Masalah Diagnosa Keperawatan
Kesehatan
1 DS : ISPA Ketidak efektifan bersihan
1. Ny.O nengatakan bahwa ISPA adalah jalan nafas pada keluarga
penyakit batuk-batuk, pilek, demam dan Tn.S khusunya An.A
sesak napas berhubungan dengan
2. Ny.O mengetahui apa penyebab dari Ketidakmapuan keluarga
dalam merawat anggota
penyakitnya yaitu bakteri dan cuaca keluarga yang sedang sakit
ISPA
3. Ny.O mengatakan tanda dan gejala yang
dirasakan oleh An.A meliputi batuk-batuk
selama 14 hari, pilek, demam, sesak napas.

4. Ny.O mengatakan An.A pernah


memeriksakan kesehatannya kepuskesmas
tetapi tidak ada perubahan kesehatan pada
An.A. Namun kesehatan An.A belum kunjung
sembuh, akhirnya Ny.O membawa lagi ke
puskesmas terdekat.

5. Keluarga Tn. S mengatakan bila An.A merasa


batuk-batuk, pilek, demam, An.A beristirahat
dan terkadang minum obat dari warung
untuk menghilangkan batuk-batuk, pilek,
demam dan jika rasa sakitnya belum sembuh
juga keluarga Tn.S langsung pergi
ke puskesmas untuk memeriksa kesehatannya
diantar dengan keluarganya.

6. Ny.O mengatakan Kondisi rumah berantakan,


udara lembab, kotor, jendela rumah hanya
dibuka setiap pagi hari saja.

7. Keluarga mengatakan jika ada anggota


keluarga yang sedang sakit, keluarga segera
membawa ke klinik / puskesmas terdekat DO :

1. Kesadaran: Composmetis
2. TTV : N : 82 x/mnt
3. RR : 22 x/mnt
4. S : 37,2 0C
5. Terdengar suara ronchi diintercota 2 6.
Klien tampak adanya cairan putih dihidung
7. Dada klien tampak tidak simetris.

3 DS : ISPA Resiko infeksi menular pada


1. Ny.O mengatakan An.A masih batuk- keluarga Tn.S khususnya An.A
batuk sudah kurang lebih 2 minggu, pilek, berhubungan dengan Ketidak
demam. mampuan keluarga dalam
2. Ny.O mengatakan An.A kalau malam hari merawat anggota
suka terbangun karena batuknya keluarga
3. Ny.O mengatakan An.A bila
batuk tenggorokannya suka sakit karena
sering batuk.
DO :
1. Kesadaran : Composmetis
2. TTV : N : 82 x/mnt
3. RR : 22 x/mnt
4. S : 37,2 0C
5. Terdengar suara ronchi diintercota 2
6. Klien terlihat batuk-batuk.
7. Klien tampak adanya cairan dihidung.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Berdasarkan hasil analisa data sebagaimana tertera pada tabel 3.1 maka diagnosa
keperawatan yang dimunculkan pada kasus keluarga dengan Ispa adalah :
a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.S khusunya An.A
berhubungan dengan Ketidak mapuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sedang sakit ISPA
b. Resiko infeksi menular pada keluarga Tn.S khusunya An.A berhubungan dengan
Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
2. Skoring Masalah Keperawatan
Dalam menentukan prioritas diagnosa keperawatan keluarga menggunakan teknik
skoring keperawatan berdasarkan masalah yang telah disusun dalam analisa data.
Skoring keperawatan, sebagaimana dijelaskan pada tabel-tabel dibawah ini :
a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.S khusunya An.A
berhubungan dengan Ketidak mapuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sedang sakit ISPA
No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

1 Sifat masalah 1 3/3 x 1 = 1 Masalah ini bersifat aktual karena Ny.O


mengatakan An.R masih batuk-batuk, pilek,
Skala
demam, mual dan muntah, tidak nafsu
Potensial : 1 makan. Jika tidak ditangani segera dapat
Resiko :2 mengakibatkan penyakit komplikasi

Aktual :3

2 Kemungkinan 2 2/2 x 2 = 2 Kemungkinan masalah dapat diubah


masalah dengan mudah, keluarga sudah mengetahui
untuk beberapa mengenai penyakit An.A,
diubah sehingga saat batuk dan pilek keluarga
langsung membawa ke
Skala puskesmas terdekat
Mudah : 2
Sebagian : 1
Tidak dapat : 0
3 Potensi masalah 1 2/3 x 1 = 2/3 Potensial masalah untuk dicegah cukup
untuk dicegah karena Ny.O mengatakan An.A sehabis
Skala aktivitas yang berlebih dan batuk-batuk,
pilek, demam terjadi, An.A langsung
Tinggi : 3 beristirahat dan meminum obat dari
Cukup : 2 puskemas

Rendah : 1

4 Menonjolnya 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga mengatakan apabila ada anggota


masalah keluarga sudah merasakan tanda dan gejala
Skala penyakit tersebut. Keluarga segera
membawa ke klinik / puskesmas terdekat
Segera ditangani
:2

Masalah ada tapi


tidak perlu : 1
Masalah
tidak
dirasakan : 0
Total 4 2/3

b. Resiko infeksi menular pada keluarga Tn.S khusunya An.A berhubungan dengan
Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran
1 Sifat masalah 1 2/3 x 1 = 2/3 Masalah ini belum terjadi
sehingga perlu ditangani namun
Skala
Potensial : 1
Resiko :2
Aktual :3

2 Kemungkinan 2 2/2 x 2 = 2 Motivasi Ny.O untuk mengatasi


masalah untuk masalah ISPA untuk sembuh
diubah karena Ny.O mengatakan apabila
An.A sedang mengalami masalah
Skala tersebut langsung dibawa ke
Mudah : 2 klinik atau puskesmas terdekat.

Sebagian : 1
Tidak dapat : 0

3 Potensi masalah 1 1/3 x 1 = 1/3 Resiko penularan penyakit sulit


untuk dicegah Skala dicegah karena kondisi rumah
Tn.S yang kotor, berdebu dan
Tinggi : 3 interaksi antara anggota
keluarga yang lain kurang dari 1
Cukup : 2 meter. Anggota keluarga Tn.S
menggunakan masker apabila
Rendah : 1
ada yang
sedang sakit seperti ISPA

4 Menonjolnya 1 2/2 x 1 = 1 Resiko penularan harus segera


masalah ditangani untuk tidak terjadi
pada anggota keluarga yang
Skala lainnya
Segera ditangani : 2
Masalah ada tapi
tidak perlu : 1

Masalah tidak
dirasakan : 0

Total 4

3. DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


Berdasarkan hasil perhitungan scoring keperawatan keluarga didapatkan diagnosa
keperawatan prioritas sesuai dengan jumlah yang tertinggi, adapun urutan diagnosa
keperawatan adalah sebagai berikut :
No Diagnosa Keperawatan Skore
1 Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.S khusunya An.A 4 2/3
berhubungan dengan Ketidak mapuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sedang sakit ISPA

Resiko infeksi menular pada keluarga Tn.S khususnya An.A berhubungan 3


dengan Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga

C. Rencana Tindakan
Berdasarkan urutan diagnosa diatas maka, diagnosa yang menjadikan prioritas studi
kasus dalam karya tulis ilmiah ini adalah :

FORMAT RENCANA TINDAKAN KELUARGA


Diagnosa Tujuan Kriteria Intervensi
keperawatan Evaluasi
Umum Khusus Kriteria Standar

Ketidak efektifan Selama 5 kali Selama 1x30 menit Respon Verbal ISPA adalah infeksi saluran Diskusikan bersama
bersihan jalan nafas kunjungan
kunjungan, keluarga pernapasan akut yang keluarga pengertian
pada keluarga Tn.S rumah,
khusunya An.A bersihan jalan mampu mengenal terjadi secara tiba – tiba ispa dengan
berhubungan nafas
dengan Ketidak pada An. A yang menyerang hidung,
masalah ISPA pada menggunakan lembar
mapuan keluarga dapat teratasi tenggorokan saluran
dalam merawat keluarga. balik.
anggota keluarga bagian dalam sampai ke
yang sedang sakit Dengan cara : Tanyakan kembali
paru – paru. Biasanya
ISPA a. Menyebutkan kepada keluarga,
menyerang anak usia dua
pengertian ISPA tentang pengertian
bulan sampai lima tahun.
ISPA
Beri pujian atas usaha
yang dilakukan
keluarga.
Respon Verbal Menyebutkan 2 dari 3 Diskusikan bersama
penyebab ispa: keluarga
tentang
b. Menyebutkan penderi
a. tertular batuk penyebab ISPA.
ta
penyebab pilek
terjadinya ISPA Motivasi keluarga
b. imunisasi belum untuk menyebutkan
lengkap kembali penyebab

c. lingkungan tidak ISPA


.
sehat Beri reinforcement
positifatasusaha

yang dilakukan
keluarga.

.
.

.
c. Respon Verbal Menyebutkan 3 dari 5 tanda 1. Diskusikan
Menyebutka dan dan gejala ISPA: dengan keluarga
n tanda dari tentang tanda
gejala ISPA 1) Batuk gejala ISPA
2) Pilek
2. Motivasi
3) Demam
keluarga untuk
4) Anoreksia
menyebutkan
5) Sakit kepala kembali tanda
gejala ISPA

3. Beri
reinforcement
positif atas
usaha yang

dilakukan
keluarga.

Selama 1x30 menit Respon Verbal Menyebutkan akibat bila Menjelaskan kepada
kunjungan, keluarga penyakit ISPA tidak diatasi keluarga mengenai
mampu mengambil dapat terjadi : akibat lanjut dari
penyakit ISPA
keputusan untuk a. Infeksi Telinga Motivasi keluarga
mengatasi penyakit Bagian Tengah untuk
ISPA b. Infeksi Selaput mengungkapkan
Otak kembali akibat
Menjelaskan
akibat yang terjadi lanjuut ISPA jika tidak
c. Infeksi Otak
bila penyakit di tangani
ISPA tidak di
Mendiskusikan
atasi.
kembali dengan
keluarga tentang
keinginan keluarga
untuk merawat
anggota keluarga.

3. Setelah dilakukan Respon Keluarga dapat


Psikomotor
tindakan mendemonstrasikan cara
keperawatan perawatan ISPA dengan
inhalasi buatan,
selama 1x60 menit membuatkan jeruk nipis dan
kunjungan rumah kecap.
diharapkan keluarga
mampu

merawat anggota a. Teknik inhalasi 1. Demostrasikan


keluarga yang buatan pada keluarga

sakit ISPA Dapat tentang cara


1) Persiapan alat:
menggunakan
melakukan perawatan
ISPA Inhalasi buatan a) Kertas koran inhalasi buatan

b) Minyak kayu 2. Berikan


putih kesempatan pada
keluarga untuk
c) Wadah baskom
mencoba
atau
menggunakan
Ember
inhalasi buatan
d) Air panas 3. Beri reward positi
secukupnya supaya yang
dilakukan
2) Prosedur tindakan: keluarga

a) Isi wadah dengan


air

panas
b. Teteskan 4-6 tetes
minyak kayu putih

c. Hirup uap melalui


corong dari koran

b. Pembuatan jeruk nipis


dan kecap
Membuat jeruk
nipis dan kecap 1. Demostrasikan
1) Persiapan Alat:
pada keluarga
a) Gelas atau
tentang cara
mangkok
membuat jeruk
b) Jeruk 3 nipis dan kecap
c) Kecap
2. Berikan
d) Sendok makan kesempatan pada
keluarga untuk
mencoba
2) Prosedur membuat jeruk
Tindakan : nipis dan kecap
a) Siapkan buah 3. Beri reward positif
jeruk nipis yang supaya yang
masih segar dan dilakukan
keluarga
sudah masak
b) Siapkan juga
kecap manis

c) Ambil 3 buah
jeruk nipis dan
potong menjadi
dua

d) Peras jeruk nipis


ke dalam wadah
gelas atau
mangkok

e) Air perasan jeruk


nipis
saring
menggunakan
penyaring yang
sangat halus agar
tidak ada biji atau
ampas buah
jeruk nipis yang
tecampur

f) Tambahkan
kecap
secukupnya,
biasanya cukup

berikan 3
sendok makan

Setelah dilakukan Respon Verbal Menyebutkan 2 dari 3 cara 1. Klarifikasi


tindakan memodifikasi pengetahuan

keperawatan selama lingkungan untuk keluarga tentang


1 x 30 menit mencegah terjadinya manfaat fasilitas
kunjungan rumah ISPA : kesehatan
diharapkan keluarga
2. Memotivasi
mampu : a. Lantai rumah keluarga untuk
bersih menyebutkan
memodifikasi
kembali manfaat
lingkungan b. Atap rumah bersih
yankes
tanpa sawang
3. Memberikan
c. Terdapat ventilasi dan
reward positif
penerangan pada keluarga
atas usaha yang
yang kuat
dilakukan
d. Dapur dan kamar keluarga.
mandi bersih

e. SPAL mengalir tidak


berbau
Setelah dilakukan Respon Verbal Manfaat fasilitas kesehatan
tindakan adalah untuk mengontrol
keperawatan kesehatan, mendapatkan
selama 1x30 menit
pendidikan kesehatan yang
kunjungan rumah
tepat dan segera untuk
diharapkan Keluarga
mengatasi ISPA.
mampu
memanfaatkan

fasilitas kesehatan
untuk mengatasi ISPA
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.

HARI/TGL/JAM DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN PARAF


KEPERAWATAN

Selasa, April Ketidak efektifan 1. Mendiskusikan dengan keluarga Siti


4 bersihan jalan nafas pengertian ISPA, mengajarkan keluarga Chalimah
2017 pada keluarga Tn.S untuk mengungkapkan kembali
khusunya An.A pengertian ISPA
berhubungan Ds : keluarga mengatakan ISPA adalah
dengan Ketidak batuk, pilek saja
mapuan keluarga Do : Ny.O tampak mengerti tentang ispa
dalam merawat 2. Mendiskusikan dengan keluarga
anggota keluarga penyebab ispa
yang sedang sakit Ds : keluarga mengatakan penyebab ispa
ISPA berasal dari bakteri dan cuaca
Do : Ny.O tampak memperhatikan dan
memahami yang didiskusikan
3. Mendiskusikan dengan keluarga tanda dan
gejala
Ds : keluarga mengatakan tanda dan gejala
yang dirasakan batuk, pilek, demam
Do : klien tampak menyimak dan
menjawab pertanyaan

Rabu, 5 Ketidak efektifan 1. Mengidentifikasi akibat lanjut dari ispa Ds : Siti


April 2017 bersihan jalan nafas keluarga mengatakan akibat lanjut dari Chalimah
pada keluarga Tn.S ispa ada infeksi telinga bagian otak Do :
khusunya An.A Ny.O tampak paham akibat lanjut dari ispa
berhubungan 2. Memotivasi keluarga untuk
dengan Ketidak mengungkapkan kembali akibat lanjut dari
mapuan keluarga ispa
dalam merawat Ds : keluarga mengatakan memutuskan
anggota keluarga untuk merawat anggota keluarga yang
yang sedang sakit sakit, jika tidak sembuh akan membawa ke
ISPA klinik atau puskesmas terdekat Do : Ny.O
tampak menjawab pertanyaan
Kamis, 6 April Ketidak efektifan 1. Mendemontrasikan cara melakukan Siti
2017 bersihan jalan nafas inhalasi buatan Chalimah
pada keluarga Tn.S Ds : keluarga mengatakan mengerti dan
khusunya An.A ingin melakukan cara tersebut
berhubungan Do : Ny. O tampak paham dan menyimak
dengan Ketidak 2. Memotivasi keluarga untuk
mapuan keluarga redemontrasikan
dalam merawat Ds : keluarga mengatakan senang karena
anggota keluarga bisa melakukan inhalasi buatan.
yang sedang sakit
Do : keluarga tampak kooperatif dan aktif
ISPA

Jumat, 7 April Ketidak efektifan 1. Mendiskusikan cara memodifikasi Siti


2017 bersihan jalan nafas lingkungan keluarga Chalimah
pada keluarga Tn.S Ds : keluarga mengatakan cara menata
khusunya An.A lingkungan yaitu lantai rumah bersih, atap
berhubungan rumah bersih tanpa sawang, terdapat
dengan Ketidak ventilasi dan penerangan yang kuat Do :
mapuan keluarga Ny. O tampak menyimak
dalam merawat 2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
anggota keluarga kembali cara memodifikasi lingkungan
yang sedang sakit Ds : keluarga mengatakan cara menata
ISPA
lingkungan yaitu lantai rumah bersih, atap
rumah bersih tanpa sawang, terdapat
ventilasi dan penerangan yang kuat Do :
Ny.O tampak menjawab pertanyaan yang
diberikan

Sabtu, 8 April Ketidak efektifan 1. Mengklarifikasi pengetahuan keluarga Siti


2017 bersihan jalan nafas tentang manfaat fasilitas kesehatan Ds : Chalimah
pada keluarga Tn.S keluarga mengatakan manfaat dari fasilitas
khusunya An.A kesehatan bisa mengetahui kondisi atau
berhubungan keadaan tubuh, mendapatkan pengobatan
dengan Ketidak yang tepat serta pendidikan kesehatan
mapuan keluarga Do : Ny. O tampak menjawab pertanyaan
dalam merawat yang diberikan
anggota keluarga
yang sedang sakit
ISPA
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan
kriteria hasil dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan. Evaluasi
disusun dengan pedoman SOAP.
No Hari/Tanggal/Waktu Catatan Perkembangan (SOAP) Paraf
1 Sabtu, 8 April 2017 Data Subjektif : Siti
1. keluarga mengatakan ispa adalah batuk, pilek Chalimah
2. keluarga mengatakan penyebab ispa berasal dari virus dan
bakteri.
3. keluarga mengatakan tanda dan gejala ispa adalah batuk,
pilek, demam, mual muntah, tidak nafsu makan.
4. keluarga mengatakan akibat lanjut dari ispa adalah infeksi
telinga bagian otak.
5. keluarga mengatakan memutuskan untuk merawat
anggota keluarga yang sakit, jika tidak sembuh akan
membawa ke klinik atau puskesmas terdekat.
6. keluarga mengatakan, gara-gara ispa dapat berakibat
mengganggu aktivitas
7. keluarga mengatakan mengerti apa yang telah diajarkan.
8. keluarga mengatakan senang karena bisa melakukan cara
inhalasi buatan.
9. keluarga mengatakan cara memodifikasi
lingkungannya yaitu lantai rumah yang bersih, atap rumah
bersih tanpa sawang, terdapat ventilasi dan penerangan
yang kuat
10. keluarga mengatakan manfaat dari fasilitas
kesehatan bisa mengetahui kondisi atau keadaan tubuh,
mendapatkan pengobatan yang tepat serta pendidikan
kesehatan”

Data Objektif :
1. keluarga mampu menyebutkan pengertian ISPA dengan
benar
2. keluarga dapat menyebutkan penyebab ISPA
3. keluarga mampu menyebutkan tanda gejala ISPA
4. keluarga tampak kooperatif, dan dapat menjawab
pertanyaan dengan benar
5. keluarga dapat menyebutkan akibat lanjut dari ISPA
6. keluarga tampak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh
perawat dan keluarga terlihat sangat menyayangi An.A
7. keluarga nampak mengambil keputusan dengan benar
8. keluarga mampu menyebutkan cara pencegahan ISPA
dengan benar
9. keluarga mampu melakukan yang didemontrasikan oleh
perawat.
10. Klien mampu menyebutkan lingkungan yang aman
bagi penderita ISPA
11. Keluarga sudah melakukannya
12. Keluarga dapat meyebutkan manfaat pelayanan
kesehatan

Analisa : TUK 1 sampai TUK 5 teratasi sesuai rencana

Planning : Memotivasi keluarga untuk melanjutkan dan


menerapkan apa yang perawat sudah berikan

Anda mungkin juga menyukai